Anda di halaman 1dari 2

2.2.

4 Klasifikasi
Secara fungsional, pasien dengan anus imperforata/atresia ani dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1. Tanpa anus, tetapi dengan dekompresi adekuat traktus gastrointestinal dicapai melalui saluran fistula eksterna.
Kelompok ini terutama melibatkan bayi perempuan dengan fistula rektovagina atau rectofourchette yang relatif
besar, dimana fistula ini sering dengan bantuan dilatasi, maka bisa didapatkan dekompresi usus yang adekuat
sementara waktu.
2. Tanpa anus dan tanpa fistula atau traktus yang tidak adekuat untuk jalan keluar feses.
Pada kelompok ini, tidak ada mekanisme apapun untuk menghasilkan dekompresi spontan kolon, sehingga
memerlukan beberapa bentuk intervensi bedah segera.

Tipe Atresia Ani berdasarkan letak menurut Stephens dan Smith (1984) yaitu :
1. High / tinggi (Supra levator).
2. Intermediate / sedang (sebagian translevator).
3. Low / rendah (fully translevator).


Tabel 1. Klasifikasi atresia ani

Klasifikasi Perempuan Laki-laki
Letak tinggi Agenesis anorektal dengan
atau tanpa fistula
rektovaginal, atresia rekti.
Agenesis anorektal dengan
atau tanpa fistula uretra
rektoprostatik, atresia rekti.
Intermediat Agenesis anorektal dengan
atau tanpa fistula
rektovaginal, agenesis anus
Agenesis anorektal dengan
atau tanpa fistula uretra
rektobulbar, agenesis anus
Letak rendah Fistula anovestibular atau
fistula anokutaneus
(anteriorly displaced anus),
stenosis anus

Fistula anokutaneus
(anteriorly displaced anus),
stenosis anus


Melbourne
Melbourne membagi atresia ani berdasarkan garis pubococcygeus dan garis yang melewati ischii:
1. Letak tinggi, rektum berakhir diatas muskulus levator ani (muskulus pubococcygeus).
2. Letak intermediet, akhiran rektum terletak di muskulus levator ani tetapi tidak menembusnya. Lesung anal dan
sfingter eksternal berada pada posisi yang normal.
3. Letak rendah, akhiran rektum berakhir di bawah muskulus levator ani.
Wingspread 1984

Berdasarkan klasifikasi Wingspread, atresia ani dikelompokkan menurut jenis kelamin.

1. Laki laki, dibagi menjadi 2 golongan, yaitu golongan I dan golongan II.
Pada laki laki golongan I dibagi menjadi 4 kelainan yaitu kelainan fistula urin, atresia rektum, perineum
datar, dan fistula tidak ada. Jika ada fistula urin, tampak mekonium keluar dari orifisium eksternum uretra,
mungkin terdapat fistula ke uretra maupun ke vesika urinaria. Cara praktis menentukan letak fistula adalah
dengan memasang kateter urin. Bila kateter terpasang dan urin jernih, berarti fistula terletak uretra karena
fistula tertutup kateter. Bila dengan kateter urin mengandung mekonium maka fistula ke vesika urinaria. Bila
evakuasi feses tidak lancar, penderita memerlukan kolostomi segera. Jika fistula tidak ada dan udara > 1 cm
dari kulit pada invertogram, maka perlu segera dilakukan kolostomi.

Anda mungkin juga menyukai