Anda di halaman 1dari 17

FISIOLOGI PLASENTA

IMPLANTASI DAN PERKEMBANGAN


PLASENTA
Joserizal Serudji, Djusar Sulin
IMPLANTASI.
Implantasi merupakan saat yang paling kritis untuk mendapatkan kehamilan. Proses ini
membutuhkan perkembangan yang sinkron antara hasil konsepsi, uterus, transformasi
endometrium menjadi desidua dan akhirnya pembentukan plasenta yang definitif.
Blastosis berada dalam kavum uteri selama lebih kurang 2 hari sebelum terjadi
implantasi. Selama waktu ini makanan diambil dari hasil sekresi kelenjar endometrium.
Proses implantasi terjadi kemudian, meliputi beberapa proses yaitu : penghanuran !ona
pelusida, aposisi dengan endometrium dan perkembangan dini tropoblas.
"ona pelusida mengalami kehanuran sebelum mulainya implantasi akibat adanya faktor
litik yang terdapat dalam kavum uteri. #aktor litik ini $diduga adalah plasmin% berasal
dari prekursor yang berada pada reseptor di uterus, menjadi aktif akibat pengaruh dari
sejenis !at yang dihasilkan oleh blastosis.
&anurnya !oba oelusida menyebabkan terjadinya reduksi muatan elektrostatik.
'ondisi ini memudahkan perlengketan blatosis $lapisan tropektoderm% dengan epitel
endometrium, yang terjadi pada kripti endometrium. Penyatuan ini adalah seperti (ligand)
reeptor binding*. +iduga sebagai ligand adalah heparin,heparin sulfate proteoglyan
yang terdapat pada permukaan blastosis, sedangkan reseptor terdapat pada surfae
glyoprotein epitel endometrium. Interaksi ligand)reeptor ini mengakibatkan
terganggunya fungsi sitoskeleton dari sel epitel berupa terangkat,terlepasnya sel)sel epitel
dari lamina basalis dan memudahkan akses sel)sel trophoblast ke lamina basalis guna
terjadinya penetrasi.
-posisi blastosis dengan endometrium terjadi pada hari ke . setelah fertilisasi. Sel)sel
bagian luar blastosis berproliforasi membentuk trophoblast primer. /rophoblast
berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi 2 bentuk yaitu sitotrophoblas di bagian dalam
dan sinsitiotrophoblas di bagian luar. Proses yang terjadi pada sinsitiotrophoblas meluas
melewati epitel endometrium, untuk kemudian menginvasi stroma endometrium. Sel
stroma di sekitar 0implantation site1 , menjadi kayu dengan lemak dan glikogen,
bentuknya berubah menjadi polihedral dan dikenal dengan sel desidua. Sel desidua
berdegenerasi pada daerah invasi dan memenuhi nutrisi untuk embrio yang sedang
berkembang, Sinsitiotrophoblas mengandung !at yang dapat menghanurkan jaringan
maternal dan memudahkan invasi ke endometrium dan miometrium, sehingga akhirnya
blastosis menanap $embedded% seara sempurna dalam desidua. Proses implantasi
sempurna pada hari ke 23 4 22 pasa ovulasi.
PERKEMBANGAN PLASENTA.
Selama aposisi dan invasi epitel endometrium, sel trophoblas berproliferasi menghasilkan
2 lapis trophoblas. 5apisan dalam disebut sititrophoblas, merupakan sel mononuklear
dengan batas sel yang tegas, disebut juga dengan sel 5anghan.
5apisan luar disebut sinsitiotrophoblas, berupa sel multinuklear dengan batas sel yang
tidak tegas, berasal dari lapisan sitotrophoblas. 5apisan sinsititophoblas berproliferasi
dengan epat, membentuk massa yang solid dana menebal. Periode perkembangan ini
disebut prelaunar stage 6iskoki dan Streeter.
Pada hari ke 23)27 pasa ovulasi vakuola keul munul dalam lapisan sinsitiotrophoblas,
dan merupakan awallaunar stage. 8akuola tumbuh dengan epat dan bergabung
membentuk satu lakuna, yang merupakan prekursor pembentukan ruang intervillosa.
5akuna dipisahkan oleh pita trabekula, dimana dari trabekula inilah nantinya villi
berkembang. Pembentukan lakuna membagi triphoblas kedalam 7 lapisan yaitu primary
horioni plate $sebelah dalam%, sistim lakuna bersama trabekula dan trophoblasti shell
$sebelah luar%. -ktifitas invasif lapisan sinsitiotrophoblas menyebabkan disintegrasi
pembuluh darah endometrium $kapiler, arteriole dan arteria spiralis%. 'alau invasi terus
berlanjut maka pembuluh darah 4 pembuluh darah ini dilubangi, sehingga lakuna segera
dipenuhi oleh darah ibu. Pada perkembangan selanjutnya lakuna yang baru terbentuk
bergabung dengan lakuna yang telah ada dan dengan demikian terjadi sirkulasi
intervillosa primitif. Peristiwa ini menandai terbentuknya (hemohorial* plaenta,
dimana darah ibu seara langsung meliputi trophoblas.
Peningkatan proliferasi sinsitiotrophoblas diikuti dengan fusi sinsitium, akibatnya
trabekula yang tumbuh dan abang)abang sinsitium menonjol ke dalam lakuna
membentukvilli primer. Selain terjadi peningkatan dalam hal panjang dan diameter,
primary villi juga diinvasi oleh sitotrophoblas. 'edua proses ini menandai mulainya
villous stage dari perkembangan plasenta. +engan proliferasi lebih lanjut terbentuk
perabangan primary villi, yang merupakan awal pembentukan villous tree primitif9 dan
pada saat yang bersamaan sistim lakuna berubah menjadi ruang intervillus.
Sementara itu perkembangan jaringan mesenkim ektraembrional meluas sampai kedalam
villi sehingga terbentuk villi sekunder. Setelah angiogenesis terjadi dari inti mesenkim in
situ, villi yang terjadi dinamakan villi tertier. Bila pembuluh darah pada villi ini telah
berhubungan dengan pembuluh darah embrio, maka akan teriptalah sirkulasi
fetoplasenta yang komplit. Pada minggu)minggu selanjutnya terjadi maturasi dan
pertumbuhan lebih lanjut abang)abang villi dengan penanaman mesenkim pada
abang)abang baru yang diikuti oleh angiogenesis.
Pada perkembangan plasenta yang telah sempurna terdapat 2 sistim sirkulasi darah yaitu
sirkulasi uteroplasental $sirkulasi maternal% dan sirkulasi fetoplasental. 'edua sirkulasi
ini dipisahkan oleh membrana plasenta $plaental berrier% yang terdiri dari lapisan
sinsitiotrophoblas, sitotrophoblas, membrana basalis, stroma villi dan endotel kapiler.
Sirkulasi utero plasental yaitu sirkulasi darah ibu di ruang intervilus.
+iperkirakan aliran darah ini sebesar :33).33 ml permenit pada plasenta yang matur.
Sirkulasi fetoplasental adalah sirkulasi darah janin dalam villi)villi.
+iperkirakan aliran darah ini sekitar ;33 ml per menit. -liran darah ibu dan janin ini
bersisian, tapi dalam arab yang berlawanan. -liran darah yang berlawanan ini $ ounter
urrent flow% ini memudahkan pertukaran material antara ibu dan janin.
Setelah menapai batas usia tertentu, plasenta mengalami penuaan, ditandai dengan
terjadinya proses degeneratif pada plasenta. Proses ini meliputi komponen ibu maupun
janin. Perubahan pada villi meliputi : 2%,. Pengurangan ketebalan sinsitium dan
munulnya simpul sinsitium $agregasi sinsitium pada daerah keil pada sisi villi, 2%.
&ilangnya sebagian sel)sel 5anghan1s, 7%. Berkurangnya jaringan stroma termasuk sel
&ofbauer, ;% obliterasi beberapa pembuluh darah dan dilatasi kapiler, :%. Penebalan
membrana basalis endotel janin dan sitotrophoblas, dan .% deposit fibrin pada permukaan
villi. Perubahan pada desidua berupa deposit fibrinoid yang disebut lapisan <itabuh
pada bagian luar sinsitiotrophoblas, sehingga menghalangi invasi desidua selanjutnya
oleh trophoblas. Pada ruang intervillus juga terjadi degenerasi fibrinoid dan membentuk
suatu massa yang melibatkan sejumlah villi disebut dengan white infart, berukuran dari
beberapa milimeter sampai satu sentimeter atau lebih. 'lasifikasi atau bahkan
pembentukan kista dapat terjadi daerah ini. +apat juga terjadi deposit fibrin yang tidak
menetap yang disebut =ohr1s stria pada dasar ruang intervillus dan disekitar villi.
Fungsi plasenta.
#ungsi utama plasenta adalah transfer nutrien dan !at sisa antara ibu dan janin $meliputi
fungsi respirasi, ekskresi dan nutritif%, menghasilkan hormon dan en!im yang dibutuhkan
untuk memelihara kehamilan, sebagai barier dan imunologis.
#ungsi transfer tergantung kepada sifat fisik !at yang mengalami transfer dalam darah ibu
maupun janin, integritas fungsi membrana plasenta $e>hange membrane% dan keepatan
aliran darah pada kedua sisi e>hang membrane $ibu dan janin%.
?ekanisme transfer !at melalui plasenta meliputi : diffusi sederhana, failitated diffusion
$akselerasi%, transfer aktif $melawan onentration gradient%, pinositosis dan leakage
$merusak membrana plasenta%. "at dengan berat molekul rendah dan yang mudah larut
dalam lemak mudah ditransfer melalui plasenta. Pada fungsi respirasi, intake oksigen dan
output karbon dioksida terjadi seara diffusi sederhana.
+emikian juga pembuangan !at sisa oleh janin ke darah ibu seperti urea, asam urat dan
kreatinin terjadi seara diffusi sederhana.
@n!im yang dihasilkan plasenta diantaranya adalah : 2% diamin oksidase yang berfungsi
menginaktifkan pressor amine, 2%. Aksitosinase yang berfungsi menetralisir oksitosin
dan, 7%. Pospolipase -2 yang mensintesa asam arakjidonat. +ari segi fungsi hormonal,
plasenta menghasilkan hormon korionik gonadotropin, korionik somatomammotropin
$plaental latogen%, korionik tirotropin, estrogen dan progesteron.
#etal membrane pada plasenta dianggap sebagai protetive barrier bagi janin terhadap
!at)!at berbahaya yang beredar dalam darah ibu. Substansi dengan berat molekul lebih
dari :33 dalton diegah memasuki darah janin. Sebaliknya antibodi dan antigen dapat
melewati plasenta dari kedua arah. Infeksi dalam kehamilan karena virus $rubella,
hiken po>, measke, mump, poliomielitis%, bakteri $treponema pallidum, tb% atau
proto!oa $toksoplasma, malaria% dapat melewati plasenta dan mengenai janin. +emikian
juga dengan obat)obatan, dimana sebagian besar obat)obatan yang dipakai dalam
kehamilan dapat melewati barrier plasenta dan mungkin mempunyai efek yang tidak baik
terhadap janin.
Banin dan plasenta mengandung penentu antigen yang diturunkan dari bapak dan
merupakan sesuatu yang asing bagi ibu. <amun tidak terjadi reaksi penolakan dari ibu.
?ekanisme yang pasti untuk menerangkan hal ini belum jelas, tapi teori yang
dikemukakan adalah bahwa : a%. fibrinoid dan sialomusin yang menutupi trophoblas
menekan antigen trophoblas, b%. hormon)hormon plasenta, protein, steroid dan korionik
gonadotropin mungkin berperan dalam produksi sialomusin, %. lapisan <itabuh
kemungkinan menginaktifkan antigen jaringan, d%. hanya sedikit sekali human leupyte
antigen $&5-% pada permukaan trophoblas, sehingga reaksinya keil sekali, e%. umumnya
terdapat maternal)paternal immuno)inompatibility pada derajad tertentu, sehingga ada
bloking antibody yang dihasilkan ibu dan melindungi janin dari reaksi penolakan.
ENDOKRINOLOGI PLASENTA
Herman Krisano, Harono Hadisa!uro
Sebagai kelanjutan dari proses fertilisasi dan implantasi,nidasi adalah terbentuknya
plasenta. Plasenta adalah organ endokrin yang unik dan merupakan organ endokrin
terbesar pada manusia yang menghasilkan berbagai maam hormon steroid, peptida,
faktor)faktor pertumbuhan dan sitokin.
Pada trimeseter I plasenta berkembang sangat epat akibat dari multiplikasi sel)sel
sitotrofoblas. 8illi korialis primer terususun oleh sel)sel sitotrofoblas yang proliferatif di
lapisan dalam dan sel)sel sinsiotrofoblas di lapisan luar. Sel)sel mesenkim yang berasal
dari mesenkim ekstraembrional akan menginvasi villi korialis primer sehingga terbentuk
viili koriales sekunder, sedangkan villi koriales tersier terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya pembuluh darah)pembuluh darah janin. Sinsiotrofoblas umumnya
berperanan dalam pembentukan hormon steroid, neurohormon,neuropeptida, sitokin,
faktor pertumbuhan dan !iiuar"#li$e %ormones, sedangkan sitotrofoblas lebih
berperanan dalam sekresi faktor)faktor pertumbuhan.
SINTESIS HORMON STEROID
Plasenta mensintesis sejumlah besar hormon steroid selama kehamilan. +ua hormon
steroid utama adalah progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan $mainenan&e%
kehamilan dan estrogen yang berguna untuk pertumbuhan organ)organ reproduksi.
'eduanya juga diperlukan untuk perubahan)perubahan metabolik yang terjadi selama
kehamilan.
+alam sintesis hormon steroid, plasenta bukanlah organ yang autonom tetapi
memerlukan prekursor)prekursor untuk sekresi estrogen maupun progesteron. Prekursor
tersebut berasal dari adrenal janin dan maternal untuk sekresi estrogen serta kolesterol
maternal untuk sekresi progesteron
Berdasarkan hal ini munul terminologi unit maternal fetoplasental dan unit
fetoplasental. Cnit ini mengendalikan sebagian besar aktifitas endokrinologi selama
kehamilan.
