Anda di halaman 1dari 25

Bangunan Bendung 23

3. BANGUNAN BENDUNG

3.1 Umum
Lokasi bangunan bendung dan pemilihan tipe yang paling cocok dipengaruhi
oleh banyak faktor, yaitu:
- Tipe, bentuk dan morfologi sungai
- Kondisi hidrolis anatara lain elevasi yang diperlukan untuk irigasi
- Topografi pada lokasi yang direncanakan,
- Kondisi geologi teknik pada lokasi,
- Metode pelaksanaan
- Aksesibilitas dan tingkat pelayanan
Faktor-faktor yang disebutkan di atas akan dibicarakan dalam pasal-pasal
berikut. Pasal terakhir akan memberikan tipe-tipe bangunan yang cocok
untuk digunakan sebagai bangunan bendung dalam kondisi yang berbeda-
beda.

3.2 Syarat-syarat Penentuan Lokasi Bendung
Aspek yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi bendung adalah :
1. Pertimbangan topografi
2. Kemantapan geoteknik fondasi bendung
3. Pengaruh hidraulik
4. Pengaruh regime sungai
5. Tingkat kesulitan saluran induk
6. Ruang untuk bangunan pelengkap bendung
7. Luas layanan irigasi
8. Luas daerah tangkapan air
9. Tingkat kemudahan pencapaian
10. Biaya pembangunan
11. Kesepakatan stakeholder

Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 24
1. Pertimbangan topografi
Lembah sungai yang sempit berbentuk huruf V dan tidak terlalu dalam
adalah lokasi yang ideal untuk lokasi bendung, karena pada lokasi ini
volume tubuh bendung dapat menjadi minimal. Lokasi seperti ini mudah
didapatkan pada daerah pegunungan, tetapi di daerah datar dekat pantai
tentu tidak mudah mendapatkan bentuk lembah seperti ini. Di daerah
transisi (middle reach) kadang-kadang dapat ditemukan disebelah hulu kaki
bukit. Sekali ditemukan lokasi yang secara topografis ideal untuk lokasi
bendung, keadaan topografi di daerah tangkapan air juga perlu dicek.
Apakah topografinya terjal sehingga mungkin terjadi longsoran atau tidak.
Topografi juga harus dikaitkan dengan karakter hidrograf banjir, yang akan
mempengaruhi kinerja bendung. Demikian juga topografi pada daerah calon
sawah harus dicek. Yang paling dominan adalah pengamatan elevasi
hamparan tertinggi yang harus diairi. Analisa ketersediaan selisih tinggi
energi antara elevasi puncak bendung pada lokasi terpilih dan elevasi muka
air pada sawah tertinggi dengan keperluan energi untuk membawa air ke
sawah tersebut akan menentukan tinggi rendahnya bendung yang
diperlukan. Atau kalau perlu menggeser ke hulu atau ke hilir dari lokasi yang
sementara terpilih. Hal ini dilakukan mengingat tinggi bendung sebaiknya
dibatasi 6-7 m. Bendung yang lebih tinggi akan memerlukan kolam olak
ganda (double jump)

2. Kemantapan geoteknik
Keadaan geoteknik fondasi bendung harus terdiri dari formasi batuan yang
baik dan mantap. Pada tanah aluvial kemantapan fondasi ditunjukkan
dengan angka standar penetration test (SPT)>40. Bila angka SPT<40 sedang
batuan keras jauh dibawah permukaan, dalam batas-batas tertentu dapat
dibangun bendung dengan tiang pancang. Namun kalau tiang pancang
terlalu dalam dan mahal sebaiknya dipertimbangkan pindah lokasi.

Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 25
Stratigrafi batuan lebih disukai menunjukkan lapisan miring ke arah hulu.
Kemiringan ke arah hilir akan mudah terjadinya kebocoran dan erosi buluh.
Sesar tanah aktif harus secara mutlak dihindari, sesar tanah pasif masih
dapat dipertimbangkan tergantung justifikasi ekonomis untuk melakukan
perbaikan fondasi.
Geoteknik tebing kanan dan kiri bendung juga harus dipertimbangkan
terhadap kemungkinan bocornya air melewati sisi kanan dan kiri bendung.
Formasi batuan hilir kolam harus dicek ketahanan terhadap gerusan air
akibat energi sisa air yang tidak bisa dihancurkan dalam kolam olak.
Akhirnya muara dari pertimbangan geoteknik ini adalah daya dukung fondasi
bendung dan kemungkinan terjadi erosi buluh dibawah dan samping tubuh
bendung, serta ketahanan batuan terhadap gerusan.

3. Pengaruh Hidraulik
Keadaan hidraulik yang paling ideal bila ditemukan lokasi bendung pada
sungai yang lurus. Pada lokasi ini arah aliran sejajar, sedikit arus turbulen,
dan kecenderungan gerusan dan endapan tebing kiri kanan relatif sedikit.
Dalam keadaan terpaksa, bila tidak ditemukan bagian yang lurus, dapat
ditolerir lokasi bendung tidak pada bagian sungai yang lurus betul. Perhatian
khusus harus diberikan pada posisi bangunan pengambilan yang harus
terletak pada tikungan luar sungai. Hal ini dimaksudkan agar pengambilan air
irigasi bisa lancar masuk ke intake dengan mencegah adanya endapan
didepan pintu pengambilan. Maksud ini akan lebih ditunjang apabila terdapat
bagian sungai yang lurus pada hulu lokasi bendung.
Kadang-kadang dijumpai keadaan yang dilematis. Semua syarat-syarat
pemilihan lokasi bendung sudah terpenuhi, tetapi syarat hidraulik yang
kurang menguntungkan. Dalam keadaan demikian dapat diambil jalan
kompromi dengan membangun bendung pada kopur atau melakukan
perbaikan hidraulik dengan cara perbaikan sungai (river training). Kalau
alternatif kopur yang dipilih maka bagian hulu bendung pada kopur harus
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 26
lurus dan cukup panjang untuk mendapatkan keadaan hidraulis yang cukup
baik.

