Anda di halaman 1dari 13

HEMATEMESIS MELENA

Pengertian
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran
faeses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh
adanya perdarahan saluran makan bagian atas. Warna hematemesis
tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara drah dengan asam
lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti
kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal.
Biasanya terjadi hematemesis bila ada perdarahan di daerah proksimal
jejunun dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan
hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 5-! ml, baru
dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis
atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya
perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis dan melena merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas
"elainan esofagus# $arise, esofagitis, keganasan.
"elainan lambung dan duodenum# tukak lambung dan duodenum,
keganasan dan lain-lain.
Penyakit darah# leukemia, %&' (disseminated intra$ascular coagulation),
purpura trombositopenia dan lain-lain.
Penyakit sistemik lainnya# uremik, dan lain-lain.
Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik# golongan salisilat,
kortikosteroid, alkohol, dan lai-lain.
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran
makan bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap
macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran
makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di &ndonesia adalah pecahnya
$arises esofagus dengan rata-rata *5-5 + seluruh perdarahan saluran makan
bagian atas (Hilmy !,-!# 5. +)
Pembentukan aktif jaringan ikat
Proses regenerasi sel hati dalam bentuk yang tergagnggu
"egagalan parenkim hati Hipertensi portal /nselfalopati 0scites
1afsu makan 2arises esofagus Penekanan diafragma
3ual-muntah
Perut tak enak 4ekanan meningkat 5uang paru
menyempit
"elemahan
'epat lelah Pembuluh darah pecah
!. Prubahan nutrisi 6akit perut Hematemisis 3elena 6esak
nafas


7. "eseimbangan cairan 5. 8angguan pola
nafas
9. 8angguan perfusi jaringan
*.'emas.
Diagnosis
Anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium
%ilakukan anmnesis yang teliti dan bila keadaan umum penderita lamah
atau kesadaran menurun maka dapat diambil aloanamnesis. Perlu ditanyakan
7
riwayat penyakit dahulu, misalnya hepatitis, penyakit hati menahun,
alkoholisme, penyakit lambung, pemakaian obat-obat ulserogenik dan
penyakit darah seperti# leukemia dan lain-lain. Biasanya pada perdarahan
saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya $arises esofagus tidak
dijumpai adanya keluhan rasa nyeri atau pedih di daerah epigastrium dan
gejala hematemesis timbul secara mendadak. %ari hasil anamnesis sudah
dapat diperkirakan jumlah perdarahan yang keluar dengan memakai takara
yang praktis seperti berapa gelas, berapa kaleng dan lain-lain.
Pemeriksaan fisik penderita perdarahan saluran makan bagian atas yang
perlu diperhatikan adalah keadaan umum, kesadaran, nadi, tekanan darah,
tanda-tanda anemia dan gejala-gejala hipo$olemik agar dengan segera
diketahui keadaan yang lebih serius seperti adanya rejatan atau kegagalan
fungsi hati. %isamping itu dicari tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis
hepatis, seperti spider nae$i, ginekomasti, eritema palmaris, caput medusae,
adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema tungkai.
Pemeriksaan laboratorium seperti kadar hemoglobin, hematokrit,
leukosit, sediaan darah hapus, golongan darah dan uji fungsi hati segera
dilakukan secara berkala untuk dapat mengikuti perkembangan penderita.
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan radiologik dilakukan dengan pemeriksaan esofagogram
untuk daerah esofagus dan diteruskan dengan pemeriksaan double contrast
pada lambung dan duodenum. emeriksaan tersebut dilakukan pada berbagai
posisi terutama pada daerah !:9 distal esofagus, kardia dan fundus lambung
untuk mencari ada:tidaknya $arises. ;ntuk mendapatkan hasil yang
diharapkan, dianjurkan pemeriksaan radiologik ini sedini mungkin, dan
sebaiknya segera setelah hematemesis berhenti.
