Keputusan Investasi
Keputusan Investasi
x 1Th
Cashflow
IRR = rr +
TPVrr - TPVrt
Dimana:
rr
= tingkat discount rate(r) lebih rendah
rt
= tingkat discount rate(r) lebih tinggi
TPV = Total Present Value
NPV = Net Present Value
***** Metode Profitability Index
metode ini membandingkan antara present value dari penerimaan
dengan present value dari investasi. Jika PI lebih besar dari 1, maka
proyek dikatakan layak untuk dijalankan.
3
Contoh:
. PT DUTA merencanakan sebuah proyek investasi yang diperkirakan akan
menghabiskan dana sebesar Rp.750.000.000,- Dana tersebut
Rp.100.000.000,- merupakan modal kerja, dan sisanya modal tetap
dengan nilai residu diperkirakan sebesar Rp.150.000.000,-dan
mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Proyeksi penjualan selama usia
ekonomis diperkirakan sebagai berikut:
Tahun 1
Rp.400.000.000,Tahun 2
Rp.450.000.000,Tahun 3
Rp.500.000.000,Tahun 4
Rp.550.000.000,Tahun 5
Rp.600.000.000,Struktur biaya pada proyek ini adalah biaya variabel 40%, dan biaya
tetap tunai selain penyusutan sebesar Rp.20.000.000,-pertahun. Pajak
yang diperhitungkan 30% dan return yang diharapkan 18 %.
Dari data tersebut apakah proyek investasi tersebut layak
dijalankan!(Gunakan 5 metode penilaian)
JAWAB:
Perhitungan laba setelah pajak dan cashflow(000)
KETERANGAN
Penjualan
Biaya Variabel
Bia Tetap Tunai
Penyusutan
Total Biaya
Laba Sbl Pajak
Pajak 30%
Laba Setelah Pajak
Penyusutan
Nilai Residu
Modal Kerja
Cashflow
Tahun1
400.000
160.000
20.000
100.000
280.000
120.000
36.000
84.000
100.000
184.000
Tahun2
450.000
180.000
20.000
100.000
300.000
150.000
45.000
105.000
100.000
205.000
Tahun3
500.000
200.000
20.000
100.000
320.000
180.000
54.000
126.000
100.000
226.000
Tahun4
550.000
220.000
20.000
100.000
340.000
210.000
63.000
147.000
100.000
247.000
Tahun5
600.000
240.000
20.000
100.000
360.000
240.000
72.000
168.000
100.000
150.000
100.000
518.000
Analisa Kelayakan:
1. Accounting Rate of Return
84.000 + 105.000 + 126.000 + 147.000 +168.000/5
ARR =
X 100%
750.000+150.000
2
= 28 %
Karena tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 18% ,maka menurut
metode ini investasi layak untuk dijalankan.
2. Payback Period
Investasi
750.000
4
Cashflow th1
Cashflow th2
Cashflow th3
Cashflow th 4
184.000
566.000
205.000
361.000
226.000
135.000
247.000
135.000
x 1Th
247.000
= 3,55 tahun
Jika target kembalinya investasi 4 tahun, maka investasi ini layak ,karena
PBP lebih kecil disbanding dengan target kembalinya investasi.
3. Net Present Value
1
184.000.000
2
205.000.000
3
226.000.000
4
247.000.000
5
518.000.000
Total Present Value of Cashflow
Present Value of Investment
0,847
0,718
0,609
0,516
0,437
Of Cashflow
155.848.000
147.190.000
137.634.000
127.452.000
226.366.000
794.490.000
750.000.000
44.490.000
1
184.000.000
2
205.000.000
3
226.000.000
4
247.000.000
5
518.000.000
Total Present Value of Cashflow
Present Value of Investment
0,806
0,650
0,524
0,423
0,341
Of Cashflow
148.304.000
133.250.000
118.424.000
104.481.000
176.638.000
681.097.000
750.000.000
-68.903.000
5
Dengan demikian :
rr
= 18 %
rt
= 24%
TPVrr = 794.490.000,TPVrt = 681.097.000,-
NPVrr = 44.490.000
NPVrr
x (rt rr)
IRR = rr +
TPVrr - TPVrt
44.490.000
IRR = 18% +
x (24% -18%)
794.490.000 681.097.000
IRR = 20,35%
Karena IRR yang diperoleh lebih besar dari tingkat keuntungan yang
disyaratkan maka proyek tersebut layak untuk dijalankan.
5. Profitability Index
PV of Cashflow
Profitability Index
=
Investasi
794.490.000
PI =
750.000.000
= 1,06
Karena PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan layak.
