ISSN 2085-3548
ABSTRACT
Thickness of the concrete should be monitored and controlled by way of checking on any
concrete slump. Slump value is used as a guide precision of the amount of water use in conjunction
with water cement factor to be achieved. Value of the strength and durability of concrete is a
function of many factors, including the mixed appeal, quality of materials, methods of
implementation of the casting, finishing execution, the temperature . From the results of laboratory
studies to achieve the specific gravity of 2.727 t/m3 Tenggarong sand, coarse aggregate / crushed
stone protruding by 2.73 t/m3, and coarse aggregate / crushed stone from Hammers of 2.766 t/m3.
And for the water content of fine aggregate / sand from Tenggarong at 1.511%, moisture content of
coarse aggregate / crushed stone from protruding by 1.265%, and moisture content of coarse
aggregate of Hammer of 1.135%. And for the aggregate abrasion value of coarse / rock protruding
from the rupture of 26.74%, and for coarse aggregate / crushed stone from Hammers of 26.2%.
From the results of laboratory research and testing after the test object from each of the
quality of concrete as a quality control of concrete quality inspection and quality of the
concrete implementation of quality criteria.
Key words: value of compressive strength of concrete, concrete age.
PENDAHULUAN
Material sangat menentukan dalam
suatu pekerjaan konstruksi dan untuk
memenuhi kontruksi tersebut mutu beton
harus sesuai dengan spesifikasi. Untuk
membuat campuran beton bermutu tinggi,
harus
dibuat
percobaan-percobaan
di
laboratorium dan perhitungan-perhitungan
berdasarkan sifat fisik materialnya. Material
yang
bermutu
rendah
tidak
dapat
menghasilkan beton yang bermutu tinggi dan
perbandingan air semen yang tidak seimbang
dapat menyebabkan rendahnya mutu beton.
Untuk mendapatkan hasil adukan beton yang
baik tidak hanya dituntut campuran beton
yang tepat saja, tetapi juga dituntut
homogenitas dari hasil mencampur spesi
beton, serta pengetahuan untuk memadatkan
dalam acuan. Untuk membuat rancangan
56
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi
Penelitian dilaksanakan selama 4
bulan yang bertempat di laborotorium Balai
Pengujian dan Peralatan PU Provinsi
Kalimantan Timur di Samarinda
Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian ini meliputi: studi
pustaka, observasi, pengambilan contoh
agregat halus/pasir Tenggarong, agregat
kasar/batu pecah Jongkang, dan agregat
kasar/batu pecah Palu, pengujian bahan di
laboratorium, pengumpulan dan analisis data,
pembuatan laporan.
Bahan dan alat
Jenis dan sumber bahan : bahan-bahan
yang digunakan adalah, agregat halus/pasir
merupakan batu halus alami berasal dari
Tenggarong, agregat kasar/batupecah berasal
dari Jongkang dan Palu, dan semen type I
produksi
Tonasa.
Pengujian
bahan
dilaksanakan
di
laboratorium
untuk
mendapatkan kualitas yang memenuhi
spesifikasi. Jenis pengujian bahan untuk
agregat
kasar/batupecah: abrasi/keausan
agregat kasar, penyerapan air, berat jenis,
kadar air, dan pengujian bahan untuk agregat
halus/pasir : penyerapan air, berat jenis, dan
kadar air. Dan pemeriksaan batas gradasi
agregat
gabungan.
Peralatan,
untuk
memeriksa mutu agregat digunakan alat uji
pemeriksaan dengan mesin Los Angeles,
saringan standar (pengujian gradasi agregat),
alat pengering agregat(oven) dan timbangan.
Alat kuat tekan beton digunakan untuk
pengetesan benda uji terhadap kuat tekan
beton (Strength). Dan peralatan benda uji
lainnya untuk pembuatan benda uji campuran
beton adalah cetakan benda uji berbentuk
kubus ukuran 15 x 15 x 15, palu pemadat,
vibrator, mesin Molen, timbangan, oven,
panci, dan slump test.
ISSN 2085-3548
Rancangan penelitian
A.Pembuatan benda uji
Untuk membuat benda uji campuran
beton diperlukan bahan dari agregat
kasar/batu pecah, agregat halus/pasir, semen
dan air dengan perbandingan sesuai dengan
rancangan campuran dimasukkan ke dalam
mesin pengaduk, kemudian mesin pengaduk
dijalankan. Dari mesin pengaduk beton segar
dibuat slump beton, yang berupa kerucut
dengan diameter bagian bawah 20 cm, bagian
atas 10 cm, dan tinggi 30 cm. Bagian atas dan
bawah terbuka, beton segar dimasukkan
dalam cetakan slump dalam tiga lapis berisi
kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak
25 tusukan secara merata. Setelah selesai
pemadatan permukaan benda uji diratakan
dengan tongkat, kemudian cetakan diangkat
perlahan-lahan tegak lurus ke atas, setelah itu
cetakan diletakkan di samping benda uji
kemudian nilai slump di ukur dengan
menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan
tinggi rata-rata dari benda uji.
