Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No.

4, Juli 2003

ANTIKANKER SWINHOLIDE A DARI SPONS Theonella swinhoei


R. Rachmaniar
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Abstract
Investigation on bioactivities of sponge Theonella swinhoei code S9815S45 collected from
Lombok Island in 1998 has been conducted. Crude extract in methanol and their fractions had
been tested for their anticancer activity using crude cell by measuring its inhibit concentration
(CI) with MMT assay. Some fractions gave active reactions. The most reactive fraction after
structure elucidation, was identified as Swinholide A
Keywords: Sponge, swinholide A, anticancer activity
PENDAHULUAN
Spons merupakan salah satu sumber daya
laut yang terdapat pada daerah terumbu karang. Di
Indonesia dapat ditemukan di perairan-perairan
kepulauan Seribu, Spermonde, Lombok, Sulawesi
Utara. Di perairan Indonesia terdapat 850 spesies
spons (10). Spons salah satu biota laut yang tidak
dimanfaatkan secara langsung seperti
beberapa
hewan vertebrata. Untuk meningkatkan nilai tambah
spons dapat dilakukan melalui pemanfaatan metabolit
sekunder yang dikandungnya.
Spons biasanya terdapat pada kedalaman 12
meter atau lebih dan .merupakan anggota dari phylum
porifera. Spons adalah hewan invertebrata, multisel
yang sederhana; bentuknya bervariasi ada yang
bercabang, pipih, mangkok, cerobong, bentuk bola,
dan lain-lain. Kulitnya tebal berpori-pori. Bentuknya
seringkali dipengaruhi oleh lingkungan fisik,
lingkungan kimia, kedalaman, arus, ombak, dan
sedimentasi. Spons sebagaimana organisme hidup
lainnya menghasilkan berbagai metabolit sekunder
yang berfungsi sebagai pertahanan tubuhnya terhadap
pengaruh buruk lingkungannya. Metabolit-metabolit
sekunder yang dihasilkan antara lain berupa senyawa
terpen, peptida, dan lain-lain serta memiliki aktivitas
biologis dan farmakologis. Sifat bioaktivitas
metabolit sekunder dari spons telah banyak diteliti
oleh pakar-pakar kimia, farmasi, dan biologi dari
bebagai negara maju (1,8,12,14,15). Penelitian
umumnya dilakukan untuk mencari substansi aktif
yang memiliki aktivitas antikanker, antivirus, antiHIV, antibakteri serta bioaktivitas lainnya.
Dalam dekade terakhir pakar-pakar dari
negara
maju
telah
berhasil
mengisolasi,
mengidentifikasi dan menguji sifat bioaktif sekitar
2500 substansi bioaktif dari biota laut. Dari 2500
bioaktif tersebut 756 di antaranya berasal dari spons.
Di Indonesia penelitian terhadap Spons juga sudah
dimulai oleh beberapa peneliti meskipun masih tahap
permulaan. Penelitian terhadap sifat bioaktif dari
Spons yang dilakukan oleh LIPI sejak tahun 1993
terutama difokuskan pada pencarian substansi

bioaktif yang berkhasiat antibakteri dan antikanker.


Berbagai substansi aktif telah berhasil diisolasi dan
diidentifikasi dari spons Indonesia antara lain
Barangamide (14), Brianthein (1); Aaptamin (13);
Demethyl
aaptamin
(13),
Lembehyne
(2),
Bitungolides ( 3). Tulisan ini merupakan salah satu
hasil penelitian yang telah dilakukan; yaitu pengujian
sampel spons Theonella swinhoei dengan kode
S9815S45 yang diambil dari perairan Lombok dan
telah diuji sifat antikankernya terhadap sel kanker
KB. Ekstrak methanol dan fraksinya diuji
aktivitasnya. Fraksi aktif telah dielusidasi strukturnya
dan ternyata adalah Swinholide A. Identifikasi atau
struktur elusidasi senyawa aktifnya tidak disampaikan
pada tulisan ini. Yang dilaporkan pada tulisan ini
hanya terbatas pada aktivitasnya
BAHAN DAN METODE
Bahan penelitian berupa sample spons sp.
reagens kimia, dan bioindikator untuk bioesai.
A. Bahan.
1. Spons sp. diberi kode 9815S45 dikumpulkan
dari perairan Pulau Lombok, tepatnya di
perairan pantai Gilimeno pada kedalaman 12m
dalam bulan Agustus 1998 dengan alat Scuba
diving. Sampel kemudian dipotong-potong, lalu
diekstraksi dengan metanol.
2. Bioindikator berupa sel kanker yaitu: KB cell
human epidermoid carcinoma cell line.
3. Medium RPMI-1640 dari Nissui Pharmaceutical
Co. LTD, Osaka
4. MTT Reagents (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)2,5-diphenyltetrazolium bromide) ex Sigma Co.
dibuat larutan 2 mg/mL bahan dalam buffer
fosfat dan disimpan dalam lemari pendingin.
5. Buffer fosfat dari Dulbecco.
6. DMSO (Di Methyl Sodium Oksida)
B. Peralatan
Micro plate Reader: Model 450 (BIORAD, Japan,
Tokyo)

