33. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan
suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam
membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (QS. Al-Isra; 33)
PEMBUNUHAN
HUKUM
AMDI
DISENGAJA
SIBHUL AMDI
SEPERTI DISENGAJA
KHOTTO
TIDAK DISENGAJA
QISHOS /DIYAT
DIYAT 3 th @ 1/3
DIYAT 3 th @ 1/3
DIYAT
MUGHOLADHOH
- 30 Hiqqoh 3-4 th
- 30 Jadzah 4-5 th
- 40 Khilfah (Bunting)
KIFARAT
MUKHOFAFAH
20 Hiqqoh 4 th
20 Jadzah 5 th
20 ibnu Makhod
20 Bintu Labun 2 th
20 Ibnu Labun
Syarat
Qishos
- Mencegah
terjadinya
kejahatan
- Meringankan
beban
korban/keluarga
- Ketengan dan
ketentraman kedua
belah pihak
HIKMAH
KIFARAT
1.
2.
3.
4.
HIKMAH DIYAT
)871 : (
Page |2
LATIHAN SOAL LES LES
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Qishas
adalah
hukuman
untuk
jenis
pembunuhan berikut .
A. pembunuhan yang disengaja
B. pembunuhan seperti disengaja
C. pembunuhan tidak disengaja
D. pembunuhan terhadap pezina muhshan
E. pembunuhan yang disengaja karena
membela diri
Page |3
E.
11. Diyat Mughalladzah dikenakan pada orang
yang melakukan pelanggaran di bawah ini,
kecuali
A. merusak anggota badan seseorang tapi
dimaafkan
B. membunuh seperti disengaja
C. membunuh tidak disengaja di tanah haram
D. membunuh tidak disengaja di bulan-bulan
haram
E. membunuh tidak disengaja terhadap
muhrim
12. Diyat Mukhaffafah adalah denda ringan dengan
membayar 100 ekor unta dengan perincian
sebagaimana di bawah ini, kecuali
A. 20 ekor hiqqah
B. 20 ekor khilfah
C. 20 ekor jadzaah
D. 20 ekor binta labun
E. 20 ekor ibnu labun
13. Amir dan Amar berkelahi hingga salah satu
tangan Amir patah. Diyat yang paling tepat
untuk Amar menurut syariat Islam adalah
A. membayar 5 ekor unta
B. mambayar 10 ekor unta
C. membayar 15 ekor unta
D. membayar 50 ekor unta
E. membayar 100 ekor unta
14. Kifarat melanggar sumpah adalah
A. memberi makan/pakaian 10 orang miskin
atau memerdekakan hamba sahaya atau
berpuasa tiga hari berturut-turut
B. memberi makan/pakaian 20 orang miskin
atau memerdekakan hamba sahaya atau
berpuasa tiga hari berturut-turut
C. memberi makan/pakaian 30 orang miskin
atau memerdekakan hamba sahaya atau
berpuasa tiga hari berturut-turut
D. memberi makan/pakaian 10 orang miskin
atau memerdekakan hamba sahaya atau
berpuasa lima hari bertirut-turut
E. memberi makan/pakaian 10 orang miskin
atau memerdekakan hamba sahaya atau
berpuasa tujuh hari berturut-turut
15. Berikut ini adalah kifarat yang harus dilakukan
oleh orang yang telah melakukan pelanggaran
terhadap Allah, kecuali
A. kifarat pembunuhan
B. kifarat melakukan zina
C. kifarat melanggar sumpah
D. kifarat dzihar
kifarat ila
Page |4
HUDUD
ZINA
HUKUM
BAHAYA
QODZAF
MENCURI
BUGHOH
AL-ISRO : 32
AN-NUR: 2
1.
Rusaknya etika
dan
moral
masy.
2.
Menjalarnya
penyakit
berbahaya
3.
Rusaknya
dan
silsilah
keturunan
4. Akan dilaknat
oleh Allah SWT
AN-NUR : 4
1. Akan
timbul budaya
fitnah
2.Orang
akan
seenaknya menuduh
orang
lain
AL-MAIDAH : 90
1. Hilangnya
kesadaran
2.
Terjadinya
dan
keresahan
ketidak
nyamanan
dalam masy.
3.
Kecanduan
4. Terancam
bahaya
kematian
AL-MAIDAH : 38
1.
Menimbulkan
kerugian harta
benda
2. Mengganggu
stabilitas
keamanan dan
ketentraman
3. Menimbulkan
dendam
4. Pelaku di
laknat Allah
SWT
5. Pelaku tidak
akan hidup
tenang
AL-HUJUROT : 9
1. Mengganggu
stabilitas politik
dan keamanan
2. Roda
perekonomian
terganggu
3. Munculnya rasa
saling curiga
4. Masy. Menjadi
tidak tenttram
5. Pelaku tidak
akan hidup
tenang
PEMBAGIAN
Muhson
- Di rajam
2. Ghoiru
Muhson
- Di dera 100
x dan
diasingkan
1 tahun
HUKUMAN
HUKUMAN
40 - 80 x cambuk
jika ada 2 orang
saksi atau pelaku
mengaku
PEMBAGIAN
1. Mencuri
- Potong
tangan dan
kaki
bersilang
2. Merampok &
membunuh
- Hukum mati
& disalib
UPAYA HUKUM
1. Investigasi
2. Perundingan
3. Ultimatum
4. Tindak
kekerasan
1.
1.
2.
1.
2.
3.
HIKMAH
MIRAS
1. Menjaga
kesucian dan
harga diri
2. Terpeliharanya
keturunan yg
sah dan jelas
3. Terjaganya dari
penyakitpenyakit kotor
4. Bila had
diterapkan
secara benar
akan
menimbulkan
jera dan takut
melakukan zina
80x cambuk
SYARAT
Yang menuduh
sudah baligh
Orang yang dituduh
adalah orang baik2
GUGURNYA
Ada 4 saksi
Dimaafkan
Suami menuduh
dengan sumpah
1. Orang tidak
sembarangan
menuduh orang lain
tanpa bukti dan saksi
2. Dapat menjaga
sesorang dari
tuduhan dan fitnah
3. Membuat manusia
menjaga sikap dan
tidak mudah
memfitnah
NISAB
3,34 gram/ 1/4DINAR/
3 DIRHAHAM
1. Menjaga
kesehatan dan
kesucian jiwa
2. Agar masyarakat
dapat hidup
dengan tenang
3. Menciptakan
generasi penerus
yang lebih baik
baik jasmani
maupun
rohaninya
1.
2.
3.
4.
5.
Melindungi
harta
kekayaan
setiap orang
Orang akan
merasa takut
dan jera
melakukan
pencurian dll
Mewujudkan
keamanan dan
ketentraman
Orang tidak
akan
sembarangan
memakan
harta
1. Terciptanya
sikon yang
aman dan
tentram
2. Hilangnya rasa
takut dan waswas
3. Terjalinnya
persatuan
4. Pembangunan
dapat berjalan
dgn baik
5. Menciptakan
negara yang
adil dan
makmur
Page |5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Agus adalah .
QS.
Al-Maidah
:
90
tersebut
mengajak
orang
A. dipenjara
beriman untuk memetik beberapa pelajaran yang
B. di rajam
bisa diambil, diantaranya adalah
C. diasingkan selama 6 bulan
A. hikmah dilarangnya minuman keras
D. diasingkan selama 1 tahun
B. hikmah dilarangnya zina
E. diasingkan selama-lamanya
C. hikmah dilarangnya qadzaf
D. hikmah dilarangnya mencuri
Hukuman bagi pelaku zina ghairu muhshan
E. hikmah dilarangnya menyamun
adalah .
A. didera 50 kali dan diasingkan selama 6
7.
bulan
B. didera 80 kali dan diasingkan selama 6
bulan
C. dedera 80 kali dan diasingkan selama 1
Berdasarkan QS. Al-Maidah : 90 terdapat
tahun
beberapa larangan Allah, diantaranya adalah
D. didera 100 kali dan diasingkan selama 1
minuman keras. Hikmah dilarangnya minuman
tahun
keras menurut ayat tersebut adalah .
E. didera 100 kali dan diasingkan selamaA. minuman keras adalah jenis minuman yang
lamanya
kotor dan berbahaya bagi kesehatan
B. pemabuk sering mengganggu keselamatan
Hukuman hamba sahaya yang melakukan
orang lain
perzinaan adalah .
C. menciptakan generasi penerus yang lebih
A. didera 50 kali dan diasingkan selama 6
baik
bulan
D.
minuman keras menghilangkan kesadaran
B. didera 80 kali dan diasingkan selama 6
E.
masyarakat terhindar dari sifat kebencian
bulan
C. didera 80 kali dan diasingkan selama 1
8. Berikut ini adalah hikmah dilarangnya
tahun
minuman keras menurut beberapa dalil AlD. didera 100 kali dan diasingkan selama 1
Quran, kecuali
tahun
A. minuman keras adalah jenis minuman yang
E. didera 100 kali dan diasingkan selamakotor dan berbahaya bagi kesehatan
lamanya
B. pemabuk sering mengganggu keselamatan
orang lain
Nanda adalah seorang gadis yang selalu dengki
C. minuman keras harganya mahal sehinga
pada teman-tamannya. Dia menuduh Nisa telah
tidak ekonomis
melakukan zina tanpa bukti. Hukuman yang
D.
menciptakan generasi penerus yang lebi
paling tepat untuk Nanda adalah .
baik
A.didera 40 kali
E. menjaga hati agar tetap taqarrub kepada
B. didera 80 kali
Allah
C. didera 100 kali
D. didera 40 kali dan diasingkan selama 6 bulan
9. Berikut termasuk yang bukan akibat dari
E. didera 80 kali dan diasingkan selama 1 tahun
pengaruh minuman keras terhadap mental
peminum adalah .
Hukuman bagi hamba sahaya yang menuduh
A. mentalnya labil dan mudah tersinggung
orang lain melakukan zina adalah .
B. hati jauh dari mengingat Allah
A. didera 40 kali
C. menderita penyakit pegal-pegal
B. didera 80 kali
D. mudah terpancing untuk berkelahi
C. didera 100 kali
E. mudah terjerumus berbuat maksiat
D. didera 40 kali dan diasingkan selama 6
bulan
10. Minuman keras adalah jenis minuman yang
E. didera 80 kali dan diasingkan selama 1
kotor dan berbahaya bagi kesehatan. Hal ini
tahun
sejalan dengan ayat Al-Quran yaitu .
Perhatikan ayat berikut:
A. QS. Al-Maidah : 90
B. QS. Al-Maidah : 91
C. QS. Al-Maidah : 92
D. QS. Al-Maidah : 93
E. QS. Al-Maidah : 94
Page |6
11. Menurut Imam Malik dan Imam Syafii had
mencuri yang dikenakan bagi pencuri yang
ketiga kalinya adalah .
A. potong tangan kanan
B. potong kaki kiri
C. potong tangan kiri
D. potong kaki kanan
E. di tazir
12. Pernyataan berikut merupakan sifat-sifat
perbuatan mencuri yang dikenai hukuman/had,
kecuali
A. orang yang mencuri adalah mukallaf.
B. orang yang mencuri adalah istri sendiri
C. barang yang dicuri mencapai jumlah nisab.
D. pencurian dilakukan dengan sembunyisembunyi.
E. yang bersangkutan mengakui perbuatannya
13. Penyamun yang mengambil harta dan
membunuh korban, menurut jumhur Ulama
hadnya adalah
A. dihukum mati dan di salib
B. dipotong tangan dan kaki secara silang.
C. dipotong dua tangan atau dua kaki
D. dihukum mati.
E. dipenjara atau diasingkan
14. Suatu kaum bisa dianggap bughah, apabila telah
memenuhi syarat-syarat di bawah ini, kecuali
A. mempunyai kekuatan baik senjata maupun
pendukung.
