Anda di halaman 1dari 5

MKB B - 149 / JD

SURAT PERJANJIAN
Perjanjian
: Tali Asih/Kompensasi Lahan serta Tanam Tumbuh dan Bangunan
No. Surat Perjanjian : No. 149 / JD

Pada hari ini, sabtu tanggal dua puluh enam bulan empat tahun dua ribu empat belas (26 4 2014)
telah dibuat dan ditandatangani Surat Perjanjian Ganti Rugi Lahan serta Tanam Tumbuh dan
Bangunan (selanjutnya disebut Perjanjian) oleh dan antara:
1. Robertus Syahrun, PNS, bertempat tinggal di RT. 001 Kampung Lambing, Kecamatan Muara Lawa,
Kabupaten Kutai Barat, pemilik KTP NO : 6407091112600001, yang dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama Pribadi, untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama
2. SONY BOY HUTABARAT, S.H. selaku Manager GA, demikian sah mewakili Direksi dari dan oleh
karena itu dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perseroan terbatas PT. Maha Karya
Bersama - B, berkedudukan di Jl. MT. Haryono, Komplek The Royal Wika Kel.
Gunung
Samarinda, Kec. Balikpapan Utara RT.16 NO. 168 A Balikpapan Kalimantan Timur, untuk
selanjutnya disebut Pihak Kedua.
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai Para Pihak dan masingmasing disebut sebagai Pihak.
Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Bahwa Pihak Kedua adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan telah
memperoleh :
1) Izin Lokasi dari Bupati Kutai Barat, Nomor 525.26 / K.283.a / 2011 tanggal 27 Juli 2011,
terletak di Kecamatan Muara Pahu, Kec. Damai, Kec. Muara Lawa, Kec. Siluq Ngurai Kabupaten
Kutai Barat Prop. Kalimantan Timur ;
2) Izin Usaha Perkebunan dari Bupati Kutai Barat, Nomor : 225.26/K.775/2011, tanggal 3 oktober
2011 untuk luas areal netto 18.628 Ha ( Delapan belas ribu enam ratus dua puluh delapan
hektar )
Bahwa Pihak Pertama adalah pemilik/Penggarap yang menguasai dan memiliki secara sah atas
sebidang lahan dan segala Tanam Tumbuh maupun Bangunan-Bangunan seluas 137.7 Ha
(selanjutnya disebut Lokasi Lahan) terletak di
, Kampung Jerang Dayak Kecamatan
Muara Pahu Kabupaten Kutai Barat.
Pihak Kedua bermaksud untuk membebaskan Lokasi Lahan milik Pihak Pertama dan Pihak
Pertama setuju untuk menyerahkan lahan dan tanam tumbuhnya serta bangunan tersebut kepada
Pihak Kedua untuk pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Kemitraan dengan ketentuan 80%
(delapan puluh persen) untuk Kebun Inti dan 20% (dua puluh persen) untuk Kebun
Binaan (Plasma) dari luasan Lokasi Lahan yang dibebaskan dan bisa ditanami Kepala Sawit
melalui wadah koperasi yang dibentuk oleh masyarakat dengan sistem Kredit (selanjutnya disebut
Program Kemitraan);
PASAL 1
LANDASAN PEMBEBASAN LAHAN
1.
2.
3.
4.
5.

Surat Pernyataan Penguasaan/Pemilikan Atas Tanah (yang selanjutnya disebut SPPAT) Pihak
Pertama atas Lokasi Lahan NO. 148 /JD, seluas 148.4 Ha (Peta terlampir)
Izin Lokasi Pihak Kedua dari Bupati Kutai Barat, , Nomor 525.26 / K.283.a / 2011 tanggal 27 Juli
2011, terletak di Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat ;
Izin Usaha Perkebunan dari Bupati Kutai Barat, Nomor : 225.26/K.775/2011, tanggal 3 oktober
2011 untuk luas areal netto 18.628 Ha ( Delapan belas ribu enam ratus dua puluh delapan hektar )
Berita Acara Inventarisasi Lahan serta Tanam Tumbuh dan Bangunan NO. MKB B 148 / JD
Surat Persetujuan Ahli Waris / Keluarga NO : MKB B 148 / JD
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN

