Anda di halaman 1dari 8

Propofol

Propofol ( dipprivan, recofol) dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonic dengan
pemekatan 1% ( 1 ml = 10 mg). Suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik sebelumnya
dapat diberikan lidokain 1-2 mg /kg intravena.

Dosis bolus untuk induksi 2-2.5 mg/kg, dosis rumatan untuk anesthesia intravena total 4-13 mg/kg per jam dan dosis
sedasi untuk perawatan intensif 0.2mg / kg. pengenceran propofol hanya boleh dengan dextrose 5%. Pada manula
dosis harus dikurangi, pada anak kurang dari 3 tahun dan pada wanita hamil tidak dianjurkan.
Sumber: Anestesiologi FK UI


Mekanisme kerja
Mekanisme kerjanya sampai saat ini masih kurang diketahui ,tapi diperkirakan efek primernya berlangsung di reseptor
GABA A (Gamma Amino Butired Acid).

Farmakokinetik
Digunakan secara intravena dan bersifat lipofilik dimana 98% terikat protein plasma, eliminasi dari obat ini terjadi di
hepar menjadi suatu metabolit tidak aktif, waktu paruh propofol diperkirakan berkisar antara 2 24 jam. Namun dalam
kenyataanya di klinis jauh lebih pendek karena propofol didistribusikan secara cepat ke jaringan tepi. Dosis induksi
cepat menyebabkan sedasi ( rata rata 30 45 detik ) dan kecepatan untuk pulih juga relatif singkat. Satu ampul 20ml
mengandung propofol 10mg/ml. Popofol bersifat hipnotik murni tanpa disertai efek analgetik ataupun relaksasi otot.

Farmakodinamik
Pada sistem saraf pusat
Dosis induksi menyebabkan pasien tidak sadar, dimana dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan efek sedasi, tanpa
disetai efek analgetik, pada pemberian dosis induksi (2mg /kgBB) pemulihan kesadaran berlangsung cepat.
Pada sistem kardiovaskular
Dapat menyebakan depresi pada jantung dan pembuluh darah dimana tekanan dapat turun sekali disertai dengan
peningkatan denyut nadi, pengaruh terhadap frekuensi jantung juga sangat minim.
Sistem pernafasan
Dapat menurunkan frekuensi pernafasan dan volume tidal, dalam beberapa kasus dapat menyebabkan henti nafas
kebanyakan muncul pada pemberian diprivan
Dosis dan penggunaan
a) Induksi : 2,0 sampai 2.5 mg/kg IV.
b) Sedasi : 25 to 75 g/kg/min dengan I.V infuse
c) Dosis pemeliharaan pada anastesi umum : 100 150 g/kg/min IV (titrate to effect).
d) Turunkan dosis pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau apabila digabung penggunaanya dengan obat
anastesi yang lain.
e) Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 % untuk mendapatkan konsentrasi yang minimal 0,2%
f) Profofol mendukung perkembangan bakteri, sehingga harus berada dalam lingkungan yang steril dan hindari profofol
dalam kondisi sudah terbuka lebih dari 6 jam untuk mencegah kontaminasi dari bakteri.

Efek Samping
Dapat menyebabkan nyeri selama pemberian pada 50% sampai 75%. Nyeri ini bisa muncul akibat iritasi pembuluh
darah vena, nyeri pada pemberian propofol dapat dihilangkan dengan menggunakan lidocain (0,5 mg/kg) dan jika
mungkin dapat diberikan 1 sampai 2 menit dengan pemasangan torniquet pada bagian proksimal tempat suntikan,
berikan secara I.V melaui vena yang besar. Gejala mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien setelah
operasi menggunakan propofol. Propofol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya harus hati hati pada
pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis.
-Fentanyl
KEMASAN = Inj. 50 g/ml.

DOSIS = Analgesik 1 3 g/kgBB.

FARMAKOKINETIK = i.v onset : dalam 30 detik. peak : 5 15 menit. duration : 30 60 menit.

