Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH NETWORK MODEL

TUGAS 1
Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Akademik
Mata Kuliah Praktikum Stokastik
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widyatama

Oleh:
Andri Awaludin (0514204006)
Trisgar (0514204001)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2017

BAB I
PENDAHULUAN
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

1.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan transportasi cenderung terus meningkat, hal ini terjadi di


Indonesia terutama di wilayah perkotaan. Transportasi akan menjadi kebutuhan
semakin banyak orang, sejalan dengan pertumbuhan penduduk serta peindustrian
dan jumlah kendaraan. Di wilayah perkotaan intensitas transportasi relatif lebih
tinggi dibandingkan daerah luar kota dengan kerapatan penduduk yang rendah.

Kajian sistem transportasi kota, akan memerlukan pemodelan untuk


memperkirakan gerakan. Gerakan yang dimaksud adalah gerakan orang atau
barang dengan menggunakan kendaraan diatas jalan dari asal ke tujuan. Pada
suatu interval waktu kejadian gerakan yang telah diperkirakan itu berlangsung
serentak dimasing-masing ruas pada jaringan jalan.

Pada interval waktu itu gerakan yang terjadi di ruas jalan dapat dinyatakan
dengan besaran volume ruas. Pada konteks waktu masa datang volume lalulintas
tersebut, didapat dari hasil perkiraan melalui pemodelan termasuk model
pembebanan lalulintas. Perkiraan volume lalulintas ini berguna sekali untuk
perencanaan sistem jaringan jalan dan manajemen lalulintas. Perencanaan bersifat
antisipasi terhadap kemungkinan yang mungkin terjadi di masa datang, baik
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Pengembangan riset pemodelan pemilihan rute memegang peranan


penting dalam pengembangan pemodelan transportasi untuk kepentingan
perencanaan sistem transportasi yang efektif dan efisien. Dalam kajian sistem
transportasi kota diperlukan penyusunan prosedur perhitungan untuk menganalisa
hubungan antara kebutuhan transportasi dan penyediaan sistem transportasi.
Kebutuhan transportasi yang dimaksud adalah jumlah gerakan orang atau barang
dengan menggunakan kendaraan diatas jalan dari asal ke tujuan. Sedangkan
penyediaan adalah penambahan atau pengaturan pemakaian ruas jalan yang
menyatu dalam jaringan jalan.

1
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


Dari sisi kebutuhan akan diperlukan suatu perkiraan jumlah dan pola
sebaran terhadap ruang. Hal ini akan termasuk sebaran perilaku. Sisi penyediaan
menyangkut sifat fisik dan sebaran ruang. Kajian dilakukan simultan dari dua sisi
tersebut. Sebagai bagian detil dari pemodelan prosedur perhitungan kajian
kebutuhan penyediaan transportasi diatas adalah pemodelan biaya perjalanan.
Biaya perjalanan sangat dipengaruhi oleh persepsi masing-masing pelaku
perjalanan. Diperlukan suatu kajian untuk mendapatkan rumusan biaya perjalanan
yang dapat digunakan untuk kajian kebutuhan sediaan dalam kajian sistem. Kajian
rumusan biaya perjalanan akan lebih baik jika menyertakan faktor persepsi yang
terjadi dalam kenyataan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Makalah ini akan berfokus pada tiga jaringan model yaitu, shortest path,
maximal flow, dan spinning tree.

1.3. TUJUAN PENULISAN


Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi yang membaca dan
dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi dalam mempelajari model
jaringan. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
stokastik. Selain itu makalah ini juga dibuat agar mahasiswa dapat mengerti
mengenai tiga jaringan model yaitu, shortest path, maximal flow, dan spinning
tree. Sehingga dapat mengerti dan dapat mempresentasikan materi ini.