1. Pihak Pertama dengan ini setuju dan mufakat menyerahkan Lokasi Lahan miliknya/yang dikuasai
secara sah untuk pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit dengan Program Kemitraan di lokasi
Wilayah Kampung Jerang Dayak (yang luas dan batas-batasnya sebagaimana terurai dalam SPPAT
yang menjadi lampiran Perjanjian ini) ;

2. Pihak Kedua adalah pihak yang akan menerima segala hak dari penyerahan Lokasi Lahan.
3. Dalam Perjanjian ini disepakati bahwa Pihak Pertama akan tetap membantu dan bertanggungjawab dalam hal:
a) Pembuatan Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara Pihak Kedua dengan badan hukum
Koperasi yang ditunjuk oleh Masyarakat Kampung Jerang Dayak ;
b) Pengukuran dan proses identifikasi batas Lokasi Lahan yang dibebaskan ;
c) Persiapan bukti-bukti pendukung untuk proses pembayaran pembebasan Lokasi Lahan ;
d) Penguasaan lahan serta tanam tumbuh dan bangunan yang sudah dibebaskan ;
e) Proses pengikatan hak atas Lokasi Lahan dengan instansi yang terkait ;

MKB B - 149 / JD
Paraf
PASAL 3
NILAI TALI ASIH / KOMPENSASI DAN MASA PENGELOLAAN
1.

2.
3.

4.

Para Pihak telah setuju dan sepakat bahwa Nilai Tali Asih/Kompensasi atas pembebasan Lokasi
Lahan diatasnya sebesar Rp. 1.000.000,-(Satu Juta Rupiah) per hektar yang akan dibayar
oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama untuk Lokasi Lahan (selanjutnya disebut Nilai Tali
Asih/Kompensasi);
Nilai Tali Asih/Kompensasi yang akan dibayar oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama atas
penyerahan Lokasi Lahan seluas 137.7 Ha adalah sebesar Rp. 137,700,000, (Seratus Tiga
Puluh Jutuh Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah).
Bahwa dengan diterimanya Tali Asih/Ganti Rugi tersebut, maka apa yang menjadi Hak Pihak
Pertama atas Lokasi Lahan tersebut, sepenuhnya beralih menjadi hak Pihak Kedua termasuk
tetapi tidak terbatas pada menguasai dan mengelolah lahan, tanam tumbuh dan bangunan serta
penerbitan hak atas Lokasi Lahan tersebut diatas selama 1(satu) siklus tanaman kelapa sawit
yaitu 35 tahun terhitung sejak dibayarkan Kompensasi dan selanjutnya apabila HGU pihak
pertama tidak diperpanjang, maka tanah dimaksud diatas dikembalikan kepada pemilik atau ahli
waris yang berhak menerimanya.
Pihak Pertama menjamin bahwa dengan diterimanya Tali Asih/Kompensasi tersebut, Pihak Kedua
tidak akan mendapat tuntutan Tali Asih/Kompensasi lagi atas Lokasi Lahan tersebut dari Pihak
manapun, apabila ada maka menjadi beban dan tanggung-jawab Pihak Pertama;
PASAL 4
KETENTUAN DAN CARA PEMBAYARAN

1.

2.

3.

4.
5.
6.

7.
8.

