Anda di halaman 1dari 15

Permainan Kippers

Nama permainan Kippers berasal dari bahasa Belanda, yaitu Kiepers. Permainan ini dimainkan oleh dua
regu, yang masing-masing regu terdiri atas 12 orang. Regu pemukul harus mengumpulkan angka/ nilai
sebanyak mungkin. Sementara itu regu penjaga harus berusaha supaya lawan tidak memperoleh
angka/nilai. Seorang pemain dapat memperoleh angka/nilai jika dapat memukul dengan baik.
Selanjutnya, lari menuju tiang hinggap dan kembali ke daerah regu pemukul.

Perlengkapan dalam permainan kippers adalah sebagai berikut.
a. Lapangan
Lapangan permainan berukuran 65 x 30 meter. Ruang pukul 5 x 15 meter. Ruang regu pemukul 5 x 15
meter.




















b. Alat
1) Pemukul
Terbuat dari kayu dengan panjang 60 cm. Garis tengahnpemukul 3,5 cm.
2) Bola
Bola terbuat dari karet elastis. Berat bola 80 gram dan garis tengah 7 cm.
3) Tiang hinggap
Dua buah tiang yang terbuat dari besi atau bambu. Panjang tiang 1,5 m dengan garis tengah 2 cm.
Bagian atas tiang atas dibengkokkan atau berbentuk melingkar (C & D).
4) Tiang bendera
Ukurannya sama dengan tiang hinggap. Berjumlah 2 buah. Di bagian atas tiang diberi bendera dengan
warna terang supaya mudah dilihat.
5) Tiang kecil
Tiang kecil diletakkan di sudut-sudut lapangan. Ujung tiang diberi bendera.

Untuk dapat memainkan permainan kipers, kita harus menguasai beberapa teknik dasar. Teknik dasar
permainan kipers adalah sebagai berikut.
a. Menangkap bola
Cara menangkap bola dalam permainan kippers adalah sebagai berikut.
1) Buka kaki agak lebar, lutut agak ditekuk.
2) Kedua tangan di depan dada dengan jari-jari tangan terbuka.
3) Perhatikan datangnya bola. Bola ditangkap dengan rileks dan searah dengan arah larinya bola.

b. Melempar bola
Mengoper bola harus menggunakan teknik yang benar. Tujuannya adalah supaya bola mudah untuk
ditangkap oleh teman seregu. Dengan demikian, kemenangan regu dapat diraih. Beberapa cara
melempar bola dalam permainan kippers, adalah sebagai berikut.
1) Lemparan ayunan atas
Lemparan ayunan atas. Sikap kaki kuda-kuda, kaki kanan dan tangan kanan dengan memegang bola
direntangkan ke kanan belakang agak ke atas. Awalan melempar, condongkan badan ke belakang,
tangan kanan ditarik ke belakang dan tangan kiri mengambil sikap keseimbangan. Ayunkan tangan
kanan kuat ke depan dengan kaki kanan melangkah ke depan (sebagai gerak ikutan). Pada akhir
pelepasan bola pergelangan tangan melecut hingga jari-jari tangan menghadap ke bawah. Kegunaan
lemparan ini akan mencapai jarak sedang.

2) Lemparan ayunan bawah
Sikap kuda-kuda kaki kanan di belakang. Badan condong ke belakang, tekuklah kaki lebih dalam.
Julurkan tangan kanan memegang bola dengan lurus, dan tegak lurus dengan badan. Ayunkan lengan
tangan kanan sedemikian rupa, hingga perlepasan bola itu kira-kira membentuk sudut 45 dengan garis
horizontal. Guna lemparan ini untuk memcapai jarak jauh.

c. Memukul
Teknik memukul sesuai dengan tujuan arah bola dapat dibedakan yaitu: melambung jauh, datar ke
depan, menyamping ke kiri, dan menyamping ke kanan. Sementara itu arah bola dalam teknik memukul
ini sangat tergantung kepada: sudut arah ayunan pemukul, sudut perkenaan bola dengan pemukul,
serta sikap badan dan posisi kaki.

