Langit sore ini mengagumkan, cerah, matahri bersinar
teduh dengan warna oranyenya yang membuat semburat indah di langit, burung-burung pun berterbangan kembali ke peraduannya. Langit sore yang cerah, tapi ternyata tidak secerah wajah Bunda. Bunda semakin hari, semakin kurus, wajahnya yang cantik dan menyenagkan pun hilang sekarang. Kania memandangi Bunda yang sedang tidur diatas ranjangnya, dengan tatapan iba, Bunda belakangan sering sekali jatuh sakit. Kania sering kali berpikir bahwa Bunda tak pernah bahagia, itu tersirat dari wajah Bunda, tapi Kania tidak tahu kenapa Bunda tidak bahagia. Setelah cukup puas memandangi Bunda, Kania beranjak keluar dari kamar Bunda, sebelum dia keluar, dia menyapu tatapan ke seluruh ruangan kamar Bunda yang luas. Tanpa disengaja Kania melihat sebuah buku bersampul biru di meja kamar Bunda, Kania belum pernah melihat buku itu sebelumnya. Setelah menimang-nimang, akhirnya Kania mengambil buku itu. Malamnya setelah makan malam sendiri, Kania kembali ke kamarnya. Kania mengambil buku biru yang tadi dia ambil dari kamar Bunda. Takut-takut, Kania mulai membukanya, lalu membacanya. Ternyata buku biru itu, adalah diary Bunda. Kania semakin penasaran dan membacanya. Setelah Kania membaca lembar awal diary Bunda, Kania tertegun. adi, selama ini memang benar Bunda tak pernah bahagia dengan pernikahannya dengan !yah, padahal yang Kania tahu, !yah adalah orang yang hangat dan bijaksana. Kania semakin penasaran, lalu dia membaca kembali buku diary Bunda, dan malam itu Kania habiskan untuk membaca diary Bunda hingga larut malam. Matahari pagi bersinar menerobos celah-celah jendela kamar Kania, jam dinding di kamar Kania menunjukkan pukul "#.$%, hari ini hari Minggu, Kania terbangun dan tangannya masih memegang diary biru Bunda. Kania beranjak dari tempat tidurnya. Setelah membaca diary Bunda tadi malam, Kania sekarang tahu kenapa Bunda seperti ini, dan tujuan Kania hari ini adalah mencari seorang pria di dalam diary Bunda, yang Bunda gambarkan pria itu memiliki dua lesung di pipinya dan tatapan matanya yang tajam. Setelah menemani Bunda sarapan dikamarnya, Kania ijin pada Bunda dia akan pergi ke rumah Stella temannya. &ari ini !yah sedang pergi keluar kota karena ada rapat dengan kliennya, tapi tadi pagi !yah sudah sempat menelpon Bunda dan juga Kania, menanyakan kabar. 'ni yang membuat Kania heran, mengapa Bunda tidak pernah mencintai !yah, padahal !yah sangat perhatian kepada Bunda. Kania akhirnya pergi, dan dia tidak pergi ke rumah Stella, tapi dia pergi ke alamat yang ada di diary Bunda. (ia butuh penjelasan atas semua ini. Sekarang Kania berdiri. Tepat di depan pagar sebuah rumah yang sederhana. &alamannya begitu luas, disana ditanam berbagai tumbuhan, penghuni rumah itu pasti sangat menyukai tanaman. Kania lalu berjalan memasuki pagar rumah itu, lalu mengetuk pintunya. Seorang wanita setengah baya yang membuka pintunya, sepertinya seumuran dengan Bunda, dan Kania sepertinya tidak asing dengan wanita itu. Ternyata wanita itu Tante !sti, dia adalah teman Bunda. Kania langsung disambut hangat oleh Tante !sti dan dia dipersilahkan masuk. Setelah sedikit berbasa-basi, Kania menyampaikan