Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PROFIL SISTEM PRODUKSI

1.1 Profil Usaha


Seblak peureus 92 adalah usaha kecil yang bergerak di bidang makanan khas daerah
Bandung, Jawa Barat. Khususnya untuk produk kerupuk yang disiram dengan dengan air
panas dan diberi bumbu serta aneka toping. Seblak peureus ini mempunyai keunikan
dibandingkan dengan perusahaan seblak lainnya. Seblak yang dibuat di perusahaan ini di
rebus, tidak ditumis seperti seblak pada umumnya. Seblak peureus 92 ini dimiliki oleh Bapak
Rusliman. Bapak Rusliman membuka usaha seblak peureus 92 pertama pada tahun 2018 di
daerah Cijantung, Jakarta Timur dan sudah menetap atau tidak berkeliling. Kemudian seiring
dengan waktu, Bapak Rusliman membuka cabang seblak peureus 92 di daerah Jagakarsa,
Jakarta Selatan pada bulan September 2018. Mengeluarkan modal awal untuk membuka usaha
seblak sebesar Rp50.000.000,00 dan keuntungan yang didapatkan dari seblak peureus 92
sekitar Rp200.000,00 – Rp800.000,00.

1.2 Jenis Produksi


Seblak peureus 92 memiliki beberapa jenis produk yang dihasilkan, yaitu:
a. Seblak biasa
b. Seblak peureus ori
c. Seblak peureus + telur (utuh)
d. Seblak peureus + ceker
e. Seblak peureus +bakso
f. Seblak peureus + tulangan
g. Seblak peureus komplit

1
1.3 Proses Produksi
Penjelasan mengenai proses produksi akan difokuskan pada produk seblak peureus ori.
Tahapan proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Rebus air sebanyak 250 ml selama 3 menit
2. Masukkan satu sendok teh bumbu seperti gula, garam, bubuk kaldu, kencur dan bawang
putih yang sudah di haluskan, serta kemiri yang sudah dihaluskan bersama minyak
3. Masukkan sambal sesuai pesanan pelanggan
4. Setelah mendidih, masukkan telur dan bahan-bahan yang lainnya seperti cuanki, batagor,
siomay, kerupuk, mie, makaroni dan sawi. Jika pelanggan memesan dengan tambahan
toping, masukkan toping tersebut, lalu aduk hingga merata.
5. Setelah matang, pindahkan seblak tersebut ke mangkuk untuk pelanggan yang makan di
tempat, dan steroform untuk dibawa pulang.

2
BAB II
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SISTEM PRODUKSI

A. Klasifikasi Sistem Produksi


Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, maka seblak peureus 92 dapat
dikelompokkan sebagai sistem produksi assemble-to-order (ATO) hal ini didasari karena
subassembly masuk pada persediaan. Ketika ada pesanan datang dari konsumen, perusahaan
(seblak peureus 92) dapat dengan cepat mengelola atau memproses bahan baku menjadi
sebuah produk jadi. Perusahaan yang menggunakan sistem produksi assemble-to-order (ATO)
ini biasanya mempunyai stok terhadap komponen di dalam mengantisipasi pesanan penjualan.
Perusahaan kategori ini memiliki persedian utama yaitu komponen siap rakit atau bahan
setengah jadi untuk mengantisipasi permintaan yang datang. Sehingga, apabila konsumen atau
pelanggan melakukan pemesanan, perusahaan akan merakit subassembly atau mengolah bahan
setengah jadi tersebut sesuai permintaan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Dengan
menggunakan sistem ini perusahaan akan lebih efisien dalam memenuhi permintaan
pelanggan dengan perkiraan dan penyimpanan bahan setengah jadi, lalu membuat produk
akhir hanya pada saat menerima pesanan dari pelanggan. Dalam sistem produksi assemble-to-
order (ATO) ini perusahaan menawarkan variasi yang cukup banyak dengan komponen dasar
yang relatif sama, seperti seblak peureus ceker, seblak peureus bakso dll.