Pemeriksaan endoskopik
%engan adanya berbagai macam tipe fiberendoskop, maka pemeriksaan
secara endoskopik menjadi sangat penting untuk menentukan dengan tepat
tempat asal dan sumber perdarahan. "euntungan lain dari pemeriksaan
9
endoskopik adalah dapat dilakukan pengambilan foto untuk dokumentasi,
aspirasi cairan, dan biopsi untuk pemeriksaan sitopatologik. Pada
perdarahan saluran makan bagian atas yang sedang berlangsung,
pemeriksaan endoskopik dapat dilakukan secara darurat atau sedini
mungkin setelah hematemesis berhenti.
Pemeriksaan ultrasonografi dan scanning hati
Pemeriksaan dengan ultrasonografi atau scanning hati dapat mendeteksi
penyakit hati kronik seperti sirosis hati yang mungkin sebagai penyebab
perdarahan saluran makan bagian atas. Pemeriksaan ini memerlukan
peralatan dan tenaga khusus yang sampai sekarang hanya terdapat dikota
besar saja.
Terapi
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini
mungkin dan sebaiknya diraat di rumah sakit untuk mendapatkan
pengawasan yang teliti dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan
penderita perdarahan saluran makan bagian atas meliputi #
!. Pengawasan dan pengobatan umum
Penderita harus diistirahatkan mutlak, obat-obat yang menimbulkan
efek sedatif morfin, meperidin dan paraldehid sebaiknya dihindarkan.
Penderita dipuasakan selama perdarahan masih berlangsung dan bila
perdarahan berhenti dapat diberikan makanan cair.
&nfus cairan langsung dipasang dan diberilan larutan garam fisiologis
selama belum tersedia darah.
Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan
bila perlu dipasang '2P monitor.
Pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit perlu dilakukan
untuk mengikuti keadaan perdarahan.
4ransfusi darah diperlukan untuk menggati darah yang hilang dan
mempertahankan kadar hemoglobin 5-- + harga normal.
*
Pemberian obat-obatan hemostatik seperti $itamin ", * < ! mg:hari,
karbasokrom (0dona 0'), antasida dan golongan H7 reseptor
antagonis (simetidin atau ranitidin) berguna untuk menanggulangi
perdarahan.
%ilakukan klisma atau la$emen dengan air biasa disertai pemberian
antibiotika yang tidak diserap oleh usus, sebagai tindadakan
sterilisasi usus. 4indakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat
menimbulkan ensefalopati hepatik.
7. Pemasangan pipa naso-gastrik
4ujuan pemasangan pipa naso gastrik adalah untuk aspirasi cairan
lambung, la$age (kumbah lambung) dengan air , dan pemberian obat-
obatan. Pemberian air pada kumbah lambung akan menyebabkan
$asokontriksi lokal sehingga diharapkan terjadi penurunan aliran darah
di mukosa lambung, dengan demikian perdarahan akan berhenti.
"umbah lambung ini akan dilakukan berulang kali memakai air sebanyak
!- !5 ml sampai cairan aspirasi berwarna jernih dan bila perlu
tindakan ini dapat diulang setiap !-7 jam. Pemeriksaan endoskopi dapat
segera dilakukan setelah cairan aspirasi lambung sudah jernih.
9. Pemberian pitresin ($asopresin)
Pitresin mempunyai efek $asokoktriksi, pada pemberian pitresin per
infus akan mengakibatkan kontriksi pembuluh darah dan splanknikus
sehingga menurunkan tekanan $ena porta, dengan demikian diharapkan
perdarahan $arises dapat berhenti. Perlu diingat bahwa pitresin dapat
menrangsang otot polos sehingga dapat terjadi $asokontriksi koroner,
karena itu harus berhati-hati dengan pemakaian obat tersebut terutama
pada penderita penyakit jantung iskemik. "arena itu perlu pemeriksaan
elektrokardiogram dan anamnesis terhadap kemungkinan adanya
penyakit jantung koroner:iskemik.