121

Antikanker Swinholide (R. Rachmaniar)

C. Metode
1. Ekstraksi dan fraksinasi
Sampel Spons yang sebelumnya disimpan
dalam metanol diambil sejumlah tertentu lalu
diekstraksi dengan metanol p.a., lalu ekstrak kasar
yang diperoleh difraksinasi dengan butanol p.a. dan
reagens lainnya berupa etil asetat. Fraksi yang
diperoleh dan juga ekstrak kasar methanol diuji
bioaktivitasnya. Ekstrak methanol difraksinasi
dengan etil asetat/air. Fraksi etil asetat diteruskan
melalui pemisahan dengan kolom silica gel dengan
eluen n-heksana dan etil asetat.
2. Bioesai
Pengujian dengan metode MTT (4). Pada
pengujian antitumor dilakukan secara in vitro dari
ekstrak dan fraksi-fraksi sample. Sel KB sebanyak
1000 sel, dilarutka ! "#$#%! &''! $! %(")*%! +,-.1640; ditambah fetal bovine serum 10% (yang sudah
diinaktifkan
dengan
pemanasan);
ditambah
kanamycin 50 g/ml. Campuran ini kemudian
")/#%0*1! 1#2#! ")! #2#3! %)/14! 0$#2(5! ")2#%6#7&''! $!
aliquot larutan uji dengan konsentrasi yang berbedabeda. Campuran ini kemudian diinkubasikan selama
tiga hari pada suhu 37C pada kelembaban udara 5%
CO2. Pada hari ketiga ditambahkan MTT reagens 25
$5! ")/#%0*1! 1#2#8! 9(2($#7! :#;2*! ) ;*6#3)! 3($(3#)5!
micro plate diaduk-aduk rata selama 10 menit;
medium dipisahkan dengan menggunakan aspirator.
Pada campuran ditambahkan 0,2 mL DMSO setiap
plate untuk melarutkan MTT Formazan yang
terbentuk, kemudian micro plate diputar secara
mekanik. Plate diukur pada micro plate reader
dengan panjang gelombang 540 nm. Persentase sel
yang terhambat pertumbuhannya diukur sebagai
berikut: (1-T/C)X100. C, adalah nilai rata-rata
pengukuran kontrol, T adalah sampel uji. Daya
hambat pertumbuhan sel diukur pada tiga dosis yaitu
&'! <=%>5!?! <=%>!"# !&! <=%>8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian ekstrak methanol dari spons
9815S45 serta fraksi-fraksinya yang terdiri dari fraksi
etil asetat-air, fraksi air. Fraksi hasil pemisahan silika,
dan pemisahan dengan HPLC dilakukan pengujian
#;2)@)2#3! # 2);# ;(1! 0#"#! ;4 3( 21#3)! &'! <=%>5! ?!
<=%>! "# ! &! <=%>8! A#3)$! *B)! #;2)@)2#3! (;321#;! (2)$!
asetat pada berbagai konsentrasi terhadap sel KB
menunjukkan aktivitas yang berbeda-beda pada
;4 3( 21#3)! &'! <=%>5! 0(13( 2#3(! 0( <7#%6#2# !
pertumbuhan sel (CI) sebesar 97%; pada konsentrasi
(;321#;! ?! <=mL CLI sebesar 61% dan pada
;4 3( 21#3)! &! <=%>! 3(6(3#1! CD! EF#6($! &G8! H1#;3) fraksi yang diperoleh dari hasil pemisahan dengan
kolom silica dan pelarut n-heksan dan etil asetat yaitu
lima fraksi (Fr 1, Fr2, Fr3, Fr4, dan Fr5). Dua fraksi
yaitu Fr4 dan Fr5 menunjukkan aktivitas yang
berbeda terhadap sel KB (Table 1).

122

Tabel 1. Hasil pengujian ekstrak Spons sp.