1) Pukulan melambung jauh
a) Peganglah pemukul pada bagian pangkalnya.
b) Setelah bola dilambungkan, rentangkan salah satu kaki sesuai dengan tangan yang digunakan untuk
memukul.
c) Berat badan pada kaki yang direntangkan, badan condong ke belakang, tekukkan lutut yang
direntangkan sedalam mungkin, tetapi tetap dalam keseimbangan.
d) Tangan pemukul dijulurkan lurus, tegak lurus dengan badan dan membentuk sudut 45 dengan garis
datar.
e) Usahakan bola terkena tepat pada ujung pemukul, hingga lengan ayunan pukulan sepanjang mungkin
dan lepasnya bola membentuk sudut 45.
f) Perkenaan bola lebih kurang setinggi bahu.
g) Arah bola tergantung arah pemukul saat perkenaan dengan bola.

2) Pukulan datar ke depan
a) Sikap seperti pada pukulan melambung jauh, hanya badan tetap tegak dan kaki tidak ditekuk.
b) Perkenaan kayu pemukul dan bola saling tegak lurus dan kayu pemukul dalam gerakan horizontal.
c) Arah bola akan ke kanan atau ke kiri tergantung kepada arah hadap kayu pemukul saat perkenaan
dengan bola.

3) Pukulan menyamping ke kiri
a) Sikap seperti pada pukulan datar ke depan, tetapi kaki kanan diubah ke depan agak ke kanan.
b) Badan diputar searah dengan arah pukulan.
c) Ayunan lengan sedemikian rupa hingga perkenaan kayu pemukul dan bola sedikit dari atas menuju ke
bawah.

4) Pukulan menyamping ke kanan
a) Ayunan dari belakang kepala menuju ke depan.
b) Sikap seperti pada pukulan datar ke depan, hanya lengan ditarik ke atas sedikit ke belakang.
c) Arah pukulan dari atas menuju ke bawah dengan sudut pukulan sesuai dengan arah yang dikehendaki.

Peraturan permainan kipers adalah sebagai berikut.
a. Waktu permainan berupa inning (masing-masing regu mempunyai kesempatan sama untuk menjadi
regu jaga dan regu pemukul)
b. Satu regu terdiri atas 12 pemain mengenakan nomor dada dari 1 sampai 12. Dasar nomor dada untuk
tiap regu harus berbeda.
c. Kewajiban regu pemukul: memukul bola, lari ke tiang hinggap, dan kembali ke ruang pemukul (B).
d. Kewajiban regu penjaga sebagai berikut.
1) Menangkap bola yang dipukul.
2) Mematikan pelari dengan melempar bola.
3) Membakar ruang regu pemukul bila tidak ada pemukul lagi.
e. Pemukul harus melambungkan bola sendiri.
f. Pukulan dinyatakan baik, bila bola jatuh di daerah lapangan (30 meter) dan boleh berlari menuju tiang
hinggap.
g. Ketentuan pelari sebagai berikut.
1) Bila bola dikembalikan ke ruang regu pemukul atau ruang pukul, baik melambung atau menyusur
tanah, melewati garis batas ruang regu pemukul dari lapangan permainan, pelari harus berhenti di
tempat.
2) Bila bola hilang pelari harus berhenti, dan boleh berlari lagi
bila bola telah ditemukan dan dimasukkan ke dalam lapangan
permainan.
3) Seorang pemain yang tidak terkena lemparan boleh langsung masuk ke ruang pemukul (B), tanpa
menuju tiang hinggap (C atau D) lebih dahulu.
4) Seorang pemukul yang sah pukulannya, boleh tetap tinggal di ruang pukul, kalau dipandangnya
membahayakan.
5) Seorang pelari yang menurut perhitungannya dalam situasi membahayakan, boleh kembali ke tiang
hinggap, atau ke ruang pukul.
6) Pemukul yang salah atau meleset pukulannya tidak boleh berlari, tetapi harus menunggu atas pukulan
yang sah dari teman berikutnya.
7) Bila regu pemukul tinggal seorang lagi maka pemukul ini diberi kesempatan untuk memukul 3 kali
pukulan sah.
h. Lemparan untuk mematikan lawan
Lemparan harus mengenai bagian bahu ke bawah. Penjaga tidak boleh berlari dengan membawa bola.
Jadi, harus mengoper dengan kawan supaya dapat mendekati pelari. Lemparan yang mengenai pelari
dapat menyebabkan pergantian. Operan bola harus dilakukan dengan satu tangan.
i. Bola tangkap dan cara pergantian
Bola tangkap harus dilakukan dengan tangan satu. Pada waktu bola tangkap yang ketiga si penangkap
harus melemparkan bola tegak lurus ke atas, dengan membelakangi ruang pukul dan regu jaga
secepatnya menuju ke ruang regu pemukul atau ke tiang hinggap. Hal ini karena pada peristiwa ini dapat
dikenai lemparan. Bola yang dilemparkan oleh penjaga, dapat ditangkap oleh bekas regu pemukul untuk
mematikan lawan.
j. Penilaian
1. Bola tangkap memperoleh nilai 1 (satu).
2. Kembali ke ruang partai pemukul, dengan pukulan yang sah atas pukulan sendiri memperoleh nilai 2
(dua).
3. Kembali atas pukulan kawan, dan pelari itu tidak melakukan kesalahan pukul, mendapat nilai 1 (satu).