REAKSI OBAT = Kekuatan 100 X morphin, efek depresi napas lebih lama dari efek analgesiknya, dapat
menyebabkan kekakuan otot punggung, lebih sering dipakai sebagai analgetik durante op.

-Ephedrin
KEMASAN = Inj. 25 mg/ml, 50 mg/ml. Dengan pengenceran menjadi 5 mg/ml.

DOSIS = i.v 5 20 mg ( 0,01 0,02 mg/kg BB).

FARMAKOKINETIK = i.v onset : hampir langsung. peak : 2 5 menit. duration : 10 60 menit

REAKSI OBAT = Dipakai sebagai vasopresor dan bronkodilator, gunakan hati hati pada pasien dengan
hipertensi dan penyakit jantung iskemik.

-Ketorolak (toradol)
KEMASAN = Inj. 15 mg/ml, 30 mg/ml

DOSIS = Analgesik 0,5 1 mg/kg BB, dosis maksimal 150 mg.

FARMAKOKINETIK = i.v onset : < 1 menit. peak : 1 3 jam duration : 3 7 jam.

REAKSI OBAT = Vasodilatasi, hati - hati pada gangguan fungsi ginjal dan hati, dispneu, memperpanjang. waktu
perdarahan jika sebagai premedikasi, tidak sebagai analgetik obstetric.

-Tramadol
KEMASAN = -

DOSIS = Analgesik dosis 50 100 mg, dosis maksimal 400 mg.

FARMAKOKINETIK = -

REAKSI OBAT = Kelemahan analgesiknya 10 20 % dibanding morfin.

Dosis Asam Traneksamat
Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.
Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.
Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari.
Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena setiap 2 atau 3 kali sehari.




indikasi
Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk
profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolisis yang berlebihan dan angiodema hereditas.


kontraindikasi

Pasien tromboembolik.

efek sampingSakit dada, vasospasmus, syok hemoragi, demam, sakit kepala, kedinginan,urtikaria, alopesia, dysesthesia pedis,
purpura, ekzema, nekrosis kutan, plak erithemathosus, hiperkalemia, hiperlipidemia, mual, muntah, konstipasi, hemorage, ditemukan
darah pada urin, epistaksis, hemoragi adrenal, hemoragi retriperitonial, trombositopenia, peningkatan enzim SGOT, SGPT, ulserasi,
nekrosis kutan yang disebabkan oleh injeksi sub kutan, neuropati perifer, osteoporosis, konjungtivitis, hemoptisis, hemoragi pulmonari,
asma, artritis, rinitis, bronkospasma, reaksi alergi, reaksi anafilaktik.
interaksi

Dengan Obat Lain : Obat yang berfungsi untuk menjaga hemostasis tidak diberikan bersamaan dengan obat antifibrinolitik.
Pembentukan trombus akan meningkat dengan adanya oestrogen, atau mekanisme antifibrinolitk diantagonis oleh senyawa trombolisis.

mekanisme kerja
Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan plasminogen dan plasmin terhadap fibrin ; inhibisi terhadap plasmin ini sangat
terbatas pada tingkat tertentu.

