PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perawatan kesehatan gigi dan mulut, dewasa ini sangat dibutuhkan
untuk semua orang. Perawatan gigi ini dibutuhkan oleh anak-anak sampai
orang tua, baik untuk preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun, perawatan
kesehatan gigi dan mulut ini terkadang rentan juga dan perlu pertimbangan,
terutama pada pasien dengan kondisi compromised medis. Secara harfiah, arti
dari compromised adalah beresiko/berbahaya dan medic adalah medikasi.
Pasien dengan kondisi compromised medis adalah seseorang dengan
kondisi medis ataupun perawatan medis yang rentan terhadap infeksi maupun
komplikasi serius. Compromised medis adalah pasien atau seseorang yang
mengidap satu ataupun lebih penyakit dan sedang menjalani satu atau lebih
medikasi sebagai perawatan penyakitnya tersebut. Kondisi pada pasien-pasien
seperti ini dapat mempengaruhi dari perawatan yang akan dilakukan oleh
dokter gigi. Selain itu pada pasien dengan compromised medis biasanya
terdapat pula manifestasi oral dari penyakit sistemik yang diderita pasien.
Operator atau dokter gigi harus mengetahui tentang macam-macam
dari keadaan compromised medis dan juga manifestasi oralnya, supaya
operator bisa lebih berhati-hati dalam menangani pasien dengan keadaan
compromised medis ini. Selain itu, perlu diperhatiakan dental management
dan prosedur seperti apa yang tepat sehingga tidak membahayakan pasien
maupun operator. Karena apabila terjadi komplikasi pada pasien dengan
keadaan compromised medis akan membahayakan jiwanya.
1.2.
Skenario
Perawatan Compromised Medic pada Anak
Seorang anak laki-laki umur 10 tahun, datang ke RSGM Unej dengan keluhan
gigi belakang bawah kiri sakit sejak 2 bulan yang lalu, sehingga pasien tidak
bias mengunyah makanan pada daerah gigi yang sakit. Pada gusinya sering
sekali muncul benjolan dan keluar nanahnya. Hasil pemeriksaan intra oral
terlihat gigi 36 mengalami karies yang besar, perforasi atap pulpa dan tes
vitalitas negative. Dokter mendiagnosa gigi 36 tersebut nekrosis pulpa.
Gambaran rontgen foto tampak terjadi perforasi bifurkasi dan apek gigi masih
terbuka. Pada anamnesa diketahui pasien mempunyai riwayat pada
pendarahannya, maka dilakukan konsul karena pasien memerlukan tindakan
compromised medic supaya perawatan pada keluhan giginya dapat dilakukan
dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
STEP 1
1. Perforasi bifurkasi
Kontak saluran akar dengan lingkungannya yang mencapai cavum
pulpa
Karies perforasi atau penetrasi terbuka pada atap pulpa, bifurkasinya
terkena [enetrasi dari karies yang menyebabkan bifurkasi repture atau
pecah
2. Perawatan Compromised Medic
Secara harfiah, arti dari compromised ialah beresiko/berbahaya dan
2003).
Suatu keadaan pasien dengan kelainan fisik atau psikis sehingga dalam
penanganan medis membutuhkan perhatian dan tindakan khusus agar
tindakan yang dilakukan dalam kedokteran gigi tidak merugikan dan
membahayakan pasien.
3. Perforasi Atap Pulpa
Atap pulpa terpenetrasi oleh karies sehingga atap pulpa tertutup
STEP 2
1. Apa tujuan dari compromised medic?
STEP 3 (BRAINSTORMING)
1. Tujuan dari compromised medic :
a. Menstabilkan keadaan pasien
b. Mengurangi rasa nyeri dan cemas serta ketidaknyamanan pasien
c. Memberikan perawatan yang sesuai agar dokter gigi dapat lebih
berhati-hati dengan adanya kondisi sistemik pasien sehingga tidak
terjadi komplkasi
d. Untuk dapat melanjutkan perawatan gigi yang dikeluhkan oleh pasien
e. Mengantisipasi dan mengendalikan situasi saat pemeriksaan dan
perawatan
f. Memberikan pertolongan pertama pada pasien.
g. Agar pasien mendapatkan pelayanan yang holistik, komperhensif dan
professional.