4. Pengaruh regime sungai
Regime sungai mempunyai pengaruh yang cukup dominan dalam pemilihan
lokasi bendung. Salah satu gambaran karakter regime sungai yaitu adanya
perubahan geometri sungai baik. secara horizontal ke kiri dan ke kanan atau
secara vertikal akibat gerusan dan endapan sungai. Bendung di daerah
pegunungan dimana kemiringan sungai cukup besar, akan terjadi
kecenderungan gerusan akibat gaya seret aliran sungai yang cukup besar.
Sebaliknya di daerah dataran dimana kemiringan sungai relatif kecil akan ada
pelepasan sedimen yang dibawa air menjadi endapan tinggi di sekitar
bendung. J adi dimanapun kita memilih lokasi bendung tidak akan terlepas
dari pengaruh endapan atau gerusan sungai. Kecuali di pegunungan
ditemukan lokasi bendung dengan dasar sungai dari batuan yang cukup
kuat, sehingga mempunyai daya tahan batuan terhadap gerusan air yang
sangat besar, maka regime sungai hampir tidak mempunyai pengaruh
terhadap lokasi bendung.
Yang perlu dihindari adalah lokasi dimana terjadi perubahan kemiringan
sungai yang mendadak, karena ditempat ini akan terjadi endapan atau
gerusan yang tinggi. Perubahan kemiringan dari besar menjadi kecil akan
mengurangi gaya seret air dan akan terjadi pelepasan sedimen yang dibawa
air dari hulu. Dan sebaliknya perubahan kemiringan dari kecil ke besar akan
mengkibatkan gerusan pada hilir bendung. Meskipun keduanya dapat diatasi
dengan rekayasa hidraulik, tetapi hal yang demikan tidak disukai mengingat
memerlukan biaya yang tinggi.
Untuk itu disarankan memilih lokasi yang relatif tidak ada perubahan
kemiringan sungai.


Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 27
5. Tingkat kesulitan saluran induk
Lokasi bendung akan membawa akibat arah trace saluran induk. Pada saat
lokasi bendung dipilih dikaki bukit, maka saluran induk biasanya berupa
saluran kontur pada kaki bukit yang pelaksanaannya tidak terlalu sulit.
Namun hal ini biasanya elevasi puncak bendung sangat terbatas, sehingga
luas layanan irigasi juga terbatas. Hal ini disebabkan karena tinggi bendung
dibatasi 6-7 m saja.
Untuk mengejar ketinggian dalam rangka mendapatkan luas layanan yang
lebih luas, biasanya lokasi bendung digeser ke hulu. Dalam keadaan
demikian saluran induk harus menyusuri tebing terjal dengan galian yang
cukup tinggi. Sejauh galian lebih kecil 8 m dan timbunan lebih kecil 6 m,
maka pembuatan saluran induk tidak terlalu sulit. Namun yang harus
diperhatikan adalah formasi batuan di lereng dimana saluran induk itu
terletak. Batuan dalam volume besar dan digali dengan teknik peledakan
akan mengakibatkan biaya yang sangat mahal, dan sebisa mungkin
dihindari. Kalau dijumpai hal yang demikian, lokasi bendung digeser sedikit
ke hilir untuk mendapatkan solusi yang kompromistis antara luas area yang
didapat dan kemudahan pembuatan saluran induk.

6. Ruang untuk bangunan pelengkap bendung
Meskipun dijelaskan dalam butir 1 bahwa lembah sempit adalah
pertimbangan topografis yang paling ideal, tetapi juga harus
dipertimbangkan tentang perlunya ruangan untuk keperluan bangunan
pelengkap bendung. Bangunan tersebut adalah kolam pengendap, bangunan
kantor dan gudang, bangunan rumah penjaga pintu, saluran penguras
lumpur, dan komplek pintu penguras, serta bangunan pengukur debit. Kolam
pengendap dan saluran penguras biasanya memerlukan panjang 300 500
m dengan lebar 40 60 m, diluar tubuh bendung. Lahan tambahan
diperlukan untuk satu kantor, satu gudang dan 2-3 rumah penjaga bendung.
Pengalaman selama ini sebuah rumah penjaga bendung tidak memadai,
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 28
karena penghuni tunggal akan terasa jenuh dan cenderung meninggalkan
lokasi.

7. Luas layanan irigasi
Lokasi bendung harus dipilih sedemikian sehingga luas layanan irigasi agar
pengembangan irigasi dapat layak. Lokasi bendung kearah hulu akan
mendapatkan luas layanan lebih besar bendung cenderung dihilirnya. Namun
demikian justifikasi dilakukan untuk mengecek hubungan antara tinggi luas
layanan irigasi. Beberapa bendung yang sudah definitip, kadang-kadang
dijumpai penurunan 1 m, yang dapat menghemat beaya pembangunan
hanya mengakibatkan pengurangan luas beberapa puluh Ha saja. Oleh
karena itu kajian tentang kombinasi tinggi bendung dan luas layanan irigasi
perlu dicermati sebelum diambil keputusan final.