Alat yang Digunakan

1) Bola kasti.

2) Tongkat kasti.

3) 2 buah tiang (2 tiang hinggap)

Cara Permainan

Guru akan mengorganisasikan menjadi 2 kelompok dan saling berhadapan untuk menentukan
siapa tim yang bertugas sebagai regu pemukul dan regu penjaga. Kelompok yang bertugas sebagai
pemukul akan melakukan pukulan dengan nomer urut pemain. Pemukul melambungkan bola ke atas
dan memukul bola sendiri tanpa bantuan pelambung, pemukul harus berlari ke tiang bebas, jika
pemukul ragu-ragu berlari ke tiang bebas boleh hinggap di ruang pemukul menunggu pukulan dari
teman.

Peraturan Permainan

Jumlah Pemain

Terdiri dari 2 kelompok atau regu dengan masing-masing anggota terdiri 12 pemain.

Waktu

Lama permainan 2X20-30 menit.

Regu Lapangan

Regu lapangan bertugas untuk mematikan pemukul dengan cara melempar bola ke arah pemukul
atau melempar kembali keruang bebas. Perkenaan bola sekitar badan sampai kaki.regu lapangan hanya
boleh menangkap bola dengan satu tangan.

Regu Pemukul

Pemukul hanya hanya diberikan kesempatan 1 kali, kecuali pemukul terakhir dan tidak ada orang
di area bebas, maka diberikan kesempatan 3 kali memukul. Setelah memukul, pemukul harus berlari ke
tiang bebas, jika pemukul ragu-ragu berlari ke tiang bebas boleh hinggap di ruang pemukul menunggu
pukulan dari teman.

Pergantian

Terjadi pergantian apa bila bola dari lemparan regu penjaga mengenai tubuh pemukul dan regu
penjaga berhasil menangkap 3 kali hasil pukulan regu pemukul tanpa menyentuh tanah. Pada tangkapan
yang terakhir regu lapangan harus melempar bola ke atas.

Penilaian

Nilai 2

Pemain yang berhasil memukul bola dengan benar dan berlari menuju ke tiang penyelamatan tanpa
terkena lemparan dari regu penjaga, dapat kembali ke ruang bebas dengan hasil pukulan sendiri.

Nilai 1

Regu penjaga berhasil menangkap bola hasil pemukul secara langsung.

Pemukul melakukan pukulan dengan benar dan kembali ke ruang bebas atas pukulan teman.