B. mempunyai keahlian dalam bidang tertentu
C. mereka telah membangkang dan tidak mau
lagi tunduk pada imam.
D. mereka mempunyai alasan, mengapa
keluar dari penguasa.
E. mereka mempunyai pimpinan yang mereka
taati.
15. Tindakan pertama kali yang harus dilakukan
oleh seorang imam terhadap kaum bughat
adalah
A. mengirim utusan untuk diajak berdialog
B. memberi kesempatan mereka untuk
berfikir
C. menyeru dan menasehati agar kembali taat
D. menyerukan ancaman perang
E. memerangi mereka
Page |7
PERADILAN
Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka
perselisihkan itu. (QS YUNUS : 93)
HAKIM
SYARAT
Islam
Aqil Balig
Sehat jasmani rohani
Merdeka
Adil
Laki-laki
Memahami hukum
Qurdis, Ijma, urf,
B.Arab
8. Menguasai metode
ijtihad
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PERADILAN
SYARAT
:
:
.8
.2
.3
1.
ETIKA HAKIM
Melaksanakan tata
tertib (tinggal di
kota, dapat terlihat,
t4 tdk di masjid)
2.
3.
Tidak boleh
menerima hadiah
SAKSI
1.
2.
3.
4.
SYARAT
Islam
Aqil Baligh
Merdeka
Adil (menjauhkan diri dari
dosa besar, dosa kecil,
bidah, dpt mengendalikan
diri, berakhlak mulia
1.
2.
3.
4.
SAKSI YG
DITOLAK
Tidak adil
Bermusuhan
Ayah dan anak
Orang yang
menumpang
ORANG BUTA
Abu Thayyib:
Diterima apabila
1. ia mendengar
dr berbagai
sumber,
2. sebelum buta
3. paham
persoalan
1.
2.
3.
4.
Syarat Bersumpah
Mukallaf
Kemauan sendiri/tanpa
paksaan
Disengaja
Dengan lafal sumpah :
),,(
Pelanggar sumpa
wajib membayar KAFARAT :
1. Memberi makan 10 org
miskin @ liter
2. Memberikan pakaian 10 org
miskin
3. Memerdekakan budak
4. Puasa 3 Hari
KATA KUNCI
Peradilan : Lembaga Negara yang ditugasi untuk menyelesaikan dan memutuskan setiap perkara dengan adil
Dua tugas pokok peradilan:
1. Mendamaikan kedua belah pihak
2. Menetapkan sangsi dan menerapkannya pada pelanggar hukum
Hakim / Qodli: Orang yang diangkat oleh pemerintag untuk menyelesaikan persengketaan dan memutuskan hukum
suatu perkara dengan adil
Penggugat/Mudai: Orang yang mengajukan gugatan karena merasa dirugikan oleh tergugat
Tergugat/Mudaa : orang yang terkena gugatan dari penggugat
Gugatan/MudaI alaih : materi yang dipersoalkan oleh kedua belah pihak yang terlibat perkara dalam proses peradilan
Saksi : orang yang diperlukan oleh pengadilan untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan suatu perkara demi
tegaknya hukum dan tercapainya keadilan
Bukti/bayyinah: segala sesuatu yang diajukan oleh penggugat untuk memperkuat kebenaran gugatannya
Page |8
LATIHAN SOAL LES
B.
C.
D.
E.
perceraian
pencurian
jual beli
sewa menyewa
7. Agar hakim dalam memutuskan perkara betulbetul adil, maka dibutuhkan saksi yang sesuai
dengan tuntutan syara. Berikut adalah syaratsyarat saksi, kecuali .
A. bukan musuh terdakwa
B. baligh dan berakal
C. muslim
D. merdeka
E. hamba sahaya
Page |9
terciptanya keadilan dalam masyarakat
terciptanya kesejahteraan masyarakat
terciptanya kewibawaan hakim
masyarakat saling menghargai hak-hak
orang lain
terwujudnya aparatur pemerintah yang
bersih
di antaranya adalah .
A. terwujudnya aparatur pemerintahan yang
bersih, jujur
B. terwujudnya gedung perkantoran yang
megah
C. terciptanya kewibawaan hakim
D. terciptanya kesejahteraan hakim
E. terwujudnya
pemerataan
lembaga
peradilan di seluruh wilayah
agama, kecuali
A. menyelesaikan persengketaan antara suami
istri
B. menyelesaikan permasalahan nikah lain
agama
C. menetapkan putusan perceraian
D. menetapkan besar mahar dalam pernikahan
E. menyelesaikan
persengketaan
dalam
pengasuhan anak
A.
B.
C.
D.
E.
14. Terciptanya
terciptanya
keadilan dalam
kesejahteraan
masyarakat,
masyarakat,
P a g e | 10
PENGERTIAN USHUL FIQIH
A. Menentukan Pengertian Ushul Fiqih dan Fiqih
Ushul (), merupakan jama dari ashl (), yaitu apa-apa yang menjadi pondasi bagi yang
lainnya. Sementara fiqh, secara bahasa artinya pemahaman, berdasarkan firman Allah taala, dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka memahami perkataanku (QS Thoha: 27-28). Fiqh
secara istilah artinya pengenalan terhadap hukum-hukum syari, yang sifatnya amaliyah, dengan
dalil-dalilnya yang detail.Secara etimologi ushul fiqh terdiri atas dua kata, ushul yang berarti suatu
pondasi baik bersifat Materi maupun non materi sedangkan Fiqh adalah pemahaman yang mendalam
yang membutuhkan pengarahan potensi akal. Ushul Fiqih ialah : Suatu ilmu tentang Anggaran dasar
(Qaidah-Qaidah) yang menjadi dasar perantaraan untuk istimbat hokum syara. (dari sesuatu dalil).
Atau dengan kata lain Ilmu tentang kaidah-kaidah umum yang dapat digunakan untuk melakukan
istinbath hukum-hukum syari dari dalil-dalilnya yang terinci.
B. Menentukan Objek/tujuan Ushul Fiqih
1. Objek Pembahasan Ushul Fiqih:
a. Pembahasan tentang dalil. Pembahasan tentang dalil dalam ilmu Ushul Fiqh adalah secara
global. Di sini dibahas tentang macam-macamnya, rukun atau syarat masing-masing dari
macam-macam dalil itu, kekuatan dan tingkatan-tingkatannya. Jadi di dalam Ilmu Ushul Fiqh
tidak dibahas satu persatu dalil bagi setiap perbuatan.
b. Pembahasan tentang hukum Pembahasan tentang hukum ini, meliputi pembahasan tentang
macam-macam hukum dan syarat-syaratnya. Yang menetapkan hukum (al-hakim), orang yang
dibebani hukum (al-mahkum 'alaih) dan syarat-syaratnya, ketetapan hukum (al-mahkum bih)
dan macam-macamnya dan perbuatan-perbuatan yang ditetapi hukum (al-mahkum fih) serta
syarat-syaratnya.
c. Pembahasan tentang kaidah. Pembahasan tentang kaidah yang digunakan sebagai jalan untuk
memperoleh hukum dari dalil-dalilnya antara lain mengenai macam-macamnya, kehujjahannya
dan hukum-hukum dalam mengamalkannya.
d. Pembahasan tentang ijtihad Dalam pembahasan ini, dibicarakan tentang macam-macamnya,
syarat-syarat bagi orang yang boleh melakukan ijtihad, tingkatan-tingkatan orang dilihat dari
kaca mata ijtihad dan hukum melakukan ijtihad
2. Tujuan Ilmu ushul fiqih.
Secara umum tujuan fiqh adalah untuk mengetahui dalil-dalil penetapan hukum syara tentang
perbuatan orang mukallaf, seperti hukum wajib, haram, mubah, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan
dan lain-lain.
Sedangkan Tujuan Ilmu Ushul Fiqih adalah meletakkan kaidah-kaidah yang digunakan dalam
menetapkan hukum setiap perbuatan atau perkataan mukallaf. Dengan kaidah tersebut
a. Dapat dipahami hukum-hukum syara yang ditunjuk oleh nash.
b. Dapat diketahui bagaimana cara-cara mujtahid mengambil hukum dari nash.
Menurut Wahab Khallaf tujuan ilmu ushul fiqih adalah dalil-dalil syara umum yang akan
menetapkan hukum-hukum yang kulli atau umum.
Jadi: dengan mempelajari Ushul Fiqih itu, orang dapat
1. mengetahui bagaimana cara para Ulama ahli idjtihad, yang terdahulu beristimbath sesuatu
hokum dari sumbernya.
2. Bisa mengetahui bagaimana seharusnya istimbath sesuatu hokum yang tepat dan sesuai dengan
Qaidah-Qaidah yang ada.
P a g e | 11
LATIHAN SOAL LES
1. Kata ushul fiqh terdiri dri dua kata (majemuk)
dalam istilah bahasa arab majemuk disebut
dengan..
A. Muannas
B. Murokab
C. Mufrod
D. Mudzakar
E. Mudoreh
2. Ushul fiqh berasal dari kata ashl dan fiqh, secara
etimologi ashl dapat diartikan sebagai..
A. Fondasi
B. Dasar
C. Semua jawaban benar
D. Dalil
E. Qaidah
3. Menurut istilah kata Ashl mempunyai beberapa
pengertian kecuali
A. Dasar
B. Qaidah
C. Mustashab
D. Dalil
E. Rajah
4. Kata ushul dalam hadits tersebut dapat
diartikan
A. Dasar
B. Qaidah
C. Mustashab
D. Dalil
E. Rajah
5.
adalah pengertian dari ....
A. Ashl
B. Fiqh
C. Dalil
D. Ushul fiqh
E. Hukum syari
6. Ushul Fiqih, terdiri dari dua kata yaitu ushul
dan fiqih. Menurut bahasa, ushul dapat
diartikan sebagai kecuali
A. Sumber
B. Dasar
C. Pangkal
D. Pondasi
E. Merujuk
7. Kaidah-kaidah atau ketentuan-ketentuan yang
menjadi
dasar
untuk
memahami
dan
mengeluarkan hukum dari dalil-dalil yang
QathI adalah pengertian dari
A. Fiqih
B. Ilmu Fiqih
C. Ilmu mantiq
D. Ilmu Ushul
E. Ilmu ushul Fiqih
8. Kepahaman terhadap sesuatu, adalah pengertian
sederhana dari.
A. Fiqih
B.
C.
D.
E.
Ilmu Fiqih
Ilmu mantiq
Ilmu Ushul
Ilmu ushul Fiqih
P a g e | 12
14. Pembahasan tentang dalil-dalil yang dipakai
oleh mujtahid dalam mengistimbathkan hukum
merupakan.
A. tujuan ilmu fiqih
B. tujuan ilmu ushul fiqih
C. objek kajian fiqih
D. objek kajian ushul fiqih
E. objek kajian ilmu ushul fiqih
15. Meletakkan kaidah-kaidah yang digunakan
dalam menetapkan hukum setiap perbuatan atau
perkataan mukallaf merupakan.