8. Luas daerah tangkapan air
Pada sungai bercabang lokasi bendung harus dipilih sebelah hulu atau hilir
cabang anak sungai. Pemilihan sebelah hilir akan mendapatkan daerah
tangkapan air yang lebih besar, dan tentunya akan mendapatkan debit
andalan lebih besar, yang muaranya akan mendapatkan potensi irigasi lebih
besar. Namun pada saat banjir elevasi deksert harus tinggi untuk
menampung banjir 100 tahunan ditambah tinggi jagaan (free board) atau
menampung debit 1000 tahunan tanpa tinggi jagaan.
Lokasi di hulu anak cabang sungai akan mendapatkan debit andalan dan
debit banjir relatip kecil, namun harus membuat bangunan silang sungai
untuk membawa air di hilirnya. Kajian teknis, ekonomis, dan sosial harus'
dilakukan dalam memilih lokasi bendung terkait dengan luas daerah
tangkapan air.



Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 29
9. Tingkat kemudahan pencapaian
Setelah lokasi bendung ditetapkan secara definitip, akan dilanjutkan tahap
perencanaan detail, sebagi dokumen untuk pelaksanaan implementasinya.
Dalam tahap pelaksanaan inilah dipertimbangkan tingkat kemudahan
pencapaian dalam rangka mobilisasi alat dan bahan serta demobilisasi
setelah selesai pelaksanaan fisik.
Memasuki tahap operasi dan pemeliharaan bendung, tingkat kemudahan
pencapaian juga amat penting. Kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi, dan
inspeksi terhadap kerusakan bendung memerlukan jalan masuk yang
memadai untuk kelancaran pekerjaan.
Atas dasar pertimbangan tersebut maka dalam menetapkan lokasi bendung
harus dipertimbangkan tingkat kemudahan pencapaian lokasi.

10. Biaya pembangunan
Dalam pemilihan lokasi bendung, perlu adanya pertimbangan pemilihan
beberapa alternatif, dengan memperhatikan adanya faktor dominan. Faktor
dominan tersebut ada yang saling memperkuat dan ada yang saling
melemahkan. Dari beberapa alternatip tersebut selanjutnya dipertimbangkan
metode pelaksanaannya serta pertimbangan lainnya antara lain dari segi
O & P. Hal ini antara lain akan menentukan besarnya beaya pembangunan.
Biasanya beaya pembangunan ini adalah pertimbangan terakhir untuk dapat
memastikan lokasi bendung dan layak dilaksanakan.

11. Kesepakatan pemangku kepentingan
Sesuai amanat dalam UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air dan Peraturan
Pemerintah No. 20/2006 tentang Irigasi bahwa keputusan penting dalam
pengembangan sumberdaya air atau irigasi harus didasarkan kesepakatan
pemangku kepentingan lewat konsultasi publik. Untuk itu keputusan
mengenai lokasi bendungpun harus dilakukan lewat konsultasi publik,
dengan menyampaikan seluas-luasnya mengenai alternatif-alternatif lokasi,
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 30
tinjauan dari aspek teknis, ekonomis, dan sosial. Keuntungan dan
kerugiannya, dampak terhadap para pemakai air di hilir bendung,
keterpaduan antar sektor, prospek pemakaian air di masa datang harus
disampaikan pada pemangku kepentingan terutama masyarakat tani yang
akan memanfaatkan air irigasi.

Rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung sebagai berikut:
1. Topografi : dipilih lembah sempit dan tidak terlalu dalam dengan
mempetimbangkan topografi di daerah tangkapan air maupun daerah
layanan irigasi
2. Geoteknik : dipilih dasar sungai yang mempunyai daya dukung kuat,
stratigrafi lapisan batuan miring ke arah hulu, tidak ada sesar aktif, tidak
ada erosi buluh, dan dasar sungai hilir bendung tahan terhadap gerusan
air. Disamping itu diusahakan keadaan batuan tebing kanan dan kiri
bendung cukup kuat dan stabil serta relatif tidak terdapat bocoran
samping.
3. Hidraulik : dipilih bagian sungai yang lurus. J ika bagian sungai lurus tidak
didapatkan, lokasi bendung ditolerir pada belokan sungai; dengan syarat
posisi bangunan intake harus terletak pada tikungan luar dan terdapat
bagian sungai yang lurus di hulu bendung. Kalau yang terakhir inipun
tidak terpenuhi perlu dipertimbangkan pembuatan bendung di kopur
atau dilakukan rekayasa perbaikan sungai (river training).
4. Regime sungai : Hindari lokasi bendung pada bagian sungai dimana
terjadi perubahan kemiringan sungai secara mendadak, dan hindari
bagian sungai dengan belokan tajam. Pilih bagian sungai yang lurus
mempunyai kemiringan relatif tetap sepanjang penggal tertentu.
5. Saluran induk : Pilih lokasi bendung sedemikian sehingga pembangunan
saluran induk dekat bendung tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mahal.
Hindari trace saluran menyusuri tebing terjal apalagi berbatu. Usahakan
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 31
ketinggian galian tebing pada saluran induk kurang dari 8 m dan
ketinggian timbunan kurang dari 6 m.
6. Ruang untuk bangunan pelengkap : Lokasi bendung harus dapat
menyediakan ruangan untuk bangunan pelengkap bendung, utamanya
untuk kolam pengendap dan saluran penguras dengan panjang dan
lebar masing-masing kurang lebih 300 500 m dan 40 60 m.
7. Luas layanan irigasi : Lokasi bendung harus sedemikian sehingga dapat
memberikan luas layanan yang memadai terkait dengan kelayakan
sistem irigasi. Elaborasi tinggi bendung (yang dibatasi sampai dengan
6 7 m), menggeser lokasi bendung ke hulu atau ke hilir, serta luas
layanan irigasi harus dilakukan untuk menemukan kombinasi yang paling
optimal.
8. Luas daerah tangkapan air : Lokasi bendung harus dipilih dengan
mempertimbangkan luas daerah tangkapan, terkait dengan debit
andalan yang didapat dan debit banjir yang mungkin terjadi
menghantam bendung. Hal ini harus dikaitkan dengan luas layanan yang
didapat dan ketinggian lantai layanan dan pembangunan bangunan
melintang anak sungai (kalau ada).
9. Pencapaian mudah : Lokasi bendung harus refatip mudah dicapai untuk
keperluan mobilisasi alat dan bahan saat pembangunan fisik maupun
operasi dan pemeliharaan. Kemudahan melakukan inspeksi oleh aparat
pemerintah juga harus dipertimbangkan masak-masak.
10. Beaya pembangunan yang efisien : dari berbagai alternatif lokasi
bendung dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dominan,
akhirnya dipilih lokasi bendung yang beaya konstruksinya minimal tetapi
memberikan ouput yang optimal.
11. Kesepakatan stakeholder : apapun keputusannya, yang penting adalah
kesepakatan antar pemangku kepentingan lewat konsultasi publik. Untuk
itu direkomendasikan melakukan sosialisasi pemilihan lokasi bendung.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 32
Ada beberapa karakteristik sungai yang perlu dipertimbangkan agar dapat
diperoleh perencanaan bangunan bendung yang baik. Beberapa di antaranya
adalah: kemiringan dasar sungai, bahan-bahan dasar dan morfologi sungai
Diandaikan bahwa jumlah air yang mengalir dan distribusinya dalam waktu
bertahun-tahun telah dipelajari dan dianggap memadai untuk kebutuhan
irigasi.

3.2.1 Kemiringan dasar sungai dan bahan dasar
Kemiringan dasar sungai bisa bervariasi dari sangat curam sampai hampir
datar di dekat laut. Dalam beberapa hal, ukuran bahan dasar akan
bergantung kepada kemiringan dasar. Gambar 3.1 memberikan ilustrasi
berbagai bagian sungai berkenaan dengan kemiringan ini.
Di daerah pengunungan, kemiringan sungai curam dan bahan-bahan dasar
berkisar antara batu-batu sangat besar sampai pasir. Batu berdiameter
sampai 1000 mm bisa hanyut selama banjir besar dan berhenti di depan
pengambilan serta mengganggu berfungsinya bangunan pengambilan.
Di daerah-daerah aliran sungai di mana terdapat kegiatan gunung api, banjir
besar dapat menghanyutkan endapan bahan-bahan volkanik menjadi banjir
lahar. Dalam perencanaan bangunan, lahar ini tidak dapat diperhitungkan;
tindakan-tindakan mencegah terjadinya banjir lahar demikian sebaiknya
diambil di tempat lain.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 33
ruas atas
kemiringan dasar
curam
ruas tengah
kemiringan dasar
sedang
ruas bawah
kemiringan dasar
landai
laut
dam
bendung
saluran
suplesi
bendung gerak
dam
bendung
laut
laut

Gambar 3.1 Ruas-ruas sungai

dasar baru
dasar lama
dasar baru
dasar lama
endapan lahar
di ruas tengah sungai
erosi akibat lahar
di ruas atas sungai

Gambar 3.2 Akibat banjir lahar

Selain lahar, daerah-daerah yang mengandung endapan volkanik dapat
menghasilkan bahan-bahan sedimen yang berlebihan untuk jangka waktu
lama.
Di daerah-daerah gunung api muda (J awa, Sumatera dan Bali), tinggi dasar
ruas-ruas sungai yang curam biasanya belum stabil dan degredasi atau
agradasi umumnya tinggi.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 34
Kecendrungan degradasi mungkin untuk sementara waktu berbalik menjadi
agradasi, jika lebih banyak lagi sedimen masuk ke dasar sungai setelah
terjadi tanah longsor atau banjir lahar di sepanjang sungai bagian atas.