2. Progesteron
Produksi steroid selama kehamilan merupakan hasil dari 0kerjasama1 antara maternal,
plasenta dan janin. Saat tidak terjadi konsepsi, korpus luteum menghasilkan progesteron
dalam kurun waktu kurang lebih 2; hari sebelum akhirnya mengalami regresi. Bika terjadi
konsepsi, umur korpus luteum diperpanjang akibat pengaruh dari hormon hDE sehingga
tetap mampu menghasilkan progesteron sampai usia kehamilan 23 minggu. Pada masa
awal kehamilan $.)F minggu% progesteron dari korpus luteum ini sangat diperlukan untuk
mempertahankan kehamilan, sehingga jika pada masa ini dilakukan ablasi korpus luteum
misalnya dengan ovariektomi maka akan terjadi penurunan steroidogenesis dan akan
berakhir dengan abortus. Setelah masa transisi $antara minggu ke F dan 22%, plasenta
mengambil alih peran korpus luteum dalam menghasilkan progesteron.
Sintesis progesteron plasenta sangat tergantung dari hubungan antara maternal
dan plasenta tetapi sama sekali tidak tergantung prekursor dari janin. Sumber utama
sintesis progesteron adalah kolesterol 5+5 $lo'#densi" li!o!roein%. 'olesterol 5+5 ini
masuk ke dalam sitoplasma sel)sel trofoblas dengan ara endositosis setelah sebelumnya
berikatan dengan reseptor membran sel yang spesifik. 8esikel yang mengandung
kompleks kolesterol 5+5)reseptor ini kemudian bergabung dengan lisosom dan
mengalami hidrolisis sehingga kolesterol dilepaskan dan reseptor kembali menjalankan
fungsinya lagi $re&"&led%. +i dalam mitokondria, kolesterol dipeah dengan ara
hidroksilasi oleh en!im P;:3 sitokrom $P;:3s% menjadi pregnenolon yang kemudian
dibentuk menjadi progesteron oleh 7G)hidroksisteroid dehidrogenase.
Sebagian besar $H3I% progesteron yang dihasilkan akan disekresikan ke dalam
sirkulasi maternal tetapi kadar dalam sirkulasi maternal ini lebih rendah bila dibanding
dengan kadar progesteron plasma janin. Saat usia kehamilan a term, plasenta
menghasilkan progesteron J 223 mg , hari dengan mea(oli& &learen&e rae $?D=% J
2223 5 , hari. 'adar progesteron plasma maternal meningkat seara linier dari ;3 ng , m5
$trimester I% sampai lebih dari 2F: ng , m5 $trimester III%.
Progesteron mempunyai beberapa fungsi fisiologis selama kehamilan. #ungsi
utama adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi dan mempertahankan
kehamilan. ?ekanisme kerja progesteron adalah berikatan dengan reseptor spesifik yang
kemudian berinteraksi dengan +<- genom. =eseptor)reseptor ini telah dikenali dan
ditemukan pada inti dan sitoplasma sel sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas serta sel)sel
endotel desidua pada awal kehamilan. =eseptor progesteron juga ditemukan pada sel
limfosit wanita hamil $tetapi tidak pada limfosit wanita tidak hamil%, sel)sel naural
$iller $<'% dan limfosit / D+K plasenta sehingga diketahui bahwa progesteron juga
mempunyai fungsi imunosupresif tetapi fungsi ini lebih mempunyai efek lokal pada
uterus daripada efek seara sistemik. Progesteron diduga berperan dalam
mempertahankan rasio /h2,/h2 %el!er T#l"m!%o&"e. /h2 mensekresi I5)2 $interleukin)
2%, interferon)gamma dan umor ne&rosis )a&or)G $/<#)G% sedangkan /h2 mensekresi
I5);, I5):, I5)., I5)23 dan I5)27. =asio /h2,/h2 yang tinggi umumnya dikaitkan
dengan keberhasilan kehamilan sedangkan rasio yang rendah sering dihubungkan dengan
abortus berulang dan penyakit autoimmun. Progesteron juga meningkatkan produksi
faktor)faktor uterus yang menghambat blastogenesis limfosit dan produksi sitokin,
mengatur populasi limfosit fetoplasental dan meningkatkan preskursor limfosit B
sumsum tulang yang mengalami pengurangan akibat pengaruh estrogen.
#ungsi progesteron yang lain adalah terhadap otot polos yaitu terutama
mempertahankan keadaan tenang $*uies&en&e% uterus dengan ara mempertahankan
keadaan afinitas yang tinggi dari reseptor G2)adrenergik miometrium sehingga produksi
-?P meningkat dan menghambat fosforilase miosin. Progesteron juga berpengaruh
pada muskuler tuba seperti halnya berpengaruh pada motilitas gastrointestinal, disamping
itu juga berpengaruh terhadap otot polos arterioler sehingga kapasitas vaskuler meningkat
dan tahanan perifer menurun. Progesteron plasenta juga berperan selaku substrat bagi
produksi glukokortikoid dan mineralokortikoid oleh adrenal janin .
Pengukuran kadar progesteron untuk menilai keadaan janin seara klinik
umumnya tidak begitu bermanfaat. Pada kematian janin dalam rahim, kelainan kongenital
$anensefal% dan defisiensi sulfatase plasenta, kadar progesteron tidak berubah sama
sekali, namun demikian pengukuran kadar progesteron dapat digunakan sebagai
prediktor yang reliabel untuk menentukan viabililitas kehamilan bila terjadi anaman
abortus pada usia kehamilan G FF hari.
2. @strogen
Banin dan plasenta terlibat dalam sintesis estron, estradiol dan estriol. @strogen yang
dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari konversi prekursor androgen
maternal maupun adrenal janin. +i plasenta, kolesterol dikonversi menjadi pregnenolon
sulfat yang kemudian dikonversi lagi menjadi dehidroepiandrosteron sulfat $+&@-)S%.
+&@-)S ini kemudian mengalami metabolisme lebih lanjut menjadi estron $@2% dan
melalui testosteron menjadi estradiol $@2%. @striol $@7%, bentuk terbesar estrogen dalam
kehamilan, disintesis oleh plasenta dari 2.G)hidroksi)+&@-)S yang diproduksi oleh
hepar janin dari +&@-)S adrenal. Proses dekonjugasi 2.G)hidroksi)+&@-)S
memerlukan ensim sulfatase. -ktifitas en!im sulfatase ini pada plasenta sangat tinggi
keuali pada keadaan defisiensi $gambar 2%.
Plasenta pada kehamilan a term mensekresi baik estron, estradiol dan estriol ke
dalam sirkulasi maternal dan janin. Toal (lood !rodu&ion rae estradiol J 23 sampai 2:
mg , hari sedangkan estriol ;3 sampai :3 mg , hari. @stron sebagian besar dalam bentuk
sulfat dan mempunyai ?D= yang rendah. 'adar estron dalam serum berkisar antara 2
sampai 73 ng , m5 pada kehamilan a term. 'adar estradiol meningkat sampai . 4 ;3 ng ,
m5 pada usia kehamilan 7. minggu dan terus meningkat sampai a term. @striol dalam
serum maternal meningkat sejak usia kehamilan H minggu sampai 2333 kali lipat kadar
pada wanita tidak hamil. Peningkatan kadar estriol ini kemudian mendatar $!laeau% pada
usia kehamilan 72 4 7: minggu dan meningkat lagi pada usia kehamilan 7: 4 7. minggu.