Soal :
1. PT Swadaya awal tahu 2010 mempertimbangkan sebuah proyek
yang membutuhkan dana sebesar Rp.1.300.000.000,-.Dana tersebut,
sebesar Rp.200.000.000,- diperuntukkan sebagai modal kerja,
sedang sisanya sebagai modal tetap. Umur ekonomis proyek
tersebut diperkirakan 6 tahun dengan nilai residu Rp.150.000.000,Proyeksi Penjualan untuk tahun-tahun kedepan adalah sebagai
berikut :
Tahun 2010
Rp.400.000.000,Tahun 2011
Rp.600.000.000,Tahun 2012
Rp. 750.000.000,Tahun 2013
Rp.850.000.000,Tahun 2014
Rp.900.000.000,6
Tahun 2015
Rp.1000.000.000,Struktur biaya dari proyek ini adalah 40% merupakan biaya
variabel.
Biaya tetap tunai selain penyusutan sebesar
Rp.50.000.000,- per tahun. Pajak 30% dan keuntungan yang
disyaratkan sebesar 17 %. Menurut saudara apakah proyek ini
layak?
INVESTASI PENGGANTIAN
Karena kemajuan teknologi, kadang peralatan dan mesin yang
digunakan oleh perusahaan menjadi ketinggalan jaman (out of date)
padahal umur ekonomisnya masih cukup panjang. Aktiva tetap
baru tersebut bisa lebih efisien, sehingga dapat menghemat biayabiaya yang dikeluarkan, seperti penghematan biaya tenaga kerja,
penghematan bahan baku dan sebagainya.
Investasi penggantian adalah mengganti aktiva tetap lama yang
masih mempunyai umur ekonomis dengan aktiva tetap baru yang
lebih menguntungkan. Karena AT lama masih mempunyai umur
ekonomis, artinya At lama tersebut mempunyai nilai buku, yaitu
selisih harga perolehan aktiva dikurangi dengan akumulasi
penyusutannya. AT lama juga mempunyai harga jual, sehingga
bila diganti dengan AT baru perlu dihitung laba atau rugi atas
penjualan aktiva tetap lama tersebut. Laba didapat jika harga jual
aktiva tetap lama lebih tinggi dibanding dengan nilai bukunya.dan
sebaliknya, jika harga jual lebih rendah dibanding nilai bukunya
berarti mengalami kerugian.
Untuk menilai penggantian aktiva tetap layak atau tidak layak,
perlu menghitung: (1) Investasi bersih, (2) tambahan cashflow.
Investasi Bersih
Pada penilaian investasi penggantian, yang dianalisis adalah
besarnya tambahan keuntungan dan tambahan investasi. Tambahan
investasi atau sering disebut investasi bersih ini didapatkan dari
harga beli aktiva baru dengan penerimaan bersih atas penjualan
mesin lama. Dengan demikian perhitungan investasi bersih sebagai
berikut:
a. Perhitungan penjualan aktiva tetap lama
Harga beli aktiva tetap lama
xxx
Akumulasi penyusutan
xxx
Nilai Buku
xxx
Harga jual aktiva tetap lama
xxx
Laba(Rugi) penjualan AT lama
xxx
Pajak
xxx
Laba bersih penjualan AT lama
xxx
b. Perhitungan penerimaan bersih dan investasi bersih
7
= Rp.125 juta
4
500.000.000
180.000.000
320.000.000
350.000.000
30.000.000
9.000.000
21.000.000
Tambahan Cashflow
Untuk menilai kelayakan investasi penggantian , aliran kas yang
digunakan adalah aliran kas tambahan(incremental cashflow) yang disebabkan
penggantian aktiva tetap tersebut. Tambahan aliran kas ini bisa disebabkan
karena adanya penghematan biaya tunai seperti turunya biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja, dan juga karena peningkatan penjualan yang disebabkan
aktiva tetap baru. Penghematan-penghematan ini akan menjadi tambahan
penghasilan, sehinngga perlu dikurangi dengan kenaikan biaya, seperti
kenaikan penyusutan (penyusutan mesin baru penyusutan mesin lama).
Dengan demikian dari contoh diatas dapat dihitung tambahan cashflow
sebagai berikut:
Penghematan tunai
Tambahan Ph:
Ph Mesin Baru
= Rp.125.000.000
Ph Mesin Lama = Rp. 60.000.000
Tambahan EBIT
Pajak 30 %
Tambahan EAT
Tambahan Penyusutan
Tambahan Cashflow
Rp.115.000.000,-
-50000
25000
27500
35000
-50000
-15000
25000
27500 35000
10
Dari cashflow tersebut, selanjutnya dihitung besarnya NPV dan IRR untuk
proyek F selama enam tahun. Setelah dihitung discount rate 15% ternyata
menghasilkan NPV sebesar Rp.25.757,5 dengan IRR sebesar 32,88%.
Dengan demikian baik dengan NPV maupun dengan IRR lebih besar
proyek F, oleh karena itu dusulkan yang dipilih adalah proyek F.
2.
11
12