B. Elemen-elemen Sistem Produksi


Identifikasi elemen sistem pada sistem produksi seblak peureus 92, yaitu:
a. Manusia
Karyawan yang bekerja pada setiap cabang seblak peureus 92 sebanyak 2 (dua) orang.
Kedua karyawan saling membantu dan bekerja sama dalam membangun pelayanan yang
berkualitas. Seperti, memenuhi pesanan secara tepat dan cepat, menjaga kualitas produk
yang dipesan, serta mengatur keuangan yang didapat setiap harinya.
b. Mesin dan Alat
Mesin dan alat yang terlibat dalam membuat produk dalam perusahaan ini adalah kompor
gas, gas, panci, mangkuk, spatula, sendok, garpu, pisau, penjepit makanan, gelas ukur.
Packagingnya mengunakan sterofoam dan plastik. Mesin dan alat yang digunakan pada
perusahaan ini sangat sederhana sehingga memerlukan tenaga kerja yang terampil agar
dapat meningkatkan produktivitas.

3
c. Material
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi jenis seblak peures original adalah
gula, garam, bawang putih, bubuk kaldu, kemiri, kencur, sawi, telur, kerupuk mentah,
makaroni, mie, siomay, batagor dan cuanki. Adapun toping lain yang disediakan yaitu,
cikuwa, bakso, sosis, crab stick, telur utuh, ceker, otak-otak dan kikil sapi.
d. Metode
Metode yang digunakan adalah metode konvensional, karena peralatan yang digunakan
seblak peureus 92 masih menggunakan peralatan yang sederhana dan selama proses
pembuatan terdapat aktivitas merebus dan memotong.

4
C. Interaksi Elemen-Elemen Sistem Produksi

Gambar 2.1 Keterkaitan elemen dari hulu ke hilir

Dalam memulai usaha, suatu perusahaan perlu memperhatikan beberapa faktor, terutama
rantai pasok agar dapat menyesuaikan dengan semua pihak baik dari perusahaan itu sendiri,
supplier dan konsumen. Rantai pasok juga berperan untuk mendapatkan pihak ketiga yang
berkualitas dan mendukung peranan terhadap kemajuan perusahaan. Pada seblak peureus 92 ini
menjalin kerja sama dengan suppliernya yaitu tukang sayur, tukang sembako, dan agen online.
Seblak peureus 92 harus menjalin hubungan yang selaras dan komunikasi yang baik dengan ketiga
suppliernya sehingga rantai pasok dapat berjalan dengan lancar. Dalam kegiatan rantai pasok ini
dimulai dengan supplier, yaitu penjual sayuran yang mulai menyortir dagangannya kemudian
menjajakan di pasar, kemudian ada pedagang sembako yang memulai dengan menjual sembakonya
di toko miliknya. Ada pula agen online memulai dengan menjual bahan baku yang hanya dapat
dipesan atau dibeli secara online, dan nantinya agen online akan mengirimkan bahan baku tersebut
sesuai dengan alamat yang telah diberikan.

5
Selanjutnya karyawan seblak peureus membeli kebutuhan bahan baku dan bahan lainnya
ke supplier. Kemudian apabila mendapatkan pesanan, karyawan melakukan produksi. Untuk
produksi seblak peureus original hal pertama yang dilakukan adalah merebus air sebanyak 350 ml,
setelah air mulai mendidih masukan bumbu-bumbu yang dibutuhkan seperti bawang putih, kencur,
kemiri, gula, garam, bubuk kaldu dan juga sambal kemudian aduk secara merata. Lalu masukan
sayur sawi, batagor, cuanki, siomay, mie, makaroni, telur dan kerupuk. Setelah air mendidih dan
bahan baku sudah matang, tiriskan seblak pada mangkuk untuk konsumen yang ingin makan
ditempat, apabila konsumen ingin seblak dibawa pulang makan, maka seblak ditiriskan pada
kantung plastik transparan.