BAB II

2
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


ISI

2.1. MODEL JARINGAN


Jaringan lahir karena berbagai keperluan seperti: transportasi, listrik,
komunikasi, perencanaan proyek, aliran air, pembuatan jalan, dan lain-lain. Saat
ini jaringan sangat penting, sebab dengan jaringan maka masalah yang besar dan
rumit dapat disederhanakan. Ada beberapa jaringan yang dapat diselesaikan
dengan permasalahan program linear. Pada kajian di sini akan dibahas tiga
masalah jaringan, yaitu: permasalahan lintasan terpendek, masalah diagram pohon
terpendek, masalah aliran maksimum.
Dalam menggambarkan suatu jaringan kerja digunakan tiga buah simbol
sebagai berikut:
1. Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan
di sini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan jangka waktu tertentu dalam
pemakaian sejumlah sumber daya (sumber tenaga, peralatan, material, biaya)
2. Lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa
atau event. Kejadian didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau
beberapa kegiatan.
3. Anak panah terputus-putus, menyatakan kegiatan semu
atau dummy . Dummy tidak mempunyai jangka waktu tertentu, karena tidak
memakai sejumlah sumber daya.

Metode Networking adalah suatu metode untuk memperoleh keputusan


untuk mencari rute terpendek dengan meninjau dan meghubungkan seluruh titik
titik sistem jaringan. Pada umumya metode Networking dipakai untuk jaringan
internet, jaringan telepon dan untuk mencari rute terpendek jaringan jalan. Tujuan
akhir penggunaan metode Networking adalah untuk mencari rute terpendek dari
seluruh simpul simpul yang akan diuji.
Graph atau Network atau jaringan ditentukan oleh 2 set simbol yaitu node
dan arc. Node adalah simpul dari graph atau network dan Arc adalah terdiri dari
sepasang simpul yang berurutan dan merepresentasikan arah pergerakan yang
mungkin yang dapat terjadi di antara simpul simpul.

3
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


Untuk arc (j,k), arah yang mungkin adalah node j ke node k. Node j disebut
initial node dan node k disebut terminal node. Chain adalah barisan dari arc
sedemikian rupa hingga setiap arc memiliki tepat satu simpul yang sama dengan
arc sebelumnya. Kemudian Path adalah Chain dimana terminal node setiap arc
sama dengan initial node dari arc berikutnya.

2.2 METODE RUTE TERPENDEK (SHORTEST PATH)


Algoritma dijkstra adalah algoritma yang bertujuan untuk menemukan
jalur terpendek berdasarkan bobot terkecil dari satu titik ke titik lainnya. Misalkan
titik mengambarkan gedung dan garis menggambarkan jalan, maka algoritma
Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap semua kemungkinan bobot terkecil dari
setiap titik.

Gambar 2.1 Shortest path


Pertama-tama tentukan titik mana yang akan menjadi node awal, lalu beri bobot
jarak pada node pertama ke node terdekat satu per satu, Dijkstra akan melakukan
pengembangan pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke titik selanjutnya tahap
demi tahap. Inilah urutan logika dari algoritma Dijkstra:

1. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0 pada
node awal dan nilai tak hingga terhadap node lain (belum terisi)

4
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


2. Set semua node Belum terjamah dan set node awal sebagai Node
keberangkatan
3. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum terjamah
dan hitung jaraknya dari titik keberangkatan. Sebagai contoh, jika titik
keberangkatan A ke B memiliki bobot jarak 6 dan dari B ke node C berjarak 2,
maka jarak ke C melewati B menjadi 6+2=8. Jika jarak ini lebih kecil dari jarak
sebelumnya (yang telah terekam sebelumnya) hapus data lama, simpan ulang data
jarak dengan jarak yang baru.
4. Saat kita selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga, tandai
node yang telah terjamah sebagai Node terjamah. Node terjamah tidak akan
pernah di cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan yang paling
minimal bobotnya.
5. Set Node belum terjamah dengan jarak terkecil (dari node keberangkatan)
sebagai Node Keberangkatan selanjutnya dan lanjutkan dengan kembali ke step
tiga.