Sembilan puluh persen ekskresi estriol berasal dari produksi +&@-)S adrenal janin. +ari
semua bentuk steroid estrogenik un&onju+aed dalam serum, estradiol mempunyai
konsentrasi yang paling tinggi dengan %al)#li)e dalam darah yang singkat $23 menit%,
sedangkan estriol sebagian besar dalam bentuk konjugasi dan hanya J 23I dalam
bentuk un&onju+aed. @strogen dimetabolisir oleh hepar dan kemudian dieksresikan lewat
urin.
Berdasarkan pada konsep tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pada disfungsi
atau tidak berfungsinya adrenal janin maka menyebabkan pembentukan estriol akan
terganggu. Sebagai ontoh pada kelainan janin berupa anensefal yang sering disertai
dengan tidak terbentuknya korteks adrenal akan menyebabkan penurunan prekursor
androgen adrenal janin sehingga produksi estriol plasenta juga akan menurun. 'eadaan
serupa juga dapat terjadi jika prekursor 5+5 janin berkurang misalnya pada kasus
hipobetalipoproteinemia dan defisiensi en!im sulfatase plasenta. Pemberian
glukokortikoid pada ibu, seperti yang sering dilakukan untuk akselerasi maturasi paru
janin, dapat pula menurunkan kadar estriol akibat penekanan pada prekursor adrenal
maternal dan janin.
+alam hubungannya dengan kehamilan, estrogen berfungsi untuk meningkatkan
sintesis progesteron melalui peningkatan u!a$e 5+5 dan aktifitas P;:3s
sinsisiotrofoblas. @strogen juga berpengaruh terhadap sitem kardiovaskuler maternal
yaitu menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenter, stimulasi sistem renin)
angiotensin)aldosteron dan $kemungkinan% neovaskularisasi plasenta. @strogen juga
meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap
pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.
+ahulu pengukuran kadar estriol umumnya digunakan untuk memonitor
kesejahteraan janin tetapi saat ini sudah jarang atau tidak dilakukan lagi dikarenakan
rentang nilai normal yang lebar serta kadarnya bervariasi tergantung dari usia kehamilan
sehingga interpretasi hasil pengukuran menjadi sulit. /erlebih lagi disamping dipengaruhi
oleh keadaan janin seperti yang telah disebutkan di atas, kadar estriol juga dipengaruhi
oleh penggunaan obat)obatan $sebagai ontoh : antibiotik, steroid% dan keadaan ,
gangguan klinik pada ibu $kelainan ginjal, hepar dan traktus digestivus%.
SINTESIS HORMON POLIPEPTIDA
&ormon)hormon polipeptida plasenta mempunyai karakteristik yang mirip dengan
hormon yang dihasilkan organ endokrin lain. Human &%orioni& +onadoro!in $hDE%
mempunyai aktifitas biologik yang sama dengan lueinizin+ %ormone $5&%, demikian
juga terdapat kesamaan antara %uman !la&enal la&o+en $hP5% dengan prolaktin $P=5%
dan +ro'% %ormon $E&%. 6alaupun mempunyai kesamaan, baik hDE maupun hP5
mempunyai determinan antigenik yang berbeda dengan hormon)hormon yang dihasilkan
hipofisis sehingga karena adanya perbedaan ini kadar keduanya dapat diukur seara
radioimmunoassa".
&ormon)hormon peptida lain seperti +onadoro!in#releasin+ %ormone $En=&%,
somatostatin, %"roro!in#releasin+ %ormone $/=&%, gastrin, ,asoa&i,e inesinal
!ol"!eida $8IP% dan ner,e +ro'% )a&or $<E#% juga ditemukan pada plasenta bersama)
sama dengan !iuiar"#li$e !ol"!e!ides seperti adreno&ori&oro!i& %ormone $-D/&%,
%"roid#simulain+ %ormone $/S&% dan )olli&le simulain+ %ormone $#S&%.
1. Human chorionic gonadotropin (!G"
Plasenta merupakan tempat utama sintesis dan sekresi hDE. Sama dengan gonadotropin
yang lain, hDE adalah suatu glikoprotein dan mempunyai berat molekul 7H.333 dalton,
terdiri atas 2 sub unit G dan G yang masing)masing tidak mempunyai aktifitas biologik
keuali bila dikombinasikan. hDE)G hampir mirip dengan 5&)G dan #S&)G sedangkan
hDE)G hampir identik dengan 5&)G. /iga puluh persen komponen hDE adalah
karbohidrat.
5apisan luar sinsisium merupakan tempat biosintesis hDE. +i +alam sinsisium
ini terdapat struktur untuk sintesis dan sekresi protein seperti misalnya retikulum
endoplasma, kompleks Eolgi dan mitokondria. Prehormon disintesis dari asam amino
maternal di dalam retikulum endoplasma dan diubah menjadi granula sekresi di kompleks
Eolgi yang kemudian dikonversi menjadi granula matur saat berfusi dengan membran
sel.
=egulasi produksi hDE plasenta melibatkan interaksi antara sistem autokrin dan
parakrin. Sinsiotrofoblas dapat diumpamakan sebagai hipofisis yang mensekresi hDE,
hP5 dan -D/& sedangkan sitotrofoblas bertindak sebagai hipotalamus yang mensekresi
En=& dan D=& $&ori&oro!ine releasin+ %ormone%. En=& yang disinstesis oleh
plasenta terbukti meningkatkan pelepasan hDE pada kultur plasenta. @fek ini lebih
tampak nyata pada kultur plasenta dari kehamilan trimester pertama bila dibanding
dengan plasenta dari kehamilan a term. Pelepasan hDE juga dipau oleh estradiol, faktor)
faktor pertumbuhan $+ro'% )a&or% seperti : #E# $)i(ro(las +ro'% )a&or%, @E#
$e!idermal +ro'% )a&or-, IE#)2 $insulin#li$e +ro'% )a&or)2-, IE#)2 dan interleukin)2,
sedangkan pelepasan hDE dihambat oleh En=& antagonis, progestron serta opiod.
hDE ?ulai dapat dideteksi 2 hari setelah implantasi. Sekresi hormon ini akan
memperpanjang hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesteron melalui
sistem adenilatsiklase. 'eadaan ini terus dipertahankan sampai J usia kehamilan 22
minggu saat plasenta sudah mampu mensintesis progesteron. #ungsi hDE yang lain
diantaranya adalah merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas menjadi
sinsisiotrofoblas, stimulasi produksi testosteron testis janin dan diduga juga mempunyai
efek immunosupresif selama kehamilan.
Seara klinik, pengukuran kadar hDE umumnya digunakan untuk menunjang
diagnosis kehamilan, evaluasi setelah terapi penyakit trofoblas dan evaluasi abnormalitas
kehamilan $misal : kehamilan ektopik%. 'adar hDE yang lebih tinggi dari pada kadar
normal pada trimester ke dua sering kali dihubungkan dengan trisomi 22, trisomi 27,
trisomi 23, sindroma /urner dan 'linefelter, sebaliknya kadar yang lebih rendah sering
ditemukan pada janin dengan trisomi 2K. -tas dasar ini pulalah hDE digunakan sebagai
salah satu ara skrining adanya aneuploidi pada janin.