Peluti Wasit

1 X peluit panjang : pertukaran bebas/permainan dimulai

2 X peluit pendek : pukulan salah

2 X peluit panjang : pergantian bebas

3 X peluit pendek : pada permulaan permainan

3 X peluit panjang : akhir permainan

A. Permainan Kippers

Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar,
menangkap, maupun memukul bola. Perbedaannya hanya pada permaianan kasti ada regu penjaga yang
bertugas sebagai pelempar atau pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si
pemukul sendiri yang melambungkan bola dan kemudian memukulnya. Manfaat permaianan kippers
sama sebagai berikut
Manfaat permainan kippers adalah:
1 Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi kesegaran jasmani, rohani, dan
kesehatan.
2 Meningkatkan solidaritas antar individu
3 Meningkatkan ketangkasan dan keterampilan
4 Meningkatkan kretifitas dan rekretif


B. Peraturan Kippers

Adapun beberapa peraturan dalam permainan kippers adalah sebagai berikut :


1. Ukuran lapangan terbesar adalah 60 x 30 m, dengan ukuran ruang pemukul dan ruang bebas menjadi
lebar 65 x 30 m. ukuran lapangan untuk anak-anak adalah 45 x 25 m, dengan ruang pemukul dan ruang
bebas adalah 30 x 25.

2. ruang pemukul 5 x 30 m.

3. ruang bebas 5 x 30 m.

4. tiang hinggap / bebas terlaetak di belakang lapangan dengan dua buah tiang. Jarak antar tiang adalah
10 m. dan berjarak 5 m dari garis belakang. Keduanya berdiri di dalam lingkaran dengan diameter 1m.
tinggi tiang bebas minimal 0,5 meter dan harus dapat dengan mudah dibeadakan dengan tiang-tiang
gais-garis batas.

5. panjang kayu pemukul minimal 50 cm dan maksimal 60 cm. Penampang kayu berbentuk oval lebarnya
tidak melebihi 5 cm, tebal 3,5 cm dan boleh diberi pembalut agar tidak mudah lepas pada saat
dipukulkan.

6. bola yang digunakan adalah bola kasti, dengan kelilingnya 19 cm-21 cm, dan beratnya 70-80 gram.

7. lama permainan minimal 2 x 20 menit, maksimalnya 2 x 30 menit, tidak terhitung waktu istirahat yaitu
10 menit.

8. tiap regu terdiri dari 12 orang pemain yang salah satunya harus ada kapten regu, semua pemain harus
mengenakan nomor dada.

9. wasit atau pemimpin pertandingan harus memegang teguh aturan-aturan permainan. Petunjuk dan
keputusan wasit adalah pasti dan harus diurut. Perlengkapan wasit adalah arloji dan peluit.
Ketentuan peluit adalah :
1) satu kali tiupan panjang (tiiiiiit), apabila bertukar tidak bebas yaitu pemain kena dilempar lawannya.
2) dua kali tiupan pendek (tit-tit) apabila pukulan salah dan pukulan luncas / tidak kena.
3) dua kalai tiupan panjang (tiiiiit-tiiiiit) apabila bertukar bebas, bola hilang, wasit menghentikan
permainan karena suatu hal.
4) tiga kali tiupan panjang (tiiiiit-tiiiit-tiiit) apabila permainan akan dimulai, yaitu permulaan babak I dan
permulaan babak II setelah istirahat sesudah tukar, dan bila permainan selesai.
5) tiga kali tiupan pendek (tit-tit-tit) apabila bola telah dipegang oleh pelambung, dan dilaksanakan
segera pemanggilan giliran untuk pemukul.

10. setelah diadakan undian, wasit menentukan regu pemukul dan regu pemain.

11. regu pemukul berkumpul di ruang bebas, setelah dipanggil oleh pencatat sesuai nomor urut segera
ke ruang pemukul untuk memukul.

12. pemain-pemain regu lapangan bersiap pada tempatnya masing-masing yang diatur oleh kapten
regunya. Hal-hal yang harus mereka perhatikan adalah : 1) tidak boleh berdiri di dalam ruang bebas, 2)
tidak boleh ada pemain lain di dalam ruang pemukul kecuali pemukul.

13. pemukul melambungkan bolanya sendiri dan memukulnya.

14. jumlah pukulan hanya satu pukulan saja, kecuali pembebas berhak tiga kali memukul bola.

15. para pemain mendapat giliran memukul sesuai dengan nomor urut, nomor pengganti/cadangan
mendapat nomor yang digantinya. Setelah istirahat, regu yang menjadi pemukul adalah regu lapangan
pada permulaan pertandingan.

16. pemukul berada di dalam bujur sangkar / ruang pemukul. Pemukul tidak boleh berdiri di salah satu
garis batas atau atau di luarnya sebelum kayu mengenai bola. Jika dilanggar maka pukulan salah.

