4, Juli 2003
121
C. Metode
1. Ekstraksi dan fraksinasi
Sampel Spons yang sebelumnya disimpan
dalam metanol diambil sejumlah tertentu lalu
diekstraksi dengan metanol p.a., lalu ekstrak kasar
yang diperoleh difraksinasi dengan butanol p.a. dan
reagens lainnya berupa etil asetat. Fraksi yang
diperoleh dan juga ekstrak kasar methanol diuji
bioaktivitasnya. Ekstrak methanol difraksinasi
dengan etil asetat/air. Fraksi etil asetat diteruskan
melalui pemisahan dengan kolom silica gel dengan
eluen n-heksana dan etil asetat.
2. Bioesai
Pengujian dengan metode MTT (4). Pada
pengujian antitumor dilakukan secara in vitro dari
ekstrak dan fraksi-fraksi sample. Sel KB sebanyak
1000 sel, dilarutka ! "#$#%! &''! $! %(")*%! +,-.1640; ditambah fetal bovine serum 10% (yang sudah
diinaktifkan
dengan
pemanasan);
ditambah
kanamycin 50 g/ml. Campuran ini kemudian
")/#%0*1! 1#2#! ")! #2#3! %)/14! 0$#2(5! ")2#%6#7&''! $!
aliquot larutan uji dengan konsentrasi yang berbedabeda. Campuran ini kemudian diinkubasikan selama
tiga hari pada suhu 37C pada kelembaban udara 5%
CO2. Pada hari ketiga ditambahkan MTT reagens 25
$5! ")/#%0*1! 1#2#8! 9(2($#7! :#;2*! ) ;*6#3)! 3($(3#)5!
micro plate diaduk-aduk rata selama 10 menit;
medium dipisahkan dengan menggunakan aspirator.
Pada campuran ditambahkan 0,2 mL DMSO setiap
plate untuk melarutkan MTT Formazan yang
terbentuk, kemudian micro plate diputar secara
mekanik. Plate diukur pada micro plate reader
dengan panjang gelombang 540 nm. Persentase sel
yang terhambat pertumbuhannya diukur sebagai
berikut: (1-T/C)X100. C, adalah nilai rata-rata
pengukuran kontrol, T adalah sampel uji. Daya
hambat pertumbuhan sel diukur pada tiga dosis yaitu
&'! <=%>5!?! <=%>!"# !&! <=%>8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian ekstrak methanol dari spons
9815S45 serta fraksi-fraksinya yang terdiri dari fraksi
etil asetat-air, fraksi air. Fraksi hasil pemisahan silika,
dan pemisahan dengan HPLC dilakukan pengujian
#;2)@)2#3! # 2);# ;(1! 0#"#! ;4 3( 21#3)! &'! <=%>5! ?!
<=%>! "# ! &! <=%>8! A#3)$! *B)! #;2)@)2#3! (;321#;! (2)$!
asetat pada berbagai konsentrasi terhadap sel KB
menunjukkan aktivitas yang berbeda-beda pada
;4 3( 21#3)! &'! <=%>5! 0(13( 2#3(! 0( <7#%6#2# !
pertumbuhan sel (CI) sebesar 97%; pada konsentrasi
(;321#;! ?! <=mL CLI sebesar 61% dan pada
;4 3( 21#3)! &! <=%>! 3(6(3#1! CD! EF#6($! &G8! H1#;3) fraksi yang diperoleh dari hasil pemisahan dengan
kolom silica dan pelarut n-heksan dan etil asetat yaitu
lima fraksi (Fr 1, Fr2, Fr3, Fr4, dan Fr5). Dua fraksi
yaitu Fr4 dan Fr5 menunjukkan aktivitas yang
berbeda terhadap sel KB (Table 1).
122
Etil
asetat
- Air
Fr
1
Fr
2
Fr
3
Fr
4
Fr 5
97
97
61
8
95
23
9
6
CI %
Fr
1
22
-
Fr
2
98
97
96
Fr
3
97
76
35
Fr
4
97
28
25
Fr 5
8
-
Fraksi
Fr4
menunjukkan
aktivitas
penghambatan sebesar 97 %, 95%, dan 23% berturut2*1*2! 0#"#! ;4 3( 21#3)! &'! <=%>5! ?! <=%>! "# ! &!
<=%>I! 3("# <;# ! J1#;3)! HK! %( * B*;;# ! #;2)@)2#3!