9815S45 terhadap sel KB
CI %
Sampel
uji
10
g/ml
3 g/ml
1 g/ml

Etil
asetat
- Air

Fr
1

Fr
2

Fr
3

Fr
4

Fr 5

97

97

61
8

95
23

9
6

Tabel 2. Hasil pengujian fraksi Spons sp. 9815S45


terhadap sel KB
Sampel
uji
10 g/ml
3 g/ml
1 g/ml

CI %
Fr
1
22
-

Fr
2
98
97
96

Fr
3
97
76
35

Fr
4
97
28
25

Fr 5
8
-

Fraksi
Fr4
menunjukkan
aktivitas
penghambatan sebesar 97 %, 95%, dan 23% berturut2*1*2! 0#"#! ;4 3( 21#3)! &'! <=%>5! ?! <=%>! "# ! &!
<=%>I! 3("# <;# ! J1#;3)! HK! %( * B*;;# ! #;2)@)2#3!
7%, 9% dan 6% . Fraksi F4 dipisahkan melalui kolom
silika diperoleh lima fraksi lagi yaitu Fr 4-1; Fr4-2;
Fr4-3; Fr4-4; dan Fr4-5. Fraksi yang menunjukkan
aktivitas lebih tinggi lalu dipisahkan lagi melalui
kolom silika. Fraksi-fraksi ini diuji lagi terhadap
bioindikator dengan kepadatan yang sama. Pengujian
terhadap fraksi Fr4-1; Fr4-2; Fr4-3; Fr4-4 dan Fr4-5,
menunjukkan aktivitas penghambatan yang tinggi
(Tabel 2). Fraksi Fr 4-2 menunjukkan aktivitas
2(12) <<)! L#)2*! MCD! 0#"#! &'! <=%>5! MND! 0#"#! ?!
<=%>! "# ! MOD! 0#"#! &! <=%>8! H1#;3)! H1P-2 setelah
pemurnian diperoleh 123 mg dan setelah elusidasi
struktur ternyata substansi tersebut adalah Swinholide
A yaitu suatu senyawa makrolide. Fraksi Fr4-1 hanya
#;2)J! 0#"#! ;4 3( 21#3)! &'! <=%>! L# <! 3(6(3#1! QQD!
CI. Fr4-2 menunjukkan aktivitas 98% pada
;4 3( 21#3)!&''! <=%>5!MND!R.!0#"#!;#"#1!?! <=%>!
"# !MOD!0#"#!&! <=%>8!H1#;3)!P-3; 97% CI pada 10
<=%>5!NOD!0#"#!;4 3( 21#3)!?! <=%>!"# !?KD!0#"#!
;4 3( 21#3)!&! <=%>8
Fraksi Fr4-2 memiliki aktivitas tertinggi dari
fraksi-fraksi lainnya. Fr4-2 kemudian dimurnikan dan
diperoleh 123 mg. Struktur elusidasi dilakukan
terhadap substansi ini dan ternyata adalah swinholide
A dengan bobot molekul 1388.86 dengan rumus
molekul C78H131O20 dan struktur (Gambar 1) serta

Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 4, Juli 2003

swinhoei (14), Aaptamin dan Demethyl aaptamin dari


Aaptos (13), Melophlins A and B (3), Brianthein A
(1), Lembehyne A (1). Umumnya substansi ini
bersifat bioaktif terhadap sel kanker dan bakteri. Di
samping menghasilkan Swinholide yang bersifat
sitotoksik, Th. Swinhoei juga menghasilkan banyak
lagi senyawa aktif lainnya. Sirirath et. al., (15)
melaporkan telah mengisolasi dan mengidentifikasi
sejumlah senyawa baru yang diberi nama Bitungolide
dari Th. Swinhoei yang dikumpulkan dari perairan
Bitung, Sulawesi Utara. Bitungolide merupakan
senyawa poliketida yang memiliki aktivitas
menghambat kerja enzim fosfatase.

gambaran computer generated (Gambar 2).


Swinholide dan isomernya juga telah diisolasi dan
diidentifikasi oleh Kobayashi et al., (6) dari spons T.
swinhoei yang berasal dari perairan Okinawa.
Swinholide yang diisolasi yaitu Swinholide A,
Swinholide B dan Swinholide C. Isoswinholide.
Ketiga tipe Swinholide yaitu A, B, dan C
menunjukkan sifat sitotoksik terhadap sel KB, sel
L1210.
Selain Swinholide A berbagai senyawa
bioaktif yang berkhasiat sebagai antikanker telah
berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari spons asal
Indonesia antara lain Barangamide dari Theonella

OM e

CH 3
O
CH 3

CH 3

OH
21'

CH 3

OH

O
1

7
H 3C

M eO

OH

O
H 3C
OH
OH
CH 3
O
OH

OM e

CH 3
1'

7'