#. Human placental lactogen (PL"
hP5 merupakan polipeptida rantai tungal dengan berat molekul 22.733 dalton. Struktur
kimia hP5 mirip dengan prolaktin $P=5% dan +ro'% %ormon $E&% hipofisis. hP5
disintesis di sinsiotrofoblas dan dapat dideteksi mulai hari ke 22 setelah fertilisasi atau
segera setelah implantasi. 'adar hP5 dalam plasma maternal meningkat seiring dengan
peningkatan berat plasenta dan berat badan janin. Peningkatan ini mulai tampak sejak
usia kehamilan : minggu dan menapai punaknya pada ; minggu terakhir kehamilan
$J 7: minggu% yaitu dari 3.7 Gg,m5 pada trimester pertama sampai :.; Gg,m5 pada
trimester ke tiga. Selama 2; jam, kurang lebih 733 Gg hP5 diekskresikan lewat urin. Pada
plasenta sendiri didapatkan 23 sampai 23 mg,233 g berat plasenta. hP5 juga dapat
dideteksi dalam sirkulasi janin tetapi dengan kadar yang rendah $2:.: ng,m5 dalam
darah tali pusat% dan dalam airan amnion $3.: ng,m5 pada kehamilan a term%.
@fek utama hP5 adalah terhadap insulin dan metabolisme glukosa tetapi
bagaimana mekanisme kerjanya sampai sekarang belum diketahui dengan jelas.
Pemberian hP5 terbukti dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas, menurunkan
sensitivitas terhadap insulin, meningkatkan kadar insulin dalam sirkulasi dan menurunkan
toleransi glukosa. @fek hP5 terhadap lipolisis dan +lu&ose#s!arin+ terutama pada wanita
hamil yang sedang berpuasa menunjukkan bahwa hP5 mempunyai efek proteksi ,
melindungi janin. 'eadaan puasa akan merangsang sekresi hP5 sehingga penggunaan
glukose oleh ibu akan menurun hal ini akan menjamin terukupinya sumber energi bagi
janin.
Pengukuran kadar hP5 sangat jarang digunakan untuk kepentingan evaluasi
abnormalitas kehamilan. Cmumnya disepakati bahwa kadar hP5 L ; Gg,m5 pada usia
kehamilan lebih dari 73 minggu merupakan batas bahwa janin dalam keadaan bahaya
$)eal dan+er zone%. Pada plasenta yang besar seperi misalnya pada kehamilan ganda dan
kehamilan dengan diabetes melitus, akan didapatkan kadar hP5 yang lebih tinggi
sebaliknya kadar hP5 yang rendah ditemukan pada pertumbuhan janin terhambat,
preeklampsia dan neoplasma trofoblas. Pada kasus abortus imminens, kadar hP5 yang
rendah menunjukkan bahwa kehamilan sulit untuk dapat terus dipertahankan.
HORMON$HORMON PLASENTA LAIN
A. HORMON$HORMON PROTEIN
! "horionoic adrenocorticotropin (!A!TH"
Protein yang mirip dengan -D/& telah pernah berhasil diidentifikasi pada plasenta yang
kemudian disebut dengan .%orionoi& adreno&ori&oro!in $D-D/&%. Peranan fisiologis
dari D-D/& ini sampai sekarang belum jelas. -D/& dalam kehamilan kadarnya lebih
rendah dari pada laki)laki atau wanita yang tidak hamil tetapi kadarnya meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Plasenta menghasilkan -D/& yang kemudian
disekresikan ke dalam sirkulasi maternal dan janin tetapi -D/& dari maternal tidak
masuk ke dalam sirkulasi janin. Pemberian deksametason pada wanita hamil tidak juga
menyebabkan supresi kadar kortisol bebas dalam urin seperti halnya yang terjadi pada
laki)laki dan wanita yang tidak dalam keadaan hamil.
#. "horionic th#rotropin (!T"
/erdapat bukti bahwa plasenta menghasilkan hormon .%orioni& %"roro!in $D/% tetapi
sama seperti D-D/&, fungsinya dalam kehamilan juga belum jelas diketahui.
%. Rela$in
-danya rela/in dalam korpus luteum, desidua dan plasenta telah lama diketahui. Rela/in
mempunyai struktur kimia yang mirip dengan insulin dan ner,e +ro'% )a&or. &ormon
ini bekerja pada miometrium untuk merangsang aden"l"l &"&lase dan juga menyebabkan
relaksasi uterus.
?ekanisme sintesis dan kerjanya seara rini sampai sekarang masih dalam proses
penelitian.
&. Parath#roid hormone%related protein (PTH$'P"
Para%"roid %ormone#relaed !roein $P/&)rP% telah dapat diidentifikasi pada jaringan
normal orang dewasa khususnya pada organ reproduksi baik laki)laki maupun wanita
$uterus, korpus luteum dan payudara%. &al ini menunjukkan bahwa pada orang dewasa
P/&)rP tidak dihasilkan oleh kelenjar paratiroid.
Beberapa organ janin juga menghasilkan P/&)rP diantaranya kelenjar paratiroid, ginjal
dan plasenta.
Sekresi hormon paratiroid pada orang dewasa dipengaruhi oleh kadar kalsium
plasma, sedangkan P/&)rP sekresinya tidak dipengaruhi oleh kadar kalsium keuali pada
plasenta.
(. Gro&th hormone%'ariant (GH$)"
Gro'% %ormone#,arian $hE&)8% disintesis oleh plasenta, kemungkinan dalam
sinsisium. hE&)8 dapat diukur kadarnya dalam sirkulasi maternal mulai pada usia
kehamilan 22 4 2. minggu, kadarnya terus meningkat sampai usia kehamilan 7. minggu.
Sekresi hE&)8 oleh trofoblas dipengaruhi oleh glukosa sedangkan aktifitas biologisnya
sama dengan hP5.
B. HORMON$HORMON PEPTIDA
1. Neuropeptide%( (NP*"
Neuro!e!ide#0 $<PM% adalah hormon yang seara luas ditemukan di otak. <PM juga
ditemukan pada saraf)saraf simpatik yang mensarafi sistem kardiovaskuler, respirasi,
gastrointestinal dan urogenital. <PM juga dapat ditemukan pada plasenta, khususnya
sitotrofoblas.
Pada beberapa perobaan menunjukkan bahwa pemberian <PM pada sel)sel
plasenta akan menyebabkan pengeluaran &ori&oro!in releasin+ %ormone $D=&%.
#. Inhi)in +an Acti'in
Inhibin merupakan hormon glikoprotein yang dihasilkan oleh testis, sel)sel granulosa
ovarium dan korpus luteum yang berperan dalam menghambat pengeluaran #S& oleh
hipofisis. Inhibin adalah hormon heterodimer dengan sub unit G dan G. Sub unit G terdiri
atas dua peptida yang berbeda yaitu G- dan GB. A&i,in mirip dengan inhibin tetapi
tersusun dari 2 sub unit G.