2. Pemeriksaan yang dilakukan :
Identifikasi pasien dan riwayat medis
Pemeriksaan fisik ( intra oral dan ekstra oral ), untuk kelainan darah
dokter ahli
Dokter gigi bias menanyakan pada dokter ahli keadaan dan keparahan
penyakit pasien . untuk keparahan mild-moderate bias dilakukan di
praktek dokter gigi, pada keparahan severe dilakukan di rumah sakit
merupakan
tes
terbaik
untuk
screening
gangguan
koagulasi.
STEP 4 (MAPPING)
Anamnesa
Pemeriksaan Klinis
Riwayat Medis
Diagnosa
Rencana Perawatan
Prosedur Perawatan
STEP 5
Mahasiswa mampu mengetahui memahami dan menjelaskan tentang :
1. Macam macam compromised medic dan penjelasannya
2. Dental management compromised medic
3. Prosedur Perawatan compromised medic (secara garis besar)
STEP 7 (Diskusi/Pembahasan)
PR
Kapan pasien dengan gangguan perdarahan bisa dilakukan perawatan?
Sebelum melakukan perawatan gigi kepada pasien dengan gangguan perdarahan,
dokter gigi harus melakukan konsultasi kepada dokter ahli dan menyarankan pasien
untuk melakukan test di laboratorium. Test untuk gangguan perdarahan adalah
screening test. Apabila nilai screening tes ini dalam keadaan tidak normal, maka
dokter gigi tidak bisa langsung melakukan perawatan dan harus menunggu hasil nilai
tes pasien dalam keadaan normal kembali. Screening test yang biasa dilakukan,
meliputi:
dilakukan anastesi
: Pasien yang harus diperhatikan. Waktu dan obat terbatas,
harus
dilakukan
konsul
ke
dokter
ahli,
dilakukan
saluran
tracheo-bronchial.
Ketika
alergen
eksternal
Grand
mal:
biasanya
mengakibatkan
kekejangan
dengan
hilangnya koordinasi.
b.
10
11
b. Asma
Penanganan apabila terjadi gejala-gejala asma, maka:
-
a. Pemberian bronkodilator
b. Pemberian oksigen, baik dengan masker wajah atau kanula hidung sebanyak
3-5 liter per menit
c. Memanggil EMS, jika orangtua pasien meminta atau jika episode
bronkospasme tidak berakhir setelah pemberian dua dosis bronkodilator.
12
c. Epilepsi
Pencegahan serangan
a. Penderita epilepsi yang dikontrol dengan baik dapat dirawat sama seperti
pasien-pasien lain tanpa pencegahan yang khusus.
b. Edukasi mengenai perawatan yang dilakukan kepada pasien.
c. Mengkondisikan ruangan senyaman mungkin agar pasien tidak nervous,
karena nervous dapat memicu kambuhnya epilepsi.
d. Harus selalu menyedikan sendok atau handuk
e. Jikan pasien sangat nervous, sebaiknya diberikan obat penenang tambahan
sebelum tiba di rumah sakit.
Penatalaksanaan
Proses penyembuhan pada serangan petit mal berlangsung cepat, dan tidak
ada pencegahan khusus yang perlu dilaksanakan. Jika perawatan gigi sudah
dimulai, maka dapat dilanjukan kembali dan semua peralatan disekitar
penderita harus disingkirkan.
Penanganan pada serangan grand mal adalah seperti pada pasien tidak sadar.
Sangat penting untuk mengangkat seluruh benda-benda yang lepas dari dalam
mulut, terutama geligi tiruan penuh, dan melindungi lidah dari kerusakan.
Semua peralatan disekitar penderita harus disingkirkan. Dapat memberikan
alat bantu pernafasan Brook. Tahap klonik/ kejang jarang berakhir lebih dari
beberapa menit dan diikuti dengan keadaan mengantuk yang akan
berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam, dimana selama
masa tersebut pasien akan berbicara dengan ucapan yang tidak jelas,
mengeluh sakit kepala dan umumnya merasa tidak sehat. Jika perawatan gigi
sudah dimulai, maka sebaiknya dipersingkat.
Kadang-kadang pada epilepsi yang tidak stabil, serangan mungkin
berlangsung lama atau diikuti dengan serangan lain dalam waktuy yang cepat.