Para Pihak telah melibatkan Petinggi, Ketua BPK, dan Ketua Adat Kampung Jerang Dayak yang
secara bersama-sama turut serta melakukan dan menyaksikan pengukuran dan identifikasi lahan,
tanam tumbuh dan bangunan diatasnya yang akan dibebaskan oleh Pihak Kedua dari Pihak
Pertama selaku pemilik Lokasi Lahan;
Untuk proses pembayaran Tali Asih/Kompensasi, Pihak Pertama wajib menyiapkan dan
menyerahkan kepada Pihak Kedua, dokumen Asli legalitas kepemilikan Tanah atas Lokasi Lahan
yang diserahkan antara lain tetapi tidak terbatas pada:
- Surat Keterangan Kepemilikan Tanah (SKT) dan/atau Surat Pernyataan Penguasaan/Pemilikan
Atas Tanah (SPPAT) yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
Surat Pernyataan Penyerahan Lahan serta Tanam Tumbuh dan Bangunan;
Berita Acara Inventarisasi Lahan, serta Tanam Tumbuh dan Bangunan;
Surat Persetujuan Ahli Waris pemilik Lahan;
Surat Pernyataan Tidak Melakukan Gugatan/Tuntuan Dalam Bentuk Apapun Juga;
Photo Diri selaku pemilik Lokasi Lahan;
Peta dan Titik Koordinat untuk obyek Lokasi Lahan yang dibebaskan;
Pembayaran Nilai Tali Asih/Kompensasi kepada pemilik Lokasi Lahan, akan dibayarkan
sebesar 70% (tujuh puluh persen) setelah persyaratan- persyaratan sesuai dengan Pasal 4 Ayat 2
Perjanjian ini telah dipenuhi dan sisanya sebesar 30% (tiga puluh persen) sebagai retensi.
Pembayaran Retensi dilakukan setelah Lokasi Lahan yang dibebaskan tersebut telah di Land
Clearing (LC).
Bahwa dalam Penerimaan Nilai Tali Asih/Kompensasi, Pihak Pertama wajib menyerahkan
kwitansi tanda penerimaan Nilai Tali Asih/Kompensasi yang telah ditanda-tangani bersama
dengan ahli waris.
Bahwa selain para Pihak yang menandantangani Perjanjian ini, Petinggi, Ketua BPK, Ketua
Adat, Kampung Jerang Dayak akan turut serta pula menandatangani Perjanjian ini dalam
kedudukan dan kewenangannya sebagai saksi-saksi (selanjutnya disebut Saksi);
Para Saksi dengan ini menyatakan turut serta bertanggungjawab akan kebenaran isi Perjanjian
ini, dan wajib membantu menyelesaikan segala tuntutan maupun gangguan terhadap lahan, dan
tanam tumbuh serta bangunan diatasnya yang telah dibebaskan oleh Pihak Kedua dari Pihak
Pertama;
Perjanjian ini tidak berakhir apabila salah satu Pihak meninggal Dunia/Bubar, akan tetapi berlaku
terus dengan pihak ahli waris yang meninggal dunia/yang menerima hak tersebut hingga apa
yang telah disepakati dalam Perjanjian ini terpenuhi.
Bahwa Perjanjian ini diketahui dan disahkan oleh Camat Muara Pahu.
PASAL 5
PROGRAM KEMITRAAN

1.

2.

3.
4.

Para Pihak sepakat memilih Progam Kemitraan dalam kerja sama pembangunan perkebunan
kelapa sawit diatas Lokasi Lahan yang telah diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak
Kedua, dengan ketentuan Pihak Kedua akan mendapatkan Kebun Inti seluas 80 %, sedangkan
Pihak Pertama akan mendapatkan Kebun Binaan seluas 20 % dari total luas lahan yang
diserahkan dan dapat ditanami Kelapa Sawit.
Kebun Binaan akan diberikan kepada Pihak Pertama melalui Koperasi dengan Sistem Kredit, serta
merupakan satu - kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan Kebun Binaan
yang akan diberikan/dibangun untuk Kampung Jerang Dayak seluas 20 % dari total luas Lahan
yang dapat ditanami kelapa sawit di Kampung Abit.
Pihak Pertama wajib bergabung dan menjadi Anggota dari Koperasi yang ditunjuk masyarakat
Kampung Jerang Dayak untuk bermitra dengan perusahaan Pihak Kedua
Lokasi Kebun Binaan, akan ditentukan kemudian berdasarkan kesepakatan antara Koperasi
dengan Pihak Kedua dengan ketentuan lokasi kebun binaan dalam satu hamparan

MKB B - 149 / JD

5.