A. tujuan ilmu fiqih
B. tujuan ilmu ushul fiqih
C. objek kajian fiqih
D. objek kajian ushul fiqih
E. objek kajian ilmu ushul fiqih
16. Dapat dipahami hukum-hukum syara yang
ditunjuk oleh nash merupakan dasar dalam
meletakkan kaidah-kaidah yang digunakan
dalam penetapan hukum bagi setiap mukallaf
tujuan dari
A. tujuan ilmu fiqih
B. tujuan ilmu ushul fiqih
C. objek kajian fiqih
D. objek kajian ushul fiqih
E. objek kajian ilmu ushul fiqih
17. Menurut Abdul Wahab Khallaf tujuan ilmu
ushul fiqih adalah
A. dalil-dalil syara umum
B. dalil-dalil syara umum dalam menetapkan
hukum-hukum yang kulli atau umum
C. Dapat dipahami hukum-hukum syara yang
ditunjuk oleh nash.
D. Dapat diketahui bagaimana cara-cara
mujtahid mengambil hukum dari nash.
P a g e | 13
Peranan ushul Fiqih dalam Perkembangan Fiqih pada salah Satu Masa Antara periode alAimmah al-Arbaah
Peran imam madzhab dalam sejarah hukum Islam adalah berawal dari semangat para fuqaha melakukan
ijtihad sebagai upaya dalam memecahkan berbagai persoalan hukum yang muncul di tengah masyarakat
yang semakin kompleks. Dalam tahap ini, menjadi landasan Ijtihad para Mujtahid dalam Istimbath
hukum dari al-Quran dan As-Sunnah.
Ulama Fiqih Termasuk Ahlu al-Hadits atau Ahlu al-Rayi
Ulama ushul Fiqih Irak lebih dikenal dengan penggunaan rayu. Dalam setiap kasus yang dihadapi,
mereka berusaha mencari berbagai illatnya; sehingga dengan illat. Mereka menyamakan hukum suatu
kasus yang dihadapi dengan hukuman yang ada nashnya. Sikap ulama Irak ini bukan berarti
meninggalkan Sunnah Rasulullah SAW yang bisa mereka temukan. Adapun ulama Madinah banyak
menggunakan hadits-hadits Rasulullah karena mereka dapat dengan mudah melacak sunnah di daerah
tersebut. Disinilah awal perbedaan dalam mengistimbathkan hukum di kalangan ulama fiqih. Akibatnya
muncul tiga kelompok ulama, yaitu; Madrasah al-Irak, Madrasah al-Kufah, dan Madrasah alMadinah. Penamaan ini menunjukkan perbedaan cara dan metode yang digunakannya dalam menggali
hukum. Madrasah al-Irak dan al-Kufah disebut dengan Madrasah ar-Rayu, dan Madrasah alMadinah disebut Madrasah al-Hadits.
Adalah Imam SyafiI berupaya mempelajari secara seksama perdebatan yang terjadi antara Ahl Hadits
yang bermarkas di Madinah dengan Ahl Rayu di Irak. Dari kedua aliran ini Imam syafiI Imam SyafiI
berusaha untuk menggompromikan pandangan kedua aliran tersebut, serta menyusun teori-teori Ushul
Fiqihnya, maka lahirlah ar-Risalah sebagai analisis dan jawaban permasalahan tersebut.
Berdasarkan analisis tersebut, beliau membuat teori Ushul Fiqih yang diharapkan dapat dijadikan
patokan umum dalam mengistimbathkan hukum, mulai dari generasinya sampai generasi selanjutnya.
Jadi, Imam syafiI dapat disebut sebagai ulama yang mahir (ahl) Hadits dan ahl Rayu.
Fiqih
mulai
5. Pada
abad
ke-3
H
para
Mujtahid
mengistimbathkan hukum dengan al-Quran dan
hadits melalui ilmu Ushul Fiqih dalam
perkembangan.
A. Fiqih
B. Hadits
C. Al-Quran
D. Mantiq
E. Al-Quran dan Hadits
6. Usaha untuk mengistimbathkan hukum terhadap
al-Quran dan Hadits adalah upaya para
Mujtahid dalam menggali hukum Fiqih
merupakan
A. peran al-hadits
B. peran al-Rayu
C. peran ilmu ushul fiqih
D. peran ilmu fiqih
E. peran fiqih dan ushul fiqih
7. Peran ushul fiqih pada ijtihadnya para imam
madzhab adalah
A. untuk dijadikan rujukan utama kajian
fiqihnya
P a g e | 14
B. untuk dijadikan landasan berijtihad
C. sebagai
landasan
ijtihad
dalam
mengeluarkan dalil
D. sebagai
landasan
ijtihad
dalam
mengistimbathkan hukum syari
E. sebagai landasan ijtihad dalam beristimbath
terhadap al-Quran dan Hadits
8. Ushul fiqih mempunyai peran sangat penting
dalam penyusunan kaidah fiqih, yaitu
A. Menjadi landasan ijtihad para mujtahid
dalam istimbath hukum dari al- Qur'an dan
al-Sunah.
B. Menjadi patokan utama dalam mempelajari
fiqih
C. Menjadi landasan utama penggunaan dalil
D. Menjadi media penting dalam memahami alQur'an.
E. Membuka pintu ijtihad bagi setiap muslim
9. Sebagai pendukung berlakunya hukum fiqih dari
perbuatan mukallaf, ushul fiqih mempunyai
peran penting dalam istimbatnya hukum
tersebut. Peran ushul fiqih dalam kaidah fiqih
adalah
A. sebagai
landasan
ijtihad
dalam
mengeluarkan dalil
B. sebagai
landasan
ijtihad
dalam
mengistimbathkan hukum syari
C. sebagai landasan ijtihad dalam beristimbath
terhadap al-Quran dan Hadits
D. Menjadi media penting dalam memahami alQur'an.
E. Membuka pintu ijtihad bagi setiap muslim
P a g e | 15
LATIHAN SOAL LES
1. Menurut para ahli ushul, bahwa yang berhak
menetapkan hukum (al-Hakim) itu adalah.
A. Allah Swt
B. Nabi Saw
C. Mujtahid
D. Qadhi
E. Benar semua
2. Allah adalah sebagai Dzat pembuat hukum (alHakim), yang berperan sebagai
A. pembuat hukum
B. pelaksana hukum
C. pengawas hukum
D. pencetus hukum
E. perencana hukum
3. Al-Hakim dalam istilah ushul fikih disebut
sebagai
A. pembuat hukum
B. pelaksana hukum
C. pengawas hukum
D. pencetus hukum
E. perencana hukum
4. Dalam istilah hukum syarI, yang membuat
hukum disebut dengan
A. Hukum
B. Al-Hakim
C. Mahkum alaih
D. Mahkum Fih
E. Al-hukmus Syari
1. Contoh mani' adalah ..
A. Persamaan agama sebagai mani'
(penghalang) terhadap hak waris mewarisi
B. Perbedaan pandangan sebagai mani'
(penghalang) terhadap hak waris mewansi
C. Perbedaan Suku sebagai mani' (penghalang)
terhadap hak waris mewarisi
D. Perbedaan warna kulit sebagai mani'
(penghalang) terhadap hak waris mewarisi
E. Perbedaan negara sebagai mani'
(pertghalang) terhadap hak waris mewarisi
2.
P a g e | 16
C. Qobul
D. Kifayah
E. Rukhshah
10. Menurut Imam Hanafi bila suatu perintah
(wajib) didasarkan pada dalil yang masih dhonni
maka disebut ...
A. Fardhu
B. Ijab
C. Qobul
D. Kifayah
E. Rukhshah
11. Suatu tuntutan yang wajib namun kewajiban
tersebut sudah ditentukan seperti membaca Al
Fatihah dalam shalat maka disebut...
A. Wajib mukhoyyar
B. Wajib muakkad
C. Wajib Ghairu Muakkad
D. WaJib Makhshus
E. Wajib muayyan
12. Orang yang melanggar sumpah, wajib
membayar kifarat, namun dalam kifarat tersebut
diberi beberapa pilihan untuk dipilih salah
satunya. Pernyataan di atas adalah bentuk 'dari...
A. Wajib mukhoyyar
B. Wajib muakkad
C. WajibAin
D. Wajib Kifayah
E. Wajib muayyan
13. Wajib yang dibebankan kepada setiap individu
seperti sholat lima waktu disebut
A. Wajib mukhoyyar
B. Wajib muakkad
C. Wajib Ain
D. Wajib Kifayah
E. Wajib muayyan
14. Wajib muhaddad adalah kewajiban yang telah
ditentukan kadar atau jumlahnya, seperti ..
A. Shadaqoh
B. Memberi mahar
C. Memberi belanja istri
D. Kadar zakat
E. lnfaq
15. Membunuh, mencuri dan berjudi hukumnya
adalah
haram. Keharaman tersebut adalah
karena perbuatan itu sendiri atau dalam istilah
lain disebut haram karena ...
A. Zatnya
B. menjijikkan
C. merusak moral
D. nilainya
E. Sifatnya
16. Hukum jual beli pada asalnya adalah mubah,
namun bi!a dilaksanakan bersaman dengan
adzan jum'at maka berubah menjadi haram.
Perobahan hukum jual beli dari mubah menJadi
hukum wadh'i
P a g e | 17
C. Sebab
D. Rukhshah
E. Azimah
23. Hukum memakan daging babi bisa berubah
menjadi halal bila ada sebab, adapun sebab
tersebut adalah
A. Karena
cara
memasaknya
bisa
menghilangkan cacing pita
B. Karena terpaksa (tidak ada makanan selain
babi tersebut)
C. Karena Sudah diproses sehingga tak
berbentuk daging
D. Karena orang umum telah terbiasa makan
babi
E. Karena ternyata makan babi tidak
menimbulkan sakit
24. Orang
dalam
perjalanan diperbolehkan
untuk tidak berpuasa ramadhan walaupun
22. Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang
perempuan, Saudara-saudara bapakmu yang perempuan; Saudara-saudara ibumu yang perempuan; anakanak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu
(mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang Telah kamu campuri, tetapi jika
kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu
mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan
(dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang Telah terjadi pada masa lampau;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
P a g e | 18
MUNAKAHAT
HUKUM
1. Mubah
(hukum asal)
2. Sunnah
( menenuhi
syarat)
3. Wajib
(cukup syarat dan
takut zina)
4. Makruh
Belum mampu
5. Haram
(mahram/tujuan
jelek)
RUKUN
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
mahram
Tidak
terpakasa
Jelas
Tidak sdng
haji/umrah
Min 19 th
1. Nikah Mutah
2. Niat
1.
2.
Mentalaq
3. Nikah Tahlil
3.
4.
5.
Manajer
Nafkah lahir
batin
Membantu
istri
Membahagi
akan istri
Menyelesaik
an masalah
KEWAJIBAN
ISTRI
1.
2.
3.
4.
Melayani
suami
Mengatur RT
Merawat
anak
Menghormati
dan
menerima
suami
NIKAH DALAM
HUKUM INA
1.
2.
3.
Batasan umur
nikah
Psl : 14-18
Pencatat
Nikah
Psl : 4 7
Hkm Talak
Psl : 8 - 10
SYARAT
SUAMI
1. Bukan
Calon Suami
Calon istri
Sigat (ijab)
Wali pr
2 saksi
KEWAJIBAN
SUAMI
TERLARANG
ISTRI
1. Tdk halangan
2.
3.
4.
5.
syari
Tidak
terpakasa
Jelas
Tidak sdng
haji/umrah
Min 16 th
WALI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Laki-laki
Balig
Sehat akalnya
Tdk terpaksa
Adil
Tdk sdg ihram
IJAB QOBUL
SAKSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Laki-lai
Balig
Sehat akal
Adil
Dpt mendengar & melihat
Merdeka
Tdk ihram haji
Memahami bhsa
1.
2.
3.
4.
Bhs dimengerti
Yg berakad dewasa
Dlm 1 majlis
Tdk ada
pertentangan
5. Tidak ada syarat
dan batasan waktu
MACAM WALI
1.