Untuk membuat benda uji, cetakan
kubus ukuran 15 x 15 x 15 diisi adukan beton
dalam tiga lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan
dengan 25 x tusukan secara merata pada
lapisan pertama, kedua, dan ketiga, Setelah
dipadatkan permukaan beton diratakan
kemudian beton dibiarkan dalam cetakan
selama 24 jam. Setelah 24 jam, cetakan benda
uji dibuka, kemudian benda uji direndam
dalam bak perendaman berisi air yang
memenuhi persyaratan untuk perawatan.
Untuk pengujian benda uji yang direndam
dalam bak perendaman diambil kemudian
dibersihkan dari kotoran yang menempel
dengan kain lembab, kemudian benda uji
ditimbang beratnya, dan siap diperiksa. Benda
uji diletakkan pada mesin kuat tekan beton,
dan mesin dijalankan, kemudian beban
maksimum yang terjadi dicatat selama
pemeriksaan
benda
uji.
57
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012
ISSN 2085-3548
Mutu
beton
K225
K250
K275
K300
K225
K250
K275
K300
K225
K250
K275
K300
Palu (%)
64
64
64
64
28
28
28
28
Agregat
halus/pasir
Tenggarong (%)
30
30
30
30
36
36
36
36
30
30
30
30
Jumlah benda
uji (buah)
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
240
58
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012
ISSN 2085-3548
Agregat halus/pasir
dari Tenggarong
(30%) dan agregat
kasar/batu pecah dari
Jongkang (70%)
K225
K250
K275
K300
Agregat halus/pasir
dari Tenggarong
(36%) dan agregat
kasar/batu pecah dari
Palu (64%)
K225
K250
K275
K300
0,6
0,57
0,55
0,53
118,05
132,41
219,62
262,08
209,55
215,39
275,37
275,37
230,97
233,19
326,44
307,57
243,17
254,26
333,11
329,77
250,93
259,82
344,22
344,22
Agregat halus/pasir
Tenggarong(30%)
dan agregat kasar
/batu pecah dari
Jongkang(42%)
agregat kasar/batu
pecah dari Palu
(28%)
K225
K250
K275
K300
0,6
0,57
0,55
0,53
131,33
132,41
226,49
263,19
215,09
220,76
287,71
278,71
233,19
237,63
328,66
328,66
239,85
256,53
335,33
335,33
254,11
259,86
336,44
336,44
No Kombinasi gabungan
agregat
Mutu
beton
28
246,49
259,82
337,55
341,99
59
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012
ISSN 2085-3548
400
350
300
250
200
150
100
50
0
K225
K250
K275
K300
3 hari
7 hari
14 hari
21 hari
28 hari
Hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agragat halus/pasir
dari Tenggarong dan agregat kasar dari Jongkang
Gambar 1.
400
350
300
250
200
150
100
50
0
K225
K250
K275
K300
3 hari
7 hari
14 hari
21 hari
28 hari
Gambar 2.
Hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agragat halus/pasir
dari Tenggarong dan agregat kasar dari Palu
60
ISSN 2085-3548
400
350
300
250
200
150
100
50
0
K225
K250
K275
K300
3 hari
7 hari
14 hari
21 hari
28 hari
Gambar 3. Hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agragat halus/pasir
dari Tenggarong dan agregat kasar dari Palu dan Jongkang
61
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012
ISSN 2085-3548
DAFTAR PUSTAKA
Subekti,A , 1995 .Teknologi Beton Dalam
Praktek . Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Sipil ITS Surabaya
Amirsyah , 1990 Pedoman Pelaksanaan
Pratikum di Laboratorium Struktur dan
Bahan . Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan ITB
Bandung .
Anonim , 1990 . Metode Analisa Saringan
Agregat Kasar dan Agregat Halus . SNI
03 1969 1990 . Departemen
Pekerjaan Umum Jakarta
Anonim , 1990 . Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton , SNI 03 1974 1990
Departemen Pekerjaan Umum . Jakarta
Anonim, 2000. Departemen Pekerjaan Umum
, Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal , SNI 03
2834 2000
Dipahusodo,I, 1999. Struktur Beton Bertulang
, Berdasarkan SK SNI T 15 1991
03 . Departemen Pekerjaan Umum.
PT.Gramedia Pustaka Utama , Jakarta
Kusuma,G,1993. Dasar dasar Perencanaan
Beton Bertulang . Erlangga Surabaya.