Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya terengah-engah dan
berarti serangan nafas pendek (Price, 1995). Nelson mendefinisikan asma sebagai
kumpulan tanda dan gejala wheezing (mengi) dan atau batuk dengan karakteristik
sebagai berikut; timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung pada malam
hari/dini hari (nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas
fisik dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan penyumbatan,
serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarga, sedangkan sebabsebab lain sudah disingkirkan (Nelson 1996).
Batasan asma yang lengkap yang dikeluarkan oleh Global Initiative for
Asthma (GINA) didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas
dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T.
Pada orang yang rentan inflamasi ini menyebabkan mengi berulang, sesak nafas,
rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini
biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas namun
bervariasi, yang sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan
pengobatan, inflamasi ini juga berhubungan dengan hiperreaktivitas jalan nafas
terhadap berbagai rangsangan (GINA, 2006).
Asma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia, dimana
terdapat 300 juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini. Asma dapat terjadi
pada anak-anak maupun dewasa, dengan prevalensi yang lebih besar terjadi pada
anak-anak (GINA, 2003).
Menurut data studi Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai
propinsi di Indonesia, pada tahun 1986 asma menduduki urutan kelima dari
sepuluh penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik
dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik, dan emfisema sebagai
penyebab kematian (mortalitas) keempat di Indonesia atau sebesar 5,6%. Lalu
pada SKRT 1995, dilaporkan prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13 per
1.000 penduduk (PDPI, 2006). Dari hasil penelitian Riskesdas, prevalensi
1

penderita asma di Indonesia adalah sekitar 4%. Menurut Sastrawan, dkk (2008),
angka ini konsisten dan prevalensi asma bronkial sebesar 515%.

Anda mungkin juga menyukai

  • Case Rani
    Case Rani
    Dokumen10 halaman
    Case Rani
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Pemphigus
    Pemphigus
    Dokumen6 halaman
    Pemphigus
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Terapi Cairan
    Terapi Cairan
    Dokumen13 halaman
    Terapi Cairan
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Refrat ENL
    Refrat ENL
    Dokumen8 halaman
    Refrat ENL
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Referat Pemfigus 2
    Referat Pemfigus 2
    Dokumen15 halaman
    Referat Pemfigus 2
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Haid Dan Kelainannya
    Haid Dan Kelainannya
    Dokumen33 halaman
    Haid Dan Kelainannya
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Hiv Aids
    Hiv Aids
    Dokumen23 halaman
    Hiv Aids
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Case Anestesi
    Case Anestesi
    Dokumen46 halaman
    Case Anestesi
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • CVD
    CVD
    Dokumen24 halaman
    CVD
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Said Jan Kharazi Fadel
    Said Jan Kharazi Fadel
    Dokumen36 halaman
    Said Jan Kharazi Fadel
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Refrat Scoliosis
    Refrat Scoliosis
    Dokumen11 halaman
    Refrat Scoliosis
    Andi Alfian
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen6 halaman
    Jurnal
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen33 halaman
    Bab Iii
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Epidemiologi
    Epidemiologi
    Dokumen1 halaman
    Epidemiologi
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab I, II, III Dementia
    Bab I, II, III Dementia
    Dokumen15 halaman
    Bab I, II, III Dementia
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien Rian
    Status Pasien Rian
    Dokumen6 halaman
    Status Pasien Rian
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • COVER Dementia
    COVER Dementia
    Dokumen4 halaman
    COVER Dementia
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Dementia
    BAB IV Dementia
    Dokumen27 halaman
    BAB IV Dementia
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen9 halaman
    Penda Hulu An
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Tinea Capitis
    Tinea Capitis
    Dokumen6 halaman
    Tinea Capitis
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • Case Litmin Yayuk Revisi Fix
    Case Litmin Yayuk Revisi Fix
    Dokumen7 halaman
    Case Litmin Yayuk Revisi Fix
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat
  • PATOFISIOLOGI
    PATOFISIOLOGI
    Dokumen4 halaman
    PATOFISIOLOGI
    Fadel Aneuk Nanggroe
    Belum ada peringkat