2.
3.
Wali Nasab
Wali hakim
Wali adal
P a g e | 19
menikah dengan laki-laki non muslim.Hal ini
ditegaskan oleh Al-quran dalam surat.....
A. Al-baqarah ayat 221
B. Al-baqarah ayat 222
C. At-thalaq ayat 5
D. An-Nisa ayat 21
E. Al-Araf ayat 19
P a g e | 20
yang berhak untuk mengasuh anak selanjutnya
adalah...
A. Istri
B. Suami
C. Orangtua suami
D. Orang tua istri
E. Panti asuhan
3. Dibawah ini syarat untuk hadhanah kecuali...
A. Berakal
B. Merdeka
C. Dapat menjaga kehoramatan dirinya
D. Amanah
E. Cukup rizkinya
NO
AHLI WARIS
1 anak perempuan
1 cucu pr dari anak laki2
1 sdr pr kandung
1 sdr pr seayah
Suami
SYARAT
Tidak ada anak laki2
jika tidak ada anak
jika tidak ada anak
jika tdk ada sdr kandung
jika tidak mempunyai anak
1/2 (SETENGAH)
1/3 (SEPERTIGA)
Ibu
2 sdr (lk/pr) seibu
1/4
suami
P a g e | 21
(SEPEREMPAT)
1/6 (SEPERENAM)
Ibu
Bapak
Nenek
cucu pr dr anak lk seorang/lebih
kakek
1 sdr seibu
sdr pr seayah seorang/lebih
1/8
5 (SEPERDELAPAN
)
Istri
2/3 (DUA
PERTIGA)
ASOBAH
Anak laki-laki
cucu laki-laki dari anak laki-laki
ayah
kakek dari ayah
saudara laki-laki kandung
saudara laki-laki seayah
anak sdr lk sekandung
anak sdr lk seayah
paman sekandung
paman seayah
anak lk paman sekandung
anak lk paman seayah
lk yang memerdekakan hamba
pr yang memerdekakan hamba
Hijab
Adalah penutup atau penghalang ahli waris yang semestinya mendapat bagian menjadi menjadi tidak
mendapat bagian atau tetap menerima warisan tetapi jumlahnya berkurang karena ada ahli waris yang lebih
dekat pertaliannya.
.
Syarat-syarat wasiat :
1. Orang yang berwasiat
- Baligh
- Berakal sehat
- Atas kehendak sendiri, tanpa paksaan dari pihak manapun
2. Orang/pihak yang menerima wasiat
- Harus benar-benar ada
- Tidak menolak pemberian yang berwasiat
- Bukan pembunuh yang berwasiat
- Bukan ahli waris yang berhak menerima warisan dari orang yang berwasiat, kecuali atas persetujuan
ahli waris lain
- Tidak mennggal sebelum pemberi wasiat
3. Harta/sesuatu yang diwasiatkan
P a g e | 22
-
Jumlah wasiat tidak lebih dari 1/3 dari seluruh harta yang ditinggalkan
Dapat berpindah milik dari seseorang kepada orang lain
Harus dapat memberi manfaat
Tidak bertentangan dengan hukum syara
4. Sighat
- Kalimatnya dapat dimengerti, baik dengan bahasa lisan maupun tulisan
*Para ulama fiqh sepakat bahwa orang kafir yang hidup di negara Islam dan taat membayar pajak , sebagai
jaminan keamanan berhak memberi wasiat terhadap sesamanya atau terhadap orang muslim.
LATIHAN SOAL LES
1. Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan
ahli waris istri, ibu, seorang anak lak-laki,
seorang anak perempuan dan seorang paman.
Dalam kasus ini, ahli waris yang mahjub
adalah .
A. anak perempuan
B. anak laki-laki
C. ibu
D. istri
E. paman
2. Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan
ahli waris ; seorang saudara laki-laki kandung,
2 anak perempuan, 2 anak laki-laki, ayah dan
ibu. Dalam kasus ini, ahli waris yang mahjub
adalah
A. seorang saudara laki-laki sekandung
B. dua anak perempuan
C. dua anak laki-laki
D. ayah
E. ibu
3. Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan
ahli waris; seorang anak laki-laki, suami, ayah,
ibu
dan seorang cucu laki-laki. Dalam kasus ini,
ahli waris yang terhijab adalah .
A. ayah
B. ibu
C. seorang anak lak-laki
D. seorang cucu laki-laki
E. Suami
4.Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan
ahli waris; suami, ayah, ibu, kakek dan seorang
anak laki-laki. Dalam kasus ini, ahli waris yang
terhijab adalah .
A. ayah
B. ibu
C. kakek
D. suami
E. anak laki-laki
1. Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan
ahli waris; suami, ayah, ibu, nenek dan 2 anak
perempuan. Dalam kasus ini, ahli waris yang
mahjub adalah .
A. suami
B. nenek
C. ayah
D. ibu
E. dua anak perempuan
2. Wasiat seseorang menjadi batal apabila .
A. pemberi wasiat jelas orangnya
B. pemberi wasiat baligh dan berakal
7.
8.
C.
barang yang diwasiatkan adalah barang
yang dapat dimiliki
D. penerima wasiat adalah ahli waris yang
mendapat bagian tertentu
E. penerima wasiat tidak meninggal sebelum
pemberi wasiat
Di bawah ini adalah contoh kasus wasiat yang
sah menurut syariat islam
A. mewasiatkan binatang liar di hutan
B.
mewasiatkan dari harta yang
ditinggalkan
C. mewasiatkan membuat bangunan megah di
atas kuburannya
D. penerima wasiat belum baligh
E. pemberi wasiat belum baligh
Berikut ini adalah contoh kasus wasiat yang sah
menurut syariat Islam, kecuali .
A. penerima wasiat bukan pembunuh orang
yang berwasiat
B.
penerima wasiat bukan ahli waris yang
berhak menerima warisan dari orang yang
berwasiat
C. pemberi wasiat berbadan sehat
D. pemberi wasiat berakal sehat
E. barang yang diwasiatkan tidak lebih dari
1/3 harta yang ditinggalkan
P a g e | 23
D. Rp. 10.000.000;
E. Rp. 12.000.000;
E.
7.000.000;
P a g e | 24
Dalam hubungan dengan al-Qur'an, maka as-Sunnah berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, penjelas atas
ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang fungsi as-Sunnah dalam hubungan dengan al-Qur'an itu
adalah sebagai berikut:
a. Bayan Tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum mujmal dan musytarak. Seperti hadits:
"Shallukama ra'aitumuni ushalli" (shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah
merupakan tafsiran dari ayat al-Qur'an yang umum, yaitu: "Aqimish-shalah" (kerjakan shalat). Demikian
pula dengan hadits: "khudzu 'annimanasikakum" (ambilah dariku perbuatan hajiku) adalah tafsiran ayat
al-Qur'an "Waatimmulhajja" (dan sempurnakan hajimu).
b. Bayan Taqrir, yaitu as-Sunnah yang berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat pernyataan alQur'an, seperti hadits yang berbunyi: "Shaumul liru'yatihi wafthiruliru'yatihi" (berpuasalah karena
melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat al-Qur'an dalam surat alBaqarah: 185.
c. Bayan Taudhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qur'an, seperti pernyataan Nabi:
"Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati"
adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat al-Qur'an dalam surat at-Taubah:34 yang berbunyi sebagai
berikut: "Dan orang-orang yang menyimpan mas dan perak yang kemudian tidak membelanjakannya di
jalan Allah maka gembirakanlah mereka dengan azab yang sangat pedih". Pada waktu ayat ini turun
banyak para sahabat yang merasa berat untuk melaksanakan perintah ini, maka mereka bertanya kepada
Nabi yang kemudian dijawab dengan hadits tersebut.
3. Menentukan jenis ijma berdasarkan cirri/definisi yang dipaparkan
Ijma menurut bahasa adalah sepakat atas sesuatu , sedangkan ijma secara istilah para ulama Ushul fiqh
adalah kesempakatan para mujtahid di kalangan umat islam pada suatu masa setelah rasulullah wafat atas
hukum syara pada peristiwa yang terjadi. Dalam difinisi tersebut bahwa ijma baru akan terbentuk apabila
ada kesepakatan dari para ulama, dan waktunya sesudah wafat Nabi Muhammad karean pada masa Nabi
masih hidup ketetapan hukum langsun meruju kepadanya akan tetapi setelah beliu wafat harus ada
kesepakan dari beberapa ulama.
Dalil: QS. An-Nisa: 59
Contoh Ijma:
Menjadikan sunnah sebagai salah satu sumber hukum Islam
Pembukuan al-Quran dimasa Khalifah Abu Bakar
b. Ditinjau dari segi cara terjadinya, maka ijma' terdiri atas:
1. Ijma Sharih atau bayani, yaitu para mujtahid menyatakan pendapatnya dengan jelas dan tegas, baik berupa
ucapan atau tulisan. Ijma' bayani disebut juga ijma' shahih, ijma' qauli atau ijma' haqiqi;
2. Ijma`sukuti, yaitu para mujtahid seluruh atau sebahagian mereka tidak menyatakan pendapat dengan jelas
dan tegas, tetapi mereka berdiam diri saja atau tidak memberikan reaksi terhadap suatu ketentuan hukum
yang telah dikemukakan mujtahid lain yang hidup di masanya. Ijma' seperti ini disebut juga ijma` `itibari.
segan atau karena malu, akan tetapi diamnya itu karena karena betul-betul tidak menangapi atas pendapat
yang lain, baik menyetujuai atau menolaknya.
c. Ditinjau dari segi yakin atau tidaknya terjadi suatu ijma', dapat dibagi kepada:
1. ljma`qath`i, yaitu hukum yang dihasilkan ijma' itu adalah qath'i diyakini benar terjadinya, tidak ada
kemungkinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau kejadian yang telah ditetapkan berbeda dengan hasil
ijma' yang dilakukan pada waktu yang lain;
2. ljma`dhanni, yaitu hukum yang dihasilkan ijma' itu dhanni, masih ada kemungkinan lain bahwa hukum
dari peristiwa atau kejadian yang telah ditetapkan berbeda dengan hasil ijtihad orang lain atau dengan
hasil ijma' yang dilakukan pada waktu yang lain.
Dalam kitab-kitab fiqh terdapat pula beberapa macam ijma' yang dihubungkan dengan masa terjadi, empat
terjadi atau orang yang melaksanakannya. Ijma`-ijma` itu ialah:
1. Ijma`sahabat, yaitu ijma` yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW;
2. Ijma`khulafaurrasyidin, yaitu ijma` yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin
Abi Thalib. Tentu saja hal ini hanya dapat dilakukan pada masa ke-empat orang itu hidup, yaitu pada masa
Khalifah Abu Bakar. Setelah Abu Bakar meninggal dunia ijma` tersebut tidak dapat dilakukan lagi;
3. Ijma`shaikhan, yaitu ijma`yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar bin Khattab;
4. Ijma`ahli Madinah, yaitu ijma` yang dilakukan oleh ulama-ulama Madinah. Ijma` ahli Madinah merupakan
salah satu sumber hukum Islam menurut Madzhab Maliki, tetapi Madzhab Syafi`i tidak mengakuinya
sebagai salah satu sumber hukum Islam;
5. Ijma` ulama Kufah, yaitu ijma` yang dilakukan oleh ulama-ulama Kufah. Madzhab Hanafi menjadikan ijma`
ulama Kufah sebagai salah satu sumber hukum Islam.
4. Menentukan jenis qiyash berdasarkan contoh
Qiyas ini ada empat macam: (1).Qiyas Aulawi,(2).Qiyas Musawi,(3).Qiyas Dilalah,dan (4).Qiyas Syibh.
