Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK SAMPLING DARAH DAN URIN UNTUK


PEMERIKSAAN PENUNJANG PENEGAKAN DIAGNOSA

NAMA : AFIFANNISA DIENDA RIFANI


NIM : 131610101013

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2015

LEMBAR KERJA MAHASISWA


1. Pengambilan darah vena
a. Nama subjek: Farah Adibah
Umur Subjek : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hasil pemeriksaan : Tidak didapatkan sama sekali sampel darah vena dari
subjek.
Kesulitan : Karena tubuh subjek yang cukup gemuk, vena tidak tampak jelas,
ketika vena sudah ditemukan dan jarum spuit dimasukan ke vena, darah tidak
dapat terambil.
b. Nama subjek: Wahyu Hidayat
Umur subjek : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hasil pemeriksaan : Didapatkan 0.5ml darah vena dari lengan kiri subjek.

Kesulitan

: Memposisikan jarum spuit tepat pada vena.

Pembahasan :
Vena adalah pembuluh darah yang berfungsi sebagai penyalur yang
membawa

darah

dari

jaringan

kembali

ke

jantung.

Darahnya

banyak

mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan


tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba,
denyut jantungnya tidak terasa. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi
merembes.
Pada kedua subjek sampel darah diambil dari vena di fosacubiti. Pada
kedua subjek sebelumnya dicari terlebih dahulu dimana vena yang tampak cukup
besar dan superficial serta terfiksasi. Pencarian pada subjek berjenis kelamin
perempuan dilakukan dengan cara palpasi karena tubuh subjek cukup gemuk dan
tidak terlihat begitu jelas dimana bagian venanya. Pada subjek laki-laki sudah amat
terlihat vena sehingga cukup mudah mencari vena yang akan diambil sampel
darahnya. Selanjutnya yang dilakukan adalah mempersiapkan spuit/syringe untuk
mengambil sampel darah dengan mengencangkan bagian jarum spuit. Selanjutnya
bagian vena yang akan diambil sempel darahnya didesinfeksi menggunakan kapas
yang sudah diberi alcohol. Tahapan berikutnya memasang tourniquet pada lengan
subjek untuk membendung. Setelah alcohol kering kemudian dengan lubangjarum
menghadap keatas jarum ditusukan pada kulit dengan sudut sekitar 30. Setelah
jarum masuk dan terlihat darah yang masuk ke spuit, fiksasi spuit dan ditarik holder
hingga volume sekitar 0.5 ml. Setelah didapatkan volume 0.5 ml tourniquet dilepas
dan kapas dengan alcohol diletakan diatas jarum spuit lalu jarum spuit ditarik
dengan perlahan.
Dari kedua subjek yang diambil sampel darahnya keduanya mengalami
kesulitan. Pada subjek perempuan karena tubuhnya yang cukup gemuk sehingga
sulit untuk menemukan vena yang terfiksasi, sehingga pada subjek perempuan
sudah dilakukan 3 kali pengambilan sampel, 2 kali di lengan kanan dan 1 kali pada
lengan kiri, dan tidak ada yang berhasil. Ini juga bisa disebabkan penusukan kurang
dalam sehingga darah tidak terambil. Pada subjek laki-laki dilakukan 3 kali
pengambilan dan yang berhasil pada pengambilan ketiga. Ini disebabkan karena
keselahan operator yang menusukan jarum kurang tepat pada vena.
Hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan darah vena yaitu :

Bila tusukan sudah dalam tetapi tidak mengenai vena maka jangan sekali-kali
membelokkan jarum kearah vena karena dapat menimbulkan rasa sakit.
Tindakan yang benar adalah jarum ditarik jangan sampai lepas kemudian
ditusukkan ke arah vena.
Pembendungan vena dengan tourniquet jangan terlalu lama karena dapat
menyebabkan hemokonsentrasi setempat.
Jangan melepas tourniquet sesudah jarum dilepaskan karena menyebabkan
hematoma.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol maka dapat menyebabkan darah
hemolisis.

2. Pengambilan darah kapiler


Nama subjek
: Farah Adibah
Umur Subjek

: 19 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Hasil pemeriksaan : Darah dapat keluar dari jari tengah subjek.

Kesulitan : operator sulit memperkirakan tusukan dengan sekali tusukan berhasil.


