Outlines
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pendahuluan
Cairan Tubuh
Terapi Obat Parenteral dan Risikonya
Osmolaritas
Aplikasi Pelayanan Pharmacy IV Therapy di
Rumah Sakit
Referensi
PENDAHULUAN
Sebagian besar perawatan di rumah sakit
terutama di rawat inap mendapatkan
pengobatan secara parenteral (iv, im, sc,
infus iv, dll).
Tujuan pemberian sediaan parenteral :
Mengganti cairan & elektrolit yg hilang.
Memenuhi kebutuhan air, elektrolit dan nutrisi.
Terutama untuk pengobatan
DASAR HUKUM
Berdasarkan SK Menkes no.436/MenKes/SK/VI/1993 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan
Medis, Jangkauan pelayanan farmasi klinis yang
dilakukan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Melakukan konseling
Monitoring efek samping obat
Pencampuran obat suntik secara aseptis
Menganalisis efektivitas biaya
Penentuan kadar obat dalam darah
Penanganan obat sitostatika
Penyiapan total parenteral nutrisi
Pemantauan penggunaan obat
Pengkajian penggunaan obat
CAIRAN TUBUH
Jenis
kelamin, terkait:
1. Masa otot: kandungan air tinggi
2. Jaringan lemak: bebas air
TBW orang gemuk < orang kurus
TBW pria > wanita
Wanita: higher body fat, smaller amount of skeletal
muscle
Usia (makin bertambah usia, persentase lemak tubuh
meningkat)
FUNGSI CAIRAN
1
Mempermudah eliminasi
TIPE CAIRAN
TIPE CAIRAN
Ada 3 tipe utama cairan:
Cairan isotonik
Cairan hipotonik
Cairan hipertonik
15
Cairan Isotonik
mempunyai osmolaritas yang hampir
sama seperti serum.
berada dalam kompartemen intravaskuler.
sangat membantu pada pasien hipotensi
atau hipovolemik, namun juga bisa
berbahaya resiko overload cairan,
terutama pada pasien dengan gagal jantung
kongestif dan hipertensi.
16
17
18
Cairan Hipotonik
mempunyai osmolaritas yang lebih rendah
daripada serum (yang artinya konsentrasi ion
natrium yang lebih rendah daripada serum).
mengencerkan serum, yang menurunkan
osmolaritas serum.
Air kemudian ditarik dari kompartemen vaskular
ke dalam kompartemen cairan interstisial. Saat
cairan interstisial diencerkan, osmolaritasnya
menurun, dimana air masuk ke dalam sel.
19
20
21
22
23
Cairan Hipertonik
Hypertonic mempunyai osmolaritas cairan yang
lebih tinggi daripada serum.
menarik cairan dan elektrolit dari kompartemen
intraseluler dan interstisial ke dalam kompartemen
intravaskuler dan dapat membantu menstabilkan
tekanan darah, meningkatkan produksi urin dan
mengurangi edema.
jarang digunakan dan harus diperhatikan
penggunaannya. Cairan hipertonik dapat menjadi
berbahaya dalam kasus dehidrasi sel.
24
25
26
OSMOSIS
KELOMPOK UTAMA
CAIRAN
28
KELOMPOK CAIRAN
Ada 2 kelompok utama cairan:
Kristaloid
Koloid
29
KRISTALOID
Cairan
KRISTALOID (lanjutan)
Saat
31
KRISTALOID (lanjutan)
Umumnya,
32
KOLOID
Koloid
33
KOLOID (lanjutan)
Koloid dapat menghasilkan perubahan
cairan yang dramatis dan menempatkan
pasien dalam bahaya besar, jika diberikan
dalam kondisi yang tidak terkontrol. Contoh:
albumin dan steroid.
34
35
36
TERAPI OBAT
PARENTERAL DAN
RISIKONYA
37
38
39
subkutan
intramusculer
intravena
40
41
42
43
KOMPLIKASI TERAPI
INTRAVENA
44
46
47
Komplikasi Lokal
Komplikasi Sistemik
Hematoma
Thrombosis
Phlebitis
Thrombophlebitis
Infiltrasi
Ekstravasasi
Venous Spasm
Local Infection
Infeksi Septikemia
Embolisme Udara
Fluid Overload/ Pulmonary
Edema
Speed Shock
Catheter Embolism
KOMPLIKASI LOKAL
48
1. Hematoma
Suatu bentukan akibat dari infiltrasi darah dari jaringan
ke venipuncture site.
Penyebab:
Pecahnya vena selama tindakan venipuncture yang tidak
berhasil.
Penghentian iv canulla/jarum tanpa tekanan yang cukup.
Penggunaan torniquet yang terlalu ketat diatas tempat
venipuncture site yang sebelumnya.
49
Hematoma (lanjutan)
Sign & Symptoms
50
51
2. Thrombosis
Trauma pada sel-sel endotel dari dinding vena yang
52
Thrombosis (lanjutan)
Sign & Symptoms
53
54
55
56
57
58
3. Phlebitis
Peradangan pada vena, dimana sel-sel endothelial pada
dinding pembuluh darah manjadi iritasi, yang
memungkinkan platelet untuk menempel dan
mempengaruhi vena untuk timbul peradangan (inflamasi)
yang disebabkan oleh flebitis.
peka kalau disentuh dan dapat menjadi menyakitkan.
59
Penyebab Phlebitis
1. Mekanis
Kateter yang terlalu besar daripada ukuran vena
Pemasangan kateter yang tidak tepat
2. Kimia
Vena menjadi radang karena teriritasi atau karena
obat/larutan yang vessicant
Obat/larutan yang mengiritasi
Pencampuranpelarutan yang tidak tepat
Infus yang terlalu cepat
Adanya partikel
60
61
Phlebitis (lanjutan)
Sign & Symptoms
62
63
Phlebitis Score
64
4. Thrombophlebitis
Thrombosis dan Peradangan
Dapat menyebabkan bekuan darah
Berhubungan dengan:
Penggunaan vena di tungkai bawah
Penggunaan larutan infus yang hipertonis/ sangat asam
Penyebab hampir sama dengan penyebab phlebitis dan
ekstravasasi
65
Thrombophlebitis (lanjutan)
Sign & Symptom
Kecepatan aliran infus (flow rate) lambat
Edema pada tungkai
Nyeri dan pembuluh darah tampak jelas
Hangat bila disentuh
Tampak seperti garis merah di atas venipucture site
Denyut nadi arteri berkurang
Bintik-bintik dan cyanosis pada bagian extremitas
66
67
68
69
5. Infiltrasi
Pemberian yang tidak hati-hati dari
larutan non vesicant ke dalam jaringan
Pemindahan (tercabutnya, bergesernya)
kateter dari vena
Penyebab kedua morbiditas terapi
intravena setelah phlebitis
70
Infiltrasi (lanjutan)
Berhubungan dengan:
Tusukan ke dinding pembuluh darah distal selama akses
Tusukan ke dinding pembuluh darah dengan gesekan
mekanis
Pemindahan kateter dari pembuluh darah intima
Keamanan yang kurang
Kecepatan pemberian yang tinggi
71
Infiltrasi (lanjutan)
Sign & Symptoms
72
73
74
6. Ekstravasasi
Pemberian yang tidak hati-hati dari larutan yang bersifat
vesicant ke dalam jaringan
(Vesicant merupakan cairan atau obat yang dapat
menyebabkan pelepuhan, kemudian terjadi pengelupasan
jaringan yang terjadi karena nekrosis jaringan.
Berhubungan dengan:
Tusukan pada dinding pembuluh distal
Gesekan mekanis
Pemindahan (tercabutnya, bergesernya) kateter
75
Contoh Vesicants
Nama Obat
Phenergan
Dilantin
KCL konsentrasi pekat
Calcium Gluconate
Ampothericin B
Dopamin
Nipride
Dextrose 10%, 20%,
50%
Sodium Bicarbonate
76
pH
4 - 5,5
12
5 - 7,8
6,2
5,7 8
2,5 5
3,5 5
3,5 - 6,5
7 - 8,5
Ekstravasasi (lanjutan)
Sign & Symptoms
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Obat
Eritromisin
Iritasi kimiawi
Hiperosmolar, iritasi
kimiawi
pH, Hiperosmolar
Hiperosmolar, pH
Tetrasiklin
Iritasi kimiawi, pH
Fenitoin
pH
Glukosa 20 %
Glukosa 50 %
Kalsium Glukonat 10 %
Kalsium Klorida 5
mmol/10 ml
Diazepam
Kotrimoksazol 480 mg/5
ml
86
Osmolaritas
(mOsm/L)
535
1.110
2.775
670
1.500
7.775
541
Manitol 20 %
Magnesium Sulfat 50 %
Kalium Klorida 20
mmol/10 ml
Natrium Bicarbonat 4,2 %
Natrium Bicarbonat 8,4 %
Osmolaritas
(mOsm/L)
550
1.100
4.060
4.000
1.004
2.008
87
88
pH
Aciclovir
11
Allopurinol
10,8-11,8
Aminofilin
8,8-10
Amiodaron
3,5-4,5
Atrakurium
3,5
Atropin
3-6,5
Azatioprin
10-12
Buprenorfin
3,5-5,5
Klonazepam
3,5-4,5
pH
9-10,5
3,5-4,5
2,5-4,5
2,7-4,7
2,5-3,6
2,7-3,5
3,3-6,3
8,7-9,3
3-5
89
pH
2,5-3
3,5-6,5
3,5-6,5
3-3,8
3,5-6
3-4,2
3-5
3
2,3-4,5
90
pH
3-4,5
9-10
3,4-3,8
9-10,5
12
3
3,5
3-5
1,8
91
pH
Tiamin
2,5-4,5
Vankomisin
2,8-4,5
Protamin Sulfat
2,5-3,5
Natrium Nitroprusid
3,5-6
Pankuranium
3,8-4,2
Methilen biru
3-4,5
Hiosin butilbromida
3,7-5,5
Dan masih banyak yang lainnya.
92
7. Venous Spasm
Kontraksi yang tanpa sengaja secara tiba-tiba dari vena
atau arteri yang mengakibatkan penghentian sementara
93
94
8. Local Infection
Kontaminasi mikroorganisme pada canulla atau infusate
Thrombus menjadi terinfeksi
95
96
KOMPLIKASI
SISTEMIK
97
1. Infeksi Septikemia
Suatu proses penyakit demam sebagai akibat adanya
mikroorganisme atau produk beracun yang dihasilkan
mikroorganisme tersebut ke dalam sistem peredaran darah
98
99
2. Embolisme Udara
Sumbatan yang disebabkan oleh udara yang masuk ke
vena
udara yang masuk ke vena sentral, yang dengan cepat
terjebak dalam darah dan mengikuti aliran darah
Dapat menjadi fatal jika terinfus lebih dari 20 mL
Pencegahan adalah kunci terpenting
100
101
102
103
105
4. Speed Shock
terjadi ketika bahan asing (biasanya obat) dengan cepat
dimasukkan ke dalam sirkulasi
Bila obat diberikan terlalu cepat, dapat menyebabkan
berbagai komplikasi antara lain: hipotensi, kolaps,
bradikardi, dan kesulitan pernafasan (respiratory
difficulties).
106
Pusing
Sakit kepala
Rasa sesak pada bagian dada
Hipotensi
Denyut nadi yang tidak teratur
Shock
107
5. Catheter Embolism
Bagian dari kateter rusak dan berjalan mengikuti sistem
vaskular
108
109
110
OSMOLARITY
OSMOTIC ACTIVITY
Aktivitas Osmotik dimana suatu larutan,
biasanya dengan kandungan mineral yang rendah
berpindah melewati membran semipermeabel
bertujuan untuk melarutkan konsentrasi larutan di
bagian lain, yang biasanya mengandung
kandungan mineral/konduktivitas yang lebih
tinggi.
Osmoles dan milliosmoles untuk
mendeskripsikan konsentrasi partikel yang
terkandung dalam suatu larutan.
CONTOH OSMOLARITY VS
OSMOLALITY
OSMOLARITY
Osmolaritas merupakan jumlah
milliosmol/liter (mOsm/L) dari suatu larutan.
Merupakan konsentrasi suatu larutan
osmotik. perhitungan umum yang
digunakan dalam setting klinis untuk
aktivitas osmotik.
Contoh: Osmolaritas plasma dan cairan
tubuh yang lain: 270 300 mOsm/L
TIPE CAIRAN
Cairan Hipotonik
Cairan Hipotonik akan menyebabkan air
berpindah ke dalam sel dan menyebabkan
sel menjadi bengkak dan kemungkinan
pecah.
Apabila osmolaritas suatu larutan yang
dihitung sangat hipotonik, dengan kata lain
< 154 mOsmol/L tidak boleh diberikan
melalui rute iv, karena dapat menyebabkan
sel darah merah membengkak dan pecah.
Cairan Hipertonik
Cairan Hipertonik menyebabkan air dalam
sel bergerak keluar menuju kompartemen
cairan ekstraseluler dan menyebabkan sel
menjadi mengkerut.
Apabila osmolaritas suatu larutan yang
dihitung sangat hipertonik, dengan kata lain
> 600 mOsmol/L harus diberikan melalui
central venous catheter. Namun dalam
kondisi emergency klinis, dapat digunakan
vena perifer yang besar.
Peripheral System
PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
Mol
Mol = berat molekul (massa atom ion)
NaCl = Na+ dan ClNa = 23; Cl = 35,5
1 mol NaCl mengandung 58,5 gram
NaCl.
1 mol KCl mengandung 74,5 gram KCl.
1 mol = 1000 milimol
Molaritas
Berat molekul solute dalam 1000 ml solvent
(mol/L).
Molalitas
Berat molekul solute dalam 1000 kg solvent
(mol/kg).
NaCl
1 Molaritas = 58,5 gram NaCl dalam 1000 ml air
(pelarut).
1 Molalitas = 58,5 gram NaCl dalam 1000 kg
(pelarut).
Osmol
Konsentrasi osmotik partikel aktif dalam larutan (jumlah ion
yang terdisosiasi).
NaCl = 2 osmol (Na+ dan Cl-)
Glukose dan albumin tidak terdisosiasi ( 1 osmol).
Osmolaritas
Konsentrasi suatu larutan dalam 1 liter pelarut.
Osmolaritas = molar x jumlah ion yang terdisosiasi (osmol/L).
Osmolalitas
Konsentrasi suatu larutan dalam 1 kg pelarut.
Osmolalitas = molal x jumlah ion yang terdisosiasi (osmol/kg).
Cairan Infus
Jenis Infus
Sediaan
Osmolaritas
NaCl 0,9%
500 ml
308 mOsm/L
NaCl 0,45%
500 ml
153 mOsm/L
Ringer Laktat
500 ml
278 mOsm/L
Dektrose 5%
500 ml
270 mOsm/L
Dekstrose 10%
500 ml
555 mOsm/L
D 2,5 NS
500 ml
280 mOsm/L
D 5 NS
500 ml
406 mOsm/L
D 10 1/5 NS
500 ml
616,5 mOsm/L
Asering
500 ml
273,4 mOsm/L
KAEN 3B
500 ml
290 mOsm/L
Cairan Khusus
Jenis Cairan
Sediaan
Osmolaritas
KCl
25 ml
2000 mOsm/ml
NaCl 3%
500 ml
1026 mOsm/L
Na bicarbonate 8,4%
25 ml
2000 mOsm/ml
MgSO4 20%
25 ml
1623 mOsm/L
MgSO4 40%
25 ml
3246 mOsm/L
Manitol 20%
1098 mOsm/L
Sediaan
Osmolaritas
Aminofusin L 600
500 ml
110 mOsm/L
Aminosteril infant 6%
100 ml
531 mOsm/L
Aminovel 600
500 ml
1160 mOsm/L
Aminoleban
500 ml
768 mOsm/L
HAES Steril 6%
500 ml
308 mOsm/L
Lipofundin 20%
1000 ml
380 mOsm/L
Tetraspan 6%
500 ml
296 mOsm/L
1250 ml
920 mOsm/L
FimaHES 200
500 ml
280 mOsm/L
PERHITUNGAN OSMOLARITAS
CONTOH PERHITUNGAN
Contoh Perhitungan
IV infusion
component
Volume (L)
(A)
NaCl 0,9%
0,06
KCl
0,04
Osmolaritas
(Osm/L) (B)
Total
AxB
Contoh Perhitungan
IV infusion
component
Volume (L)
(A)
Osmolaritas
(Osm/L) (B)
AxB
NaCl 0,9%
0,06
0,308
0,01848
KCl
0,04
0,08
Total
0,1
0,09848
Contoh Perhitungan
IV infusion
component
Volume (L)
(A)
NaCl 0,9%
0,5
Osmolaritas
(Osm/L) (B)
AxB
KCl
0,025
Total
Osmolaritas dari campuran
tersebut
= ? mOsm/L
Contoh Perhitungan
IV infusion
component
Volume (L)
(A)
Osmolaritas
(Osm/L) (B)
AxB
NaCl 0,9%
0,5
0,308
0,154
0,025
0,05
KCl
Total
0,525
0,204
= 0,204/0,525 x 1000
= 388 mOsm/L
APLIKASI PELAYANAN
IV THERAPY DI RUMAH SAKIT
4.
5.
Pengecekan kompatibilitas
menggunakan literatur,
database
sumber informasi dan
pelayanan.
REFERENSI
Erstad BL. Osmolarity and Osmolality:
narrowing the terminology gap.
Pharmacotherapy 2003;23(9):1085-1086
Phillips LD. IV therapy notes: nurses
pharmacology therapy guide. 2005. F.A
Davis Company. Philadelphia PA.
Lawrence A. Trissel. Handbook of Injectable
Drugs. 16 th Edition. 2011.
REFERENSI
Steve M. Intravenous therapy. 2003. Availabe
at
http://www.touchbriefings.com/pdf/14/ACF7977.PDF
144
CHECK IT FIRST.
THANK YOU