Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi

Kelompok IV

1
BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari
waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah
gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang
tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal
yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini
dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari
penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab
kematian di Indoensia.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Disebut sebagai pembunuh diam-diam karena orang hipertensi sering tidak
menampakkan gejala. Institute Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan
separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit
ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau teratur karena hipertensi merupakan
kondisi seumur hidup.
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan
penyebab medisnya. Misalnya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab
tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan.
Hipertensi merupakan risiko morbiditas dan mortalitas premature, yang
meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Laporan Joint
Nationale Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Presure
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

2
(1993) yang kelima mengeluarkan panduan baru mengenai deteksi, evaluasi dan
penanganan hipertensi. Komite ini juga memberikan klasifikasi tekanan darah pada
individu berumur 18 tahun ke atas, yang akan sangat berguna sebagai kriteria tindak
lanjut bila digunakan berdasarkan pemahaman bahwa diagnosis didasarkan pada rata-
rata dua pengukuran yang dilakukan secara terpisah.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat kami ambil,
yaitu:
1. Apa penyebab, patofisiologi etiologi dan tanda serta gejala dari hipertensi?
2. Bagaimana penerapan gizi pada penderita hipertensi?
3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan penyakit hipertensi?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum
- Mengetahui gambaran umum tentang hipertensi yang terjadi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, serta tanda dan gejala yang
terjadi pada pasien penderita hipertensi.
b. Mengetahui hubungan gizi dengan hipertensi, pola makan sehat untuk
mencegah hipertensi, dan penatalaksanaan diet bagi penderita hipertensi.
c. Mengetahui penatalaksanaan dan asuhan keperawatan keluarga yang
seharusnya diberikan pada pasien penderita hipertensi.






Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

3
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolic nya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut
WHO penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar 95
mmHg.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105-114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih (Smith Tom, 1995).

B. ETIOLOGI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar, yaitu: (Lany Gunawan,2001)
1. Hipertensi Primer (Essensial), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya,
namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi
Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Dapat
diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

A. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

4
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada
sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner &
Suddarth, 2002).

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

5
D. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi menurut Edward K Chung, 1995 adalah
sebagai berikut:
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini meruapakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan. Peninggian tekanan darah
kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul
setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang
sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, berat di
tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing.

E. PENATALAKSANAAN
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi
adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan
tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat di
capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat
a. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
b. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

6
Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan
lain-lain.
Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau
72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5
kali/minggu.
c. Menghentikan merokok
d. Diet tinggi kalium
e. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.
2. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat reseptor
angiotensin II, alfa blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis Ca dan
diuretic
3. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan inhibitor
ACE.
4. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.
5. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja sama.
6. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik).
Interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
(perawat, dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

7
diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut
:
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan
darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan
darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan
darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui
dengan mengukur memakai alat tensimeter
e. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
f. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
g. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
h. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga
dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
i. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari
atau 2 x sehari
j. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping
dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
k. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti
obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
l. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
m. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
n. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan
pengobatan hipertensi.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

8
F. HUBUNGAN GIZI DAN HIPERTENSI
Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui
beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya
hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga
berperan, karena pada usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan
elastisitasnya berkurang. Pembuluh yang mengalami sklerosis (aterosklerosis),
resistensi dinding pembuluh darah tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu
jantung untuk meningkatkan denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh
bagian tubuh. Menurut Maria C. Linder, Ph.D dari California State University,
Fullerton, CA, masih menjadi perdebatan kontroversi tentang pengaruh faktor diet
dan cara hidup terhadap terjadinya aterosklerosis. Namun dari beberapa
kecenderungan menyatakan bahwa: 1) terjadinya plak (plaque) aterosklerosis
merupakan suatu respon dari cedera pada dinding arteri terhadap kerusakan yang
dibentuk oleh lapisan epitel; 2) serat makanan, Mg dan beberapa mikronutrien seperti
Cr, Cu mungkin penting dalam pencegahan jangka panjang atau memperlambat
aterosklerosis.