Qiyas Aulawi dan Qiyas Musawi,biasa disebut Qiyas 'illat,karena qiyas-qiyas ini mempersamakan soal
cabang dengan soal pokok karena persamaan 'illatnya.
P a g e | 25
a.
Qiyas aulawi (lebih-lebih). Qiyas aulawi ialah yang 'illatnya sendiri menetapkan adanya hukum,
sementara cabang lebih pantas menerima hukum daripada ashal, seperti haramnya memukul ibu bapak
yang diqiaskan haramnya memaki kepada mereka, dilihat dari segi 'illatnya ialah menyakiti, apalagi
memukul lebih-lebih menyakiti. (Dalam pelajaran "mafhum",ini disebut"fahwalkhi-tab").
b. Qiyas Musawi (bersamaan 'illatnya). Qiyas musawi? ialah 'illatnya sama dengan 'illat qias aulawi,hanya
hukum yang berhubungan dengan cabang (far'i) itu,sama setingkat dengan hukum ashalnya. Seperti qiyas
memakan harta benda anak yatim kepada membakarnya, dilihat dari segi 'illatnya ialah sama-sama
melenyapkan. (Dalam pelajaran "mafhum" ini disebut "lahnal khithab").
c. Qiyas Dilalah (menunjukkan). Qiyas dilalah,ialah yang 'illatnya tidak menetapkan hukum,tetapi juga
menunjukkan juga adanya hukum. Seperti mengqiyaskan wajibnya zakat harta benda anak-anak yatim
dengan wajibnya zakat harta benda orang dewasa,dengan alasan kedua-duanya merupakan harta yang
tumbuh.
d. Qiyas Syibh (menyerupai). Qiyas syibh,adalah mengqiyaskan cabang yang diragukan diantara kedua
pangkal kemana yang paling banyak menyamai. Seperti budak yang dibunuh mati,dapat diqiyaskan
dengan orang yang merdeka karena sama-sama keturunan Adam ; dapat juga diqiyas dengan karena
kedua-duanya adalah harta benda yang dapat dimiliki,dijual,diwakafkan dan diwariskan. Dengan
demikian tentu lebih sesuai diqiyaskan dengan harta benda semacam ini,karena ia dapat dimiliki dan
diwariskan dan sebagainya.
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUKHTALAF FIH
Fungsi istihsan
Menjaga tujuan syara dengan jalan menggunakan qiyas khafy dan dalil yang bersifat istisnai utuk
mengambil kebaikan dan maslahat.
Fungsi maslahah mursalah
Menjaga tujuan syara dengan jalan menolak mafsadat (kerusakan) atau madlarat dari makhluk
Fungsi madzhab sahabi
Menjaga tujuan syara dengan jalan menggunakan apa yang difatwakan para sahabat karena sahabat adalah
orang yang secara langsung memahami segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah.
Fungsi syaru man qablana
Memberi pemahaman kepada umat Islam tentang syariat yang diturunkan sejak dahulu hingga masa
selanjutnya bersumber dari satu yaitu Allah. Ada yang di hapus dan ada yang ditetapkan dalam Al-Quran
karna waktu dan kondisi yang berbeda.
Macam-macam Urf
a. Urf Shahih, yaitu apa yang telah dikenal tidak bertentangan dengan syariat, tidak menghalalkan yang
haram, tidak menggugurkan kewajiban
b. Urf Fasid,yaitu apa yang dikenal bertentangan dengan syara
Istishab
Mengambil hukum yang telah ada atau ditetapkan pada masa lalu dan tetap dipakai hinga masa-masa
selanjutnya, sebelum ada hukum yang mengubahnya.
Dalalatul Itqiran
Dalil-dalil yang menunjukkan kesamaan hukum terhadap sesuatu yang disebutkan bersamaan dengan
sesuatu yang lain.
Syaddudz Dzariah
Melarang perkara yang lahirnya boleh, karena ia membuka jalan dan menjadi pendorong kepada perbuatan
yang dilarang oleh agama.
LATIHAN SOAL LES
1.
Menjaga
tujuan
syara
dengan
jalan
menggunakan qiyas khafy dan dalil yang
bersifat istisnai utuk mengambil kebaikan dan
maslahat adalah fungsi dari .
A. ijma
B. isthsan
C. maslahah mursalah
D. madzhab sahabi
E. syaru man qablana
2.
P a g e | 26
3.
4.
5.
Menjaga
tujuan
syara
dengan
jalan
menggunakan apa yang difatwakan para
sahabat karena sahabat adalah orang yang
secara langsung memahami segala perkataan,
perbuatan dan ketetapan Rasulullah adalah
fungsi dari .
A. ijma
B. isthsan
C. maslahah mursalah
D. madzhab sahabi
E. syaru man qablana
Memberi pemahaman kepada umat Islam
tentang syariat yang diturunkan sejak dahulu
hingga masa selanjutnya bersumber dari satu
yaitu Allah. Ada yang di hapus dan ada yang
ditetapkan dalam Al-Quran karna waktu dan
kondisi yang berbeda.
A. ijma
B. isthsan
C. maslahah mursalah
D. madzhab sahabi
E. syaru man qablana
Untuk menjaga tujuan syara maslahah
mursalah berfungsi .
A. memilih diantara dua dalil yang ada untuk
diambil yang paling kuat
B. menetapkan
hukum
berdaraskan
kemaslahatan, karena dalam dalil syara
tidak ada
C. menetapkan
hukum
berdasarkan
kesepakatan dan pendapat para ulama
D. menetapkan hukum yang ada sebelum
Islam tetap dibarlakukan pada masa Islam
E. menetapkan
hukum
berdasarkan
kesepakatan dan pendapat para sahabat
6.
7.
8.
P a g e | 27
Baqarah : 196, sebab kedua ibadah ini
disebutkan dalam satu ayat, adalah termasuk .
A. dalalatul itqiran
B. istihsan
C. istishab
D. maslahah mursalah
E. madzhab sahabi
15. Darah dan daging babi hukumnya haram
karena ia disebut beriringan dengan bangkai
sebagaimana
termaktub dalam QS. Al-Maidah : 3, adalah
termasuk .
A. istihsan
B. istishab
C. dalalatul itqiran
D. maslahah mursalah
E. madzhab sahabi
16. Di bawah ini yang merupakan contoh produk
hukum dari syaddudz dzariah adalah .
A. boleh membaca Al-Quran disaat haid
B. syariat puasa, qishas yang ada sejak
sebelum Islam
C. membuat mata uang, membuat penjara,
membuat akta
D. menutup diskotik, larangan bermain kartu
E. kebiasaan upacara di hari senin
17. Di bawah ini adalah pengharaman perbuatan
berdasarkan syaddudz dzariah, kecuali .
A. hakim menerima hadiah dari pihak yang
berperkara sebelum perkara diputuskan
B. menggali sumur di jalan umum yang gelap
C. menjual anggur kepada orang atau
perusahaan yang memproduksi minuman
keras
KHILAFAH
1.
2.
3.
4.
PERTANYAAN :
1. Khilafah diperlukan untuk menciptakan
ketertiban dan menjaga persatuan dan kesatuan
umat Islam dibawah perlindungan sariat
Islam.Berdasarkan hal ini maka mewujudkan
khilafah hukumnya.
A. Wajib
B. Sunah
C. Makruh
D. Haram
E. Mubah
2. Potongan ayat Ayat berikut ini :
P a g e | 28
C. Mengerjakan kewajiban,menjauhi
maksiat dan menjaga kehormatan diri
D. pandai dalam bermusawarah dan
konsisten kepada hasil keputusan
E. Mementingkan golongan yang
banyak
JIHAD
Hukum Berperang
Berperang hukumnya fardhu kifayah.
Dalam keadaan tertentu hukumnya menjadi fardhu ain, yaitu :
a. Apabila seseorang sudah masuk ke medan perang, maka tidak boleh lari dari peperangan.
b. Apabila tentera musuh sudah memasuki daerah kaum muslimin, maka pada waktu itu seluruh penduduk
wajib turun tangan untuk melawan musuh.
c. Apabila kepala negara atau panglima atau hakim telah menginstruksikan berperang, maka
penduduk/mukallaf tidak boleh menolak.
Etika Berperang
a. Berangkat dengan menyebut nama Allah
b. Berdakwah/menyampaikan ajakan dan seruan kepada musuh agar masuk Islam dan beriman sebelum
berperang.
c. Utusan musuh yang secara resmi datang kepada pimpinan Islam harus dihormati dan dihargai
d. Tidak boleh membunuh orang tua, wanita, anak-anak, orang sakit, pendeta; kecuali kalau mereka
terlibat dalam perang.
e. Orang yang sudah terluka dan lemah tidak boleh terus disakiti dan dibunuh
f. Musuh yang benar-benar sudah menyerah tidak boleh terus diperangi
g. Orang yang masuk Islam sebelum ditawan, terpelihara diri dan keluarganya.
h. Tidak boleh merusak tanaman, bangunan, pertanian, hewan ternak, mencemari air bersih, mengotori
lingkungan
i. Perang dalam Islam dibolehkan sebagai pilihan terakhir.
Ahlu Dzimmah
Terhadap ahlu dzimmah berlaku hukum dan hak yang sama dengan kaum muslimin. Hak politik, ekonomi,
sosial, keagamaan, pendidikan dll. Adapun mengenai ibadah diserahkan kepada mereka sendiri, mereka
berhak beramal menurut agama dan keyakinan mereka.
Berbuat baik dengan mereka antara lain dalam perbuatan yang bersifat; musalamah (perdamaian),
muasyarah al-jamilah (bergaul dengan baik), muamalah bil husna (bermasyarakat secara baik), tadabudul maslahah (saling menguntungkan) dan taawun (tolong menolong)
LATIHAN SOAL LES
1.
2.
3.
P a g e | 29
6.
C.
D.
E.
sunnah muakkad
sunnah ghairu muakkad
mubah
P a g e | 30
D. 2, 4 dan 6
E. 4, 5 dan 6
17. Contoh perlakuan umat Islam terhadap Ahl alDzimmah yang dipandang salah oleh syara
A. mewajibkan Ahl al-Dzimmah untuk
membayar jizyah
B. memaksa Ahl al-Dzimmah tunduk kepada
aturan Negara Islam
C. membela Ahl al-Dzimmah ketika didzalimi
oleh orang Islam
D. membedakan hak perlindungan antara Ahl
al-Dzimmah dan Muslimin
E. memerangi
Ahl
al-Dzimmah
yang
berkhianat.