17. bola yang melampaui garis-garis batas ruang pemukul, tidak melewati garis samping sebelum
bendera batsa tengah, denga terlebih dulu mengenai tanah, pemain atau tiang pertolonganmelewati
garis samping sesudah bendera batas tengah

18. pukulan salah ialah:
a kalau bola jatuh didalm ruang pemukul, diatas garis
b kalau bola terpukul oleh tangan
c kalau bola setelah dipukul jatuh mengenai pemukul sendiri mengenai pelambung atau pembantunya,
sedang mereka ada didalam ruang pemukul

19. pukulan diebut luncas (luput), kalau di dalam usaha memukul bola, kayu pemukul tidak mengenai
bola

20. sehabis memukul, kayu pemukul harus diletakan di dalam bujur sangkar ruang pemukul, kalau kayu
pemukul terjatuh keluar batas atau sebagian saja kayu pemukul keluar dari garis batas ruang pemukul,
maka si pemukul tidak berhak mendapatkan nilai, kecuali kalau ia sebelum menyentuh tiang
pertolongan sempat dan dapat membetulkan letak kayu pemukul sebagaimana mestinya

21. pada tiap-tiap permmmulaan permainan, sehabis bertukar tempat dan sehabis istirahat, pemain dari
regu pemukul tidak boleh masuk keruang pemukul sebelum dipanggil oleh penulis, pelanggaran hal ini
dihukum dengan beretukar bebas

22. tiap-tiap pemukul sesudah pukulan betul, pukulan salah atau pukulan luncas disebut pelari

23. sesudah pukulan betul, pemukul harus lari langsung ke salah satu dari tiang bebas dan dari tiang
bebas, kalau menurut perkiraannyan dia tidak akan kena lempar, ia boleh terus kembali keruang bebas

24. kalau pukulan salah satu luncas, yang boleh lari hanyalah si pemukul sendiri, tetapi tidak boleh lari
lebih jauh dari tiang pertolongan, kecuali apabila bola oleh regu lapangan dimainkan denagn maksud
untuk melempar pelari itu. Untuk pukulan salah satu atau luncas pelari tidak mendapatkan untuk larinya

25. pelari-pelari pada tiang pertolongan pada tiang bebas, boleh melanjutkan larinya apabila bola sudah
dalam permainan. Pada saat bola terlepas dari tangan pelambung untuk dipukul, seorang pun tidak
boleh lari, kalau belum nyata bahwa hasil pukulan itu betul

26. pemain dari regu pemukul, mendapatkan nilai dual bila pukulanya sendiri betul dan ia dapat lari dari
ruang pemukul menuju kesalah satu tiang bebas, dan langsung kembali ke ruang bebas dengan selamat,
artinya tidak melakukan pelanggaran atau tidak terganggu karena pertukaran tempat

27. pada saat bola mati pelari tidak boleh lagi mulai lari

28. pemain-pemain dari regu pemukul dilarangt keluar dari batas-batas ruang bebas dan ruang pemukul

29. Apabila seorang pelari dalam perjalanannya dirintangi dengan sengaja oleh pemain regu lapangan,
maka pelari itu boleh meneruskan perjalanannaya dengan bebas sampai ketempat perhentian yang
berikutnay (tiang bebas, ruang bebas)

30. bola disebut mati : a) apabila bola sudah ada didalam tangan pelambung yang sudah siap berdiri di
dalm petak pelambung, b) apabila pukulan salah, kecuali kalau bola dipermainkan oleh regu lapangan, c)
apabila pukulan luncas, kecuali kalau bola dipermainkan oleh regu lapangan, d) apabila bola hilang,
terhitung mulai dari saat waktu wasit membunyikan peluit tanda bola hilang (dua kali tiupan panjang), e)
apabila terjadi bertukar bebas

31. bola didalam permainan: a) sehabis pukulan betul, b)kalau sesudah pukulan luncas, atau pukulan
salah, bola lalu dimainkan oleh regu lapangan, c)kalau sesudah tanda peluit diakhirnya Bola hilang, bola
sesudah diketemukan kembali dan sudah ada di dalam lapangan.