G. POLA MAKAN SEHAT UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI
Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya hipertensi
adalah asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena
untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang
berlebih disamping pemberian obat-obatan bilamana diperlukan. Pembatasan
konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama
pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang
menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-
hati dalam mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang,
dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari kuantitas dan
kualitas yang terdiri dari:
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

9
Sumber karbohidrat : biji-bijian.
Sumber protein hewani : ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu
rendah/bebas lemak.
Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan polong-polongan serta
hasil olahannya.
Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah-buahan segar.
H. PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg,
selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan
darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga
ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula
penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan
diabetes mellitus.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
o Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
o Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
o Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam
hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu,
dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hari atau
dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

10
3. keripik dan makanan kering yang asin).
4. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buahbuahan
5. dalam kaleng, soft drink).
6. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
7. pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
8. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
9. hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
10. kulit ayam).
11. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
12. serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
13. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

















Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. RIWAYAT KASUS
Di keluarga Tn. A (58 tahun) ada istrinya yaitu Ny. R (48 tahun) yang mengalami
hipertensi. Tn. A dan Ny. R tinggal bersama kedua anaknya yaitu M (22 tahun) putri
pertamanya dan A (15 tahun) putra kedua mereka. Keluarga mengatakan bahwa Ny.
R telah menderita penyakit darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu. Keluarga juga
mengungkapkan bahwa Ny. R lebih cepat tersinggung dan gampang marah. Ny. R
sering mengeluh pada keluarganya kalau ia sering mengalami sakit di belakang
kuduk, sering pusing, kepala berdenyut-denyut dan jantung berdebar-debar. Keluarga
mengatakan bahwa Ny. R suka makan ikan asin dan daging.
Pada pemeriksaan fisik Ny. R, didapatkan tekanan darahnya 150/100 mmHg.
Ketika ditanya kepada keluarga mengenai penyakit Ny. R, keluarga mengatakan
bahwa penyakit Ny. R merupakan penyakit yang diturunkan dari ayahnya yang sudah
meninggal. Keluarga mengatakan Ny. R dibawa ke Puskesmas kalau penyakitnya
kambuh dan keluarga juga menyatakan jika mereka tidak melarang memakan
makanan kesukaannya dan keluarga tidak memisahkan makanan yang dikonsumsi
anggota keluarga dengan makanan yang dikonsumsi Ny. R, keluarga juga
mengungkapkan bahwa Ny. R mudah lelah ketika melakukan aktifitas berat dan
keluarga tidak pernah melarang Ny. R untuk melakukannya.

B. PENGKAJIAN
1. Identitas keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Alamat : Desa Tanjung Selamat, RT 002 RW III Martapura
Timur

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

12


Genogram :










Keterangan:
X : Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
1 : Ibu dari Tn. A
2 : Bapak dari Tn. A
3 : Ibu dari Ny. R
4 : Bapak dari Ny. R
5,6,8,9 : Saudara(i) dariTn. A
7 : Tn. A (58 th)
10 : Saudara dari Ny. R (50 th)
11 : Ny. R
12 : Saudara Ny. R (45 th)
13 : An. M. (22 th)
14 : An. A (15 th)





12
45
10
50
4
6 5 8 9
2 1
7
58
3
14
15
11
48
13
22
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

13

Komposisi keluarga :
Nama Gender Hubung
an
Usia Tempat lahir Pekerjaan Pendidik
an
Status
kesehatan
Tn. A L Ayah 58 th MTP PNS S1 Sehat
Ny. R P Ibu 48 th MTP IRT SMA Sakit
M P Anak 22 th MTP Mahasiswi S1 Sehat
A L Anak 15 th MTP Pelajar SMU sehat

Tipe keluarga : Keluarga dengan tipe keluarga inti dimana hanya ada
Tn. A, Ny. R, dan kedua anaknya M dan A.
Latar Belakang budaya : Keluarga ini adalah sebuah keluarga dari suku Banjar
asli. Jaringan social keluarga berasal dari kelompok
etnis dan agama yang sama. Kegiatan keagamaan
menjadi kegiatan utama.
Identifikasi Religius : Keluarga terlibat secara aktif dalam praktik-praktik
dalam sistem keyakinan ajaran Islam : menghadiri
pengajian secara teratur setiap hari Minggu malam
yang diadakan di meunasah.
Status Kelas Keluarga : Ayah merupakan pencari nafkah. Terkadang ibu juga
menerima pesanan catering untuk menambah
penghasilan keluarga.
Status Ekonomi : Keluarga memiliki pendapatan yang mencukupi
kebutuhan mereka, penghasilan tetap.
Aktivitas Rekreasional : Tn. A dan Ny. R memanfaatkan waktu luang mereka
untuk bercocok tanam di kebunnya, merawat dan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

14
memetik sejumlah hasil tanaman yang mereka tanam.
Sementara kedua anaknya sering pergi bersama
teman-teman mereka.
2. Struktur Keluarga
Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua
anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut Ny. R di
dalam keluarganya menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat dan adat
Banjar.

3. Fungsi Keluarga:
Fungsi afektif
Menurut Ny. R ia senang memiliki keluarga yang lengkap serta sangat senang
karena dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis, saling
memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain,
apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan
membantu sesuai dengan kemampuan.
Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak
kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan
tugas didalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan
tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras
rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
Fungsi perawatan kesehatan
Ny. R mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa penyakit takanan darah
tingginya berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya kontrol, ia juga tidak mengetahui
tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala
pusing. Ny R. mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun
karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama dengan makanan yang
dikonsumsi oleh keluarga (tidak disendirikan karena kurang garam).
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

15
4. Koping Keluarga
Sumber stessor berasal:
- Kekambuhan penyakit Ny. R yang tidak dapat diperkirakan oleh keluarga.
- Kekhawatiran keluarga pada penyakit Ny. R yang tidak kunjung sembuh.
- Munculnya perubahan sikap dan sifat Ny. R saat penyakitnya kambuh.
Kekuatan yang mengimbangi stressor
- Ekonomi : Tn. A memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap.
- Pengertian dari suami dan anak-anak terhadap Ny. R
- Keikutsertaan dalam pengajian sangat membantu.
- Keluarga harmonis.
- Suasana rumah yang nyaman.
Adaptasi keluarga
- Keluarga menyerahkan apa yang sudah terjadi kepada Tuhan YME.
- Menjalankan praktik-praktik keagamaan untuk menenangkan pikiran.

5. Harapan Keluarga
Keluarga berharap penyakit tekanan darah tinggi Ny. R bisa sembuh.

6. Pemeriksaan Fisik
TD : 150/100 mmHg
Bunyi jantung III
RR : 24x/menit
DN : 100x/menit
Nafas : cepat dan pendek, tidak teratur
Kulit : sianosis
BB : 70 kg
TB : 150 cm

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

16
C. ANALISA DATA
No Data Masalah
1 DO: -
DS:
Keluarga mengatakan bahwa
penyakit darah tinggi Ny. R
merupakan penyakit yang di
turunkan oleh keluarganya
(ayah Ny. R).
Keluarga membiarkan Ny. R
memakan ikan asin dan
daging dan tidak memisahkan
makanan untuk anggota
keluarga dengan makanan Ny.
R
Kurang pengetahuan keluarga Tn. A
(58 th)
2 DO:
TD = 150/110 mmHg
Nadi = 100x/menit
Frekuensi nafas = 24x/menit
Nafas pendek dan cepat.
DS:
Keluarga mengatakan Ny. R
sering mengeluh jantung
berdebar-debar dan pusing.
Keluarga mengatakan bahwa
Ny. R mudah lelah saat
melakukan aktivitas berat dan
keluarga tidak pernah
Resiko intoleransi aktivitas pada Ny.
R (48 th)
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

17
melarang Ny. R untuk
melakukannya

Diagnosa
1. Kurang pengetahuan keluarga Tn. A (58 th) berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga dalam merawat Ny. R yang menderita hipertensi ditandai dengan
keluarga mengatakan bahwa penyakit darah tinggi Ny. R merupakan penyakit
yang di turunkan oleh keluarganya (ayah Ny. R), keluarga membiarkan Ny. R
memakan ikan asin dan daging dan tidak memisahkan makanan untuk anggota
keluarga dengan makanan Ny. R.
2. Resiko intoleransi aktivitas pada Ny. R (48 th) dari keluarga Tn. A (58 th)
berhubungan dengan ketidaktahuan dalam mengenal dampak dari penyakit
hipertensi ditandai dengan keluarga mengatakan Ny. R sering mengeluh jantung
berdebar-debar dan pusing, keluarga mengatakan bahwa Ny. R mudah lelah
saat melakukan aktivitas berat dan keluarga tidak pernah melarang Ny. R untuk
melakukannya, TD = 150/110 mmHg, Nadi = 100x/menit, frekuensi nafas =
24x/menit, nafas pendek dan cepat.

D. PRIORITAS
No Data
Diagnosa
Keperawatan
Kriteria Skor Pembenaran
1. Keluarga
mengatakan
bahwa
penyakit darah
tinggi Ny. R
merupakan
penyakit yang di
Kurang
pengetahuan
keluarga Tn. A
(58 th)
berhubungan
dengan
ketidaktahuan
1. Sifat masalah
2. Kemungkinan
masalah
diubah
3. Potensi untuk
dicegah
4. Menonjolnya
1. 3/3 x 1
2. 2/2 x 2
3. 3/3 x 1
4. 2/2 x
5. 5
1. Keluarga
mengatakan Ny. R
menderita tekanan
darah tinggi dari
orang tuanya.
2. Adanya perawat
keluarga yang
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

18
turunkan oleh
keluarganya
(ayah Ny. R).
Keluarga
membiarkan
Ny. R memakan
ikan asin dan
daging dan tidak
memisahkan
makanan untuk
anggota
keluarga dengan
makanan Ny. R.
keluarga dalam
merawat Ny. R
yang menderita
hipertensi

masalah
5. Total skor
akan memberikan
penkes dengan
lengkap.
3. Pada keluarga
yang
berlatarbelakang
pendidikan tinggi.
4. Harus ditangani
segera supaya
keluarga dapat
memutuskan
tindakan
perawatan yang
tepat pada anggota
keluarga yang
sakit.
2. Keluarga
mengatakan
Ny. R sering
mengeluh
jantung
berdebar-debar
dan pusing.
Keluarga
mengatakan
bahwa Ny. R
mudah lelah saat
melakukan
Resiko
intoleransi
aktivitas pada
Ny. R (48 th) dari
keluarga Tn. A
(58 th)
berhubungan
dengan
ketidaktahuan
dalam mengenal
dampak dari
penyakit
1. Sifat masalah
2. Kemungkinan
masalah
diubah
3. Potensi untuk
dicegah
4. Menonjolnya
masalah
5. Total skor
1. 2/3 x 1
2. x 2
3. 2/3 x 1
4. 2/2 x 1
5. 2 4/3
A. Ny. R masih bisa
melakukan
aktivitas sehari-
hari yang ringan.
B. Kebiasaan Ny. R
menyelesaikan
aktivitas rumah
tangga sendiri
C. Ada anggota
keluarga
D. Karena akan
berdampak pada
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

19
aktivitas berat
dan keluarga
tidak pernah
melarang Ny. R
untuk
melakukannya.
TD = 150/110
mmHg
Nadi =
100x/menit
Frekuensi nafas
= 24x/menit.
Nafas pendek
dan cepat.

hipertensi kekhawatiran Ny.
R jika tidak
melakukan
aktivitas sehari-
hari, tanggung
jawab rumah
tangga
terbengkalai.

E. DIAGNOSA PRIORITAS
Diagnosa prioritas dari kasus di atas adalah no. 1, yaitu kurang pengetahuan
keluarga Tn. A (58 th) berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam merawat
Ny. R yang menderita hipertensi ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa
penyakit darah tinggi Ny. R merupakan penyakit yang di turunkan oleh keluarganya
(ayah Ny. R), keluarga membiarkan Ny. R memakan ikan asin dan daging dan tidak
memisahkan makanan untuk anggota keluarga dengan makanan Ny. R.






Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

20
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg.
2. Beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu faktor keturunan ciri
perseorangan dan kebiasaan hidup.
3. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan
sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan
pengobatan hipertensi

B. SARAN
Berdasarkan penulisan makalah tentang hipertensi ini, diharapkan dapat
bermanfaat untuk pembaca serta bagi penulis khususnya. Saran dan kritik sangat
diperlukan untuk penulisan makalah ini menjadi lebih baik.










Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

21
DAFTAR PUSTAKA


1. Linder MC, Department of Chemistry, Fullertor, diterjemahkan oleh Aminudin
Parakkasi. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis,.
Jakarta: Penerbit UI Press, 1992.
2. Departemen Kesehatan RI. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta:
Depkes RI, 1995.
3. PERKI Pusat dan Yayasan Jantung Indonesia. Pedoman Makan Untuk Kesehatan
Jantung Indonesia. Jakarta: PERKI Pusat dan Yayasan jantung Indonesia, 2002.
4. Moore MC, diterjemahkan oleh Liniyanti D. Oswari. Pedoman Terapi Diet dan
Nutrisi Edisi II. Hipokrates Tahun I, 1992.
5. Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI. Penuntun Diet. Jakarta: Bagian Gizi RSCM
dan PERSAGI, 1996.
6. Askep Askeb. Asuhan Keperawatan dengan Hipertensi.
(http://terselubung.cz.cc/), 2010.












Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Kelompok IV

22
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
1. Penjelasan terkait hipertensinya apakah sebaiknya
dikurangi?
2. Assesment belum lengkap.
3. Diagnosa yang diangkat belum sesuai dengan diagnosa
kep. keluarga yang telah diajarkan, namun diagnosa
yang ada dapat dijadikan inspiasi pembuatan diagnosa
keluarga yang seharusnya.
4. Format itervensi belum sesuai.
5. Tujuan pada intervensi belum terhubung dengan 5 tugas
keluarga, namun rencana kegiatan yang akan dilakukan
bisa diadopsi sedikit-sediki.
6. Simpulan dan saran lebih diarahkan untuk keperawatan
keluarga lagi.

Anda mungkin juga menyukai