O
HO

CH 3

O
CH 3

21

OH

CH 3

O
CH 3

OM e

C 78 H 131 O 20
E xact M ass: 1387.92
M ol. W t.: 1388.86

Gambar 1. Struktur Swinholide A

Gambar 2. Computer Generated Swinholide A

123

Antikanker Swinholide (R. Rachmaniar)

DAFTAR PUSTAKA
1. Aoki. S; K. Higuchi; Y. Ye; R. Rachmaniar; and
M. Kobayashi; Melophlins A and B; novel
tetramic acids reversing the phenotype of rastransformed cells, from the marine sponge
Melophlus sarassinorum; Tetrahedron letters
Vol.56 No. 46; Nov. 2000
2. Aoki, S.; M. Okano; K. Matsui; T. Itoh; R.
Rachmaniar; S. Akiyama and M. Kobayashi;
Brianthein A, a novel briarane type diterpene
reversing multidrug resistance in human
carcinoma cell line from the gorgonian Briareum
excavacatum; Tetrahedron Vol 57. No. 43.
3. Aoki, S; K. Matsui; K. Tanaka; R. Rachmaniar
and M. Kobayashi. Lemebehyne A, a novel
neuritogenic palyacetylene from a marine sponge
of Haliclona sp. Tetrahedron vol 56. No. 51.
4. Carmichael, J. 1994. Cancer Chemotheraphy:
Identifyng Novel Anticancer Drugs. Current
Issue in Cancer. BMJ. Vol. 308.
5. Kobayashi, M.; Y. Chen; S. Aoki; Y. In; T.
Ishida; I. Kitagawa. Four New b-carboline
alkaloids isolated from two Okinawan Marine
Sponges of Xestospongia sp., and Haliclona sp..
Tetrahedron vol. 51. No. 13 1995. p. 3727-3736.
6. Kobayashi, M.; M. Kurosu; N. Ohyabu; W.
Wang; S. Fuji; I. Kitagawa. The Absolute stereo
structure of Arenotatin A, A potent cytotoxic
Depsipeptide from the Okinawan Marine Sponge
Dysidea arenaria. Chem. Pharm. Bull. 42 (10)
2196-2198 (1994). Pharm. Society of Japan.
7. Kobayashi, M.; W. Wang; N. Ohyabu; M.
Kurosu; I. Kitagawa. Improved total synthesis
and structure activity relationship of Arenastatin
A, A potent cytotoxic spongean Depsipeptide.
Chem, Pharm. Bull. 43 (9) 1598-1600, 1995.

124

8.

9.

10.

11.

12.

13.
14.

15.

Kobayashi, M.; s. Aoki; I. Kitagawa; Absolute


stereostructure of Altohyitin A and its congeners,
potent cytotoxic macrolides from the Okinawan
Marine sponge Hytios altum. Tetrahedron letters
Vol. 36 No. 8. pp. 1243-1246, 1994.
Kobayashi, M.; H. Uehara; K. Matsunami; S.
Aoki; I. Kitagawa. Trichoharsin, A New
Polyketide Produced by the imperpect fungus
Trichoderma harzianum separated from the
marine Sponge Micale Cecilia. Tetrahedron
letters. Vol. 34 No. 34 pp. 7925-7928. 1993.
Nontji, A. Potensi Bioteknologi Kelautan Di
Indonesia In : Proceedings Seminar Nasional
Bioteknoligi Kelautan I. Eds. Subagyo,
Rachmaniar & Sulistijo, 1999
Pettit, G.R.; et.al.;. Isolation and structure
elucidation of the cell growth inhibitory
constituent from the Western Pacific Marine
Sponge Axinella sp. Am. Chem. soc. 1991
Pettit, G.R. et.al.; Isolation and structure
elucidation of Halistatin 3 from the Western
Pacific Marine Sponge Phakellia sp. J. chem.
Soc. 1995.
Rachmaniar, R.; Antibakteri Aaptamin dan
Demethylaaptamin dari spons Aaptos aaptos
Roy, M.C.; I.I. Ohtani; T. Ichiba; J. Tanaka; R.
Rachmaniar; and T. Higa. New Cyclic peptide
from the Indonesian sponge Theonella swinhoei.
Tetrahedron vol.56. No.46. Nov. 2000.
Sirirath, S.; J. Tanaka; I.I. Ohtani; T. Ichiba; R.
Rachmaniar; K. Ueda; T. Usui; H. Osada; T.
Higa. Bitungolides A-F, New Polyketides from
the Indonesian Sponge Theonella swinhoei.
Journal of Natural Products Vol. 65. No.12,
1820-1823; 2002

Anda mungkin juga menyukai