18. Contoh perlakuan umat Islam terhadap Ahl alDzimmah menurut syariat Islam adalah .
A. menyamakan hak perlindungan antara Ahl
al-Dzimmah dan Muslimin
B. mewajibkan Ahl al-Dzimmah untuk
membayar zakat
C. memaksa Ahl al-Dzimmah memeluk
agama Islam
D. menghormati Ahl al-Dzimmah yang tidak
tunduk aturan Islam
E. membedakan hak politik antara Ahl alDzimmah dan Muslimin
KAIDAH USHULIYAH
1. Menentukan fungsi/makna amr/nahi
a. Amr adalah tuntutan untuk melakuakn sesuatu atau pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak
yang lebih rendah. Tuntutan ini dapat diungkapakan melalui empat bentuk, yaitu:
1) Fiil amr, contoh seperti perintah melaksanakan sholat:
2) Fiil mudhari yang dibarengi dengan lam amr. Contoh seperti dalam perintah untuk berinfaq:
3) Isim fiil amr. Cth: ajakan untuk sholat dan menuju kemenangan:
4) Masdar yang semana dengan fiil amr. Contoh: perintah untuk berbuat baik kepada orang tua:
. Kata Ihsana adalah bentuk masdar yang digunakan dalam makna fi'il amr
b. Makna-makna Amr yang lain: (menyimpang)
Dalam konteks tertentu, kalimat perintah ini terkadang menyimpang dari mana aslinya dan
menunjukkan makna-makna lain. Diantaranya adalah:
1) Makna doa
Ungkapan amr bisa menunjukkan mana doa jika perintah itu berupa permohonan yang datang dari
bawah pada yang diatas contoh:
2) Makna iltimas
Ungkapan amr bisa juga menunjukkan mana iltimas, yaitu jika perintah itu berasal dari pihak yang
sederajat contoh:
3) Makna irsyad
Amr juga bisa menunjukkan mana irsyat atau bimbingan jika perintah tersebut berisi pepatah atau
nasehat. Contoh:
4) Makna tamanny
Amr dapat menunjukkan makna tamanny, yaitu jika perintah itu ditujukan kepada sesuatu yang tidak
berakal. Contoh:
: ,
5) Makna ibahah
Amr terkadang menunjukkan makna ibahah, yakni kebolehan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Contoh:
6) Makna takhyir
P a g e | 31
Makna lain dari amr adalah makna takhyiratau pilihan. Biasanya, konteks ini muncul jika ada dua
perintah yang diajukan untuk dipilih salah satunya. Contoh:
7) Makna tahdid
Selain makna-makna diatas, amr terkadang menunjukkan makna tahdid yaitu perintah yang disertai
dengan ancaman. Jika amr diungkapkan dalam konteks ini, maka pada dasarnya menunjukkan
sindiran atau ketidaksetujuan dari pihak yang memberi perintah tersebut. Contoh:
Pengertian Nahy
Nahy adalah tuntutan untuk meninggalkan sesuatu atau pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak
yang lebih rendah. Nahy ini dapat diungkapkan melalui satu cara, yaitu dengan menggunakan fiil mudhari
yang didahului dengan la nahy.
Dalam beberapa keadaan, kalimat larangan berbeda dari makna aslinya dan menunjukkan makna lain.
Diantaranya adalah:
1) Makna Doa
Makna ini muncul, jika nahy berbentuk permohonan yang berasal dari pihak yang rendah kepada pihak
yang tinggi. Contoh:
2) Makna Iltimas
Nahi bisa bermakna iltimas, jika nahy berupa larangan yang berasal dari sesama atau orang sederajat
tingkatannya. Contoh:
3) Makna Irsyad.
Makna irsyad muncul jika nahy berisi pepatah atau bimbingan mengenai sesuatu. Contoh:
4) Makna Tamanny
Makna tamanny dapat muncul kalau ungkapan nahi ditujukan padqa sesuatu yang tidak berakal. Contoh:
5) Mana Taubikh
Nahi dapat bermana taubikh jika ungkapan nahi itu berkaitan dengan celaan atau teguran dari si
pembicara terhadap orang yang diajak bicara. Cth:
6)Mana Tahdid
Nahi dapat bermana tahdid jika ungkapan nahi tersebut disampaikan oleh pembica yang sedang dalam
keadaan marah. Contoh:
B.
C.
D.
E.
Permohonan
Ancaman
Perintah sunah
Kebolehan
P a g e | 32
B.
C.
D.
E.
F.
Dialah Allah yang menjadikan untukmu segala yang ada di bumi secara keseluruhan (jamian). (AlBaqarah:29) Lafadh dan tersebut di atas, keduanya mencakup seluruh satuan yang tidak terbatas
jumlahnya.
b. Kata jamak (plural) yang disertai alif dan lam di awalnya. Seperti:
Para ibu (hendaklah) meenyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi orang yang ingin
P a g e | 33
menyempurnakan
penyusuannya.
(Al-Baqarah:233)
Kata al-walidat dalam ayat tersebut bersifat umum yang mencakup setiap yang bernama atau disebut
ibu.
Padahal Allah
c. Kata benda tunggal yang di marifatkan dengan alif-lam. Contoh:
telah
menghalalkan
jual
beli
dan
mengharamkan
riba
(Al_baqarah:
275).
lafadh al-bai (jual beli) dan al-riba adalah kata benda yang di marifatkan dengan alif lam. Oleh karena
itu, keduanya adalah lafadz am yang mencakup semua satuan-satuan yang dapat dimasukkan
kedalamnya.
d. Lafadh Asma al-Mawshul. Seperti ma, al-ladhiina, al-lazi dan sebagainya. Salah satu contoh adalah
firman Allah: Sesungguhnya orangorang yang (al-ladzina) memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api
sebeenarnya mereka itu menelan api sepenuh perut dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala. (An-Nisa:10).
e. Lafadh Asma al-Syart} (isim-isim isyarat, kata benda untuk mensyaratkan), seperti kata ma, man dan
dan barang siapa
sebagainya. Misalnya:
membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang
beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka
(keluarga terbunuh) bersedekah.(An-Nisa:92).
f. Isim nakirah dalam susunan kalimat nafi> (negatif), seperti kata dalam ayat berikut:
dan tidak ada dosa atas kamu mengawini mereka apabila kamu
bayar kepada mereka maharnya. (Al-Mumtahanah:10).
Macam-macam lafadz a.
1) Lafadz am yang dikehendaki keumumannya karena ada dalil atau indikasi yang menunjukkan
tertutupnya kemungkinan ada takhshish (pengkhususan). Misalnya:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). (Hud:6). Yang dimaksud adalah seluruh jenis
hewan melata, tanpa kecuali.
2) Lafadz am tetapi yang dimaksud adalah makna khusus karena ada indikasi yang menunjukkan makna
seperti itu. Contohnya:
Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar
mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih
mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. (At-Taubah: 120). Yang dimaksud ayat tersebut
bukan seluruh penduduk Mekah, tapi hanya orang-orang yang mampu.
3) Lafadz am yang terbebas dari indikasi yang dimaksud makna umumnya atau sebagian cakupannya.
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu)
Contoh:
tiga kali quru. (Al-Baqarah: 228). Lafadz am dalam ayat tersebut adalah al-muthallaqat (wanita-wanita
yang ditalak), terbebas dari indikasi yang menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah makna umum atau
sebagian cakupannya.
Lafadh Khash
Khas ialah lafadz yang menunjukkan arti yang tertentu, tidak meliputi arti umum, dengan kata lain, khas
itu kebalikan dari `m. Menurut istilah, definisi khas adalah: Al-khas adalah lafadh yang diciptakan
untuk menunjukkan pada perseorangan tertentu, seperti Muhammad. Atau menunjukkan satu jenis,
seperti lelaki. Atau menunjukkan beberapa satuan terbatas, seperti tiga belas, seratus, sebuah kaum,
sebuah masyarakat, sekumpulan, sekelompok, dan lafadh-lafadh lain yang menunjukkan bilangan
beberapa satuan, tetapi tidak mencakup semua satuan-satuan itu.
Dalalah khas menunjuk kepada dalalah qathiyyah terhadap makna khusus yang dimaksud dan hukum
yang ditunjukkannya adalah qathiy, bukan dzanniy, selama tidak ada dalil yang memalingkannya
kepada makna yang lain. Misalnya, firman Allah:
Tetapi jika ia tidak
menemukan binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji..(AlBaqaarah :196) Lafadh tsalatsah (tiga) dalam ayat di atas adalah khas, yang tidak mungkin diartikan
kurang atau lebih dari makna yang dikehendaki oleh lafadh itu. Oleh karena itu dalalah maknanya adalah
qathiy dan dalalah hukumnya pun qathiy.
Akan tetapi, apabila ada qarinah, maka lafadh khas harus ditakwilkan kepada maksud makna yang lain.
Sebagai contoh hadits Nabi yang berbunyi:
pada setiap empat puluh kambing, wajib zakatnya seekor kambing.
Menurut jumhur ulama, arti kata empat puluh ekor kambing dan seekor kambing, keduanya adalah
lafadh khas. Karena kedua lafadh tersebut tidak mungkin diartikan lebih atau kurang dari makna yang
ditunjuk oleh lafadh itu sendiri. Dengan demikian, dalalah lafadh tersebut adalah qathiy. Tetapi menurut
Ulama Hanafiyah, dalam hadits tersebut terdapat qarinah yang mengalihkan kepada arti yang lain. Yaitu
bahwa fungsi zakat adalah untuk menolong fakir miskin. Pertolongan itu dapat dilakukan bukan hanya
dengan memberikan seekor kambing, tetapi juga dapat dengan menyerahkan harga seekor kambing yang
dizakatkan.
P a g e | 34
1.
tanda amm pada ayat di
atas adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
Isim syarat
Isim mufrad yang diamkrifatkan alif lam
Jamak yang diamkrifatkan alif lam
Isim mausul
4. Lafad pada
3. Dalam
b.
c.
d.
e.
5.
adalah contoh
kalimat yang menunukkann lafadz
A. Amm
B. Nahi
C. Mutlak
D. Khass
E. Amr
P a g e | 35
=}=2&Y secara berurutan merupakan contoh
b. muqayyad
e. mubayyan
lafadz...
c. musytarak
A. Muthlaq dan muqayyad
9.
B. Muthlaq dan muthlaq
Kata budak dalam ayat di atas ini
C. Muqayyad dan muthlaq
bersifat ....
D. Muqayyad dan muqayyad
a. muthlaq
d. mujmal
E. Muqayyad dan mafhum
b. muqayyad
e. mubayyan
6. Jika suatu ayat disebut disebut di suatu mutlaq
c. musytarak
dan di tempat lain muqayyad sedangkan
10.
keduanya sama dalam sebab dan hokum,
Kata darah pada ayat di atas ini merupakan
maka
contoh ....
a. Yang mutlaq tetap muthlaq
a. muthlaq
d. Mujmal
b. Keduanya tidak dapat disatukan
b. muqayyad
e. mubayyan
c. Yangt mutlaq diikutkan kepada yang
c. musytarak
muqayyad
d. Yang muqayyad diikutkan kepada yang
11. Jika suatu ayat disebut di suatu mutlaq dan di
mutlaq
tempat lain muqayyad sedangkan keduanya
e. Semuanya berdiri sendiri
sama dalam sebab dan hukum, rnaka ....
7. Mengusap tangan dalam ayat tayammum
a. yang muthlaq tetap muthlaq
merupakan lafal ....
b. keduanya tidak dapat disatukan
a. mutlaq
d. mujmal
c. yang muthlaq diikutkan kepada yang
b. muqayyad
e. mubayyan
muqayyad
c. musytarak
d. yang muqayyad diikutkan kepada yang
8. Membasuh tangan dalam ayat wudu merupakan
muthlaq
lafal ....
e. semuanya berdiri sendiri
a. muthlaq
d. mujmal
MUJMAL/MUBAYYAN DAN JENIS-JENIS BAYYAN.
Yang dimaksud dengan mujmal adalah: Lafal yang shighatnya tidak (jelas) menunjukan apa yang dimaksud.
Sedang mubayyan adalah: Lafal yang shighatnya (jelas) menunjukan apa yang dimaksud. Lafal mujmal
dapat terjadi pada:
a. Lafal Mufrad, baik yang berbentuk isim, fiil maupun huruf. Yang berbentuk isim seperti lafaz x=]
bisa berarti suci dan haid. Yang berbentuk fiil seperti lafaz CRBQ bisa berarti datang dan pergi. Yang
berbentuk huruf seperti pqe bisa untuk athaf dan awal kalimat.
b. Susunan kalimat, seperti firman Allah SWT: (AL-Baqarah: 237).