Paraf
Mengenai pengaturan Program Kemitraan tersebut akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Kesepakatan Bersama (SKB) perusahaan dengan koperasi yang dibentuk dan disepakati oleh
Kedua belah Pihak.
PASAL 6
PERNYATAAN DAN JAMINAN

1. Pihak Pertama dengan ini menyatakan menjamin bahwa Pihak Kedua tidak akan mendapatkan
gangguan, sengketa, tuntutan dan/atau gugatan dari Pihak Pertama, Keluarga/ahli waris Pihak
Pertama dan/atau Masyarakat Kampung atau pihak lainnya untuk membebaskan Lokasi Lahan,
membangun, mengelola dan memelihara Kebun Program Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam
Perjanjian ini.
2. Pihak Pertama dengan ini menyatakan menjamin bahwa Lokasi Lahan diatas yang dibebaskan oleh
Pihak Kedua adalah benar dimiliki dan dikuasai oleh Pihak Pertama dan mempunyai hak mutlak dan
penuh secara hukum atas tanah, tanam tumbuh dan bangunan tersebut, serta tidak dalam keadaan
disewakan ataupun sedang/telah dijual, dialihkan, diserahkan, dijaminkan dengan cara apapun
kepada pihak manapun serta bebas dari segala bentuk gangguan, sengketa, tuntutan dan/atau
gugatan dari pihak manapun yang menyatakan mempunyai hak terlebih dahulu, memiliki, turut
memiliki, turut mempunyai hak atas Lokasi Lahan baik sebagian maupun seluruhnya berikut
turutannya
3. Pihak Pertama menyatakan dengan ini membebaskan Pihak Kedua dari segala bentuk gangguan,
sengketa, tuntutan dan/atau gugatan dari pihak manapun yang menyatakan mempunyai hak terlebih
dahulu, memiliki, turut memiliki, turut mempunyai hak atas Lokasi Lahan yang akan dibebaskan
oleh Pihak Kedua baik sebagian maupun seluruhnya berikut turutannya. Segala biaya timbul sebagai
akibat dari adanya gangguan, sengketa, tuntutan dan/atau gugatan tersebut menjadi tanggung
jawab sepenuhnya Pihak Pertama.
PASAL 7
PAJAK
Pajak-pajak yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini menjadi tanggung-jawab
masing-masing pihak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
PASAL 8
KERAHASIAAN
Pihak Pertama wajib menjaga kerahasiaan dan dilarang untuk memberikan atau menyerahkan baik
sebagian maupun seluruhnya baik asli maupun fotocopy diantaranya dan tidak terbatas pada semua
dokumen yang berkaitan dengan Perjanjian ini kepada pada pihak manapun tanpa persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pihak Kedua.
PASAL 9
LARANGAN
Pihak Pertama berserta seluruh keluarganya baik atas nama pribadi dan/atau keluarga, dilarang
berkolusi dalam bentuk dan cara apapun dengan Pihak Kedua berserta seluruh karyawannya, apabila
melanggar ketentuan ini maka Pihak Pertama dikenakan sanksi denda 10 (sepuluh) kali lipat dari
nilai Perjanjian ini dan bagi Pihak Kedua atau karyawannya yang terbukti melakukan kolusi dengan
Pihak Pertama akan dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena menyangkut kredibilitas
perusahaan dan indisipliner karyawan.
PASAL 10
SANKSI-SANKSI
a.

Segala sanksi dan/atau denda baik yang diatur dan/atau tidak diatur secara dalam Perjanjian ini,
namun terkait dalam pelaksanaan Perjanjian ini harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.

b.