degradasi
tinggi mula dasar sungai
tinggi dasar
sungai sekarang
agradasi

Gambar 3.3 Agradasi dan degradasi

Sungai-sungai yang sudah stabil dapat dijumpai di daerah-daerah gunung
atau gunung api tua dan pengaruh dari gejala-gejala agradasi atau degradasi
terhadap tinggi dasar sungai tidak akan tampak sepanjang umur proyek.
Gunung-gunung yang lebih tua terdapat di Kalimantan, Sulawesi dan Irian
J aya serta di pulau-pulau lain yang lebih kecil di seluruh kepulauan
Nusantara.
Terdapatnya batu singkapan atau rintangan alamiah berupa batu-batu besar
dapat menstabilkan tinggi dasar sungai sampai beberapa kilometer di
sebelah hulu; cek ini penting sehubungan dengan degradasi. Apabila di dasar
sungai terdapat cek dam alamiah berupa batu besar, maka stabilitas dam
tersebut selama terjadi banjir besar hendaknya diselidiki, sebab kegagalan
akan berakibat degradasi yang cepat di sebelah hulu.
Kadang-kadang lapisan konglomerat sementasi merupakan cek di sungai.
Lapisan-lapisan konglomerat ini rawan terhadap abrasi cepat oleh bahan-
bahan sedimen keras yang bergerak di sungai. Lapisan ini dapat menghilang
sebelum umur bangunan yang diharapkan lewat.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 35
Di luar daerah pegunungan kemiringan dasar sungai akan menjadi lebih kecil
dan bahan-bahan sedimen dasarnya terdiri dari pasir, kerikil dan batu kali.
Potongan dasar sungai yang dalam bisa merupakan petunjuk bahwa
degradasi sedang terjadi atau bahwa dasar tersebut telah mencapai tinggi
yang seimbang. Hal ini hanya dapat dipastikan bila keadaan tersebut telah
berlangsung lama.
J ika dasar sungai menjadi dangkal atau lebar, terisi pasir dan kerikil, maka
hal ini dapat dijadikan petunjuk bahwa dasar tersebut sedang mengalami
agradasi secara berangsur-angsur.
Dam atau rintangan alamiah (lihat gambar 3.4) yang ada akan menjaga
kestabilan dasar sungai sampai ruas tertentu, sedangkan sebelah hilir atau
hulu ruas tersebut mengalami degradasi atau agradasi.

dasar stabil
agradasi
rintangan
alamiah
bendung
tinggi dasar mula
degradasi

Gambar 3.4 Pengaruh rintangan (cek) alamiah

Pekerjaan-pekerjaan pengaturan sungai, seperti sodetan meander dan
pembuatan krib atau lindungan tanggul, juga akan mempengaruhi gerak
dasar sungai. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan ini akan menyebabkan
degradasi dasar sungai akibat kapasitas angkutnya bertambah.
Dasar sungai di ruas bawah akan terdiri dari pasir sedang dan halus,
mungkin dengan lapisan lanau dan lempung.
Apabila sungai mengalir ke laut atau danau, maka kemiringan dasarnya kecil,
dan tergantung pada banyaknya sedimen yang diangkut oleh sungai itu,
sebuah delta dapat terbentuk.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 36
Terbentuknya delta merupakan pertanda pasti bahwa ruas bawah sungai
dalam keadaan agradasi.
kerucut aluvial
delta laut
laut

Gambar 3.5 Terbentuknya delta

3.2.2 Morfologi sungai
Apabila tanggul sungai terdiri dari batu, konglomerat sementasi atau batu-
batu, maka dapat diandaikan bahwa sungai itu stabil dengan dasarnya yang
sekarang.
J ika dasar sungai penuh dengan batu-batu dan kerikil-kerikil, maka arah
sungai tidak akan tetap dan palung kecil akan berpindah-pindah selama
terjadi banjir besar.
Vegetasi alamiah bisa membuat tanggul menjadi stabil. Tanggul yang tidak
ditumbuhi pepohonan dan semak belukar akan mudah terkena erosi.
Sebaiknya, di daerah-daerah lahar tanggul-tanggul batu yang stabil dapat
terkikis dan palung besar yang lebar bisa terbentuk di sungai itu.
Dalam keadaan aslinya, hanya sedikit saja sungai yang lurus sampai jarak
yang jauh. Bahkan pada ruas lurus mungkin terdapat pasir, kerikil atau
bongkah-bongkah batu. Kecendrungan alamiah suatu sungai yang mengalir
melalui daerah-daerah endapan alluvial adalah terjadinya meandering atau
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 37
anyaman (braiding), tergantung apakah terbentuk alur tunggal atau
beberapa alur kecil. Bahkan pada ruas yang berbeda dapat terbentuk
meander dan anyaman.
tanggul stabil
tanggul stabil
palung kecil
berpindah
dasar
stabil
p
a
lu
n
g
k
e
c
il

Gambar 3.6 Morfologi sungai

Biasanya terdapat lebar tertentu di sungai tempat di sepanjang sungai yang
merupakan batas meander. Ini disebut batas meander. Besarnya batas
meander ini merupakan data penting perencanaan tanggul banjir di
sepanjang sungai.