Pembahasan :
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil di sebut juga pembuluh
rambut. Kapiler adalah pembuluh darah terkecil yang berfungsi untuk menukar
cairan dan bahan gizi di antara darah dan ruang interstisial. Pembuluh kapiler terdiri
dari dua yaitu pembuluh kapiler vena dan pembuluh kapiler arteri.
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang
digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah ujung jari tangan (fingerstick)
atau anak daun telinga. Pada pengambilan sampel ini dilakukan di jari tangan
tepatnya di jari tengah subjek. Pengambilan sampel darah pada ujung jari ini
biasanya bertujuan untuk mendapatkan spesimen darah dalam jumlah yang sedikit,

kurang dari 0,5ml. Darah yang didapat biasanya digunakan untuk pengujian
glukosa darah, hemoglobin, dan komponen darah lainnya.
Kriteria umum untuk pengambilan sampel darah kapiler pada jari yaitu
hangat, berwarna merah jambu, tidak ada bekas luka, luka, guratan ataupun memar.
Pengambilan sampel darah kapiler biasanya dilakukan pada jari tengah atau jari
manis, karena apibila di jari telenjuk kulit lebih keras sedangkan pada jari
kelingking lebih tipis. Pengambilan darah dilakukan di tengah jari di bagian yang
berdaging.
Sampel diambil dengan cara, mula-mula jari yang akan diambil sampel
darahnya didesinfeksi, diusap menggunakan kapas yang telah diberi alcohol.
Setelah itu tunggu hingga kering karena apabila tidak darah akan terencerkan oleh
alcohol, selain itu darah akan melebar pada kulit sehingga darah sulit untuk
ditampung. Setelah kering barulah dilakukan penusukan, penusukan sebaiknya agak
dalam supaya darah yang keluar tidak sedikit dan tidak perlu dipaksa keluar dengan
menekan-nekan jari. Ketika darah sudah menetes sebaiknya tetesan pertama
dibuang, barulah tetesan kedua yang digunakan, karena tetesan yang pertama akan
memberikan hasil yang berbeda.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pengambilan darah kapiler ini
bisa jadi subjek alergi dengan alcohol, apabila subjek alergi dengan alcohol,
desinfeksi dapat menggunakan povidine iodine. Selain itu subjek merasa nyeri, ini
disebabkan karena banyaknya serabut saraf pada lokasi penusukan.

3. Pengambilan Sampel Urin


Nama subjek : Afifannisa Dienda Rifani
Umur Subjek : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hasil pemeriksaan : Urin porsi tengah, berwaran kuning oranye.

Kesulitan : Mendapatkan urin porsi tengah secara tepat.


Pembahasan :
Urin atau air seni merupakan cairan sisa yang disekresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Pengeluaran urin perlu dilakukan untuk membuang molekul-mlekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh.
Secara umum urin berwarna kuning.
Secara kimiawi kandungan zat dalam urin diantaranya adalah samapah
nitrogen, zat sisa pencernaan sayur dan buah, keton zat sisa metabolism lemak,
ion-ion elektrolit, hormone, zat toksin, dan bisa juga terdapat zat abnormal
misalnya glukosa.
Biasanya pengambilan sampel urin digunakan untuk mengetahui adanya
kelainan urin secara langsung. Selain itu urin juga digunakan untuk penegakan
diagnose dini. Beberapa kasus penyakit yang memerlukan sampel urin adalah
diabetes mellitus, bisa juga gagal ginjal dengan ditandai adanya protein dalam
urin.
Sampel urin yang digunakan adalah urin pancaran tengah (midstream).
Aliran pertama urin dibuang dan aliran selanjutnya yang baru ditampung sebagai

sampel. Aliran pertama urin dibuang ini dikarenakan alira pertama bertujuan
untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari
sampel urin. Sebelum berkemih subjek juga sebaiknya membersihkan alat
kelamin terlebih dahulu menggunakan kasa yang dibasahi air sabun, setelah itu
bilas menggunakan kasa yang dibasahi dengan air, lalu keringkan dengan kasa
steril, barulah berkemih.
Warna dari air seni juga dapat menunjukan kondisi tubuh pada saat itu.
Meskipun pada dasarnya warna urin dipengaruhi juga oleh makanan yang
diamakan, obat, banyaknya air yang diminum, dan aktivitas tubuh. Ada beberapa
warna yang biasa didapatkan apada air seni atau urin, seperti transparan itu
menunjukan bahwa subjek terlalu banyak minum; kuning pucat menandakan
keadaan normal dan air yang diminum cukup; kuning transparan normal; kuning
gelap normal teteapi kurang sedikit air; kuning oranye tubuh tidak mendapat
asupan air yang cukup; coklat terang kemungkinan adanya penyakit liver atau
kondisi tubuh mengalami dehidrasi yang parah. Pada sampel urin subjek
didapatkan urin berwarna kuning oranye yang menandakan subjek kurang
mengkonsumsi air putih atau sedang mengalami dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai