Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik.
Makanan yang halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat untuk dikonsumsi
kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. . Sedangkan makanan yang
thoyyiban atau baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.
Ayat ini merupakan seruan kepada manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halalan
thoyyiban. Allah swt berfirman,
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terbaik dibumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168)
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut
berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan
rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api
neraka.
Beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam kita memilih atau meneliti kehalalan
toyyiban sebuah produk yang akan kita konsumsi :
1. Kehalalan suatu makanan yang telah dinaskan dalam Al Quran. Surat Al Maidaah
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Al ah, yang tercekik, yang dipukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
2. Proses pengolahan atau pembuatan (penyembelihan, cara mengolah, media yang
digunakan, cara pembuatan) Selain binatang yang dinaskan diatas, kita juga patut
mengetahui unsur-unsur lain dalam makanan yang hendak dikonsumsi apakah
tercampur dengan unsur yang diharamkan, Tapi apakah kita sudah tau unsur-unsur
yang terkandung dalam makanan tersebut? Apakah makanan yang dikonsumsi benarbenar makana yang tidak tercampur dengan barang yang bernajis atau diharamkan, dan
apakan kita sudah yakin kalau daging atau makanan yang kita konsumsi telah disembelih
sesuai dengan yang disyariatkan oleh agama Islam? Kehalalan makanan modern saat
ini sebenarnya memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi oleh karena diproduksi
secara masal. Karena dalam penyembelihan hewan pun Al ah SWT telah mensyariatka
dalam Al Quran Surat Al Haj ayat 34. Yang artinya: Dan
bagi
tiap-tiap
umat
Bahan tambahan
yaitu
bahan
yang
sengaja
ditambahkan
untuk
menjadikan hasil produksi lebih banyak atau lebih tahan lama, jika bahan ini diambil
dari bahan yang berbahaya tentunya akan menjadi berbahaya juga bagi yang
mengkonsumsi, seperti pengawet makanan menggunakan formalin dan sejenisnya. Bahan
penolong ( bahan yang dugunakan untuk membantu proses pembuatan produk) contoh
pewarna, pengembang, aroma dll.
Bila diteliti, antara makanan haram dan halal sebenarnya banyaklah makanan yang halal,
oleh karenanya tidak ada alasan untuk kita mengkonsumsi makanan yang diharamkan
B.
Makanan dikatakan halal paling tidak harus memenuhi tiga kriteria, yaitu halal zatnya, halal cara
memperolenya, dan halal cara pengolahannya.
1. Halal zatnya
Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang dari dasarnya halal untuk di
konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya dalam kitab suci al-quran dan al-hadist. Centoh
makanan yang halal atas zatnya adalah daging sapi, ayam, kambing, buah-buahan seperti apel,
kurma, anggur, dan lain sebagainya.
2.
Yaitu makanan yang di peroleh dengan cara yang baik dan sah, Makanan akan menjadi haram
apabila cara memperolehnya dengan jalan yang batil karena itu bisa merugikan orang lain dan
dilarang oleh syariat. Contoh dari cara memperoleh yang baik adalah dengan cara membeli,
bertani, hadiah, dan lain sebagainya.
Adapun dari makanan yang diperoleh dari makanan yang batil adalah dengan cara mencuri,
merampok, menyamun, dan lain sebagainya.
Yaitu makanan yang semula halal dan akan menjadi haram apabila cara pengolahannya tidak
sesuai dengan syeriat agama. Banyak sekali makanan yang asalnya halal tetapi karena
pengolahanya yang tidak benar menyebabkan makanan itu mmenjadi haram. Contohnya anggur,
makanan ini halal tetapi karena telah diolah menjadi minuman keras maka minuman ini menjadi
haram.
Dan (Allah) menghalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk
C.
Makanan yang haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh syariat untuk dikonsumsi, dan
apabila tetap dikonsumsi akan mendapatkan dosa kecuali dalam keadaan terpaksa, serta banyak
sekali madhratnya dari pada hikmanya, sebagai contoh mengkonsumsi darah yang mengalir ini
di haramkan karena itu kotor dan dihindari oleh manusia yang sehat, disampaing itu ada dugaan
bahwa darah tersebut dapat menimbulkan bahaya sebagaimana halnya bangkai.
1. Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang
sudah haram, seperti: bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan lainnya.
2. Ada
yang diharamkan
karena
suatu
sebab
yang tidak
berhubungan
dengan
dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi haram karena
adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya: makanan dari hasil
mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam acaraacara yang bidah, dan lain sebagainya.
Diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang bisa memudhorotkan diriapalagi
kalau
sampai
membunuh
diri-baik
dengan
segera
maupun
dengan
cara
perlahan. Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, dan sejenisnya
1. Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syari dan juga bukan hasil
perburuan. Sebagaimana firman Allah,
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya .(QS. Al-Maidah: 3)
1.
Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan air
2.
Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah.Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan
belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa . (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An-Nasa`iy, bahwa Nabi SAW
bersabda, Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya. Maksudnya jika hewan
yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk dimakan tanpa
harus disembelih ulang.
b.
Darah
Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Anam ayat 145,
Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu Umar yang
baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada dalam urat-urat setelah
penyembelihan.
c.
Daging babi
Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma `idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan dengan
daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya.
d.
Khamar
Allah-Subhanahu wa Taala-berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah: 90)
Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar ra. : Semua yang memabukkan adalah
haram, dan semua khamar adalah haram. Dikiaskan dengan semua makanan dan minuman
yang bisa menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan
macamnya.
e.
Dan dalam riwayat Muslim, Semua hewan buas yang bertaring maka memakannya adalah
haram. Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan hadits-hadits lain
yang semakna dengannya.
f.
Yaitu semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti:
elang dan rajawali. Jumhur ulama dari kalangan Imam Empat (kecuali Imam Malik) dan
selainnya menyatakan pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu Abbas ra :
Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua burung
yang memiliki cakar. (HR. Muslim)
g.
Jallalah.
Yaitu hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain , baik berupa onta, sapi, dan
kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakanfeses), ayam
(pemakan feses), dan sebagian gagak.
Hukumnya adalah haram. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad-dalam satu riwayat-dan salah
satu dari dua pendapat dalam madzhab Syafiiyah. mereka berdalilkan dengan hadits Ibnu Umar
-a beliau berkata:
Rasulullah SAW melarang dari memakan al-jallalah dan dari meminum susunya. (HR. Imam
Lima kecuali An-Nasa`iy)
1. Tidak semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang diharamkan,
akan tetapi yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan makanannya
adalah feses dan jarang memakan selainnya. Dikecualikan juga semua hewan air
pemakan feses, karena telah berlalu bahwa semua hewan air adalah halal dimakan.
2. Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari fesesmaka tidak
apa-apa memakannya ketika itu. Hanya saja mereka berselisih pendapat mengenai berapa
lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya dikembalikan kepada ukuran adat kebiasaan
atau kepada sangkaan besar.
h.
Kuda
Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang
Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma `bintu Abu Bakar ra, Kami menyembelih kuda di
zaman Rasulullah SAW lalu kamipun memakannya. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)
Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy-Syafiiyyah, Al-Hanabilah, salah satu
pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan pendapat Muhammad ibnul Hasan dan
Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah. Dan ini yang dikuatkan oleh Imam Ath-Thohawy
sebagaimana dalam Fathul Bary dan Imam Ibnu Rusyd dalam Al-Bidayah.
i.
Baghol
Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai. Dan ini (haram) adalah hukum untuk
semua hewan hasil peranakan antara hewan yang halal dimakan dengan yang haram dimakan.
j.
Anjing
Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang menunjukkan hal ini
adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu
pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, Sesungguhnya Allah
jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan harganya.
Dan telah Tsabit dalam hadits Abu Masud Al-Anshory riwayat Al-Bukhary dan Muslim dan
juga dari hadits Jabir riwayat Muslim akan haramnya memperjualbelikan anjing.
k.
Jumhur ulama menyatakan haramnya memakan kucing karena dia termasuk hewan yang
bertaring dan memangsa dengan taringnya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh AlFauzan. Dan juga telah Warid dalam hadits Jabir riwayat Imam Muslim akan larangan
meperjualbelikan kucing, sehingga hal ini menunjukkan haramnya.
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna bagi kita,
baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat
membawa berkah, barakah bukan berarti jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun uang itu
cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi tinggi. Bermanfaat bagi
pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak.
Lain halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang haram, meskipun banyak sekali, tapi
tidak barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat sehingga uangnnya terbuang banyak
hingga habis dalam waktu singkat.
5. Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
6. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.
F. Mudharat Makanan Haram
Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak
mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak
barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah.
Dan juga makan haram merugikan orang lain yang tidak mengetahui hasil dari perbuatan haram
itu. Sehingga teman, kerabat iktu terkena getahnya. Dan juga yang mencari rezeki haram tidak
tenang dalam hidupnya apalagi dalam jumlah bayak dan besar karena takut diketahui dan
mencemarkan nama baiknya dan keluarga sanak familinya.
1. Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak mustajabah
(maqbul).
2. Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan mengarahkannya
kepada kemaksiatan dengan uang itu.
3. Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak tenang.
4. Nama baik, kepercayan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.
5. Berdosa, karena telah melanggar aturan Allah.
6. Merusak secara jasmani dan rohani kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://lampung.kemenag.go.id/file/file/MtsnBandarSurabaya/jbmt1371806978.pdf
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-makanan-haram.html
http://khoirulazzamnurululum.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-haramwith.html
http://bams239.blogspot.com/2012/03/pengertian-halal-dan-haram.html
http://salafy.or.id/blog/2009/11/20/makanan/