Plasenta menghasilkan sub unit G, G- dan GB inhibin dengan kadar punak saat
kehamilan a term. Inhibin yang dihasilkan plasenta ini bersama)sama dengan hormon
seks steroid yang meningkat selama kehamilan akan menghambat sekresi #S& sehingga
ovulasi tidak terjadi. Selain itu, inhibin juga berperanan dalam sintesis dan sekresi hDE
oleh plasenta.
!. H(POTHALA*I"%LIKE RELEASING HOR*ONE
1. Gonadotropin%relea+ing hormone (GnRH"
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa En=& juga ditemukan pada plasenta dan
menariknya imunoreaktivitas terhadap En=& ini hanya ditemukan pada sitotrofoblas.
+isebutkan bahwa En=& korionik ini berperan sebagai %.G#releasin+ %ormone.
#. "orticotropin relea+ing hormone (!RH"
Een D=& yang ditemukan pada hipotalamus ternyata juga ditemukan pada trofoblas,
amnion, korion dan desidua, tetapi fungsi dari D=& yang dihasilkan oleh plasenta ini
sampai sekarang belum diketahui dengan jelas. Bukti yang menunjukkan bahwa hanya
sedikit D=& plasental yang masuk ke dalam sirkulasi janin menimbulkan dugaan
kurangnya peran D=& plasental terhadap steroidogenesis adrenal janin. Peran D=&
plasental yang lain diduga berhubungan dengan relaksasi otot polos $baik miometrium
maupun pembuluh darah%, immunosupresi dan merangsang pembentukan prostaglandin
palsenta.
Pada hipotalamus, glukokortikoid akan menghambat sekresi D=& tetapi
sebaliknya pada plasenta glukokortikoid justru merangsang sekresi D=& 2 sampai : kali
lipat sehingga kemungkinan terjadi )eed(a&$ positif pada plasenta yaitu D=& akan
merangsang sekresi -D/&, kemudian -D/& yang dihasilkan akan merangsang pula
pembentukan glukokortikoid yang pada akhirnya juga akan memau sekresi D=&
plasental.
%. Th#rotropin%relea+ing hormone (,TRH" +an Gro&th hormone% relea+ing
hormone (GHRH".
Baik /=& dan E&=& $yang juga dikenal sebagai somao&rinin% dapat dideteksi pada
plasenta tetapi bagaimana sintesis dan aktifitas biologis keduanya sampai saat ini belum
diketahui.
N,TRISI -ANIN DAN
TRANSFER PLASENTA
Eulardi &. 6iknjosastro
+alam 2 bulan pertama kehamilan, mudigah mengandung terutama air. 'arena
kandungan "ol$ sa& sedikit, maka pertumbuhannya tergantung pada pasokan ibu.
Pada awalnya setelah implantasi blastokis mendapat pasokan dari airan interstitial
endometrium dan jaringan ibu sekitarnya. ?inggu berikutnya terbentuk lakuna yang
berisi darah dan pada minggu ketiga terbentuk pembuluh darah janin tampak di villi
khoriales. Pada minggu ke ; sistem kardiovaskuler janin terbentuk dan oleh karena itu
terdapat hubungan sirkulasi antara mudigah dan villi khorales.
Pada dasarnya ibu merupakan sumber nutrisi bagi janin, namun apa yang dimakan
akan disimpan, sehingga akan dipakai seara kontinu manakala diperlukan dalam hal
energi, perbaikan jaringan dan pertumbuhan baru. -da 7 depot makanan 4 hati, otot, dan
lemak, dan hormon insulin yang berperan dalam metabolisme nutrisi yang diserap oleh
usus ibu. Pada pokoknya adangan glukosa sebagai glikogen disimpan di hati dan otot,
menyimpan protein untuk asam amino, dan lemak. Dadangan lemak terakumulasi pada
trimeser dua dan adangan ini menyusut pada saat janin membutuhkannya pada akhir
kehamilan $Pipe dkk, 2HFH%.
+alam kondisi puasa, dibuat glukosa dari glikogen, namun adangan glikogen
tidaklah banyak serta tak akan mampu memenuhi glukosa yang dibutuhkan untuk energi
dan pertumbuhan. Pemeahan triayl glyerols, tersimpan dalam jaringan adiposa,
sebagai adangan energi dalam bentuk asam lemak. Proses lipolisis dipau oleh sejumlah
hormon langsung maupun tidak, termasuk glukagon, norepinephrin, hP5, gluko)
kortisteroid, dan thiro>in.
Glu.o+a
Pasokan +)glukosa melewati plasenta diapai penengah, sterophilik, setereo)
speifi, non onentrating yang dapat tersaturasi 4 disebtu #ailitated idffusion 4
Protein pembawa +)glukosa telah dapat diisolasi dari membran mikrovilli trofoblas
$?orris dan Boyd, 2HKK%.
Sebaliknya penggunaan glukosa dan pembatasan pasokan oleh ibu dihindari,
karena glukosa merupakan bahan nutrisi terbesar bagi janin. 'erja metabolik hP5, yang
banyak di dalam darah dan tidak pada janin, merupakan penghambat pengambilan
$uptake% perifer, dan penggunaan glukosa oleh ibu 9 sementara mendorong mobilisasi dan
pemakain asam lemak. Sementara itu hP5 dianggap tidak mutlak diperlukan untuk
kehamilan normal. Sebenarnya janin tidak memerlukan pasokan konstan glukosa, dan
dapat menerima perbedaan F:I dan fetus bukan pasif sebaliknya berusaha memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Pada kehamilan kadar glukosa janin bersifat indenpenden dan pada
23 minggu dapat melebihi kadar ibu $Bo!tti dkk, 2HKK%.
5aktat disalurkan melalui plasenta melalui mekanisme difusi aktif. +engan
bantuan ion hidrogen, laktat dibawa dalam bentuk asam laktat. Banin manusia memsperti
juga mamalia lain, mengandung banyak lemak $2.I%, ini artinya ukup banyak lemak
yang dipasok.
Asa- Le-a. +an T'iglise'i+a
5emak $triaylglyerols% tidak melewati plasenta namun glyerol melewati
banyaknya asam lemak bebas yang melalui plasenta belum diketahui, namun asam
palmitat telah dilaporkan oleh S!abo dkk, 2H.H. @n!im lipoprotein lipase ada
dipermukaan maternal plasenta namun tidak pada permukaan janin. Pengaturan tersebut
memungkinkan hidrolisis triyglyerol pada ruang intervilli sementara menjaga lemak
alam ini dalam darah janin. Plasenta sebenarnya mampu mengambil 5+5 dan terjadinya
asimilasi asam lemak esensial dan asam amino esensial. Partikel 5+5 dari plasma
maternal menempel pada reseptor pada mikrovilli trofoblas. 'emudian partikel ini masuk
seara endositosis ke dalam peredaran darah janin. @ster apoprotein dan kolesterol dari
5+5 mengalami hidrolisa oleh en!im lisosom pada trofoblas, yang akan digunakan
dalam 2. Sintesa progesteron 2. -sam amino 7. -sam lemak esensial, asam linoleik.
?emang kadar arakhidonat dalam plasma janin lebih tinggi dari kadar darah ibu9
kebanyakan asam arahidonat berasal dari asam linolei yang di dapat dari makanan.
