Anda di halaman 1dari 2

a.

Perkembangan Plasenta
Selama aposisi dan invasi epitel endometrium, sel trophoblas berproliferasi
menghasilkan 2 lapis trophoblas. Lapisan dalam disebut sititrophoblas, merupakan
sel mononuklear dengan batas sel yang tegas, disebut juga dengan sel Langhan.
Lapisan luar disebut sinsitiotrophoblas, berupa sel multinuklear dengan batas sel
yang tidak tegas, berasal dari lapisan sitotrophoblas. Lapisan sinsititophoblas
berproliferasi dengan cepat, membentuk massa yang solid dana menebal. Periode
perkembangan ini disebut prelacunar stage Wiskocki dan Streeter.
Pada hari ke 10-13 pasca ovulasi vakuola kecul muncul dalam lapisan
sinsitiotrophoblas, dan merupakan awallacunar stage. Vakuola tumbuh dengan cepat
dan bergabung membentuk satu lakuna, yang merupakan prekursor pembentukan
ruang intervillosa. Lakuna dipisahkan oleh pita trabekula, dimana dari trabekula
inilah nantinya villi berkembang. Pembentukan lakuna membagi triphoblas kedalam
3 lapisan yaitu primary chorionic plate (sebelah dalam), sistim lakuna bersama
trabekula dan trophoblastic shell (sebelah luar). Aktifitas invasif lapisan
sinsitiotrophoblas menyebabkan disintegrasi pembuluh darah endometrium (kapiler,
arteriole dan arteria spiralis). Kalau invasi terus berlanjut maka pembuluh darah -
pembuluh darah ini dilubangi, sehingga lakuna segera dipenuhi oleh darah ibu. Pada
perkembangan selanjutnya lakuna yang baru terbentuk bergabung dengan lakuna
yang telah ada dan dengan demikian terjadi sirkulasi intervillosa primitif. Peristiwa
ini menandai terbentuknya “hemochorial” placenta, dimana darah ibu secara
langsung meliputi trophoblas.
Peningkatan proliferasi sinsitiotrophoblas diikuti dengan fusi sinsitium,
akibatnya trabekula yang tumbuh dan cabang-cabang sinsitium menonjol ke dalam
lakuna membentukvilli primer. Selain terjadi peningkatan dalam hal panjang dan
diameter, primary villi juga diinvasi oleh sitotrophoblas. Kedua proses ini menandai
mulainya villous stage dari perkembangan plasenta. Dengan proliferasi lebih lanjut
terbentuk percabangan primary villi, yang merupakan awal pembentukan villous tree
primitif; dan pada saat yang bersamaan sistim lakuna berubah menjadi ruang
intervillus. Sementara itu perkembangan jaringan mesenkim ektraembrional meluas
sampai kedalam villi sehingga terbentuk villi sekunder. Setelah angiogenesis terjadi
dari inti mesenkim in situ, villi yang terjadi dinamakan villi tertier. Bila pembuluh
darah pada villi ini telah berhubungan dengan pembuluh darah embrio, maka akan
terciptalah sirkulasi fetoplasenta yang komplit. Pada minggu-minggu selanjutnya
terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut cabang-cabang villi dengan
penanaman mesenkim pada cabang-cabang baru yang diikuti oleh angiogenesis.
Pada perkembangan plasenta yang telah sempurna terdapat 2 sistim sirkulasi
darah yaitu sirkulasi uteroplasental (sirkulasi maternal) dan sirkulasi fetoplasental.
Kedua sirkulasi ini dipisahkan oleh membrana plasenta (placental berrier) yang
terdiri dari lapisan 82 sinsitiotrophoblas, sitotrophoblas, membrana basalis, stroma
villi dan endotel kapiler. Sirkulasi utero plasental yaitu sirkulasi darah ibu di ruang
intervilus. Diperkirakan aliran darah ini sebesar 500-600 ml permenit pada plasenta
yang matur. Sirkulasi fetoplasental adalah sirkulasi darah janin dalam villi-villi.
Diperkirakan aliran darah ini sekitar 400 ml per menit. Aliran darah ibu dan janin ini
bersisian, tapi dalam arab yang berlawanan. Aliran darah yang berlawanan ini
(counter current flow) ini memudahkan pertukaran material antara ibu dan janin.
Setelah mencapai batas usia tertentu, plasenta mengalami penuaan, ditandai
dengan terjadinya proses degeneratif pada plasenta. Proses ini meliputi komponen
ibu maupun janin. Perubahan pada villi meliputi:
1) Pengurangan ketebalan sinsitium dan munculnya simpul sinsitium (agregasi
sinsitium pada daerah kecil pada sisi villi
2) Hilangnya sebagian sel-sel Langhan’s
3) Berkurangnya jaringan stroma termasuk sel Hofbauer
4) Obliterasi beberapa pembuluh darah dan dilatasi kapiler,
5) Penebalan membrana basalis endotel janin dan sitotrophoblas
6) Deposit fibrin pada permukaan villi.
Perubahan pada desidua berupa deposit fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch
pada bagian luar sinsitiotrophoblas, sehingga menghalangi invasi desidua
selanjutnya oleh trophoblas. Pada ruang intervillus juga terjadi degenerasi fibrinoid
dan membentuk suatu massa yang melibatkan sejumlah villi disebut dengan white
infarct, berukuran dari beberapa milimeter sampai satu sentimeter atau lebih.
Klasifikasi atau bahkan pembentukan kista dapat terjadi daerah ini. Dapat juga
terjadi deposit fibrin yang tidak menetap yang disebut Rohr’s stria pada dasar ruang
intervillus dan disekitar villi.

Anda mungkin juga menyukai