Yang dimaksud dengan 0bne 9^Q r9~;e dalam ayat tersebut belum jelas, apakah wali atau suami.
Dengan demikian, lafaz mujmal itu masih memerlukan penjelasan (bayan), sehingga dapat diketahui
maksudnya secara jelas. Selama dalam keadaan mujmal, maka hukumnya ditangguhkan sampai ada
bayan (penjelasan).
Bayan
Yang dimaksud dengan bayan ialah menjelaskan status yang samar sehingga menjadi jelas.
1) Bayan dengan kata-kata (dq^el~) disebut juga sebagai bayan penguat. Misalnya firman Allah
SWT: (Al-Baqarah: 196).
Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu Telah pulang
kembali.
Kata-kata fia =FQ menguatkan kata k} )w) dan RAp yang telah ditegaskan sebelumnya.
2) Bayan dengan perbuatan (gRZel~), seperti sabda Nabi SAW: menguatkan pelaksanaan
shalatyang dilakukan oleh Nabi. 3I%qj&}< ja qfI
3) Bayan dengan isyarat (<Evl~), seperti penjelasan Nabi SAW. tentang keharaman emas dan
perak bagi laki-laki. Beliau bersabda: Sesungguhnya dua (barang) ini haram atas umatku laki-laki.
4) Bayan dengan meninggalkan (!=&e!=% l~), seperti riwayat Ibn Hibban: Yang terakhir dari dua
perkara dari Nabi SAW adalah tidak mengambil wudhu karena memakan sesuatu yang dimasak.
P a g e | 36
5) Bayan dengan diam setelah ada pertanyaan. Seperti kiasan Uwaimir Al-Ajalany tatkala bertanya
kepada Rasul tentang istrinya yang kelihatannya berbuat serong, maka Rasul diam tidak memberikan
jawaban. Hal ini menunjukan tidak ada hukum lian, lalu Nabi bersabda kepada Uwaimir:
Sesungguhnya telah diturunkan (ayat) Al-Quran mengenai kamu dan istrimu, dan Nabi menjelaskan
lian antara keduanya.
Penangguhan bayan: Setiap lafalz Am, muthlaq, mujmal, majas dan musytarak memerlukan
penjelasan. Namun penjelasan tidak mesti segera datang atau ditangguhkan.
LATIHAN SOAL LES
1. Pengertian mujmal adalah ....
A. lafal yang memiliki makna umum
B. lafal yang belum jelas makna yang dimaksud
C. lafal yang sudah jelas maknanya
D. lafal yang memiliki dua pengertian
E. lafal yang memiliki makna kiasan
2.
3.
4.
12. Lafal
dalam ayat di atas adalah mujmal
5.
Lafal Mujmal dalam ayat di atas adalah.
A.
D.
B.
E.
C.
Lafal quru' disebut mujmal karena ....
A. mengandung ta'wil
B. muradif
C. memiliki lebih dari satu pengertian
D. memiliki makna mazazi
E. digunakan secara khusus
7. Quru' secara etimologi berarti ....
A. bacaan
D. suci
B. haid
E. b dan d benar
C. bulan
8.
Lafal mujmal pada lafadz hadits tersebut adalah
....
A. tetangga
B. kayu
C. kata ganti 'nya' pada katatetangganya
D. kata ganti 'nya' pada dindingnya
E. meletakkan
6.
9.
karena ....
A. memiliki lebih dari satu pengertian
B. mutlak
C. umum
D. bukan makna mafhum
E. tidak ada dhamirnya
13. Arti
14. Kalimat
..
A.
B.
C.
D.
E.
P a g e | 37
12. Pada potongan ayat tersebut merupakan contoh
dari.....
A. Bayyan
B. Mujmal
C. Muradif
D. Musytarak
E. Muthlaq
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari,
bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada
manusia? dan banyak di antara manusia yang Telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang
dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia
kehendaki.
Lafadz sujud dalam ayat di atas mempunyai dua arti yang sama-sama hakiki, yaitu tunduk dan meletakkam
dahi di bumi. Bagi makhluk yang tidak berakal, seperti bulan, matahari, binatang arti sujud adalah tunduk.
Sedang bagi manusia adalah meletakkan dahi di atas bumi. Bila arti sujud bagi manusia adalah tunduk, maka
Allah tidak mengakhiri firman-Nya dengan Cneoi R*a sebab arti tunduk mencangkup semua manusia
seperti halnya mencangkup semua makhluk tak berakal.
Karena itu pula Imam Sysfii mengartikan kata mulamasah dalam firman Allah xBne k&Bjep dengan
arti menyentuh dengan tangan dan menyentuh dengan bersetubuh secara bersama-sama.
LATIHAN SOAL LES:
1.
A.
B.
C.
2.
3.
4.
B.
C.
dan
dan
dan
D. dan
E. dan
D.
E.
A.
5.
6.
7.
P a g e | 38
Mafhum menurut bahasa berarti pengertian. Menurut istilah adalah: Pengertian suatu lafaz, bukan
arti harfiah dari yang diucapkan. Contoh: firman Allah Q.S. Al-Isra: 23;
Mafhum terdiri dari;
a) Mafhum muwafaqat, yaitu sesuatu yang tidak diucapkan (tersirat) hukumnya sama dengan apa yang
diucapkan. Contohnya; minum-minuman keras itu memabukkan. Khamr (arak) itu memabukkan dan
dia diharamkan. Karena itu hukum minuman keras sama dengan hukum khamr, yaitu haram.
Mafhum Muwafaqat ada dua macam;
2) Fahwal Khitab; yaitu apbila yang tidak diucapkan (mafhum) itu lebih utama hukumnya daripada
yang diucapkan. Seperti memukul ibu bapak itu haram hukumnya, sebab mengucapkan ah saja
(lebih ringan dari memukul) juga haram apalagi memukul.
3) Lahnul Khitab; yaitu apabila yangtidak diucapkan itu sama hukumnya dengan yang diucapkan.
Sepeti membakar harta anak yatim itu haram, sebab memakannya juga haram. Keduanya samasama merusak harta mereka.
b) Mafhum Mukhalafah; yaitu tidak diucapkan itu berlainan hukumnya dengan diucapkan, baik dalam
menetapkan hukum maupun meniadakannya. Mafhum Mukhalafah terdiri dari;
1) Mafhum Sifat; yaitu berlakunya kebalikan, hukum sesuatu yang disertai dengan sifatnya itu
tidak menyertainya. Seperti Firman Allah QS. Al-Nisa: 25
Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk
mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budakbudak yang kamu miliki.
2) Mafhum Syarat; yaitu berlakunya hukum sesuatu yang dikaitkan dengan syarat, apabila syarat
itu tidak terdapat padanya. Seperti firman Allah pada QS. Al-Nisa: 4.
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu
dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap
lagi baik akibatnya.
3) Mafhum Ghayah; yaitu berlakunya hukum yang disebut sampai batas tertentu, dan berlaku
kebalikan hukum bila tersebut terlampaui. Seperti firman Allah QS. Al-Baqarah: 187.
Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka
itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka
bertakwa.
4) Mafhum Hasyr; yaitu hukum sesuatu yang disertai pembatasan tidak melampaui sesuatu di luar
batas tersebut. Yang diluar batas berarti berlaku hukum kebalikannya. Seperti sabda Nabi SAW;
Riba itu hanya pada nasiah Dengan demikian, selain pada nasiah tidak ada riba.
5) Mafhum Laqab; yaitu mafhum dari nama yang menyatkan zat, baik nama diri, seperti Ali, Amin,
berbentuk kata sifat, seperti yang mencari atau yang membunuh, atau nama jenis, seperti emas,
padi dan sebagainya. Selain yang disebutkan berlaku hukum kebalikannya. Seperti hadits Nabi
yang menerangkan tenatng barang-barang yang mengandung riba: (Menukar) emas dengan
emas, perak dengan perak, bur dengan bur, syair dengan syair, kurma dengan kurma, garam
dengan garam (hendaklah) yang serupa (sifatnya) sama (jumlahnya) suka sama suka. Bila
penukaran barang yang sejenis, seperti dalam hadits tersebut dengan tidak sama jumlahnya,
hukumnya riba. Maka mafhum selain enam jenis tersebut hukumnya tidak riba.
LATIHAN SOAL LES
1.
c. dinyatakan
2.
P a g e | 39
a. tertulis
b. tersimpan
c. dipahami
3.
d. diucapkan
e. tersurat
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
15. Dalam ayat di atas terkandung maksud dari
kaidah:
A. mafhum syarat
B. mafhun mukhalafah
C. mafhum hasyr
D. mafhum ghayah
E. mafhum muwafaqat
P a g e | 40
padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Ayat ini secara zhahir menunjukan halalnya jual-beli dan haramnya riba.
Sedang takwil ialah mengalihkan lafaz dari makna zhahirnya kepada makna yang mungkin baginya
berdasarkan dalil, baik berupa nas, qiyas, ijma maupun prinsip-prinsip umum bagi pembinaan hukum,
sehingga menjadi jelas. Seperti kata: tangan disamping mempunyai asal, yaitu tangan juga ada
kemungkinan makna lain, yaitu kekuasaan.
Masalah Yang Dapat Menerima Takwil
Para ulama sepakat bahwa masalah-masalah furu dapat menerima takwil. Sedang masalah-masalah ushul
atau aqidah, seperti soal sifat Tuhan, kepercayaan pokok-pokok agama, mereka berbeda pendapat.
a.
Golongan Musyabbihah berpendapat bahwa masalah-masalah tersebut tidak perlu ditakwilkan, karena
maknanya sudah jelas dan berlaku menurut makna zhahir.
b.
Golongan Ulama Salaf menyatakan bahwa masalah-masalah ushul atau aqidah menerima takwil, tetapi
takwilnya diserahkan kepada Allah.
c.
Golongan Ulama Khalaf berpendapat bahwa masalah-masalah tersebut menerima takwil.
Di antara contoh masalah ushul atau aqidah yang diperselisihkan para ulama adalah firman
Allahberikut ini: (Al-Fath: 10)
Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada
Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat
ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah
Maka Allah akan memberinya pahala yang besar.
Menurut golongan pertama (Musyabbihah), bahwa Allah mempunyai tangan seperti tangan kita.
Menganggap bahwa Allah mempunyai tubuh. Pendapat ini jelas salah sebab mereka mempersamakan
Allah dengan makhluknya.
Menurut golongan pertama (Ulama Salaf), bahwa apa yang dimaksudkan dengan = tangan,
dalam ayat tersebut terserah kepada Allah sebab manusia tidak mungkin mampu menjangkau Zat Allah.
Dalam hadist dinyatakan, Berpikirlah kalian tentang makhluk Allah dan jangan berpikir mengenai ZatNya, sebab kalian tidak mungkin mampu menjankaunya
Menurut golongan ketiga (Ulama Khalaf), bahwa yang dimaksud dengan tangan dalam ayat di
atas adalah kekuasaan Allah, sebab mustahil Allah mempunyai tangan atau bertubuh. Sebaliknya, bila
diartikan dengan tangan berarti menyerupakan Allah dengan makhluk.
Syarat-Syarat Takwil
1. Takwil harus berdasarkan dalil syara, baik nas Al-Quran maupun Hadist, qiyas maupun jiwa
syariah dan dasar-dasarnya yang umum.
2. Bila dalil tersebut berupa qiyas, maka qiyas tersebut harus jelas (qiyas jali) dan bukan khafi.
3. Takwil harus sesuai dengan pengguaan bahasa dan kebiasaan syariat.
LATIHAN SOAL LES
1.