bentuk sediaan

Kapsul 250 mg, Tablet 500 mg, Injeksi 50 mg/ml
Latar belakang dan tujuan : Rokuronium merupakan obat pelumpuh
otot yang banyak digunakan dalam tindakan anestesi dimana dengan
dosis yang lebih besar untuk mendapat mula kerja yang lebih cepat,
menyebabkan masa kerja obat yang memanjang. Penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui mula kerja Rokuronium bromida dosis 0.6
mg/kg iv 4 menit setelah pemberian efedrin 70 g/kg iv dan
Rokuronium bromida 1 mg/kg iv. Metode : Penelitian dengan uji klinis
acak terkontrol, tersamar ganda. Sebanyak 60 sampel status fisik ASA
1-2, dibagi menjadi dua kelompok (n=30). Kedua kelompok mendapat
premedikasi petidin 1 mg/kg iv dan diazepam 0.1 mg/kg iv. Lalu,
dinduksi dengan Propofol dosis 2 2.5 mg/kg iv, sampai hilangnya
reflek kedua bulu mata, dan dipertahankan dengan penggunaan
isofluran 1%. Kelompok A diberikan efedrin 70g/kg iv, kelompok B
diberikan plasebo NaCl 0,9%. Empat menit kemudian, kelompok A
diberikan pelumpuh otot Rokuronium bromida 0.6 mg/kg iv, kelompok
B diberikan rokuronium bromida 1 mg/kg iv. Pengukuran hasil
berdasarkan mula kerja dengan menggunakan stopwatch sampai
terajadi blok maksimal yang diukur dengan alat TOF watch. Hasil :
Terdapat perbedaan mula kerja rerata dimana kelompok rokuronium
bromida 1 mg/kg iv 97,97 (SD 16,06) lebih cepat dibanding kelompok
rokuronium bromida dosis 0.6 mg/kg iv 4 menit setelah pemberian
efedrin 70 g/kg iv 109,47(SD 109,47), melalui uji t, terdapat
perbedaan bermakna dengan nilai p= 0,029 Kesimpulan : Mula kerja
Rokuronium bromida 1 mg/kg iv lebih cepat daripada rokuronium
bromida dosis 0.6 mg/kg iv 4 menit setelah pemberian efedrin 70
g/kg iv.
Keywords:
Onset of drugs
Rocuronium
bromide 1 mg /
kg iv
rocuronium
bromide 0.6 mg
/ kg iv
ephedrine 70 g
/ kg iv
NARFOZ
KOMPOSISI
Narfoz 4 mg injeksi
Setiap ampul 2 ml mengandung 4 mg Ondansetron
Narfoz 8 mg injeksi
Setiap ampul 4 ml mengandung 8 mg Ondansetron

FARMAKOLOGI
Narfoz digunakan sebagai obat antiemetik untuk mengatasi berbagai kasus
hyperemesis. Narfoz bekerja sebagai selektif antagonis reseptor serotonin yang
ketiga (5HT3), maksudnya Narfoz bekerja secara selektif menghambat ikatan antara
serotonin (5HT) dengan reseptor serotonin yang ketiga (5HT3) agar tidak berikatan,
sehingga tidak menghasilkan rangsang mual muntah efektif baik pada Sistem Saraf
Pusat (SSP) maupun pada Sistem Saraf Perifer/ Tepi (SST).
Narfoz akan menghambat reseptor 5HT3 yang terdapat pada CTZ (Chemoreseptor
Trigger Zone).
Narfoz bekerja di SSP sehingga sangat efektif untuk mengatasi mual muntah akibat
kemo/radioterapi, post operasi, gangguan meurologis, iritasi dan gangguan saluran
cerna; gangguan fungsi ginjal (seperti pasien hemodialisa), detoksifikasi opiat dan
hyperemesis gravidarum.
Narfoz juga bekerja di SST dengan menghambat reseptor 5HT3 di aferen vagal
saluran cerna sehingga akan menghambat impuls ke pusat muntah. Dengan
kemampuan Narfoz untuk bekerja di SST maka Narfoz juga daapat digunakan untuk
mengatasi mual muntah yang terjadi karena adanya gangguan pada saluran cerna.

INDIKASI
CINV ( Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting)
RINV ( Radiotherapy Induced Nausea and Vomiting)
PONV (Post Operative Nausea and Vomiting)

KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap ondansetron

PERINGATAN DAN PERHATIAN
Pada kehamilan dan menyusui

EFEK SAMPING
Efek samping yang biasa terjadi adalah sakit kepala, kemerahan atau hangat di
kepala dan epigastrum, konstipasi pada beberapa penderita

DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN
Mual dan Muntah akibat induksi Kemoterapi dan Radioterapi
Dewasa :
Ondansetron 8 mg injeksi secara lambat segera sebelum kemoterapi atau radio
terapi, dilanjutkan dengan 8 mg secara oral setiap 12 jam selama 5 hari
Anak-anak :
Diberikan secara intravena dengan dosis 0,15 mg/KgBB, segera sebelum
kemoterapi, dilanjutkan 4 mg setiap 12 jam selam 5 hari
Mual dan Muntah setelah operasi
Dewasa :
Ondanseton 4 mg injeksi lambat pada saat pada induksi
Anak-anak :
Dosis diberikan 0,1 mg/KgBB