*. Pemasangan balon 6B 4ube
%ilakukan pemasangan balon 6B tube untuk penderita perdarahan akibat
pecahnya $arises. 6ebaiknya pemasangan 6B tube dilakukan sesudah
5
penderita tenang dan kooperatif, sehingga penderita dapat diberitahu dan
dijelaskan makna pemakaian alat tersebut, cara pemasangannya dan
kemungkinan kerja ikutan yang dapat timbul pada waktu dan selama
pemasangan.
Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang baik dengan pemakaian 6B
tube ini dalam menanggulangi perdarahan saluran makan bagian atas
akibat pecahnya $arises esofagus. "omplikasi pemasangan 6B tube yang
berat seperti laserasi dan ruptur esofagus, obstruksi jalan napas tidak
pernah dijumpai.
5. Pemakaian bahan sklerotik
Bahan sklerotik sodium morrhuate 5 + sebanyak 5 ml atau sotrdecol 9
+ sebanyak 9 ml dengan bantuan fiberendoskop yang fleksibel
disuntikan dipermukaan $arises kemudian ditekan dengan balon 6B tube.
4indakan ini tidak memerlukan narkose umum dan dapat diulang
beberapa kali. 'ara pengobatan ini sudah mulai populer dan merupakan
salah satu pengobatan yang baru dalam menanggulangi perdarahan
saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya $arises esofagus.
=. 4indakan operasi
Bila usaha-usaha penanggulangan perdarahan diatas mengalami
kegagalan dan perdarahan tetap berlangsung, maka dapat dipikirkan
tindakan operasi . 4indakan operasi yang basa dilakukan adalah # ligasi
$arises esofagus, transeksi esofagus, pintasan porto-ka$al.
>perasi efektif dianjurkan setelah = minggu perdarahan berhenti dan
fungsi hari membaik.
Prognosis
Pada umumnya penderita dengan perdarahan saluran makan bagian atas
yang disebabkan pecahnya $arises esofagus mempunyai faal hati yang
buruk:.terganggu sehingga setiap perdarahan baik besar maupun kecil
mengakibatkan kegagalan hati yang berat. Banyak faktor yang
mempengaruhi prognosis penderita seperti faktor umur, kadar Hb, tekanan
darah selama perawatan, dan lain-lain. Hasil penelitian Hernomo
menunjukan bahwa angka kematian penderita dengan perdarahan saluran
=
makan bagian atas dipengaruhi oleh faktor kadar Hb waktu dirawat,
terjadi:tidaknya perdarahan ulang, keadaan hati, seperti ikterus,
encefalopati dan golongan menurut kriteria 'hild.
3engingat tingginya angka kematian dan sukarnya dalam
menanggulangi perdarahan sakuran makan bagian atas maka perlu
dipertimbangkan tindakan yang bersifat pre$entif terutama untuk mencegah
terjadinya sirosis hati.
PENGKAJIAN HEMATEMEI DAN ME!ENA
A" #i$ayat Kesehatan
!. 5iwayat mengidap #
Penyakit Hepatitis kronis, cirrochis hepatis, hepatoma, ulkus peptikum
7. "anker saluran pencernaan bagian atas
9. 5iwayat penyakit darah, misalnya %&'
*. 5iwayat penggunaan obat-obat ulserogenik
5. "ebiasaan:gaya hidup #
0lkoholisme, kebiasaan makan
%" Pengka&ian 'mum
!. &ntake # anore<ia, mual, muntah, penurunan berat badan.
7. /liminasi #
B0B #
konstipasi atau diare, adakah melena (warna darah hitam, konsistensi pekat,
jumlahnya)
B0" #
warna gelap, konsistensi pekat
9. 1eurosensori #
adanya penurunan kesadaran (bingung, halusinasi, koma).