Makna tawil dari lafad yang bergaris bawah
adalah
A. Sayap
B. Kekuasaan
C. Keangkuhan
D. Tawadhu
E. Mengesakan
P a g e | 41
Penghapusan kewajiban bersedekah ketika akan menghadap Rasul sebagaimana yang terdapat dalam
surat al-Mujadalah:12 yang di Nasakh oleh ayat 13.
b. Nasakh Quran dengan hadis : Malik, Abu Hanifah dan Ahmad
harus nasakh jika hadis mutawatir.
Jumhur tidak boleh jika hadis ahad.
Nasakh Quran dengan Sunah. Nasakh jenis ini terbagi menjadi 2 macam yaitu :
1) Nasakh Quran dengan Hadis Ahad. Menurut Jumhur ulama jenis Nasakh ini tidak diperbolehkan,
sebab al-Quran adalah Muatawatir dan bersifat Qathi, sedangkan Hadis Ahad adalah bersifat
Dzanni (dugaan), Adalah tidak logis manakala sesuatu yang mutlak kebenarannya harus di hapus
oleh sesuatu yang masih bersifat dugaan.
2) Nasakh Quran dengan Hadis Mutawatir. Jumhur ulama Imam Malik, Abu Hanifah dan Ahmad,
Nasakh Menurut jenis ini diperbolehkan, sebab keduanya adalah berangkat dari wahyu. Hal ini di
dukung dengan firman Allah SWT, yang terdapat dalam QS. Al-Najm, 3-4. Namun demikian, bagi
al-SyafiI dan ahli Dzahir menolak jenis Nasakh ini, sebab Hadis tidaklah lebih baik atau sebanding
dengan al-Quran. Hal ini di dukung firman Allah yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah:10
c. Nasakh hadis dengan Quran : jumhur harus.(wajib puasa asyura dengan ayat ramadhan).
Bagi Jumhur ulama Nasakh jenis ini bisa di terima. Hal ini di dasarkan atas keberadaan Sunah Riwayat
Bukhari-Muslim
tentang
kewajiban
puasa
pada
bulan
as-Syura.
( , : ) Artinya : dari
Aisyah beliau berkata : Hari as-Syura itu adalah wajib berpuasa, ketika diturunkan (kewajiban Puasa )
bulan Ramadha, maka ada yang mau berpuasa dan ada pula yang tidak berpuasa. Sunah ini di Nasakh
oleh firman Allah yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah, 18.
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di
negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Walaupun demikian menurut as-SyafiI Nasakh jenis ini tidak dapat diterima, sebab antara Quran
dengan sunah harus berjalan beriringan dan tidak boleh bertentangan. Dengan kata lain bagi as-Syafii
adalah tidak mungkin mana kala ada Hadis yang bertentangan dengan al-Quran. Selain itu, pandangan
ini juga mengisyaratkan bahwa adanya Nasakh menunjukkan adanya ketidak tepatan dalam Hadis,
padahal sebagaimana yang kita ketahui keberadaan Hadis pada dasarnya sebagai penjelasan atas alQuran
d. Nasakh hadis dengan hadis. Jenis Nasakh ini terdapat 4 macam, yaitu :
1) Mutawatir dengan Mutawatir
2) Ahad dengan Ahad
3) Ahad dengan Mutawatir
4) Mutawatir dengan Ahad
Bagi Jumhur ulama dari keempat Nasakh tersebut tidak menjadi masalah, tapi menjadi bagian dari
Nasakh dengan kata lain dapat diterima kecuali jenis yang ke empat yaitu Mutawatir dengan Ahad.
Argumentasinya tentu tidak terlepas dari tingkat nilai kebenaran yang terkandung di dalamnya.
7. Menentukan syarat nasikh atau mansyukh.
Syarat-Syarat Nasakh
a. Yang dinasakh itu hukum syara yang bukan diwajibkan karena zatnya, seperti imam dan bukan
dilarang karena zatnya, seperti kufur. Wajib imam dan haram kufur tidak mungkin dinasakhkan dalam
agama apa pun.
b. Pembatalan itu hendaknya dengan hukum syara. Jadi tidak berlakunya hukum karena mati bukanlah
nasakh.
c. Bahwa nasikh itu harus terpisah dari mansukh dan yang datang kemudian. Jika nasikh bergabung
dengan mansukh seperti sifat, syarat dan pengecualian, maka yang demikkian bukanlah nasakh.
d. Yang dimansukh tidak dibatasi oleh waktu tertentu.
P a g e | 42
e. Nasikh dan mansukh sama-sama kuat atau tingkatannya. Seperti ayat Al-Quran dengan Al-Quran,
hadist dengan hadist. Tidak dapat terjadi ayat Al-Quran dinasakh dengan hadist.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
MADZHAB FIQH
Karakteristik Madzhab Fiqh
a. Madzhab Hanafi atau Hanifah
Pemikiran hukumnya bercorak rasional. Hal ini dipengaruhi oleh hidup Hanafi di Kufah. Hidup
kemasyarakatan di Kufah telah mencapai kemauan yang tinggi, sehingga persoalan yang muncul
dipecahkan melalui pendapat(rayu). Dalam ushul fiqh banyak menggunakan istihsan(kiyas khafi).
Murid/pengukut Imam Hanafi
- Abu Yusuf
- Muhammad bin Hasan asy-Syaibani
- Abdullah bin Mubarak
b. Madzhab Maliki atau Malikiah
P a g e | 43
Pemikiran hukumnya banyak dipengaruhi sunnah yang cenderung tekstual. Pemikirannya juga banyak
menggunakan tradisi (amalan) warga Madinah. Selain ahli hukum beliau juga periwayat hadis dan
seorang mufti. Dalam ushul fiqh banyak menggunakan maslahah mursalah.
Murid/pengikut Imam Maliki
- Muhammad bin Idris asy-Syafii
- Yahya bin Yahya al-Andalusi
- Asy-Syaibani
c. Madzhab Syafii atau Syafiiyah
Pemikiran hukumnya bercorak konvergensi atau pertemuan antara tradisionalis dan rasionalis.
Pemikirannya cenderung moderat, yang diperlihatkan dalam qaul qadim dan qaul jadidnya. Dalam
ushul fiqh banyak menggunakan ijma dan qiyas.
Murid/pengikut Imam Syafii
- Muhammad bin Abdullah bin al-Hakam
- Ibrahim bin Ismail bin Yahya al-Muzani
- Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal(Imam Hanbali)
d. Madzhab Hanbali atau Hanabilah
Pemikiran hukumnya bercorak tradisionalis.Dalam ushul fiqh banyak menggunakan pendapat sahabat
dan hadis mursal. Selain ahli hukum beliau juga ahli hadis.
Murid/pengikut Imam Hanbali
- Ibnu Taimiyah
- Ibnu Qoyyim
- Muhammad bin Abdul Wahab (pendiri Wahabi yang sekarang menjadi madzhab resmi negara Arab
Saudi)
e. Madzhab Imam Jafar (Madzhab Syiah)
Pemikiran hukumnya bercorak rasional. Madzhab ini hanya menerima hadis yang sanadnya melalui
ahlul bait (keluarga Nabi Muhammad SAW).
Murid-murid Imam Jafar
- Abu Hanifah
- Malik bin Anas
- Wasil bin Atha
- Muslim bin Hajjaj
Hikmah adanya madzhab
a. Hakekatnya dasar Imam madzhab dalam istinbat hukum tidak keluar dari Al-Quran dan As-Sunnah
b. Memahami pendapat Imam madzhab dalam berbagai masalah yang diperselisihkan
c. Memahami dasar dan kaidah Imam madzhab dalam istinbat hukum
d. Banyak alternatif pilihan dalam melaksanakanah ibadah
e. Madzhab menambah khazanah hukum Islam
f. Perbedaan pendapat hanya masalah furu yang tidak membahayakan akidah
g. Banyak pendapat hakekatnya adalah saling melengkapi dan menyempurnakan
2.
E.
3.
4.
P a g e | 44
A.
D. menumbuhkan
persaingan
Imam madzhab
E. berlomba-lomba
tertentu.
taqlid
pada
dikalangan
madzhab
6.
7.
8.
9.
P a g e | 45
B.
C.
D.
E.
Imam Hambali
Imam Jafari
Imam Maliki
Imam Syafii
P a g e | 46
39. Kitab karya Imam Malik yang berisi kumpulan
Hadits adalah
A. al-Umm
D. al-Muwattha
B. ar-Risalah
E. as-Syifa
C. at-Tibyan
40. Berikut ini adalah kitab-kitab karya imam Syafii
A. al-Umm dan ar-Risalah
B. al-Muwattha dan ar- Risalah
C. as-Syifa dan al-umm
D. at-Tibyan dan al-umm
E. al-Muattha dan al-umm
41. Kitab karya Imam Hanafi adalah.
A. al-Umm
D. al-Muwattha
B. ar-Risalah
E. as-Syifa
C. Salah semua
42. Imam Ahmad bin Hambal adalah salah satu
mujtahid yang masuk dalam golongan/ahlu.
A. Muatakalimin
D. Hadits
B. Royi
E. Ijma
C. Qiyas
43. Orang yang bertaqlid disebut ....
A. mujtahid
B. muqallid
C. mufti
D. muttabi'
E. mustafti
1.
2.
3.
4.
Syara-syarat Ijtihad
d. Syarat-syarat umum
Baligh
Berakal sehat
Memahami masalah
Beriman
e. Syarat-syarat khusus
9. Mengetahui ayat Al-Quran yang berhubungan dengan masalah yang dianalisis
10. Mengetahui sunah nabi yang berhubungan dengan masalah yang dianalisis
11. Mengetahui maksud dan rahasia hkum Islam
12. Mengetahui kaidah kulliah; yaitu kaidah-kaidah fiqh
13. Mengetahui kaidah bahasa Arab
14. Mengetahui ilmu ushul fiqh
15. Mengetahui ilmu mantiq
16. Mengetahui ijma
17. Mengetahi penetapan hukum asal berdasarkan baraah asliah
f. Syarat pelengkap
1. Mengetahui bahwa tidak ada dalil qathy yang berkaitan dengan masalah yang akan ditetapkan
hukumnya
2. Mengetahui masalah yang diperselisihkan oleh ulama dan yang akan mereka sepakati
3. Mengetahui bahwa hasil ijtihad itu tidak bersifat mutlak
kemampuan
untuk
P a g e | 47
(mengeluarkan hukum) dari Al-Quran dan AsSunnah. Pernyataan teresebut merupakan
pengertian dari .
A. ijma
B. ijtihad
C. ittiba
D. taklid
E. talfik
2. Agar seorang ulama dapat disebut mujtahid
mustaqqil, setelah terpenuhi syarat-syarat umum
sebagai mujtahid, maka
A. dia harus mampu memilih pendapat yang kuat
dari pendapat para imam madzhabnya
B. dia harus mampu berijtihad sendiri dengan
menerapkan metode madzhab tertentu
C. dia harus mampu berijtihad dalam berbagai
hukum syara berdasarkan hasil kajiannya
sendiri tanpa terikat kepada madzhab lain
D. dia harus mampu berijtihad sendiri dalam
masalah-masalah yang belum ditetapkan
hukumnya oleh imam madzhab
E. dia boleh tidak terikat dengan madzhabnya
dalam berbagai masalah furu.
3.
4.
5.
6.
7.
a.
b.
c.
d.
e.
8.
membuat syariat
menghasilkan hukum syara'
membatalkan suatu hukum syara'
mengembangkan daya pikir
memajukan fiqih
9.
P a g e | 48
a.
b.
c.
d.
e.