6
BAB III
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SISTEM PRODUKSI

A. Faktor-faktor Kompleksitas Sistem Produksi


Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, terdapat faktor yang membuat sistem
produksi pada seblak peureus 92 menjadi kompleks, antara lain:
a. Bahan baku dipesan melalui online shop, sehingga harus menunggu lead time
pengiriman komponen atau bahan baku dari supplier agar pesanan sampai ke
perusahaan. (Uncertainty). Uncertainty dalam konteks ini disebabkan oleh waktu
yang muncul dengan dasar asumsi bahwa masa depan tidak dapat diprediksi.
Misalnya, saat perusahaan memesan bahan baku di supplier dan pada saat
pengiriman, bagian transpostasi terkena masalah, maka perusahaan pun akan
mengalami kesulitan. Karena, perusahaan tidak bisa memproduksi, sehingga tidak
bisa memenuhi kebutuhan konsumennya.
b. Kurangnya tenaga kerja, mengharuskan karyawan bekerja lebih ekstra ketika
permintaan sedang banyak atau ramai untuk dapat memenuhi semua pesanan
konsumen.
c. Lahan yang sempit menjadi sebuah permasalahan karna mengakibatkan kurangnya
tempat bagi konsumen untuk makan di tempat.
d. Pembagian job desc yang tidak tertata dengan baik, sehingga para karyawan
kebingungan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya masing-masing. Di
perusahaan ini, tenaga kerja bisa menampung 2 job decs sekaligus. Contohnya saat
permintaan banyak tenaga kerja ini memproduksi produk sekaligus mengatur
keuangan.

B. Respon Tindak Lanjut


Tindak lanjut yang dilakukan oleh seblak peureus 92 terhadap faktor-faktor yang
membuat sistem produksinya menjadi kompleks adalah
a. Dengan adanya lead time saat akan membeli bahan baku oleh supplier, perusahaan
perlu membuat perhitungan komponen yang dibutuhkan secara tepat dan membuat
jadwal pemesanan yang jelas dan tertata rapi. Untuk membuat jadwal pemesanan
datang tepat waktu, perusahaan menggunakan metode perhitungan MRP (Material
Requirment Planning). MRP adalah suatu metode untuk menentukan apa, kapan dan
berapa jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dari suatu perencanaan produksi. Untuk melakukan perhitungan MRP, perusahaan
membutuhkan input, antara lain jadwal tentang material atau komponen yang harus

7
tersedia untuk membuat suatu produk, sebuah daftar jumlah komponen yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu buah produk, ketersediaan persediaan, catatan
mengenai pesanan-pesanan dan terakhir lead time. Setelah MRP sudah selesai di
buat, MRP tersebut dapat digunakan untuk pengendalian produksi. Keluaran pertama
berupa rencana pemesanan yang disusun berdasarkan waktu ancang dari setiap
komponen / item. Dengan adanya rencana pemesanan, maka kebutuhan bahan pada
tingkat yang lebih rendah dapat diketahui. Selain itu proyeksi kebutuhan kapasitas
juga akan diketahui, yang selanjutnya akan memberikan revisi atas perencanaan
kapasitas yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
b. Perusahaan (seblak peureus 92) akan mencoba membuka lowongan pekerjaan lagi
untuk menangani permasalah kurangnya tenaga kerja sehingga nantinya dapat
membantu dan meringankan tugas para karyawan yang ada sebelumnya.
c. Respon tidak lanjut dari permasalahan lahan yang sempit adalah ketika permintaan
ramai untuk makan di tempat, perusahaan menanganinya dengan cara sistem outdoor
yaitu menyiapkan tempat makan seperti meja dan kursi di depan toko untuk
konsumen.
d. Perusahaan melakukan job analysis dengan cara me-review job description yang ada
dan menentukan job specification bagi masing-masing pemegang jabatan.