A+am Amino
+isamping menggunakan 5+5, plasenta juga mampu mengumpulkan asam amino
di intraseluler $5emons, 2HFH% asam amino dari ibu diambil oleh trofoblas melalui difusi.
Protein dan *ole.ul )e+ar
Cmumnya transfer protein besar ke plasenta sangat terbatas, keuali IgE. Pada
manusia IgE masuk dalam jumlah besar. ?enjelang aterm kadar IgE dalam janin
hampir sama dengan kadar maternal, namun kadar Ig- dan Ig? janin lebih rendah.
=eseptor # ditemukan dalam trofoblas dan transpor IgE dimungkinkan dengan adanya
reseptor ini melalui proses endositosis.
Ion dan *ineral Lang.a
/ranspor jodium ke plasenta dilakukan dengan prosen aktif, plasenta menimbun
iodium. +emikian pula besi ditimbun melalui proses membutuhkan energi. 'adar seng
pada plasma janin lebih tinggi dari plasma ibu.
Kal+ium
'alsium dan fosfor dimasukkan plasenta melalui proses aktif, ditemukan protein
pengikat kalsium pada plasenta. Parathyroid hormone)related protein $P/&rP%
mempunyai kerja seperti hormon parathyroid pada berbagai sistem, termasuk
mengaktifkan adenylate ylase dan pergerakan ion kalsium $DaNN%. Pada dewasa P/&rP
tidak ada, ditemukan hanya pada parathyroid janin dan plasenta serta jaringan janin.
Sebaliknya P/& tak ditemukan pada janin. &ormon P/&rP dikenal pula sebagai
parathormone janin $-bbas dkk, 2HH3%. &ormon ini merangsang transpor DaNN melalui
plasenta pada domba.
+emikian pula ditemukan reseptor DaNN pada trofoblas, sebagaimana terdapat pula pada
kelenjar parathyroid. 'onsentrasi DaNN akan mempengaruhi pembentukan P/&rP pada
sitrofoblas.
/itamin
8itamin - $retinol% pada janin lebih tinggi dibandingkan pada plasma ibu. Pada
janin vitamin ini beruikatan dengan protein pengikta dan prealbumin.
8itamin D dibawa melalui plasenta melalui proses yang membutuhkab energi.
8itamin + $holealierol%. 'adar vitamin + termasuk 2.2: dihydro>yaliferol lebih
tinggi pada plasma ibu dibandingkan pada janin. Proses la)hydro>ylation dari 2:)hydro>y
vitamin +7 berlangsung di plasenta dan desidua.
DINA*IKA "AIRAN A*NION
Gulardi H1 2i$njosasro
Dairan amnion diproduksi oleh sel amnion, difusi tali pusat, kulit janin yaitu pada
awal kehamilan dan kemudian setelah janin berkembang akan dihasilkan dari urin dan
airan paru. $2% -mnion tidak mempunyai vaskularisasi dan berfungsi sebagai tameng
terhadap trauma. -mnion juga resisten terhadap penetrasi lekosit, mikroorganisme, dan
sel neoplasma. +idalam airan amnion terdapat prostaglandin, endothelin)2, disamping :
prolaktin, @E#, P/&)rp, I5)., I5)K. Platelet -tivation #ator $P-#% terdapat di dalam
amnion dan meningkat pada waktu partus, sebagaimana diketahui P-# merupakan
uterotonin dan meningkatkan Da pada miometrium. P-# sendiri di produksi oleh P?<.
Pada akhir kehamilan dimana kepala menurun, ruang amnion terbagi dua: kantong depan
$didepan presentasi% dan ruang atas. +i dalam kantong depan di hasilkan banyak
prostaglandin. -gaknya rangsang peradangan pada kantong depan penting dalam
mulainya partus. .
Dairan amnion mempunyai peran :
2. memungkinkan janin bergerak dan perkembangan system otot)rangka
2. membantu perkembangan traktus digestivus
7. airan dan makanan janin
;. memberikan tekanan sehingga menegah kehilangan airan paru 4penting untuk
perkembangan paru) $2%.
:. melindungi janin dari trauma
.. menegah kompresi tali pusat
F. menjaga suhu janin
K. sebagai bakteriostatik menegah infeksi
Regulasi
Pada aterm jumlah airan yang diambil oleh janin ialah :
a. diminum oleh janin O :33)2333 ml
b. masuk ke dalam paru O 2F3 ml
. dari tali pusat dan amnion O 233):33 ml
Sedangkan jumlah airan yang dikeluarkan oleh janin ke rongga amnion ialah :
a. sekresi oral O 2: ml
b. sekresi dari traktus respiratorius O 2F3 ml
. urin O K33)2233 ml
d. transmembran dari amnion O 23 ml
+engan demikian tampak bahwa urin janin menjadi dominan dalam produksi airan
amnion.
/u-la ,ai'an a-ni0n
Brae dan 6olf $2HKH% menelaah laporan,artikel sebanyak F3: buah yaitu pengukuran
airan amnion antara K sampai ;7 minggu kehamilan baik seara pewarnaan maupun
pada saat histerotomi.
2
=ata rata jumlah airan amnion antara 22)7H minggu ialah FFF ml
$732)H32 ml%9 sementara pada usia kehamilan 22 minggu jumlah airan amnion hanyalah
:3 ml, meningkat menjadi ;33 ml pada 23 minggu. Seara singkat dapat dikatakan bila
ada gangguan pada produksi urin maka akan terjadi oligohidramnion, sebaliknya
gangguan pada menelan akan mengakibatkan polihidramnion.
Apli.asi .lini.
+engan adanya data jumlah airan amnion normal, maka dapat dibuat batasan dari
jumlah yang abnormal. +isebut sebagai polyhidramnios bila jumlah melebihi 2333 ml.
+engan teknik ultrasonografi dapat diperkirakan kantong amnion yang terbesar, seara
subyektif 4intra)antar pengamat).
;
$Eoldstein dan #illy, 2HKK%. <amun pengukuran
kantong amnion 2 m ternyata mempunyai sensitifitas rendah, sehingga dianjurkan
pengukuran Indeks airan amnion 4 ID-) dimana diukur kantong terbesar pada ;
kuadran uterus $Phelan dkk, 2HKF%. +ianggap olihydramnion bila -#I L: m.
:

Penyebab oligohydramnion ialah :
2. Pertumbuhan janin terhambat
2. Postterm
7. 'etuban peah
;. -nomali janin 4 aneuploidi
:. iatrojenik
Setelah ;2 minggu indeks airan amnion akan berkurang 2:I,minggu.
#lak dkk, $2HH:% melakukan intervensi hidrasi epat 25,2 jam pada kasus dengan
olihidramnion $ID- L:m% ternyata mampu meningkatkan indeks dengan 7.2 m dan
indeks pulsatilitas a.umbilikal, sementara tak ada pengaruh pada kelompok yang normal.
.
Penggunaan obat penghambat $inhibitor% prostaglandin sintase dapat menghambat arus
darah ginjal.
Sementara itu jumlah airan amnion yang berlebihan $P2. m% disebut sebagai
polihidramnion. Penyebabnya umumnya tak diketahui, namun sebagian keil ditemukan
berkaitan dengan diabetes, atau berkaitan dengan kelainan,obstruksi gastrointestinal.