*. 5espirasi #
sesak, dyspnoe, hipo<ia
-
5. 0ktifitas #
lemah, lelah, letargi, penurunan tonus otot
(" Pengka&ian )isik
!. "esadaran, tekanan darah, nadi, temperatur, respirasi
7. &nspeksi #
3ata # conjungti$a (ada tidaknya anemis)
3ulut # adanya isi lambung yang bercampur darah
/kstremitas # ujung-ujung jari pucat
"ulit # dingin
9. 0uskultasi #
Paru
?antung # irama cepat atau lambat
;sus # peristaltik menurun
*. Perkusi #
0bdomen # terdengar sonor, kembung atau tidak
5eflek patela # menurun
5. 6tudi diagnostik
Pemeriksaan darah # Hb, Ht, 5B', Protrombin, @ibrinogen, B;1, serum,
amonoiak, albumin.
Pemeriksaan urin # B?, warna, kepekatan
Pemeriksaan penunjang # esophagoscopy, endoscopy, ;68, '4 6can.
D" Pengka&ian Khusus
Pengkajian "ebutuhan @isiologis
*" +ksigen
Aang dikaji adalah #
?umlah serta warna darah hematemesis.
Warna kecoklatan # darah dari lambung kemungkinan masih
tertinggal, potensial aspirasi.
Posisi tidur klien # untuk mencegah adanya muntah masuk ke jalan
nafas, mencegah renjatan.
.
4anda-tanda renjatan # bisa terjadi apabila jumlah darah B 5 cc
dan terjadi secara kontinyu.
?umlah perdarahan # obser$asi tanda-tanda hemodinamik yaitu tekanan darah,
nadi, pernapasan, temperatur. Biasanya tekanan darah (sistolik) !! mmHg,
pernafasan cepat, nadi !! <:menit, suhu antara 9. - 9, derajat 'elcius, kulit dingin
pucat atau cyanosis pada bibir, ujung-ujung ekstremitas, sirkulasi darah ke ginjal
berkurang, menyebabkan urine berkurang.
," (airan
"eadaan yang perlu dikaji pada klien dengan hematemesis melena yang
berhubungan dengan kebutuhan cairan yaitu jumlah perdarahan yang terjadi.
?umlah darah akan menentukan cairan pengganti.
%ikaji # macam perdarahan:cara pengeluaran darah untuk menentukan lokasi
perdarahan serta jenis pembuluh darah yang pecah. Perdarahan yang terjadi
secara tiba-tiba, warna darah merah segar, serta keluarnya secara kontinyu
menggambarkan perdarahan yang terjadi pada saluran pencernaan bagian
atas dan terjadi pecahnya pembuluh darah arteri. ?ika fase emergency sudah
berlalu, pada fase berikutnya lakukan pengkajian terhadap #
"eseimbangan intake output. Pengkajian ini dilakukan pada klien
hematemesis melena yang disebabkan oleh pecahnya $arices esofagus
sebagai akibat dari cirrochis hepatis yang sering mengalami asites dan
edema.
Pemberian cairan infus yang diberikan pada klien.
>utput urine dan catat jumlahnya per 7* jam.
4anda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit yang menurun, mata cekung,
jumlah urin yang sedikit. ;ntuk klien dengan hemetemesis melena
sering mengalami gangguan fungsi ginjal.
-" Nutrisi
%ikaji #
,
"emampuan klien untuk beradaptasi dengan diit # 9 hari & cair
selanjutnya makanan lunak.
Pola makan klien
BB sebelum terjadi perdarahan
"ebersihan mulut # karena hemetemesis dan melena, sisa-sisa
perdarahan
Cdapat menjadi sumber infeksi yang menimbulkan
ketidaknyamanan.C
." Temperatur
"lien dengan hematemesis melena pada umumnya mengalami kenaikan
temperatur sekitar 9. - 9, derajat 'elcius. Pada keadaan pre renjatan
temperatur kulit menjadi dingin sebagai akibat gangguan sirkulasi. Penumpukan
sisa perdarahan merupakan sumber infeksi pada saluran cerna sehingga suhu
tubuh klien dapat meningkat. 6elain itu pemberian infus yang lama juga dapat
menjadi sumber infeksi yang menyebabkan suhu tubuh klien meningkat.
