C
dibawah normal pada pagi hari
dan 0,5
0
set point
sekitar 37
0
Metode Pengukuran
Rektal
Membrane timpani
Oral
Aksila
Suhu Normal
26,6-38c
35,8-38c
35.5-38c
34,7-37,3c
10.Relapsing fever
Seperti demam pel-epstein namun serangna demam berlangsung setiap 5-7jam
11.Factitious fever atau self induced fever, mungkin merupakan manipulasi yang disengaja
untuk memberi kesan adanya demam
Tatalaksana demam
-pemberian antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan pusat pengatur suhu di hipotalamus secara difusi
dari plasma ke susunan saraf pusat. Keadaan ini tercapai dengan menghambat siklooksigenase, enzim
yang berperan pada sintesis prostaglandin. Meski beberapa jenis prostaglandin dapat menginduksi
demam, PGE2 meruapakan mediator demam terpenting. Penurunan pusat suhu akan diikuti respons
fisiologi termasuk penurunan produksi panas, peningkatan aliran darah kekulit, serta peningkatan
pelepasan panas melalui kulit dengan radiasi, konveksi dan penguapan. Sebagian besar antipiretik dan
obat antiinflamasi nonsteroid menhambat eek PGE2 pada reseptor nyeri, permeabiliteas kapiler dan
sirkulasi, migrasi leukosit, sehingga mengurangi tanda klasik inflamasi.
Indikasi pemberian antipiretik
- Demam lebih dari 39C yang berhubungan dengan gejala nyeri atau tidak nyaman
- Demam lebih dari 40,5C
- Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme. Keadaan undernutrition,
penyakit jantung, luka bakar, atau pascaoperasi memerlukan antipiretik.
- Anak dengan riwayat kejang atau delirium yang disebabkan demam
Pengobatan fisik
-
Tirah baring
Total body surface cooling