Dalam sebuah sistem seperti di sebuah perusahaan roti memiliki beberapa elemen yang saling berkaitan. Elemen-elemen ini saling mendukung untuk terciptanya suatu sistem yang terintegrasi dengan baik. Misalnya dalam pengadaan bahan baku tepung terigu. Pengadaan bahan baku terigu ini dikendalikan dengan jumlah persediaan terigu di gudang. Dalam persediaan di gudang juga memiliki pembatas yaitu kapasitas penyimpanan dan safety stock terigu untuk pemenuhan dalam pembuatan roti. Apabila kapasistas telah mencapai batas maksimumnya maka perusahaan ini tidak dapat lagi membuat roti. Perusahaan akan membuat lagi bila jumlah bahan baku di gudang penyimpanan tidak mencukupi untuk proses pembuatan roti selanjutnya atau sudah mulai berkurang dari safety stock. Safety stock telah ditentukan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan segala aspek yang dibutuhkan. Suatu saat ketika jumlah bahan baku mulai berkurang dari jumlah safety stock yang ditetapkan, perusahaan akan membuat keputusan untuk membeli bahan baku terigu dengan mempertimbangkan harga dan jumlah bahan baku terigu yang akan dibeli. Setelah perusahaan membuat keputusan lalu perusahaan menghubungi supplier untuk melakukan transaksi pembelian. Dengan lead time yang telah ditentukan bahan baku terigu dikirim ke perusahaan dengan biaya pengiriman yang telah ditentukan pula. Lead time bisa saja mempengaruhi biaya pengiriman, misalnya dikarenakan faktor jarak antara perusahaan dan supplier. Semakin jauh jaraknya maka biayanya juga semakin mahal. Tiap supplier memiliki lead time yang berbeda. Oleh karena itu, pemilihan supplier sangat tepat untuk mengurangi ongkos. Setelah menerima bahan baku terigu kemudiaan dimasukkan ke gudang penyimpanan untuk memenuhi safety stock dan permintaan. Gudang penyimpanan dalam sistem ini memerlukan biaya simpan yang meliputi biaya listrik, biaya pengaturan temperatur gudang, biaya sewa dan lain sebagainya. Stok terigu di gudang digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan roti ini. Kemudian proses pembuatan roti dilakukan karena safety stock di ruang penyimpanan roti mulai berkurang sehingga dilakukanlah proses tersebut untuk menutupinya sehingga permintaan konsumen dapat segera terpenuhi. Seteleh roti dibuat kemudian dimasukkan ke ruang penyimpanan roti. Ruang ini berbeda dengan gudang penyimpanan terigu, sehingga kapasitas dan biaya simpannya juga berbeda. Bahan baku terigu dan produk jadi berupa roti tidak dapat disimpan dalam gudang yang bersamaan karena tidak sesuai, misalnya apabila perusahaan menerima stok bahan baku terigu dan kendaraan yang memuatnya berupa truck / forklift maka kendaraan tersebut akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan misalnya berupa polusi. Ruang penyimpanan roti harus memiliki kondisi yang khusus, temperaturnya harus dijaga dengan baik sehingga roti tidak mudah berjamur / basi. Ruangan tersebut juga harus bebas dari gangguan binatang seperti semut dan sebagainya. Kemudian bila terdapat permintaan konsumen bisa mengambil roti yang terdapat di ruang penyimpanan roti. Pendapatan yang diperoleh perusahaan roti ini sebagian digunakan lagi untuk pembuatan roti. Elemen-elemen yang berada di dalam sistem perusahaan tersebut saling barkaitan yang hingga pada akhirnya produl awal yang berbentuk tepung bisa menjadi produk jadi berupa roti. Input yang dapat di kontrol maupun tidak serta proses-proses yang diperlukan bisa disusun sedimikian rupa sehingga bisa meningkatkan pendapatan dan meminimalkan ongkos. Dan juga dengan mempertimbangkan unsur-unsur lain, keputusan dalam pengadaan bahan baku berupa tepung terigu dapat tercapai dengan optimal dan sesuai untuk memenuhi permintaan konsumen.