batas meander
sungai bermeander
sungai berayam
tanggul stabil

Gambar 3.7 Sungai bermeander dan terowongan

Untuk perencanaan bangunan utama, kita perlu mengetahui apakah
meander di lokasi bangunan yang direncana stabil atau rawan terhadap erosi
selama terjadi banjir.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 38
Apabila tersedia peta-peta foto udara lama, maka peta-peta ini akan
diperiksa dengan seksama guna membuat penyesuaian-penyesuaian
morfologi sungai.
Penduduk setempat mungkin dapat memberikan keterangan yang
bermanfaat mengenai stabilitas tanggul sungai.
Pada waktu mengevaluasi stabilitas tanggul sungai, naiknya muka air setelah
selesainya pelaksanaan bangunan bendung harus diperhitungkan. Ada satu
hal yang harus mendapat perhatian khusus, yakni apakah vegetasi yang ada
mampu bertahan hidup pada muka air tinggi, atau akan lenyap beberapa
waktu kemudian. Tindakan-tindakan apa saja yang akan diambil guna
mempertahankan stabilitas tanggul?
Ruas-ruas yang teranyam tidak akan memberikan kondisi yang baik untuk
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bendung, karena aliran-aliran
rendah tersebut akan tersebar di dasar sungai lebar yang terdiri dari pasir.
Ruas-ruas demikian sebaiknya dihindari, kalau mungkin, atau dipilih bagian
yang sempit dengan aliran alur yang terkonsentrasi.
Sungai-sungai tertentu mempunyai bantaran pada ruas-ruas yang landai
yang akan tergenang banjir beberapa kali setiap tahunnya. Di sepanjang
sungai mungkin terbentuk tanggul-tanggul rendah alamiah akibat endapan
pasir halus dan lanau. Selama banjir besar tanggul-tanggul ini bisa bobol dan
mengakibatkan arah dasar sungai berubah sama sekali.

3.3 Muka Air
Muka air rencana di depan pengambilan bergantung pada:
(1) elevasi muka air yang diperlukan untuk irigasi (eksploitasi normal)
(2) beda tinggi energi pada kantong lumpur yang diperlukan untuk
membilas sedimen dari kantong
(3) beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang diperlukan untuk
membilas sedimen dekat pintu pengambilan.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 39
(4) beda tinggi energi yang diperlukan untuk meredam energi pada kolam
olak.
Untuk elevasi muka air yang diperlukan, tinggi, kedalaman air dan
kehilangan tinggi energi berikut harus dipertimbangkan:
- elevasi sawah yang akan diairi
- kedalaman air di sawah
- kehilangan tinggi energi di saluran dan boks tersier
- kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier
- variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer
- panjang dan kemiringan saluran primer
- kehilangan tinggi energi pada bangunan-bangunan di jaringan primer
sipon, pengatur, flum, dan sebagainya
- kehilangan tinggi energi di bangunan utama

3.4 Topografi
Topografi pada lokasi yang direncanakan sangat mempengaruhi
perencanaan dan biaya pelaksanaan bangunan utama:
- harus cukup tempat di tepi sungai untuk membuat kompleks bangunan
utama termasuk kantong lumpur dan bangunan (-bangunan) pembilas.
- Topografi sangat memperngaruhi panjang serta tata letak tanggul banjir
dan tanggul penutup, kalau ini diperlukan
- Topografi harus dipelajari untuk membuat perencanaan trase saluran
primer yang tidak terlalu mahal.

3.5 Kondisi Geologi Teknik
Yang paling penting adalah pondasi bangunan utama. Daya dukung dan
kelulusan tanah bawah merupakan hal-hal penting yang sangat berpengaruh
terhadap perencanaan bangunan utama besar sekali.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 40
Masalah-masalah lain yang harus diselidiki adalah kekuatan bahan terhadap
erosi, tersedianya bahan bangunan (sumber bahan timbunan) serta
parameter-parameter tanah untuk stabilitas tanggul.

3.6 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan akan dipertimbangkan juga dalam pemilihan lokasi yang
cocok pada tahap awal penyelidikan.
Pada gambar 3.8 diberikan 2 alternatif pelaksanaan yang biasa diterapkan
yaitu:
(A) pelaksanaan di sungai
(B) pelaksanaan pada sodetan/kopur di samping sungai
lokasi yang dipilih harus cocok dengan metode pelaksanaan dan pekerjaan-
pekerjaan sementara yang dibutuhkan.
Pekerjaan-pekerjaan sementara yang harus dipertimbangkan adalah:
- Kemungkinan pembuatan saluran pengelak
Saluran pengelak akan dibuat jika konstruksi dilaksanakan di dasar
sungai yang dikeringkan. Kemudian aliran sungai akan dibelokkan untuk
sementara.
- Bendungan sementara
Bendungan sementara (cofferdam) adalah bangunan sementara di
sungai untuk melindungi lokasi pekerjaan.
- Tempat kerja (construction pit)
Tempat kerja adalah tempat di mana bangunan akan dibuat. Biasanya
lokasi cukup dalam dan perlu dijaga tetap kering dengan jalan
memompa air di dalamnya.
- Kopur (sudetan)
J ika pekerjaan dilakukan di luar alur sungai di tempat yang kering dan
dilakukan dengan memiintas (disodet), maka ini disebut kopur; dimana
lengan sungai lama kemudian harus ditutup.
- Dewatering (pengeringan air permukaan dan penurunan muka air tanah)
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 41
- Tanggul penutup
Tanggul penutup diperlukan untuk menutup saluran pengelak atau
lengan sungai lama setelah pelaksanaan konstruksi bendung pengelak
selesai.

3.7 Aksesibilitas dan Tingkat Pelayanan
Kemudahan transportasi, sarana dan prasarana menuju lokasi bangunan
akan sangat membantu dalam persiapan pelaksanaan pekerjaan,
pelaksanaan pembangunan bendung maupun dalam melaksanakan kegiatan
operasi dan pemeliharaan bila bangunan bendung telah selesai dibangun dan
mulai dioperasikan.