/" Eliminasi
Pada klien hematemesis melena pada umumnya mengalami gangguan eliminasi.
Aang perlu dikaji adalah #
?umlah serta cara pengeluaran akibat fungsi ginjal terganggu. ;rine
berkurang dan biasanya dilakukan perawatan tirah baring.
%efikasi, perlu dicatat jumlah, warna dan konsistensinya.
0" Perlindungan
Datar belakang sosio ekonomi klien, karena pada hematemesis melena perlu
dilakukan beberapa tindakan sebagai penegakan diagnosa dan terapi bagi klien.
1" Kebutuhan )isik dan Psiologis
Perlindungan terhadap bahaya infeksi. Perlu dikaji # kebersihan diri, kebersihan
lingkungan klien, kebersihan alat-alat tenun, mempersiapkan dan melakukan
pembilasan lambung, cara pemasangan dan perawatan pipa lambung, cara
persiapan dan pemberian injeksi &2 atau &3.
Perlindungan terhadap bahaya komplikasi #
!
"aji persiapan pemeriksaan endoscopy (informed concern).
Persiapan yang berhubungan dengan pengambilan:pemeriksaan
darah.
2" Diagnosa Kepera$atan yang biasa mun3ul adalah4
%efisit $olume cairan sehubungan dengan perdarahan (kehilangan
secara aktif)
Potensial gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan hipo$olemik
karena perdarahan.
4idak efektifnya pola napas sehubungan dengan asites dan menurunnya
pengembangan diafragma.
Potensial inferksi sehubungan dengan berkurangnya sel darah putih.
8angguan rasa nyaman# nyeri sehubungan dengan rasa panas:terbakar
pada mukosa lambung dan rongga mulut. atau spasme otot dinding
perut.
"urangnya pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakitnya.
"ecemasan sehubungan dengan penyakitnya.
5isiko tinggi terjadinya gangguan kesadaaran.
!!
#EN(ANA A'HAN KEPE#A5ATAN
DIAGN+A
KEPE#A5ATAN T ' J ' A N INTE#6ENI #AI+NA!
5esiko 4inggi kurang
$olume cairan
sehubungan dengan
perdarahan
%ata 6ubyektif #
"lien puassa , merasa
haus, sering berkeringat
%ata >byektif # mukosa
mulut kering, muntah
darah sering (9 kali)
dirumah sakit, berak
darah campur kencing
berwarna merah
kecoklatan.
"ebutuhan cairan terpenuhi i.
"riteria #
4anda $ital dalam batas
normal.
4urgor kulit normal.
3embran mukosa lembab.
Produksi urine output
seimbang
3untah darah dan berah
darah berhenti
;kur dan catat pemasukkan
dan pengeluaran.
3onitor $ital sign
laborasi #
3onitor cairan parentral
3onitor laboratorium E
Hb, Hct
%okumentasi yang akurat membantu meng-identifikasi
kehilangan cairan atau memenuhi kebutuhan cairan dan
mempengaruhi tindakan selanjutnya.
Hipotensi, tachikardi, peningkatan respirasi merupakan
indikasi kekurangan cairan.
"eluarnya darah yang berlebihan dapat menyebabkan
hipo$elemia, kolaps sirkulasi.
Penurunan $olume cairan petensial untuk terjadinya
dehidrasi, kolaps kardio$askuler tidak seimbangnya cairan
dan elektrolit.
0nemia, Hct rendah terjadi akibat kehilangan cairan pada
saat muntah darah dan berak darah
Da7tar Pustaka
6oeparman# &lmu penyakit dalam ?ilid &&, @"-;&, ?akarta. !,.*
Dong, Phips, 3edical surgical nursing, Philadelphia, WB. 6ounders. !,,!
?unadi, P. et all, "apita selekta, 3edia 0esculapius, @"-;&, ?akarta. !,.*

Anda mungkin juga menyukai