Apabila hal ini terjadi, dengan fase klonik berlangsung lebih dari 10 menit,
13
maka diperlukan advis medis dari dokter ahli atau bantuan ambulans. Jika
bantuan yang diharapkan belum datang, persediaan benzodiazepines pada
praktik dapat diberikan secara intravena. Diazepam atau midazolam 10mg
yang diberikan secara intravena, secara perlahan dapat menggagalkan
serangan. Kadang-kadang bila dibutuhkan dosis yang lebih besar, mintalah
advis medis dari dokter ahli sebelum memberikan dosis yang melebihi jumlah
ini.
d. Bleeding disorder: Hemofili
Penatalaksanaan Di Bidang Kedoketran Gigi
Metode pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi saat
mengidentifikasi pasien dengan kelainan perdarahan adalah membuat riwayat
penyakit secara lengkap, pemeriksaan fisik, skrining laboratoris, dan observasi
terjadinya perdarahan yang luas setelah tindakan pembedahan.
Tindakan Pencegahan Di Bidang Kedokteran Gigi
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan bagi pasien kelainan
perdarahan pada prinsipnya sama dengan pasien normal, yaitu menyikat gigi
sehari dua kali dengan menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluor 1
ppm untuk anak di bawah usia tujuh tahun dan 1,4 ppm untuk anak di atas
usia tujuh tahun, sikat gigi yang digunakan sebaiknya memiliki texture
medium, menggunakan alat-alat interdental seperti dental floss, tape, dan sikat
inter dental, pemberian tambahan fluor melalui cairan, tablet, aplikasi topikal,
obat kumur yang mengandung fluor, memakan makanan yang sehat untuk
gigi, mengkonsumsi pemanis buatan, dan mengunjungi dokter gigi setiap tiga
hingga enam bulan sekali.
1. Perawatan Periodontal
Perawatan periodontal dapat menjadi salah satu pencetus terjadinya
perdarahan. Pemberian periodontal dressing dengan atau tanpa topical
antifibriolytic agents dapat merupakan cara dalam menghentikan perdarahan.
Pemakaian obat kumur yang mengandung chlorhexidine gluconate dapat
14
15
akan dilakukan
Bertanya kepada dokter ahli evaluasi dari kesehatan pasien
Bertanya kepada dokter ahli evaluasi kemampuan pasien untuk menerima
4)
16
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
perawatan
Tidak membuat kegaduhan
Tidak menunjukkan instrument kepada pasien
Memutarkan musik untuk menambah ketenangan
Pemberian obat: anastesi lokal, nitrous oxide, oral anxiolytics
Setelah Perawatan
Instruksikan pasien hal-hal yang dilakukan pasien setelah operasi
17
BAB III
KESIMPULAN
Compromised medis adalah pasien dengan penyakit satu atau lebih dan
sedang melakukan medikasi untuk penyakitnya. Compromised medis terdiri dari
kelainan endokrin (Diabetes mellitus), kardiovaskuler (hipertensi), respirasi (asma),
neuralgia (epilepsi), bleeding disorders (hemophilia). Dental management pada
pasien comprimised medis sangat diperlukan, supaya tidak membahayakan pasien
dan juga operator. Dental management dari masing-masing penyakit berbeda sesuai
dengan keadaan kelainan ataupun penyakit pasien. Prosedur perawatan compromised
medis terdapat 3 step, step pertama adalah pemeriksaan obyektif dan subyektif, step
kedua konsultasi kepada dokter ahli, dan step ketiga adalah tahap peraawatan kepada
pasien yang meminimalisasi trauma jaringan lunak.
18
DAFTAR PUSTAKA
Coulthard P, K Horner, P Sloan, and E Theaker. 2003. Master Dentistry, Vol 1.
Edinburgh: Churchill Livingstone
Ganda KM. 2008. Dentists Guide to Medical Conditions and Complications.
Ames: Wiley-Blackwell
Little, J. W., Falace, D. A., Miller, C. S., Rhodus, N. L. 2008.
Dental
management of the
medically compromised patient. 7th ed. Canada: Mosby Elsevier
Rose, F. Louise; Kaye, Donald. 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam Untuk
Kedokteran Gigi Jilid 1 Edisi Dua. Jakarta : Binarupa Aksara
Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Oral Surgery)
alih bahasa, Purwanto, Basoeseno; editor, Lilian Yuwono. Jakarta: EGC
Grossman, dkk. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta : EGC
19