maksudnya datang untuk mencari )m *ohan, pria yang Bunda ceritakan di diarynya. Menjelang petang, Kania baru pulang. &ari ini Kania tak mendapatkan apa yang dia inginkan. Kania tidak bertemu )m *ohan, karena )m *ohan sedang pergi. Tante !sti berbaik hati memberikan nomer handphone )m *ohan kepada Kania, selain itu Kania mendapat kejutan hari ini. Ternyata Tante !sti itu adalah istri )m *ohan, semuanya semakin runyam di otak Kania. Kania membutuhkan penjelasan dari Bunda. Sesampainya di rumah, Kania langsung menuju kamar Bunda. Bunda ternyata sedang melamun. Kania masuk ke kamar Bunda lalu duduk disebelah Bunda yang menatap kosong Kania. Kania akhirnya mengeluarkan diary biru Bunda, Bunda lalu menatap bergantian Kania dan diarynya. !khirnya Kania meminta penjelasan kepada Bunda tentang apa yang telah dibacanya. Setelah Kania beberapa kali merajuk, akhirnya Bunda mau bercerita, meski tidak lengkap dan Bunda bercerita sambil bersimbah air mata. Sekarang Kania tahu, mengapa Bunda tak pernah bahagia dengan pernikahannya, karena Bunda hanya berpura-pura mencintai !yah. Bunda dijodohkan dengan !yah oleh Kakek dan +enek. Semuanya sudah mulai jelas di kepala Kania. Bunda juga menceritakan tentang )m *ohan. Ternyata Bunda mencintai )m *ohan, tidak hanya dulu tapi hingga saat ini. Bunda hanya tidak pernah berani mengakui perasaan itu. Bunda selalu membohongi dirinya sendiri, membohongi perasaannya sendiri. Bunda tak pernah berani mengungkapkannya pada )m *ohan, hingga akhirnya )m *ohan memilih untuk menikahi Tante !sti. Keesokan harinya, Kania harus kembali masuk sekolah, dengan malas dia menyeret kakiknya untuk berjalan ke sekolah. Setelah bel pulang sekolah, semangat Kania malah menggebu, karena dia berniat untuk menemui )m *ohan, tadi dia sudah menghubungi )m *ohan, dan )m *ohan bisa untuk bertemu Kania. Kania segera pergi ke tempat yang tadi )m *ohan sampaikan. Sesampainya Kania di tempat itu, dia dengan mudah menemukan )m *ohan, karena Bunda sempat menunjukkan ,oto )m *ohan semalam. -ajah )m *ohan tidak jauh berbeda dengan $. tahun yang lalu. Kania langsung menyampaikan kepada )m *ohan bahwa Bunda ternyata selama ini mencintai )m *ohan. !ir muka )m *ohan langsung berubah setelah Kania menyatakan hal itu, namun setelah itu )m *ohan mengakui, sebenarnya )m *ohan juga mencintai Bunda, tapi )m *ohan tidak yakin, apa Bunda juga mencintai )m *ohan, maka dari itu )m *ohan memutuskan untuk menikah dengan Tante !sti teman dekat Bunda. )m *ohan juga mengatakan, dia telah merelakan Bunda, karena )m *ohan tahu, bahwa Bunda sudah mendapatkan yang terbaik, )m *ohan bangga bisa dicintai oleh Bunda, dan )m *ohan tak akan melupakannya. )m *ohan juga mengatakan bahwa !yah adalah orang yang baik yang bisa membahagiakan Bunda, dan )m *ohan berpesan supaya Kania tetap menjaga Bunda dengan baik. Setelah bertemu om *ohan, semuanya menjadi terasa jelas, dan akhirnya Kania sudah menyampaikan apa yang selama ini Bunda pendam. /asanya sakit memang mengetahui bahwa Bundanya tidak mencintai !yahnya. Tapi Kania tetap berjanji akan menyayangi keduanya, Bunda dan !yah. Kania juga berjanji tidak akan mencintai seseorang, seperti Bunda mencintai )m *ohan.