3.8 Tipe Bangunan
3.8.1 Umum
Bangunan dapat digolongkan menjadi dua, yakni bangunan yang
mempengaruhi dan yang tidak mempengaruhi muka air hulu.
Termasuk dalam kategori pertama adalah bendung pelimpah dan bendung
gerak. Kedua tipe tersebut mampu membendung air sampai tinggi minimum
yang diperlukan. Pintu bendung gerak mempunyai pintu yang dapat dibuka
selama banjir guna mengurangi tinggi pembendungannya. Bendung
pelimpah tidak bisa mengurangi tinggi muka air hulu sewaktu banjir.
alternatif B
bendung gerak
sodetan
tanggul
penutup
sungai lama
alternatif A
bendung
ruang kerja
tanggul
sementara
tanggul sementara
tahap ke-2

Gambar 3.8 Metode pelaksanaan alternatif
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 42
Kategori bangunan kedua meliputi pengambilan bebas, pompa dan bendung
saringan bawah. Tak satu pun dari tipe-tipe bangunan ini yang
mempengaruhi muka air.
Semua bangunan ini dapat dibuat dari pasangan batu atau beton, atau
campuran kedua bahan ini yang masing-masing bahan bangunannya
mempengaruhi bentuk dan perencanaan bangunan tersebut.
Bahan-bahan lain jarang dipakai di Indonesia dan tidak akan dibicarakan di
sini.
(i) Pasangan batu
Sampai saat ini pasangan batu dilaksanakan dengan cara tidak
standart dan belum ditemukan cara mengontrol kekuatan pasangan
batu. Kualitas pasangan batu kali sangat ditentukan oleh komposisi
campuran dan kerapatan adukan dalam speci antar batu. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat kedisiplinan tukang dalam merocok adukan
dan tingkat kejujuran pengawas lapangan. Perilaku tukang dan
pengawas yang kurang memadai dapat mengakibatkan rendahnya
mutu pasangan batu kali.
Pasangan batu kali dapat dipakai pada bangunan melintang sungai
dengan syarat-syarat batasan sebagai berikut :
a. Tinggi bendung maksimum 3 m
b. Lebar sungai maksimum 30 m
c. Debit sungai per satuan lebar dengan periode ulang 100 tahun
maksimum 8 m
3
/dt/m
d. Tinggi tembok penahan tanah maksimum 6 m
Bangunan atau bagian bangunan diluar syarat-syarat batasan di atas
akan memakai material lain misalnya beton, yang tentunya
memerlukan biaya lebih mahal, namun lebih memberikan jaminan
kualitas dan keamanan bangunan.
Pasangan batu akan dipakai apabila bahan bangunan ini (batu-batu
berukuran besar) dapat ditemukan di atau dekat daerah itu.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 43
Permukaan bendung yang terkena abrasi langsung dengan air dan
pasir, biasanya dilindungi dengan lapisan batu keras yang dipasang
rapat-rapat. Batu ini disebut batu candi, yaitu batu-batu yang
dikerjakan dengan tangan dan dibentuk seperti kubus agar dapat
dipasang serapat mungkin.
(ii) Beton
Di Indonesia beton digunakan untuk bendung pelimpah skala besar
dan tinggi melebihi syarat-syarat batasan seperti tersebut dalam butir
(i). Meskipun biayanya tinggi, tetapi lebih memberikan jaminan kualitas
dan keamanan bangunan. Hal ini bisa tercapai karena prosedur
pelaksanaan dan kontrol kekuatan bahan mengacu pada standart yang
sudah baku. Di samping itu di daerah-daerah di mana tidak terdapat
batu yang cocok untuk konstruksi pasangan batu, beton merupakan
alternatif.
(iii) Beton Komposit
Bendung skala besar dan/atau tinggi melebihi batasan syarat-syarat
dalam butir (i) yang terbuat dari beton, akan memerlukan biaya yang
mahal mengingat volumenya yang besar. Dalam hal demikian tanpa
mengurangi syarat-syarat keamanan struktur bangunan diperbolehkan
menggunakan beton komposit, yaitu struktur beton yang di dalam
tubuhnya diisi dengan pasangan batu kali.
Tebal lapisan luar beton minimal 60 cm.

3.8.2 Bangunan pengatur muka air
(a) Bendung pelimpah
Tipe bangunan bendung yang paling umum dipakai di Indonesia adalah
bandung pelimpah. Bendung ini dibuat melintang sungai untuk menghasilkan
elevasi air minimum agar air tersebut bisa dielakkan. Perencanaan hidrolis,
bendung pelimpah akan dibicarakan secara rinci pada bab 4.

Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 44
(b) Bendung gerak
Dengan pintu-pintunya (pintu sorong, pintu radial dan sebagainya), bendung
gerak dapat mengatur muka air di sungai. Di daerah-daerah alluvial yang
datar di mana meningginya muka air di sungai mempunyai konsekuensi-
konsekuensi yang luas (tanggul banjir yang panjang), pemakaian konstruksi
bendung gerak dibenarkan. Karena menggunakan bagian-bagian yang
bergerak, seperti pintu dengan peralatan angkatnya bendung tipe ini
menjadi konstruksi yang mahal dan membutuhkan eksploitasi yang lebih
teliti.
Penggunaan bendung gerak dapat dipetimbangkan jika:
- kemiringan dasar sungai kecil/relatif datar
- peninggian dasar sungai akibat konstruksi bendung tetap tidak dapat
diterima karena ini akan mempersulit pembuangan air atau
membahayakan pekerjaan sungai yang telah ada akibat meningginya
muka air.
- debit banjir tidak bisa dilewatkan dengan aman melalui bendung tetap
- pondasi kuat: pilar untuk pintu harus kaku dan penurunan tanah akan
menyebabkan pintu-pintu itu tidak dapat dioperasikan.
(c) Bendung karet
Bendung karet pada dasarnya adalah bendung gerak horisontal yang
mengatur muka air dengan mengembangkan dan mengempiskan tubuh
bendung yang teruat dari tabung karet yang berisi udara atau air. Udara
atau air dimasukkan dari instalasi pompa udara atau air yang terletak tidak
jauh dari lokasi bendung melalui pipa. Bangunan ini memerlukan eksploitasi
yang teliti dan mahal.
Dalam merencanakan bendung karet perlu diperhatikan persyaratan penting
yang harus diikuti yaitu :
(1) Kondisi aliran sungai tidak mengangkut sedimen kasar, tidak
mengangkut sampah yang besar dan keras, serta tidak mengandung
limbah kimia yang dapat bereaksi dengan karet.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 45
(2) Sungai memiliki aliran subkritik dan tidak terjadi sedimentasi yang berat
sehingga mengganggu mekanisme kembang kempisnya karet.
(3) Bahan tabung karet harus terbuat dari material yang elastis, kuat, tahan
lama dan tidak mudah terabrasi.
(4) Pemilihan bahan karet baik jenis kekuatan maupun dimensi disesuaikan
dengan kemampuan produsen untuk menyediakannya.
(5) Harus aman dari gangguan publik dan aman dari sengatan matahari
(6) Perencanaan operasi dan pemeliharaan yang rinci dan ketat.

3.8.3 Bangunan-bangunan muka air bebas
(a) Pengambilan bebas
Bangunan pengambilan bebas langka dipakai karena persyaratan untuk
berfungsinya bangunan tersebut dengan baik sangat sulit dipenuhi.
Persyaratan ini adalah:
- kebutuhan pengambilan kecil dibandingkan dengan debit sungai andalan
- kedalaman dan selisih tinggi energi yang cukup untuk pengelakan pada
aliran normal
- tanggul sungai yang stabil pada lokasi bangunan pengambilan
- bahan dasar yang kecil pada pengambilan dan sedikit bahan layang
Agar sedimen yang masuk tetap minimal, pengambilan sebaiknya dibuat di
ujung tikungan luar sungai untuk memanfaatkan aliran helikoidal. Kadang-
kadang pula dibuat kantong lumpur atau pengelak sedimen di hilir
pengambilan.
Karena persyaratan-persyaratan yang disebutkan di atas, biasanya
pengambilan bebas dijumpai di ruas sungai di mana kemiringan sungai
curam; dasar tanggul sungai stabil (batu keras).

(b) Pompa
Pompa merupakan metode yang fleksibel untuk mengelakkan air dari sungai.
Tetapi, karena biaya energinya mahal (biasanya bahan bakar atau listrik),
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 46
pompa akan digunakan hanya apabila pemecahan berdasarkan gravitasi
tidak mungkin serta analisis untung-rugi menunjukkan bahwa instalasi
pompa memang layak.
Dalam keadaan khusus ada dua tipe pompa yang mungkin dipakai. Kedua
tipe ini tidak bergabung pada bahan bakar atau listrik. Tipe-tipe tersebut
adalah:
(1) Pompa naik hidrolis (hydraulic ram pump), yang bekerja atas dasar
momentum aliran air dan dengan cara itu pompa dapat menaikkan
sedikit dari air tersebut. Karena jumlah air yang dinaikkan sedikit.
Tipe pompa ini umumnya hanya digunakan untuk memompa air
minum.
(2) Pompa yang digerakkan dengan air terjun.
Di dasar pipa (shaft) vertikal dipasang sebuah rotor di mana air terjun
menyebabkan pipa berputar. Di atas terdapat pompa kecil yang
menaikkan air sedikit saja.

(c) Bendung Saringan Bawah
Bendung saringan bawah atau Tiroller mengelakkan air lewat dasar sungai.
Flum yang dipasang tegak lurus terhadap dasar sungai mengelakkan air
melalui tepi sungai. Flum tersebut dipasangi saringan yang jerujinya searah
dengan aliran sungai. Saringan itu akan menghalangi masuknya bahan-
bahan sedimen kasar di dasar sungai (untuk potongan melintang tipe
bendung ini lihat gambar (1.2). Bahan-bahan yang lebih halus harus
dipisahkan dengan konstruksi pengelak sedimen yang ada di belakang
bangunan bendung. Perencanaan saringan bawah harus mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh, karena hal ini akan menentukan berfungsinya
bangunan dengan baik.
Tipe bendung ini terutama cocok digunakan di daerah pegunungan. Karena
hampir tidak mempunyai bagian yang memerlukan eksploitasi, bangunan ini
dapat bekerja tanpa pengawasan. J uga, penggunaan saringan bawah ini
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
Bangunan Bendung 47
sangat menguntungkan di bagian sungai yang kemiringannya curam dengan
bahan sedimen yang lebih besar.
Karena bendungan saringan bawah tidak mempunyai bagian yang
merupakan penghalang aliran sungai dan bahan dasar kasar, maka bendung
ini tidak mudah rusak akibat hempasan batu-batu bongkah yang diangkut
aliran. Batu-batu ini akan lolos begitu saja ke hilir sungai.

Kriteria Perencanaan Bangunan Utama

Anda mungkin juga menyukai