Selain sanksi-sanksi yang tercantum di dalam Perjanjian ini, apabila Pihak Pertama dalam
melaksanakan Perjanjian ini telah melakukan kelalaian, kesalahan, pelanggaran atau wanprestasi,
yang merugikan pihak manapun dan/atau melanggar peraturan yang berlaku, maka Pihak Pertama
akan mempertanggungjawabkan atas semua akibat dan konsekuensi yang akan timbul akibat
kelalaian tersebut, baik akibat dan konsekuensi secara perdata, pidana maupun niaga.
PASAL 11
FORCE MAJEURE

1.

Yang dimaksud dengan force majeure dalam Perjanjian ini adalah: perang, pemberontakan,
kerusuhan, gempa bumi, taufan, banjir, huru hara, blokade, epidemi, bencana alam, perubahan
kebijakan pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan Perjanjian ini dan lainnya dimana
peristiwa-peristiwa tersebut adalah diluar kemampuan pihak yang terkena untuk mengatasinya,
sehingga mengakibatkan tertunda, terhambat, terhalangnya pihak yang terkena dampak force
majeure tersebut untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya berdasarkan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.

MKB B - 149 / JD
Paraf
2.

3.

4.

Apabila pelaksanaan Perjanjian ini mengalami kegagalan akibat force majeure maka akan
diadakan perpanjangan waktu setara dengan waktu selama force majeure terjadi. Namun kerugian
yang timbul akibat terjadinya force majeure tersebut menjadi tanggung jawab masing-masing pihak
dan tidak dapat saling menuntut, kecuali kewajiban masing-masing pihak yang ada atau telah ada
sebelum force majeure.
Pihak yang terkena force majeure wajib memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu terhitung sejak terjadinya force majeure tersebut. Untuk
dipertimbangkan diterima atau ditolak. Kelalaian melakukan pemberitahuan force majeure dalam
jangka waktu tersebut maka dianggap tidak terjadi force majeure dan juga tidak dapat diajukan
kembali sebagai force majeure.
Setelah kejadian force majeure tersebut kedua belah pihak dalam Perjanjian ini dapat melakukan
musyawarah kembali untuk membicarakan kelanjutan Perjanjian ini.
PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Para Pihak sepakat dan setuju untuk menggunakan hukum yang berlaku di Negara Republik
Indonesia dan mengesampingkan Pasal 1266 ayat 2, ayat 3 dan ayat 4 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
2. Segala perselisihan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan
terlebih dahulu oleh kedua belah pihak atas dasar musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak, maka kedua belah pihak
sepakat untuk melanjutkan penyelesaian secara musyawarah mufakat dengan menunjuk Instansi
terkait yang berwenang sebagai Mediator.
4. Apabila perselisihan yang timbul ternyata tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah
mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 Pasal ini, dan hanya bila perlu ditempuh
melalui jalur hukum, maka kedua belah pihak sepakat untuk memilih tempat kediaman hukum yang
umum dan tetap pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Sendawar, di Kabupaten Kutai Barat
PASAL 13
LAIN-LAIN
1.
2.

Pihak Pertama dalam melaksanakan Perjanjian ini wajib mentaati segala peraturan baik yang
berlaku sekarang, maupun dikemudian hari.
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan atau perubahan-perubahannya akan diatur
dalam addendum yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dibuat dalam rangkap 2
(dua) bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA
PT. MAHAKARYA BERSAMA - B

ROBERTUS SYAHRUN
Pemilik lahan

SONY BOY HUTABARAT, S.H


Manager General Affairs

Saksi- saksi
Pengurus Kampung Jerang Dayak
RT. I Kapok
JERANG DAYAK

Kepala ADAT
JERANG DAYAK

Ketua BPK
JERANG DAYAK

PETINGGI
JERANG DAYAK

PUNTUN

BUNI WIRA

URBANUS ASRAN

MANIK

MENGESAHKAN :
CAMAT MUARA PAHU

H. NANANG ADRIANI, M.Si


PEMBINA
NIP. 196306161986031020

MKB B - 149 / JD
Paraf

Anda mungkin juga menyukai