8
LAMPIRAN
A. Dokomen Observasi

No. Aspek yang ingin di ketahui Pertanyaan


a. Sejak kapan diberdirikannya usaha ini?
b. Berapa modal awal untuk memulai usaha ini?
c. Siapa pemilik usaha ini?
d. Apakah tempat usaha ini langsung menetap atau
1. Profil Perusahaan
bekeliling dahulu?
e. Berapa keuntungan yang didapatkan dalam satu
hari?
f. Apa saja yang dijual?
a. Apa saja bahan baku untuk pembuatannya? Dan di
dapatkan dari mana bahan-bahan tersebut?
b. Bagaimana proses produksinya?
c. Alat apa saja yang di gunakan?
2. Proses Bisnis
d. Butuh tenaga kerja berapa dalam memproduksi
produk ini?
e. Apa ada batasan untuk memproduksi dalam satu
hari?
a. Bagaimana kendala saat proses pembuatan?
3. Kendala Teknis
b. Apa ada kendala dari bahan bakunya sendiri?
a. Saat permintaan banyak bagaimana penanganannya
?
4. Tindak Lanjut
b. Bagaimana cara menindak lanjuti apabila dalam
prosesnya terdapat kendala?
a. Apa nantinya ada rencana untuk memproduksi
variasi seblak yang baru?
5. Rencana Pengembangan b. Apakah berniat untuk membuka cabang lagi?
c. Bagaimana caranya membuat produk anda unggul
dari produk pesaing?
Tabel 1 Dokumen Observasi

9
B. Dokumen Wawancara

Kami : “Permisi mas, kami dari mahasiswa Politeknik APP Jakarta. Izin melakukan
wawancara, boleh?”
Karyawan : “Oh, boleh. Mau bertanya apa?”
Kami : “Sebelumnya nama mas siapa ya?”
Karyawan : “Nama saya panji...”
Kami : “Mas Panji, saya mau bertanya, usaha seblak peureus 92 ini dimulai sejak
kapan ya mas?”
Karyawan : “Kalau cabang yang di jagakarsa ini baru buka sekitar 4 bulan yang lalu, mba.
Tapi untuk pertama kali dibuka itu tahun 2018 di daerah Cijantung. Untuk lebih
jelas bulan dan tanggalnya, saya kurang begitu tau..”
Kami : “Berarti untuk cabang yang ini baru dibuka dari bulan September ya mas.. Apa
mas tau modal awal membuka usaha seblak ini?”
Karyawan : “Iyaa mba, sekitar bulan September 2018 cabang yang disini. Untuk modal
awalnya sekitar Rp50.000.000,00 udah termasuk uang gedung sama alat-alatnya.”
Kami : “Oh gitu ya, mas. Lalu, nama pemilik seblak peurues 92 ini siapa ya, mas? Apa
mas sendiri ini pemiliknya?”
Karyawan : “Bukan mba, saya disini hanya karyawan saja. Ada pemiliknya Bapak Rusliman
namanya.”
Kami : “Apakah usaha seblak ini langsung menetap atau sebelumnya berkeliling dulu,
mas?”
Karyawan : “Usaha ini dari awal buka memang sudah menetap, mba. Cabang pertama dan
kedua ini langsung menetap tidak berkeliling dulu..”
Kami : “Oh iya, seperti yang mas bilang tadi ya, modal awal sudah termasuk uang
gedung. Apa saja mas yang dijual di sini?”
Karyawan : “Disini jual macam-macam mba. Mulai dari seblak peureus biasa, seblak peureus
ori, baso, sosis, ceker, tulangan, yang komplit juga ada. Lalu ada tambahan toping
seperti crab stick, chikuwa, telur utuh, dan lain-lain”
Kami : “Lalu cara pembuatannya bagaimana ya mas?”
Karyawan : “Airnya di rebus dulu, lalu masukkan bumbunya. Kalau sudah mendidih,
masukkan bahan, lalu tunggu sampai matang.”
Kami : “Bahan-bahannya apa saja ya mas? Lalu beli bahan untuk membuat seblak ini
didapatkan dari mana?”