Midazolam
Mengapa obat ini diresepkan?
Midazolam diberikan kepada anak-anak sebelum prosedur medis atau sebelum anestesi untuk pembedahan agar menyebabkan kantuk,
mengurangi kecemasan, dan mencegah mengingat akan operasi yang akan dijalani. Midazolam merupakan obat golongan benzodiazepine.
Midazolam bekerja dengan memperlambat aktivitas di otak untuk memungkinkan relaksasi dan tidur.

Bagaimana aturan minum obat ini?
Midazolam merupakan sediaan sirup untuk diminum melalui mulut. Obat ini biasanya diberikan sebagai dosis tunggal oleh dokter atau perawat
sebelum prosedur medis atau pembedahan.

Kegunaan lain obat ini
obat ini dapat diresepkan untuk kegunaan lain, tanyakan kepada dokter anak Anda atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

Apa tindakan khusus yang harus saya ikuti?
Sebelum anak Anda menggunakan midazolam,
* Memberi tahu dokter anak Anda dan apoteker jika dia alergi terhadap midazolam, setiap obat lain, atau ceri.
* Memberi tahu dokter anak Anda jika anak Anda adalah menggunakanl obat tertentu untuk human immunodeficiency virus (HIV) termasuk
amprenavir (Agenerase), atazanavir (Reyataz), darunavir (darunavir), delavirdine (Rescriptor), efavirenz (efavirenz, di Atripla), fosamprenavir (
Lexiva), indinavir (Crixivan), lopinavir (di Kaletra), nelfinavir (Viracept), ritonavir (Norvir, di Kaletra), saquinavir (Invirase), dan tipranavir (Aptivus).
dokter anak Anda mungkin memutuskan untuk tidak memberikan midazolam kepada anak Anda jika ia adalah menggunakan satu atau lebih dari
pengobatan ini.
* Memberi tahu dokter anak Anda dan apoteker apa resep dan obat bebas seperti, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal Anda yang anda
gunakan atau yang akan anda gunakan. Pastikan untuk menyebutkan obat-obatan yang tercantum dalam bagian PERINGATAN PENTING dan
salah satu dari berikut: Amiodarone (Cordarone, Pacerone); aminofilin (Truphylline); antijamur seperti flukonazol (Diflucan), itrakonazol
(Sporanox), dan ketokonazol (Nizoral); tertentu blocker saluran kalsium seperti diltiazem (Cartia, Cardizem, Tiazac, lainnya) dan verapamil
(Calan, Isoptin, Verelan, orang lain); simetidin (Tagamet); klaritromisin (Biaxin); dalfopristin-quinupristin (Synercid); eritromisin (E-mycin, EES);
fluvoxamine (Luvox); obat tertentu untuk kejang seperti carbamazepine (Tegretol), fenobarbital, dan fenitoin (Dilantin); methylphenidate (Konser,
Metadate, Ritalin, lain-lain); nefazodone; ranitidin (Zantac); rifabutin (Mycobutin); dan rifampisin (Rifadin, Rimactane). dokter anak Anda mungkin
perlu mengubah dosis obat anak Anda atau anak Anda memonitor dengan hati-hati untuk efek sampingnya. Banyak obat-obatan lainnya juga
mungkin berinteraksi dengan midazolam, jadi pastikan untuk memberi tahu dokter anak Anda tentang semua pengobatan yang digunakan anak
Anda, bahkan obat yang tidak muncul di daftar ini.
* Memberi tahu dokter anak Anda produk herbal apa yang digunakan anak Andal, khususnya St John's wort.
* Memberi tahu dokter anak Anda jika anak Anda memiliki glaukoma. dokter anak Anda mungkin memutuskan untuk tidak memberikan
midazolam anak Anda.
* Memberi tahu dokter anak Anda jika anak anda telah atau pernah memiliki penyakit ginjal atau hati.
* Memberi tahu dokter anak Anda jika anak Anda atau mungkin hamil, atau menyusui.
* Anda harus tahu bahwa midazolam dapat membuat anak Anda sangat mengantuk dan dapat mempengaruhi memori-nya, berpikir, dan
gerakan. Jangan biarkan anak Anda untuk naik sepeda, mengendarai mobil, atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan dia untuk
sepenuhnya siaga selama paling sedikit 24 jam setelah menggunakan midazolam dan sampai efek obat telah memudar. Perhatikan anak Anda
dengan hati-hati untuk memastikan bahwa ia tidak jatuh saat berjalan.
* Anda harus tahu bahwa alkohol bisa membuat efek samping dari midazolam buruk.

