Anda di halaman 1dari 11

PATOFISIOLOGI

Cairan eksudat dan transudat


KELOMPOK 4
 MUH.FARHANT RUKSANAN

 VIVIN

 HILDA

 RISKA AULIA

 PUTRI ANNISA

 DELLA NURWIANSYAH ODE

 RISMAWATI

 DEBI YULIANITA

 CITRA AYU

 DIAN PERMATA SUSILO


Definisi
 Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang
terjadi hanya sebagai akibat tekanan hidrostatik atau
turunnya protein plasma intravascular yang meningkat
(tidak disebabkan proses peradangan/inflamasi)
 Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan
berat jenis tinggi (diatas 1.020) dan seringkali
mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih
yang melakukan emigrasi. Cairan ini tertimbun sebagai
akibat permeabilitas vascular (yang memungkinkan
protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas),
bertambahnya tekanan hidrostatik intravascular sebagai
akibat aliran lokal yang meningkat pula dan serentetan
peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya.
Penyebab
Menurut asalnya cairan yang terkumpul dalam rongga pleura
ada dua yaitu: berasal dari paru sendiri yang disebut eksudat
dan cairan yang berasal dari luar paru yang disebut transudat.
Adapun penyebab  adanya cairan eksudat antara lain :
 a. Infeksi : Tuberkolosa Pneumonia

 b. Tumor
 c. Infark Paru
 Sedangkan penyebab adanya cairan transudat antara lain :
 a) Kegagalan jantung kognetif

 b) Asites
 c) Vena kava superior Syndrom

 d) Tumor
Diagnosa
 pemeriksaan makroskopis
 pemeriksaan mikroskopis
 pemeriksaan kimia
 pemeriksaan bakterioskopi
 pemeriksaan makroskopis
1. Jumlah cairan
2. Warna
3. Kejernihan
4. Bau
5. Berat jenis
6. Bekuan
 pemeriksaan mikroskopis
Menghitung jumlah sel dalam cairan eksudat atau transudat tidak
selalu mendatangkan manfaat.
Jikalau diperkirakan akan terjadi bekuan, perlulah cairan setelah
pungsi dicampur dengan antikoagulans, umpamanya larutan Na
citrate 20% untuk tiap 1 ml cairan dipakai 0,01 ml larutan citrate
itu.
Sel yang dihitung biasanya hanya leukosit (bersama sel-sel berinti
lain seperti sel mesotel, sel plasma, dsb) saja, menghitung jumlah
eritrosit jarang sekali dilakukan karena tidak bermakna.
 pemeriksaan kimia
Pemeriksaan kimia biasanya dibatasi saja kepada
kadar glukosa dan protein dalam cairan itu. Alasannya
ialah cairan rongga dalam keadaan normal
mempunyai susunan yag praktis serupa dengan
susunan plasma darah tanpa albumin dan globulin-
globulin. Transudat mempunyai kadar glukosa sama
seperti plasma, sedangakan exudat itu megandung
banyak leukosit.
Protein dalam transudat dan exudat praktis hanya
fibrinogen saja, dalam transudat kadar fibrinogen
rendah, yakni antara 300-400 mg/dl dan dalam
exudat kadar protein itu 4-6 gr/dl atau lebih tinggi
lagi.
 pemeriksaan bakterioskopi
Pakailah sediaan seperti dibuat untuk
menghitung jenis sel dan pulaslah menurut
Gram dan menurut Zeihl-Neelsen.
Kalau akan mencari fungsi, letakkan satu tetes
sediment atau bahan ke atas kaca objek dan
campurlah dengan sama banyak larutan KOH
atau NaOH 10%. Tutup dengan kaca penutup,
biarkan selam 20 menit, kemudian periksalah
dengan mikroskop.
Komplikasi
Komplikasi Thoracentesis diagnostik termasuk rasa
sakit pada wilayah punksi, perdarahan dalam kulit,
pneumotoraks, empiema, dan limpa / tusuk
hati.Pneumotoraks terjadi sekitar 12-30%
dari thoracentesis.Penggunaan jarum yang lebih besar
dari 20 meningkatkan risiko
pneumotoraks tersebut.Selain itu, penyakit paru
obstruktif kronik atau fibrosis meningkatkan
risiko pneumotoraks.
Pencegahan
 Pola aktivitas dan latihan
Klien biasanya terjadi keterabatasan aktivitas karena sesak.
 Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.

Kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, kebiasaan


berolahraga.
 Pola nutrisi dan metabolisme

Klien biasanya mengalami penurunan nafsu makan.


 Pola eliminasi

Biasanya klien tidak mengalami gangguan pola eliminasi


 Pola istirahat dan tidur

Biasnya klien mengalami gangguan pola istirahat


 Pola sensori dan kognitif
Biasanya klien tidak mengalami gangguan panca
indera
 Pola hubungan peran
Meliputi hubungan pasien dengan keluarga dan
masyarakat sekitar

Anda mungkin juga menyukai