10
Karyawan : “Bahan-bahannya itu ada bubuk kaldu, bawang putih, kencur, gula, cabai, sawi,
kerupuk, siomay kering, batagor kering, cuanki kering, mie. Beli bahan-bahan ini
ada yang lewat online dan ada juga yang beli di pasar. Yang dibeli lewat online
itu seperti siomay kering, batagor kering, dan cuanki kering. Kalau yang lainnya
dibeli di pasar mba.”
Kami : “Yang dibeli dionline shop di kirim pakai apa mas?”
Karyawan : “Dikirimnya lewat JNE (jasa distribusi) mba.”
Kami : “Lalu alat yang dibutuhkan apa saja ya mas?”
Karyawan : “Alatnya itu panci, spatula, sendok, gunting, penjepit makan, mangkuk.”
Kami : “Karyawan disini ada berapa ya mas?”
Karyawan : “Oh cuman 2 saja mba, saya dan teman saya”
Kami : “Oh begitu, Lalu apa ada batasan untuk membuat seblak setiap harinya?”
Karyawan : “Maksudnya bagaimana ya mba?”
Kami : “Maksud saya seperti ini, misalkan disini satu harinya hanya buat 100 porsi
seblak atau tidak ada batasannya?”
Karyawan : “Oh, disini tidak ada batasannya mba. Sehabisnya saja atau sampai kami tutup
jam 11 malam.”
Kami : “Apakah mas ada kendala saat membuat seblak?”
Karyawan : “Tidak ada mba, selama saya membuat seblak ini aman-aman saja”
Kami : “Apakah ada kendala dari bahan-bahan untuk membuat seblak ini mba?”
Karyawan : “Hanya terkadang stok bahan ada yang habis. Apalagi yang harus dibeli dionline
shop seperti cuanki. Pengirimnya sedikit lama karna dikirim dari bandung.
Walaupun stock ada yang habis, kami tetap berjualan tanpa stok yang habis itu.
Seperti siomay kering habis, jadi saat membuatnya tidak pakai siomay.”
Kami : “Apakah ada pelanggan yang protes tentang hal ini mas?”
Karyawan : “Ada saja mba. Apalagi kalau cuanki habis, biasanya pelanggan protes karna
cuanki disini menjadi favorit pelanggan”
Kami : “Oh begitu ya mas, kalau pelanggan tiba-tiba ramai bagaimana mas?”
Karyawan : “Tidak ada masalah mba, saya dan teman saya masih bisa melayani mereka.”
Kami : “Apakah pemilik dari usaha ini ingin menambah variasi seblak baru? Atau mas
sendiri ada pikiran untuk membuat variasi baru?”
Karyawan : “Kalau dari pak Rusliman saya kurang tahu, tapi saya sendiri ingin mencoba
membuat seblak rasa duren mba.”
Kami : “Memangnya enak mas?”
Karyawan : “Kan belum di coba jadi tidak tahu rasanya. Saya ingin mencoba saja”
Kami : “Oh begitu ya mas, lalu apakah ada niat untuk membuat cabang yang baru?”
Karyawan : “Ada sih, tapi selebihnya itu urusan pemiliknya.”

11
Kami : “Pertanyaan terakhir mas, apa yang membuat seblak ini unggul dari seblak yang
lainnya?”
Karyawan : “Seblak disini cara pembuatannya direbus mba, bukan ditumis seperti penjual
seblak yang lainnya. Dan topingnya disini juga lebih banyak dibandingkan
dengan yang lainnya.”
Kami : “Oh terima kasih ya mas, sudah ingin di wawancara oleh kami.”
Karyawan : “Iya mba sama-sama.”

12
C. Dokumen Kegiatan Observasi dan Wawancara

13

Anda mungkin juga menyukai