32. Bola hilang kalau tidak bola dapat diambil oleh regu lapangan dengan cara biasa. Termasuk juga, bila
bola terjauh di belakang penonton, sehingga bola tidak dapat diambil dalam waktu yang sepatutnya.
Untuk menentukan hal ini diserahkan kepada kebijaksanaan wasit. Wasit menyembunyikan peluit tanda
bola hlang pada saat sekiranya bola itu sudah dapat diambilo kembali kalu tidak terhalang.

33. lemparan dipandang sah jika lemparan langsung mengenai pemain dari regu pemukul. Bola yang
sebelum mengenai pemain tetapi mengenai tanah / tiang lebih dulu maka tidak sah.

34. jika seorang regu pemukul kena .lemparanmaka mulai dari saat itu juga regu lapangan berganti
menjadi regu pemukul, dan regu pemukul menjadi regu lapangan.

35. selama belum ada tanda peluit, bahwa permainan akan dimulai lagi, semua pelari yang sementara
berlindung pada tiang pertolongan atau pada tiang bebas, boleh langsung masuk ke dalam ruang bebas.

36. pertukaran tidak bebas juga berlaku jika pemain dari regu pemukul memegang bola di tempat
dimana saja. Ini juga berlaku untuk bola yang dilemparkan oleh pelambung kepada pemukul. Apabila si
pemukul memegang bola waktu akan memukul, maka hal ini term,asuk pergantian bebas.

37. bila terrjadi ada pemain pelari yang akan kena lempar, terdapat pemain regu pemukul keluar dari
ruang bebas dengan perkiraan akan terjadi bertukar tidak bebas dengan maksud segera membalas
melempar, maka dihukum dengan bertukar tempat bebas.

38. pada saat pelari yang akan dilempar, pemain regu lapangan tidak diperkenankan masuk ke dalam
ruangan bebas sebelum lemparan terjadi dan hasil lemparan dinyatakan dengan tanda isyarat peluit
oleh wasit, maka hukumannya adalah lemparan itu dianggap tidak sah.

39. bertukar bebas terjadi: a) pada saat regu lapangan sudah memiliki tiga bola tangkap berturut-turut
dengan tidak selang terjadi pertukaran (dalam satu babak), b) kalau sudah pukulan terakhir dari
pembebas, ruang bebas dapat dibakar regu lapangan atau pukulan terakhir ini salah, c) kalau pelari pada
waktu masuk ke dalam ruang bebas, lari terlanjur melampaui garis batas belakang ruang bebas , d) kalau
pemain dari regu pemukul ada yang keluar dari ruang bebas tidak untuk memukul, e) kalau pemain dari
regu pemukul (pelari) keluar dari bataslapangan pemain, f) apabila kayu pemukuul pada waktu
dipukulkan terlepas dari tangan pemukul.

40. tiap bola yang terpukul yang dapat ditangkap pemain lapangan, sebelum mengenai tanah,
dinyatakan sebagai bola tangkap dan dihitung pula satu nilai.

41. pemain dari regu pemukul yang tiba gilit\rannya untuk memukul bola, sedang semua pemain dari
regunya masih berdiri pada tiang pertolongan atau pada tiang bebas, pemain tersebut dinamakan
pembebas.

42. sesudah pukulan yang terakhir dari pembebas, setiap pemain regu lapangan berhak membakar yang
disebut membakar ialah berdiri dengan dua kaki di dalam ruang bebas dengan membanting bola.

43. memperlambat permainan dengan sengaja dilarang, dan wasit wajib memperingatkan regu yang
bersangkutan. Kalau hal ini diulangi lagi wasit berhak menjatuhkan hukuman sebagai berikut :
a) bila regu pemukul yang melakukannya, hukumannya adalah pertukaran bebas,
b) kalau regu lapangan yang m,elakukannya, maka pemain-pemain regu pemukul (pelari) yang berada
pada tiang bebas boleh langsung dengan bebas kembali masuk ke dalam ruang bebas. Kalu tidak ada
pemain pemukul yang berada pada tiang pertolongan ataupun pada tiang bebas, regu pemukul
mendaptkan nilai tambahan nilai

Anda mungkin juga menyukai