Dibawah ini penjelasan langkah per langkah pencarian jalur terpendek secara rinci
dimulai dari node awal sampai node tujuan dengan nilai jarak terkecil.
1. Node awal 1, Node tujuan 5. Setiap edge yang terhubung antar node telah
diberi nilai

Gambar 2.2 Langkah Shortest path 1


2. Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap node tetangga yang terhubung langsung
dengan node keberangkatan (node 1), dan hasil yang didapat adalah node 2 karena
bobot nilai node 2 paling kecil dibandingkan nilai pada node lain, nilai = 7 (0+7).

5
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.3 Langkah Shortest path 2

3. Node 2 diset menjadi node keberangkatan dan ditandai sebagi node yang telah
terjamah. Dijkstra melakukan kalkulasi kembali terhadap node-node tetangga
yang terhubung langsung dengan node yang telah terjamah. Dan kalkulasi dijkstra
menunjukan bahwa node 3 yang menjadi node keberangkatan selanjutnya karena
bobotnya yang paling kecil dari hasil kalkulasi terakhir, nilai 9 (0+9).

Gambar 2.4 Langkah Shortest path 3

4. Perhitungan berlanjut dengan node 3 ditandai menjadi node yang telah


terjamah. Dari semua node tetangga belum terjamah yang terhubung langsung

6
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


dengan node terjamah, node selanjutnya yang ditandai menjadi node terjamah
adalah node 6 karena nilai bobot yang terkecil, nilai 11 (9+2).

Gambar 2.5 Langkah Shortest path 4

5. Node 6 menjadi node terjamah, dijkstra melakukan kalkulasi kembali, dan


menemukan bahwa node 5 (node tujuan ) telah tercapai lewat node 6. Jalur
terpendeknya adalah 1-3-6-5, dan niilai bobot yang didapat adalah 20 (11+9). Bila
node tujuan telah tercapai maka kalkulasi dijkstra dinyatakan selesai.

Gambar 2.6 Langkah Shortest path 5

7
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

2.3 METODE MAXIMAL FLOW MODEL

Model Aliran Maksimum ( Maximal flow ), sesuai dengan namanya adalah


sebuah model yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai maksimum seluruh
arus di dalam sebuah system jaringan. Fungsi dari model ini adalah
memaksimumkan jumlah pengiriman dari source ke destination dengan kendala
kapasitas setiap jalur.
Jaringan listrik, pipa saluran dan jalur lalu lintas dalam sebuah system
jaringan yang tertutup adalah contoh contohnya. Kapasitas pada setiap jaringan
hubungan akan membatasi jumlah arus atau aliran yang melewatinya. Sebagai
contoh, sebuah lalu lintas pada sebuah arus jalan searah akan macet apabila
kemampuannya untuk menampung jumlah kendaraan terlampaui. contoh lain,
sebuah pendistribusian akan barang tersendat jika barang yang akan dikirim
melebihi kapasitas muatan dari mobil pengangkutnya.
Situasi yang telah dijelaskan oleh kedua contoh diatas merupakan pusat
perhatian model aliran maksimum yang mempunyai tujuan untuk
memaksimumkan jumlah arus yang melewati jaringan hubungan dalam sebuah
sistem jaringan. Hal ini tentunya sangat umum terjadi pada bidang bidang
transportasi, produksi / operasi, komunikasi dan distribusi.

Prosedur Maximal flow :


1. Cari dan temukan path dari titik sumber ke titik lokasi tujuan yang memiliki arah
dengan aliran kapasitas yang lebih besar dari nol untuk seluruh segitiga di dalam
path. Jika tidak ada path yang tersedia, berarti optimal solution telah tercapai
2. Cari di aliran kapasitas yang paling kecil (Sf) di dalam path yang terpilih di Step
1. Lakukan perubahan di dalam aliran di dalam jaringan dengan mengirimkan
sejumlah (Sf).
3. Untuk path yang terpilih di Step 1, kurangkan seluruh arus kapasitas dengan (Sf)
di node arah masuk dan tambahkan di arus balik node sebesar (Sf).
4. Ulangi Step 1.
5. Hentikan algoritma, ketika di node arah lebih kecil dari nol

8
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


Contoh berikut bersumber dari :
https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo

Gambar 2.6 Langkah maximal flow


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

9
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.7 Langkah maximal flow 1


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

Gambar 2.8 Langkah maximal flow 2


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

10
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.9 Langkah maximal flow 3


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)
Gambar 2.10 Langkah maximal flow 4

(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

11
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.11 Langkah maximal flow 5


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

Gambar 2.12 Langkah maximal flow 6


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

12
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.13 Langkah maximal flow 7


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

Gambar 2.14 Langkah maximal flow 8


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

13
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.15 Langkah maximal flow 9


(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo)

2.3 METODE SPINNING TREE MODEL

Pohon rentang minimum (minimal spanning tree) adalah teknik mencari


jalan penghubung yang dapat menghubungkan semua titik dalam jaringan secara
bersamaan sampai diperoleh jarak minimum.

Masalah pohon rentang minimum serupa dengan masalah rute terpendek


(shortest route), kecuali bahwa tujuannya adalah untuk menghubungkan seluruh
simpul dalam jaringan sehingga total panjang cabang tersebut diminimisasi.
Jaringan yang dihasilkan merentangkan (menghubungkan) semua titikdalam
jaringan tersebut pada total jarak (panjang) minimum.

Langkah-langkah dari pohon rentang minimum adalah :

1. pilih secara arbitrer sebuah node dalam jaringan

14
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


2. hubungkan node tersebut dengan node terdekat yang dapat meminimalkan
total jarak

3. perhatikan semua node apakah terdapat node yang belum terhubung,


temukan dan hubungkan node terdekat yang belum terhubung

4. ulangi langkah ketiga sampai seluruh node dapat terhubung

Sebagai contoh, gedung Istec Corporation yang baru memiliki beberapa ruangan
dan tiap ruangan membutuhkan 1 lubang aliran listrik (atau biasa disebut sebagai
steker). Teknisi listrik akan menyalurkan listrik dari ruang bagian depan sampai
keseluruh ruangan dengan total panjang kabel yang seefisien mungkin. Adapun
jarak antar ruangan dapat digambarkan dalam gambar jaringan berikut ini,
sedangkan ruang bagian depan digambarkan sebagai node-1.

Karena node-1 adalah ruangan terdepan yang menjadi sumber aliran listrik utama,
maka node-1 akan dijadikan sebagai patokan dalam jaringan. Node yang paling
dekat dengan node-1 adalah node dengan jarak 2 meter, sehingga kita hubungkan
node 1 dengan node-3.

15
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.16 Langkah minimum spinning tree


(sumber : http://www.statisticapedia.com/2008/05/minimal-spanning-tree.html)

Kemudian kita lihat node-node terdekat yang belum terhubung dengan node 1 dan
3, yaitu node 7, 6 dan 2. Yang terdekat dengan node 3 adalah node 7 dengan jarak
3 meter. Kemudian node 3 dan node 7 dapat dihubungkan.

Gambar 2.17 Langkah minimum spinning tree 1

16
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


(sumber : http://www.statisticapedia.com/2008/05/minimal-spanning-tree.html)

Node yang belum terhubung terdekat dengan node 1, 3 dan 7 adalah node 6
dengan panjang 2 meter.

Gambar 2.18 Langkah minimum spinning tree 2


(sumber : http://www.statisticapedia.com/2008/05/minimal-spanning-tree.html)

Node yang belum terhubung dan dekat dengan node 1,3,7 dan 6 adalah 5 dan 2.
Node 5 dapat terhubung dengan node 6 dengan jarak 3 meter, sedangkan node 3
dapat dihubungkan dengan node-1 dengan jarak 3 meter.

17
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.19 Langkah minimum spinning tree 3


(sumber : http://www.statisticapedia.com/2008/05/minimal-spanning-tree.html)

Sisa node yang belum terhubung adalah node 8, 4 dan 9. Node 4 dapat
dihubungkan dengan node 5 dengan jarak 3 meter, dan untuk mencapai node 9
total jarak terdekat lebih pendek jika ditempuh dari node 8 ke 9 dari pada melalui
node 4.

18
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

Gambar 2.20 Langkah minimum spinning tree 4


(sumber : http://www.statisticapedia.com/2008/05/minimal-spanning-tree.html)

Karena seluruh node telah terhubung atau telah terkait dalam satu jaringan, maka
solusi di atas telah optimum. Jadi teknisi listrik dapat memulai merentangkan
kabelnya dengan menghubungkan node 1 2, 1 3, 3 7, 6 7, 5 6, 4 5, 6
8, 8 9

Panjang kabel yang dibutuhkan adalah : 21 meter

19
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

BAB III
PROSEDUR

3.1. SHORTEST PATH


Shortest route, untuk menyelesaikan permasalahan ini dilakukan dengan prosedur:
Buatlah diagram jaringan,
Setiap arc diberi label:
Lower bound (l) bernilai NOL
Upper bound (u) bernilai infinity
Cost per-unit of flow (c) merupakan panjang arc
Node asal merupakan source node dan memiliki nilai l dan u tepat
1, serta c bernilai NOL
jadi label untuk node asal adalah [1,1,0]

20
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


Node tujuan merupakan sink node dan memiliki nilai l dan u tepat
1, serta c bernilai NOL
jadi label untuk node tujuan adalah [1,1,0]
Hasilnya, arc dengan nilai positif merupakan rute terpendek pada jaringan
tersebut

3.2. MAXIMAL FLOW


Maximum flow, untuk menyelesaikan permasalahan ini dilakukan dengan
prosedur:
Buatlah diagram jaringan,
Setiap arc diberi label:
Lower bound (l) bernilai NOL
Upper bound (u) bernilai kapasitas setiap arc
Cost per-unit of flow (c) bernilai NOL
Node asal merupakan source node dan memiliki kapasitas yang
besar (yang mungkin terjadi)
jadi label untuk node asal adalah [0,M,0]
M merupakan angka yang sangat besar
Setiap node tujuan merupakan sink node dan memiliki memiliki
kapasitas yang besar dengan nilai c bernilai -1
jadi label untuk node tujuan adalah [0,M,-1]
Kapasitas jaringan total akan diperoleh pada node tujuan

3.3. SPINNING TREE


Minimum spanning tree, untuk menyelesaikan permasalahan ini dilakukan dengan
prosedur:
Buatlah diagram jaringan,
Setiap arc diberi label:
Lower bound (l) bernilai NOL
Upper bound (u) bernilai infinity
Cost per-unit of flow (c) merupakan panjang arc

21
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


Node asal merupakan source node dan memiliki nilai l dan u tepat
n, serta c bernilai NOL
jadi label untuk node asal adalah [n,n,0]
Setiap node tujuan merupakan sink node dan memiliki nilai l dan u
tepat 1, serta c bernilai NOL
jadi label untuk node tujuan adalah [1,1,0]
Hasilnya, arc dengan nilai positif merupakan minimum spanning tree pada
jaringan tersebut

BAB IV
PEMBAHASAN

Operations research dijelaskan sebagai suatu metode, suatu pendekatan,


seperangkat teknik, sekelompok kegiatan, suatu kombinasi beberapa disiplin,
suatu perluasan dari disipilin-disiplin utama (matematika, teknik, ekonomi), suatu
disiplinbaru, suatu lapangan kerja, bahkan suatu agama.
Network model / model jaringan dipelajari berfungsi untuk memodelkan
suatu permasalah dalam suatu jaringan agar lebih mudah dalam pencarian solusi
optimal dari permasalah tsb. Hal yang harus diperhatikan dalam memodelkan
suatu permasalahan jaringan adalah kita sebelumnya harus mengetahui
inputprocessoutput dari jaringan yang kita kelola agar permasalahan dapat
terpetakan.

22
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


Model shortest path dipakai untuk mengatasi permasalahan transportasi,
dimana tujuannya untuk mencari rute yang paling pendek. Mengapa? Karena
panjang rute akan sebanding dengan variabel obyek yang diteliti seperti biaya,
waktu, energi dll.
Model maximal flow dipakai untuk mengetahui jumlah maksimal suatu
obyek yang dapat dialirkan, obyek yang dapat dialirkan tidak hanya barang tapi
dapat berupa alat transportasi, energi, informasi, dll. Karena tujuannya untuk
mengetahui jumlah maksimal sehingga kapasitas setiap jalur diperhitungkan,
karena yang menjadi kendala atau pembatas adalah kapasitas setiap jalur.
Model spinning tree mirip dengan shortest path perbedaanya dalam shortest
path yang dicari jalur terpendek, sedangkan spinning tree yaitu untuk mencari
jalur minimal akan tetapi dapat menghubungkan setiap node dalam jaringan.

BAB V
KESIMPULAN

Setelah mencari materi daripada network model atau model jaringan dapat
disimpulkan bahwa tujuan daripada model jaringan adalah untuk memberikan
atau mencari solusi optimal yang disebabkani pembatas-pembatas atau kendala
yang berada dalam jaringan tsb seperti panjang rute, kapasitas node, urutan rute.
Semua pembatas tsb dapat berupa variabel waktu, biaya, energi, informasi dll.

Solusi optimal untuk memcahkan permasalahan dalam jaringan dapat


menggunakan tiga model beriut :
1. Shortest path

23
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1


Jalur terpendek (Shortest path) antara dua verteks dari s ke t dalam
jaringan adalah lintasan graph berarah sederhana dari s ke t dengan sifat
dimana tidak ada lintasan lain yang memiliki nilai terendah. Pada
persoalan ini akan terdorong untuk menyelesaikan suatu persoalan untuk
menentukan jalur terpendek dan biaya termurah dalam suatu jaringan.
2. Maximal flow
Maximal flow adalah sebuah model yang dapat digunakan untuk
mengetahui nilai maksimum seluruh arus di dalam sebuah system jaringan.
Fungsi dari model ini adalah memaksimumkan jumlah pengiriman dari
source ke destination dengan kendala kapasitas setiap jalur.
3. Spinning tree
Spinning tree adalah teknik mencari jalan penghubung yang dapat
menghubungkan semua titik dalam jaringan secara bersamaan sampai
diperoleh jarak minimum.

BAB V
SARAN

Penulis menyarankan agar setelah mengetahui model jaringan apa yang


dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari, contoh dalam kasus
sederhana dalam perjalanan ke kampus kita bisa menggunakan solusi dari shortest
path yaitu dengan mengukur pilihan jalur yang dapat menuju kampus dan
mengukur jarak dari tiap jalur, sehingga dapat meminimalkan biaya dari bahan
bakar. Atau dalam instalasi LAN jaringan komputer kita dapat menggunkan solusi
spinning tree agar biaya untuk kabel dapat diminimumkan.

24
UNIVERSITAS WIDYATAMA

MODEL JARINGAN TUGAS 1

DAFTAR PUSTAKA

http://cobacobaduluyuks.blogspot.co.id/2015/02/network-model-model-jaringan-
shortest.html

https://www.youtube.com/watch?v=sxyCzzUuXLo

https://veriyenpaone.blogspot.co.id/2012/11/makalah-model-jaringan.html

http://catatan-aang.blogspot.co.id/2014/01/jurnal-aliran-maksimum.html

https://books.google.co.id/books?
id=xu5MBQmC8xcC&pg=PA399&lpg=PA410&ots=_BgUajOG0m&focus=view
port&dq=operation+research+1+jaringan

25

Anda mungkin juga menyukai