SISTIM K3M4NIKASI JANIN IB4
Hermano Tri Joe'ono
- biomoleuler ommuniation system is established between the !ygote,
blastoyst, embryo, fetus and mother that is operative from before the time of
nidation and persists through the time of parturition and possibly beyond.
Indeed, by way of breastfeeding , this ommuniation persist after birth9 and,
through maternal infant bonding, a ommuniation system in some form, may be
established that is lifelong.
+engan makin majunya pemahamaan dunia kedokteran fetomaternal tentang sisi
faali maupun patofisiologi yang terutama diakibatkan revolusi di bidang biomolekuler,
teori tentang hubungan ibu janin dan peran janin sendiri dalam kehamilan mengalami
perubahan, meskipun nampaknya makin banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Pada judul ini akan dibahas pandangan baru tentang sistim komunikasi janin ibu
dan pandangan baru tentang peran janin dalam kehamilan .
PERKEMBANGAN SISTIM K3M4NIKASI
/idak diragukan lagi bahwa ovulasi tergantung pada interaksi otak4kelenjar
hipofise4indung telur9 tetapi sesudah pembuahan, pemantapan dan pemeliharaan
kehamilan sangat bergantung kepada peran blastosis, sel trofoblas, embrio dan janin.
Suatu sistim komunikasi biomolekuler ditata antara !igot, blastosis, embrio, janin
dan ibu yang telah bekerja sebelum nidasi, dan berlangsung terus sampai persalinan dan
mungkin sesudahnya. ?emang, dengan menyusui, komunikasi berlangsung setelah
persalinan, dan melalui ikatan ibu anak, satu sistim komunikasi, dalam bentuk lain,
terjalin seumur hidup.
Sistim komunikasi janin ibu ini diperlukan untuk keberhasilan implantasi blastosis,
pengenalan maternal terhadap kehamilan, penerimaan imunologis, peran janin untuk
perawatan kehamilan, adaptasi ibu terhadap kehamilan, nutrisi janin dan mungkin peran
janin dalam memulai persalinan. Proses4proses fisiologis ini berasal terutama dari
respons ibu yang modifikasinya dikendalikan oleh janin.
Sebelumnya, dianggap bahwa sistim komunikasi ini terjadi terutama untuk
menyediakan nutrisi dari ibu untuk janin. ?elalui sistim komunikasi ini, dianggap bahwa
ibu menyediakan nutrien yang seara efektif diserap trofoblas janin dan ditranfer ke
embrio dan janin .
Saat ini peran janin pada sistim komunikasi ini sangatlah besar9 blastosis
merupakan satuan dinamisQ dynami foreR dari kehamilan dimulai saat implantasi,
seluruh kehamilan, persalinan dan sesudahnya termasuk terlibatnya janin) neonatus
dalam meniptakan lingkungan hormonal yang berpunak pada laktasi.
/erdapat dua lengan utama sistim komunikasi ini, yaitu lengan plasenta yang
menjalankan fungsi nutrisi, endokrin dan imunologis dan lengan parakrin untuk fungsi
pemeliharaan, penerimaan imunologis, homeostasis jumlah airan ketuban, perlindungan
fisis janin dan mungkin persalinan.
5engan plasenta ini terdiri dari supply darah ibu melalui aspiralis untuk ruang
intervilus yang seara langsung membasahi sinsitiotrofoblas dan darah janin yang berada
dalam kapiler vilus janin.
5engan parakrin terdiri dari kontak langsung antar sel dan lalu lintas biomolekuler
antara selaput janin $ hoiron laeve% dan desidua parietalis ibu. Selaput ketuban yang
merupakan bagian avaskuler terdalam janin berhubungan langsung dengan horion laeve
dan dibasahi oleh airan ketuban pada sisi lain. +an airan ketuban, yang kaya dengan
ekskresi janin $ ginjal% dan sekresi janin $paru, kulit% menyediakan jalur khusus langsung
antara janin dan ibu. Bahan bahan dalam airan ketuban yang berasal dari ekskresi dan
sekresi janin bisa beraksi melalui selaput janin9 dan bahan bahan airan ketuban yang
berasal dari ibu masuk ke janin karena airan ketuban dalam jumlah besar diisap paru
dan ditelan janin.
ORGANISASI SISTIM KOM1NIKASI
Len+an !lasena sisim $omuni$asi i(u janin
Plasenta menjadi tempat utama transfer bahan makanan antara ibu dan janin dan
jaringan utama kehamilan meskipun sangat tergantung prekursor lain yang berasal dari
janin. -khirnya, seara anatomis bagian pro>imal sistimo komunikasi lengan plasenta
adalah darah janin, sinsitium dan darah ibu.
Plasenta manusia merupakan jenis hemohorioendothelial yang berarti darah janin
terpisah dari sinsitiotrofoblas oleh dinding kapiler janin , mesenhym ruang intervilus dan
synsitiotrofoblas atau darah janin tidak pernah berhubungan langsung dengan darah ibu.
Len+an !ara$rin sisim $omuni$asi i(u janin
+isebut sebagai lengan parakrin karena selaput janin merupakan bagian yang
avaskuler dan adanya interaksi antar sel diantara selaput janin dan desidua ibu yang
terdiri dari airan ketuban, selaput ketuban , horion laeve dan desidua parietalis.
'omunikasi yang terjadi bisa melalui beberpa ara misalnya kening janin yang
merupakan bahan utama airan ketuban setelah 2. minggu dan sekresi paru janin yang
memasuki airan ketuban sehingga airan ketuban berfungsi sebagai saluran untuk
transmisi sinyal dari janin ke ibu.
Sebaliknya produk desidua dan beberapa bahan dari darah ibu memasuki airan
ketuban dan memasuki janin melalui proses menelan dan paru. Sebagai ontoh prolaktin
yang dihasilkan desidua hampir seluruhnya diserap janin dan juga beberapa peptida dan
faktor pertumbuhan $ growth fators% .
?enurut @dwards dan brody bahan bahan yang potensial bertindak sebagai sinyal
antara ibu janin sebelum implantasi adalah sebagai berikut :
5 Em(r"o#deri,ed !laele a&i,ain+ )a&or 6 EDPA7-
5 Earl" !re+nan&" )a&or 6EP7-
5 Esro+en dan !ro+eseron
5 Proease
5 Iner)eron
5 Pre+nan&" 8ass!&iaed !lasma !roein .
5 Hisamin 8releasin+ )a&or
5 Prosa+landin
5 Al!%a in%i(in
5 TG7#al!%a dan IG7#9
5 .%orioni& +onadoro!in
Pemahaman bagaimana sistim komunikasi ini bekerja telah menyebabkan lebih
diterimanya pandangan bahwa janin mempunyai peran dinamis dalam kehamilan
$ dynami role in pregnany% dan janin yang menentukan arahnya $dirigen in the
orhestration % of pregnany and its own destiny% serta janin merupakan tumor ganas
yang tidak bermetastase tetapi epat sekali tumbuhnya $non metasti!ing but repidly
growing malignant tumor% .

Anda mungkin juga menyukai