Anda di halaman 1dari 5

CONTOH PENERAPAN SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN
Penerapan Sistem Informasi Manajemen atau yang disingkat SIM bisa dalam berbagai bidang. Berikut ini
saya akan memeberikan contoh penereapan SIM di bidang Rumah Sakit.
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT
1. SIM adalah perangkat prosedur yang terorganisasi apabila dijalankan akan memberikan umpan
balik dan informasi kepada manajemen tentang masukan, proses, dan keluaran dari suatu siklus
manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.
2. SIM merupakan sebuah sistem mesin pemakai yang terintegrasi yang menyediakan informasi
untuk menunjang operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah
organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer, dan prosedur-
prosedur manual;model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan, dan pengambilan
keputusan; dan suatu database (Gordon B.Davis dan Margareth H.Olson).
3. Management Information System is a spesifically designed communication system in which data
are gathered, stored, analyzed, formulated, and reported to manager (Rakich-Longest-Darr).
Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat. sistem informasi
rumah sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien dan informasi-informasi yang berkaitan
dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri.

TUJUAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT ITU SENDIRI :
1. lebih menigkatkan pelayanan rumah sakit
2. agar data-data yang ada dalam rumah sakit tersusun rapih.
3. kemudahan dalam pencarian data obat, pasien dll yang berhubungan dengan rumah sakit.
4. meningktakan citra pelayanan rumah sakit.
MEKANISME KONTROL :
mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis, pemanfaatam dan
perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program, menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis,
sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi fungsi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi yang
terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan
informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen,
sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru guna menungjang kelancaran penerapan
Sistem yang tertata dengan rapih dan baik.
Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi Manajemen menjadi 5 komponen
utama guna menunjang terlaksanana penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan:
1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)
3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4. SOP (Standar Operasional Prosedur)
5. Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem
karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input)
6. SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem dimana data diinput dan
di proses melalui tenaga-tenaga SMD tersebut)
Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai strategis dan
mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi
dalam menyongsong era Informasi ini.
Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk
meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk menyongsong Indonesia Sehat.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat
teraplikasikan dengan sukses :
1. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari
survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor
pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian dalam
organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan dibangun, master plan
ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.
2. I ntegrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan
membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti
redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna
sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan pola kerja dari
manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang tenga medis.
3. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan
berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun sebuah
Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi, Teknik
Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah berkecipung dibidang
pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit (kesehatan).
4. Teknologi I nformasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam
pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras
(Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih teknologi adalah :
Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat.
Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi Informasi menangani
proses maupun penampungan data.
Flexibility, kemampuan Teknologi Informasi saling beradaptasi dan kemudahan pengembangan
di masa yang akan datang.
Survivability, berapa lama Teknologi Informasi mendapatkan dukungan dari vendor maupun
pasar.
Yang paling penting adalah sesuikan dengan kebutuhana pengembangan kemasa depan tentunya.
Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi, perlu dilakukan beberapa
pendekatan, seperti:
1. Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem
informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di
dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan
dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari sistem informasi saja.
2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic planning
level), yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi dapat
ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input basis data, prosedur-prosedur operasi
dan kontrol. Pendekatan dari atas ke bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem.
3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi bagian
modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan
dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah dipelihara.
4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu beradaptasi
dengan perkembangan-perkembangan organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan
suatu sistem yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.
Secara besar sistem informasi harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit,
1. Rumah Sakit Vertikal
2. Rumah Sakt Umum Daerah
3. Rumah Sakit Umum Swasta
4. Rumah Sakit Spesialist
Dengan dikelompokannya rumah sakit kedalam kelompok-kelompok diatas guna mempermudah sejauh
mana tingkat kebutuhan sistem informasi terutama yang di dasarkan pada modular, modul-modul yang di
gunakan oleh rumah sakit daearh tentu akan berbeda dengan rumah sakit vertical maupun swasta.
Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah:
1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan berbasi
kmputer.
2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada proses
migrasi data.
3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun
pada data transakit.
4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. Berubah-ubahnya kebijakan.
6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,
8. dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai