=
( ) ( )
( ) ( ) [ ]
i c o h o c i h
i c o h o c i h
m
T T T T
T T T T
T
, , , ,
, , , ,
/ ln
= (4)
Perlu diketahui bahwa karena aliran
perpindahan kalor yang terjadi didalam
fintube heat exchanger merupakan aliran
yang saling menyilang antara fluida satu
dengan lainnya, nilai logarithmic mean
temperature difference pada persamaan 4
harus dikalikan terlebih dahulu dengan faktor
koreksi.
CF lm lm
T F T
,
. = (5)
faktor koreksi F tersebut didapatkan dengan
memplot nilai P dan R pada grafik faktor
koreksi untuk single pass, alat penukar kalor
aliran menyilang dengan fluida cair tidak
tercampur dan fluida gas (udara) tercampur.
dimana
i c i h
i c o c
T T
T T
P
, ,
, ,
= (6)
dan
i c o c
o h i h
T T
T T
R
, ,
, ,
= (7)
Dengan nilai q
c
yang didapatkan dari
persamaan (2) dan T
m
dari persamaan (4),
maka dengan korelasi pada persamaan (3)
akan didapatkan nilai UA. Nilai UA tersebut
kemudian akan dipergunakan dalam
persamaan umum (8) hambatan termal pada
alat penukar kalor fintube heat exchanger.
Kemudian untuk mendapatkan nilai h dapat
digunakan metoda Wilson Plot. Secara rinci
Nandy et.al 2005 [20] menjelaskan mengenai
penggunaan metode ini.
(8)
6. Hasil dan Analisa Data
Hasil pengukuran koefisien konveksi
paksa dari nanofluida 1% dan 4% pada
temperatur 50
o
C, 60
o
C, dan 70
o
C
ditunjukkan pada gambar 2 - gambar 4.
Grafik-grafik tersebut menunjukkan
hubungan koefisien perpindahan kalor
konveksi sebagai fungsi bilangan Reynolds.
Selain itu untuk mengetahui pengaruh
dari konsentrasi nano partikel (Al
2
O
3
)
hasil pengukuran koefisien konveksi air,
nanofluida 1 %(volume) dan nanofluida
4% (volume) ditampilkan pada grafik
yang sama untuk setiap temperatur fluida
panas yang meningkat.
Apabila dianalisa dengan
menggunakan teknik permodelan yang
ada dalam hal ini digunakan model
partikel bergerak (moving particle
model). Menurut teori kinetik partikel
dijelaskan bahwa konduktivitas termal
partikel berbanding lurus dengan
kecepatan rata-ratanya, dan kita ketahui
gerak Brownian dari nano partikel akan
semakin cepat dengan kenaikan
temperatur, hal ini dapat diterangkan
dengan menggunakan rumus Stokes-
Einstein.
(9)
Persamaan tersebut menjelaskan
bahwa kecepatan partikel tergantung pada
faktor T/, dan adalah viskositas
dinamik dari medium fluida serta T
adalah temperatur. Gerak Brownian dari
nano partikel juga tergantung pada faktor
T/. Karena viskositas nanofluida
menurun seiring dengan peningkatan
temperatur, maka terjadi peningkatan
kecepatan gerak partikel nano yang
menyebabkan kemungkinan peningkatan
tumbukan antar partikel. Hal ini
diperkirakan akan meningkatkan nilai
konduktivitas termal nanofluida.
Kemudian dengan peningkatan kecepatan
aliran fluida akan juga meningkatkan
tumbukan antar partikel, sehingga nilai
koefisien perpindahan kalor konveksinya
akan semakin besar pula.
Dengan menggunakan metode
partikel diam (stationary particle model),
juga dapat dianalisa pengaruh konsentrasi
volume terhadap kenaikan nilai koefisien
perpindahan konveksi.
c o
w
h
A h
R
A h UA ) . . (
1
) . (
1 1
+ + =
Pengukuran Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi Fluida Air Bersuspensi Nano Partikel(Al
2
O
3
)
122 JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No.2. Tahun XIX, Juni 2005, 116-125
Re
h
vs Nu
h
(50C,800 rpm)
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
600 900 1200 1500
Reh
N
u
h
Air
Nano 1%
Nano 4%
Reh vs Nuh (70C,800 rpm)
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
600 900 1200 1500
Reh
N
u
h
Air
Nano 1%
Nano 4%
Reh vs Nuh (60C,800 rpm)
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
600 900 1200 1500
Re
h
N
u
h
Air
Nano 1%
Nano 4%
Gambar 2.
Grafik Nu Vs Re temperatur 50
o
C
Gambar 3.
Grafik Nu Vs Re temperatur 60
o
C
Pada model ini dijelaskan bahwa
peningkatan laju perpindahan kalor adalah
berbanding lurus dengan perbandingan
konduktivitas dan fraksi volume dari nano
partikel (untuk <<1) dan berbanding
terbalik dengan radius nano partikel. Jadi dari
persamaan itu jika nilai konsentrasi volume
naik maka q juga akan naik, hal ini sesuai
dengan hasil dari percobaan yang telah
dilakukan yaitu konsentrasi nano partikel
sangat mempengaruhi kenaikan nilai
koefisien konveksi. Dari grafik dapat dilihat
bahwa semakin besar konsentrasi nano
partikel maka nilai koefisien perpindahan
kalor konveksinya akan semakin besar pula,
hal ini berlaku untuk setiap temperatur.
Kenaikan koefisien konveksi paksa nano
terhadap air berkisar 31%-38% pada
temperatur 50
o
C, 36%-43% pada temperatur
60
o
C dan 40%-48% untuk temperatur 70
o
C
pada konsentrasi nano partikel 1% dan
mengalami kenaikan 52%-65% pada
temperatur 50
o
C, 59%-73% pada
temperatur 60
o
C dan 65%-79% pada
temperatur 70
o
C untuk nanofluida dengan
konsentrasi nano partikel 4%. Hasil ini
menunjukkan bahwa konsentrasi volume
dari nano partikel memegang peranan
penting dalam peningkatan koefisien
konveksi yang terjadi dan pengaruhnya
memiliki kecenderungan berbanding lurus
yaitu dengan penambahan konsentrasi
partikel nano maka akan meningkatkan
koefisien perpindahan kalor konveksinya.
Gambar 4.
Grafik Nu Vs Re temperatur 70
o
C
Peningkatan koefisien perpindahan
kalor konveksi ini akibat terjadinya
penurunan perbedaan selisih temperatur
rata-rata logaritmik (LMTD) dengan
adanya nano partikel dalam air atau dapat
dikatakan juga terjadi peningkatan rasio
perpindahan kalor yaitu terlihat bahwa
kalor yang diterima oleh air di tube lebih
besar.
Rasio koefisien perpindahan kalor
konveksi nanofluida terhadap air menurut
prediksi yang dilakukan Nandy, 2003
akan meningkat seiring dengan
peningkatan temperatur. Hasil penelitian
ini ternyata mempunyai kecenderungan
yang sama, (Gambar 5). Grafik dalam
gambar tersebut memperlihatkan
kenaikan temperatur rasio koefisien
perpindahan kalor konveksi nanofluida
dan air untuk nanofluida 1% dan
nanofluida 4% cenderung meningkat
cukup besar. Sementara jika
dibandingkan dengan pengaruh dari
peningkatan debit udara (Qc), bilangan
Nusselt fluida panas (Nuh) ternyata juga
N. Putra, S. Maulana, R.A Koestoer dan Danardono
JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No.2. Tahun XIX, Juni 2005, 116-125 123
1
2
40 50 60 70
T(C)
h
n
a
n
o
/
h
a
i
r
Nano 1%
Nano 4%
Nuc vs Rec
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
30000 35000 40000 45000 50000 55000 60000
Rec
N
u
c
800rpm (nano 4%) 900rpm (nano 4%) 1000rpm (nano 4%)
1100rpm (nano 4%) 800rpm air 900rpm air
1000rpm air 1100rpm air 800rpm (nano 1%)
900rpm (nano 1%) 1000rpm (nano 1%) 1100rpm (nano 1%)
mengalami peningkatan secara sistematis.
Hal ini karena semakin meningkatnya debit
fluida dingin melalui sirip-sirip fintube heat
exchanger, maka pertukaran panas yang
terjadi dari dinding tube dan siripnya keudara
akan semakin besar pula. Dinding tube akan
lebih cepat dingin karena udara sebagai fluida
pendingin lebih cepat berganti, sehingga
kalor yang dimiliki oleh fluida panas yang
mengalir di dalam tube akan lebih cepat
dilepaskan ke dinding-dinding tube yang
dilaluinya (laju perpindahan kalor akan
meningkat).
Gambar 5.
Rasio perpindahan kalor konveksi antara
nanofluida dan air Vs Temperatur
Gambar 6.
Hubungan antara Nu Vs Re fluida udara
Dengan semakin besarnya nilai
perpindahan kalor yang terjadi pada fluida
panas akibat kenaikan temperatur, maka nilai
perpindahan kalor yang dialami oleh fluida
dingin pun akan ikut meningkat. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 6, dimana ketika
temperatur inlet fluida panas semakin besar
nilainya maka nilai koefisien perpindahan
kalor juga semakin meningkat. Namun
kenaikan nilai perpindahan kalor ini tidak
sebesar kenaikan akibat perubahan
bilangan Reynolds fluida dingin.
7. Kesimpulan
Faktor konsentrasi partikel nano
pada nanofluida sangat mempengaruhi
besarnya peningkatan rasio koefisien
perpindahan kalor konveksi
nanofluida terhadap fluida dasarnya
(air). Semakin besar konsentrasi
volume dari partikel nano maka akan
mengakibatkan rasio peningkatan
koefisien perpindahan kalor konveksi
paksa semakin besar.
Faktor temperatur nanofluida sebagai
fluida kerja, menunjukan kecenderungan
peningkatan rasio koefisien perpindahan
kalor konveksi nanofluida terhadap fluida
dasarnya (air) seiring dengan peningkatan
temperatur.
Pada percobaan yang dilakukan
dengan nanofluida 1% menunjukan
peningkatan koefisien konveksi sebesar
31%-48%, dan pada nanofluida 4%
menunjukan peningkatan koefisien
konveksi sebesar 52%-79%.
Adanya kecenderungan peningkatan
koefisien perpindahan kalor konveksi
paksa pada nanofluida ini memberikan
peluang nanofluida sebagai fluida baru
yang dapat digunakan pada aplikasi
industri khususnya dalam bidang
pertukaran kalor.
Nomenklatur
A Luas Permukaan Tube,m
2
A
c
Luas
Permukaan Penampang
Tube,m
2
Cp Kalor Spesifik, J/kg
C
D
H
Diameter Hidrolik, m
Re Bilangan Reynolds
Nu Bilangan Nusselt
P Temperature Effectiveness
R Heat Capacity Rate Ratio
h Koefisien Perpindahan Kalor
Konveksi, Watt/m
2
K
Pengukuran Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi Fluida Air Bersuspensi Nano Partikel(Al
2
O
3
)
124 JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No.2. Tahun XIX, Juni 2005, 116-125
k Konduktivitas Termal, W/m
C
l Panjang sirip, m
q Laju perpindahan kalor, W
R
w
Hambatan Dinding, m
2
C/W
T Temperatur,
C
U Koefisien Perpindahan Kalor
Menyeluruh, W/m
2
C
Q Laju Aliran, m
3
/s
o
Efisiensi Keseluruhan dari Permukaan
yang Bersirip
m
T Log Mean Temperature Difference,
C
Huruf Yunani
v Viskositas kinematik , m
2
/s
Diffusifitas termal, m
2
/s
Densitas, kg/m
3
Viskositas dinamik,kg /s.m
Singkatan
c fluida dingin
h fluida panas
i inlet fluida
o outlet fluida
Daftar Acuan
1. Choi, U.S., Enhancing Thermal
Conductivity of Fluids with
Nanoparticles, Development and
Applications of Non-Newtonian Flows,
D.A. Siginer and H.P. Wang, eds., FED-
vol. 231/MD-Vol. 66, ASME, New York,
(1995), pp. 99-105.
2. Eastman, J.A., Choi, U.S., Li, S.,
Thompson, L.J., Lee, S.,. Enhanced
thermal conductivity through the
development of nanofluids. In:
Komarneni, S., Parker, J.C.,
Wollenberger, H.J. (Eds.), Nanophase
and anocomposite Materials II. MRS,
Pittsburg, PA, 1997, pp. 3-11.
3. J.A. Eastman, U.S. Choi, S. Li, W. Yu,
L.J. , Thompson, Anomalously Increased
Effective Thermal Conductivities of
Ethylene Glycol-Based Nanofluids
Containing Copper Nanoparticles,
Applied Physics Letters, 78, (2001) pp.
718-720.
4. Y. Xuan, Q. Li, Heat Transfer
Enhancement of Nanofluids, Int. J. Heat
and Fluid Flow, 21, (2000) pp.58-64.
5. S.K. Das, N. Putra, P. Thiesen, W.
Roetzel, Temperature dependence of
thermal conductivity enhancement
for nanofluids, J. Heat Transfer, 125,
(2003) pp.567-574.
6. H.E. Patel, SK Das, T Sudararajan,
Thermal conductivity of naked and
monolayer protected metal
nanoparticle based nanofluids :
manifestation of anomalous
enhancement and chemical effect,
Appl. Phys. Letter., 83, no.14 (2003).
7. Huanqing Xie, H Lee, W Youn, M
Choi, Nanofluids containing
multiwalled carbon nanotubes and
their enhanced thermal
conductivities, Journal of Applied
Physics, vol 94 no 8, (2003).
8. P Bhattacharya, SK Saha, A Yadav,
PE Phelan, Brownian dynamica
simulation to determine the effective
thermal conductivity of nanofluids,
Journal of Applied Physics, vol 95 no
11, (2004).
9. S P Jang, SUS Choi, Role of
Brownian motion in the enhanced
thermal conductivity of nanofluids,
Applied Physics Letters, vol 84, no
21, (2004)
10. Putra Nandy, W. Roetzel, Sarit
K.Das, Natural Convection of Nano-
Fluids, Journal Heat and Mass
Transfer, Vol.39, Numbers 8-9,
(2003), pp. 775-784.
11. Sarit K. Das, Nandy Putra, Wilfried
Roetzel, Pool Boiling Characteristic
of Nanofluids, Int. Journal of Heat
and Mass Transfer 46, (20030 pp.
851-862.
12. Yimin Xuan and Qiang Li,
Investigation on convective heat
transfer and flow features of
nanofluids, Journal of Heat Transfer
ASME, vol 125 (2003) pp 151-155.
13. Louis Gosselin, Alexandre K da
Silva, Combined heat transfer and
power dissipation optimization of
nanofluids flow, Applied Physics
Letters, vol.85 no.18. (2004)
14. Putra Nandy, R Ferky, RA Koestoer,
Peningkatan Koefisien Perpindahan
kalor Konveksi dari Nanofluida
N. Putra, S. Maulana, R.A Koestoer dan Danardono
JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No.2. Tahun XIX, Juni 2005, 116-125 125
Al
2
O
3
-Air, Jurnal Teknologi, Edisi No 2.
Tahun XVIII, Juni 2004.
15. Putra, Nandy, Menentukan koefisien
perpindahan kalor konveksi dengan
korelasi Dittus Boelter, Seminar
Nasional Perkembangan Riset dan
Teknologi di Bidang Industri Universitas
Gajah Mada Yogyakarta 13 Mei 2003.
16. Putra Nandy, Noviar., S.Fred, H Wijaya,
RA Koestoer, Mengukur koefisien
Perpindahan Kalor Kondensasi Film
pada Kondenser Silinder Vertikal
dengan Fluida Pendingin Nanofluida
Al
2
O
3
Air,, Jurnal Teknologi, Edisi No
1. Tahun XIX, Maret 2005.
17. Putra, Nandy., Heat Transfer in
Dispersed Media, Shacker Verlag
Aachen. 2002
18. Putra, Nandy et.al, Development and
Characterization of a Convection
Heat Transfer Coefficient Apparatus,
7th Intl QiR Proceeding. 4-5 Aug
2004.
19. Shah, Ramesh K dan Sekulic, Dusan
P., Fundamental of Heat Exchanger
Design, John Wiley & Sons., New
Jersey. 2003
20. Putra Nandy, S Maulana, Danardono,
Menentukan koefisien perpindahan
kalor konveksi paksa dengan
menggunakan metode Wilson Plot,
Proceeding Seminar Nasional
Perkembangan Riset dan Teknologi
di bidang Industri 2005, UGM
Yoyakarta, 25 Mei 2005.