7%, 9% dan 6% . Fraksi F4 dipisahkan melalui kolom
silika diperoleh lima fraksi lagi yaitu Fr 4-1; Fr4-2;
Fr4-3; Fr4-4; dan Fr4-5. Fraksi yang menunjukkan
aktivitas lebih tinggi lalu dipisahkan lagi melalui
kolom silika. Fraksi-fraksi ini diuji lagi terhadap
bioindikator dengan kepadatan yang sama. Pengujian
terhadap fraksi Fr4-1; Fr4-2; Fr4-3; Fr4-4 dan Fr4-5,
menunjukkan aktivitas penghambatan yang tinggi
(Tabel 2). Fraksi Fr 4-2 menunjukkan aktivitas
2(12) <<)! L#)2*! MCD! 0#"#! &'! <=%>5! MND! 0#"#! ?!
<=%>! "# ! MOD! 0#"#! &! <=%>8! H1#;3)! H1P-2 setelah
pemurnian diperoleh 123 mg dan setelah elusidasi
struktur ternyata substansi tersebut adalah Swinholide
A yaitu suatu senyawa makrolide. Fraksi Fr4-1 hanya
#;2)J! 0#"#! ;4 3( 21#3)! &'! <=%>! L# <! 3(6(3#1! QQD!
CI. Fr4-2 menunjukkan aktivitas 98% pada
;4 3( 21#3)!&''! <=%>5!MND!R.!0#"#!;#"#1!?! <=%>!
"# !MOD!0#"#!&! <=%>8!H1#;3)!P-3; 97% CI pada 10
<=%>5!NOD!0#"#!;4 3( 21#3)!?! <=%>!"# !?KD!0#"#!
;4 3( 21#3)!&! <=%>8
Fraksi Fr4-2 memiliki aktivitas tertinggi dari
fraksi-fraksi lainnya. Fr4-2 kemudian dimurnikan dan
diperoleh 123 mg. Struktur elusidasi dilakukan
terhadap substansi ini dan ternyata adalah swinholide
A dengan bobot molekul 1388.86 dengan rumus
molekul C78H131O20 dan struktur (Gambar 1) serta
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 4, Juli 2003
OM e
CH 3
O
CH 3
CH 3
OH
21'
CH 3
OH
O
1
7
H 3C
M eO
OH
O
H 3C
OH
OH
CH 3
O
OH
OM e
CH 3
1'
7'
O
HO
CH 3
O
CH 3
21
OH
CH 3
O
CH 3
OM e
C 78 H 131 O 20
E xact M ass: 1387.92
M ol. W t.: 1388.86
123
DAFTAR PUSTAKA
1. Aoki. S; K. Higuchi; Y. Ye; R. Rachmaniar; and
M. Kobayashi; Melophlins A and B; novel
tetramic acids reversing the phenotype of rastransformed cells, from the marine sponge
Melophlus sarassinorum; Tetrahedron letters
Vol.56 No. 46; Nov. 2000
2. Aoki, S.; M. Okano; K. Matsui; T. Itoh; R.
Rachmaniar; S. Akiyama and M. Kobayashi;
Brianthein A, a novel briarane type diterpene
reversing multidrug resistance in human
carcinoma cell line from the gorgonian Briareum
excavacatum; Tetrahedron Vol 57. No. 43.
3. Aoki, S; K. Matsui; K. Tanaka; R. Rachmaniar
and M. Kobayashi. Lemebehyne A, a novel
neuritogenic palyacetylene from a marine sponge
of Haliclona sp. Tetrahedron vol 56. No. 51.
4. Carmichael, J. 1994. Cancer Chemotheraphy:
Identifyng Novel Anticancer Drugs. Current
Issue in Cancer. BMJ. Vol. 308.
5. Kobayashi, M.; Y. Chen; S. Aoki; Y. In; T.
Ishida; I. Kitagawa. Four New b-carboline
alkaloids isolated from two Okinawan Marine
Sponges of Xestospongia sp., and Haliclona sp..
Tetrahedron vol. 51. No. 13 1995. p. 3727-3736.
6. Kobayashi, M.; M. Kurosu; N. Ohyabu; W.
Wang; S. Fuji; I. Kitagawa. The Absolute stereo
structure of Arenotatin A, A potent cytotoxic
Depsipeptide from the Okinawan Marine Sponge
Dysidea arenaria. Chem. Pharm. Bull. 42 (10)
2196-2198 (1994). Pharm. Society of Japan.
7. Kobayashi, M.; W. Wang; N. Ohyabu; M.
Kurosu; I. Kitagawa. Improved total synthesis
and structure activity relationship of Arenastatin
A, A potent cytotoxic spongean Depsipeptide.
Chem, Pharm. Bull. 43 (9) 1598-1600, 1995.
124
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.