Anda di halaman 1dari 4

Demam (pireksia) adalah keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat

pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh IL-1.


Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diatur, disebabkan ketidakseimbangan
antara produksi dan pembatasan panas, pada keadaan ini interleukin-1 tidak terlibat, oleh karena itu
pusat pengaturan suhu di hipotalamus berada dalam keadaan normal.
Suhu tubuh terdiri dari suhu permukaan (shell temperature) dan suhu inti (core temperature) .
suhu permukaan adalah suhu yang terdapat pada permukaan tubuh yaitu pada kulit dan jaringan
subkutan, sedangkan suhu inti adalah suhu yang terdapat pada organ visera yang terlindungi dari
paparan suhu lingkungan sekitar. Suhu inti sering diartikan sebagai suhu organ otak tempat pusat
pengaturan suhu tubuh berada.
Patofisiologi demam pada anak

Suhu tubuh secara normal dipertahankan pada rentang yang se


mpit, walaupun terpapar suhu
lingkungan yang bervariasi. Su
hu tubuh secara normal berfluk
tuasi sepanjang hari, 0,5
0

C
dibawah normal pada pagi hari
dan 0,5
0

C diatas normal pada malam har


i.
3

Suhu tubuh diatur


oleh hipotalamu
s yang mengatur keseimbangan a
ntara produksi panas dan kehil
angan panas.
Produksi panas tergantung pada
aktivitas metabolik dan aktiv
itas fisik. Kehilangan panas
terjadi melalui radiasi, evapo
rasi, konduksi dan konveksi. D
alam keadaan normal termostat
di
h
ipotalamus selalu diatur pada

set point
sekitar 37
0

C, setelah informasi tentang


suhu diolah di
hipotalamus selanjutnya ditent
ukan pembentukan dan pengeluar
an panas sesuai dengan
perubahan
set point
.
5,7

Hipotalamus posterior bertugas


meningkatkan produk
si panas dan mengurangi
pengeluaran panas. Bila hipota
lamus posterior menerima infor
masi suhu luar lebih rendah da
ri
Pengukuran suhu tubuh
Pengukuran suhu tubuh sebetulnya ditujukan untuk mengukur suhu inti tubuh. Nilai suhu tubuh
sangat dipengaruhi metabolisme tubuh dan aliran darah, serta hasil pengukuran akan berbeda sesuai
dengan tempat pengukuran. Secara umum organ yang mendekati kearah permukaan tubuh mempunyai
suhu tubuh lebih rendah dibanding organ yang lebih dalam.
Beberapa tempat :
1. Arteri pulmonalis (dianggap paling mendekati suhu yang terukur oleh thermostat
dihopatalamus, lebih invasive, digunakan untuk perawatan intensif)
2. Esophagus (dianggap mendekati suhu inti karena dekat dengan arteri yang membawa darah
dari jantung ke otak, lebih tidak invasive dari pengukuran suhu arteri pulmonalis, tapi suhu
esophagus tidak sama disepanjang esophagus.
3. Kandung kemih
4. Rektal (praktis dan akurat)
5.Oral
6.Aksila (mudah, nyaman, resiko penyebaran penyakit kecil, sensitivitas rendah)
7.Membrane timpani
Suhu normal menurut metode pengukuran

Metode Pengukuran
Rektal
Membrane timpani
Oral
Aksila

Suhu Normal
26,6-38c
35,8-38c
35.5-38c
34,7-37,3c

Pola demam sebagai alat diagnostic


1. Demam k0ntinu
Demam dengan variasi diurnal di antara (0,55-0,82c). Pneumonia tipe lobar, infeksi gram
negative, riketsia, demam tifoid, gangguan system saraf pusat, tularemia, dan malaria
falciparum
2. Demam intermiten
Demam dengan variasi diurnal >1c, suhu terendah mencapai suhu normal. Endocarditis
bakterialis, malaria, bruselosis
3. Demam remiten
Demam dengan variasi normal lebar >1c, tetapi suhu terendah tidak mencapai suhu normal.
Tifoid fase awal dan berbagai penyakit virus.
4. Demam saddleback/pelana (bifasik), penderita mengalami beberapa hari demam tinggi
disusul oleh penurunan suhu, lebih kurang satu hari, dan kemudian timbul demam tinggi
kembali. Dengue, yellow fever, Volorado tick fever, Rit valley fever, dan infeksi virus misalnya
influenza, poliomyelitis, dan koriomeningitis limfositik
5. Demam tersiana
Merupakan demam intermitten yang ditandai dengan periode demam yang diselang dengan
periode normal. Plasmodium vivax (hari 1 dan 3) Plasmodium malariae (hari 1 dan 4)
6. Demam intermiten hepatic (demam charcot)
Demam dengan episode yang sporadic, terdapat penurunan temperature yang jelas dan
kekambuhan demam. Kolangitis, terkait dengan kolelitiasi, ikterik, leukositosis, dan adanya
tanda-tanda toksik
7. Kebalikan dari pola demam diurnal (typhus inversus), dengan kenaikan temperature tertinggi
pada pagi hari bukan selama senja atau di awal malam. Tuberculosis milier, salmonellosis,
abses hepatic, dan endocarditis bacterial.
8. Demam pel-ebstein, ditandai oleh periode demam setiap minggu atau lebih lama dan periode
afebrile yang sama durasinya disertai dengan berulangnya siklus. Hodgkin disease, bruselosis
dari tipe Brucella melitensis
9. Reaksi Jarisch-Harxheimer, dengan peningkatan temperature yang sangat tajam dan
eksaserbasi manifestasi klinis, terjadi beberapa jam sesudah pemberian terapi penisilin pada
sifilis primer atau sekunder, dapat terjadi pula pada leptospirosis dan relapsing fever.

10.Relapsing fever
Seperti demam pel-epstein namun serangna demam berlangsung setiap 5-7jam
11.Factitious fever atau self induced fever, mungkin merupakan manipulasi yang disengaja
untuk memberi kesan adanya demam

Tatalaksana demam
-pemberian antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan pusat pengatur suhu di hipotalamus secara difusi
dari plasma ke susunan saraf pusat. Keadaan ini tercapai dengan menghambat siklooksigenase, enzim
yang berperan pada sintesis prostaglandin. Meski beberapa jenis prostaglandin dapat menginduksi
demam, PGE2 meruapakan mediator demam terpenting. Penurunan pusat suhu akan diikuti respons
fisiologi termasuk penurunan produksi panas, peningkatan aliran darah kekulit, serta peningkatan
pelepasan panas melalui kulit dengan radiasi, konveksi dan penguapan. Sebagian besar antipiretik dan
obat antiinflamasi nonsteroid menhambat eek PGE2 pada reseptor nyeri, permeabiliteas kapiler dan
sirkulasi, migrasi leukosit, sehingga mengurangi tanda klasik inflamasi.
Indikasi pemberian antipiretik
- Demam lebih dari 39C yang berhubungan dengan gejala nyeri atau tidak nyaman
- Demam lebih dari 40,5C
- Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme. Keadaan undernutrition,
penyakit jantung, luka bakar, atau pascaoperasi memerlukan antipiretik.
- Anak dengan riwayat kejang atau delirium yang disebabkan demam

Pengobatan fisik
-

Tirah baring
Total body surface cooling

Anda mungkin juga menyukai