Apa instruksi khusus diet yang harus saya ikuti?
Jangan biarkan anak Anda makan jeruk atau minum jus jeruk saat menggunakan obat ini.

Apa efek samping dapat disebabkan obat ini?
Midazolam dapat menyebabkan efek samping. Beritahu dokter anak Anda jika ada gejala yang parah atau tidak hilang, seperti:
* Mual
* Muntah
* Ruam

Beberapa efek samping dapat serius. Jika anak Anda mengalami gejala-gejala tersebut, hubungi dokter nya segera:
* Agitasi
* Gelisah
* Gemetar tak terkendali dari bagian tubuh
* Kaku dan menyentak dari lengan dan kaki
* Agresi
* Detak jantung lambat atau tidak teratur

Midazolam dapat menyebabkan efek samping lainnya. Hubungi dokter anak Anda jika anak Anda mempunyai masalah yang tidak biasa
sementara minum obat ini. Jika Anda mengalami efek samping yang serius, Anda atau dokter Anda mungkin akan mengirimkan laporan kepada
instansi terkait.

Dalam kasus overdosis, segera hubungi tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Gejala overdosis mungkin meliputi :
* Ngantuk
* Kebingungan
* Masalah dengan keseimbangan dan gerakan
* Memperlambat pernapasan dan detak jantung
* Hilangnya kesadaran

Apa informasi lain yang harus saya ketahui?
Mintalah dokter anak Anda atau apoteker jika Anda memiliki pertanyaan tentang midazolam.

Penting bagi Anda untuk menyimpan daftar tertulis dari semua resep dan obat bebas yang anda konsumsi, serta produk-produk seperti vitamin,
mineral, atau suplemen makanan lainnya. Anda harus membawa daftar ini dengan Anda setiap kali Anda mengunjungi dokter atau jika Anda
dirawat di rumah sakit. Obat ini juga informasi penting untuk kondisi darurat.
Perhatian
Midazolam dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang serius atau yang mengancam jiwa seperti nafas dangkal, diperlambat, atau untuk
sementara berhenti bernapas. Anak Anda hanya harus menggunakan pengobatan di rumah sakit atau kantor dokter yang memiliki peralatan
yang diperlukan untuk memonitor hatinya dan paru-paru dan untuk memberikan perawatan medis untuk menyelamatkan nyawa cepat jika napas
nya melambat atau berhenti. dokter anak Anda atau perawat anak Anda akan memonitor secara ketat setelah dia menggunakan obat ini untuk
memastikan bahwa ia bernapas dengan benar. Beritahu dokter anak Anda jika anak Anda mengalami infeksi berat atau jika ia memiliki atau
pernah punya gangguan saluran udara atau masalah pernapasan atau jantung atau penyakit paru-paru. Beritahu dokter anak Anda dan apoteker
jika anak Anda menggunakan salah satu obat berikut: antidepresan; barbiturat seperti secobarbital (Seconal); droperidol (Inapsine); obat untuk
kegelisahan, mental sakit, atau kejang; obat-obatan narkotika untuk nyeri seperti fentanil ( Actiq, Duragesic, Sublimaze, orang lain), morfin
(Avinza, Kadian, MS Contin, orang lain), dan meperidin (Demerol), obat penenang, obat tidur, atau obat penenang.
Sumber: Medline plus

Anda mungkin juga menyukai