Anda di halaman 1dari 21

MAJELIS TUA-TUA KAMPUNG

(MTK)
Oleh :
Drs. E. S. SALINDEHO,M.Si
KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA
KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO

DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72


TAHUN 2005 TENTANG DESA

MAJELIS TUA-TUA KAMPUNG


(MTK)

Kapitalau dilarang merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota


Majelis Tua Tua Kampung, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan
perundangan-undangan;
(Pasal 29 ayat i)

Majelis Tua Tua Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis. (Pasal 1 ayat 4)

Kapitalau memberikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan


secara tertulis kepada Majelis Tua Tua Kampung setiap akhir tahun
anggaran; dan
(Pasal 27 ayat c)

Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara Majelis Tua Tua Kampung, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat
yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati
hal yang bersifat strategis.
(Pasal 1 ayat 5)

Majelis Tua Tua Kampung memberitahukan kepada Kapitalau mengenai


akan berakhirnya masa jabatan Kapitalau secara tertulis 6 (enam) bulan
sebelum masa jabatannya berakhir. (Pasal 32 ayat 1)

Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Majelis Tua Tua
Kampung (Pasal 1 ayat 7)
Desa dapat berubah status menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa
Pemerintah Desa dan Majelis Tua Tua Kampung melalui Musyawarah Desa
dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat Desa.
(Pasal 11 ayat 1)

Majelis Tua Tua Kampung membentuk panitia pemilihan Kepala Desa.


(Pasal 32 ayat 2)

FUNGSI MTK
Membahas dan menyepakati Rancangan

Peraturan Desa bersama Kapitalau;


Menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat Desa; dan
Melakukan pengawasan kinerja Kapitalau.
4

KEANGGOTAAN MTK

Anggota MTK merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan


keterwakilan wilayah yang pengisiannya dilakukan secara
demokratis.

Masa keanggotaan MTK selama 6 (enam) tahun terhitung sejak


tanggal pengucapan sumpah/janji.

Anggota MTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih


untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara
berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.

Peresmian anggota MTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditetapkan dengan keputusan Bupati.

Pasal 60

Majelis Tua-tua Kampung


menyusun peraturan tata tertib
Majelis Tua-tua Kampung.
6

HAK MTK

1. Mengawasi dan meminta keterangan tentang


penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada
Pemerintah Desa;

2. Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan


Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa; dan

3. Mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan


fungsinya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
7

HAK ANGGOTA MTK

1.
2.
3.
4.
5.

Mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;


Mengajukan pertanyaan;
Menyampaikan usul dan/atau pendapat;
Memilih dan dipilih; dan
Mendapat tunjangan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa.
8

KEWAJIBAN MTK
1.

Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;

2. Melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam


penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

3.

Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi


masyarakat Desa;

4. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok,


dan/atau golongan;

5. Menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat Desa; dan
6. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
9

kemasyarakatan Desa.

LARANGAN BAGI MTK

1. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok


masyarakat Desa, dan mendiskriminasikan warga atau
golongan masyarakat Desa;

2. Melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, menerima uang,


barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi
keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

3. Menyalahgunakan wewenang;
4. Melanggar sumpah/janji jabatan;
5. Merangkap jabatan sebagai Kapitalau dan perangkat Desa;
10

LANJUTAN

6.

merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan


Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain
yang ditentukan dalam peraturan perundanganundangan;

7.
8.
9.

sebagai pelaksana proyek Desa;


menjadi pengurus partai politik; dan/atau
menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi
terlarang.

11

MEKANISME MUSYAWARAH

1. musyawarah MTK dipimpin oleh pimpinan MTK;


2. musyawarah MTK dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota
MTK;

3. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara


musyawarah guna mencapai mufakat;

4. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai,


pengambilan keputusan dilakukan dengan cara
pemungutan suara;

12

LANJUTAN

5.

pemungutan suara sebagaimana dimaksud


dalam huruf d dinyatakan sah apabila disetujui
oleh paling sedikit (satu perdua) ditambah 1
(satu) dari jumlah anggota MTK yang hadir; dan

6.

f. hasil musyawarah MTK ditetapkan dengan


keputusan MTK dan dilampiri notulen
musyawarah yang dibuat oleh sekretaris MTK.
13

Pemilihan Kepala Desa


Pasal 31
(1) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten/Kota.
(2) Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
secara serentak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan Kepala Desa serentak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Pasal 32
(1) Badan Permusyawaratan Desa memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya
masa jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum masa jabatannya berakhir.
(2) Badan Permusyawaratan Desa membentuk panitia pemilihan Kepala Desa.
(3) Panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat mandiri dan tidak
memihak.
(4) Panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas unsur perangkat
Desa, lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat Desa.

14

Masa Jabatan Kepala Desa


Pasal 39

1) Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak


tanggal pelantikan.

2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjabat paling
banyak 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara
berturut-turut.

15

Perangkat Desa
Perangkat Desa terdiri atas:
a. sekretariat Desa;
b. pelaksana kewilayahan; dan
c. pelaksana teknis.

Pasal 49

1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 bertugas membantu Kepala Desa
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.

2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Kepala Desa setelah
dikonsultasikan dengan Camat atas nama Bupati/Walikota.

3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
16

Lanjutan
Pasal 50

1)Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diangkat dari


warga Desa yang memenuhi persyaratan:
a. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat;
b. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;
c. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling kurang 1 (satu) tahun
sebelum pendaftaran; dan
d. syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

2)Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat Desa sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50 ayat (1) diatur dalam Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah.
17

Peraturan Desa
Pasal 69

1)
2)

Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan Desa, peraturan bersama Kepala Desa, dan peraturan Kepala Desa.

3)
4)

Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

5)

Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diserahkan oleh Bupati/Walikota paling lama 20 (dua puluh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan tersebut oleh Bupati/Walikota.

6)

Dalam hal Bupati/Walikota telah memberikan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Kepala Desa wajib
memperbaikinya.

7)
8)

Kepala Desa diberi waktu paling lama 20 (dua puluh) hari sejak diterimanya hasil evaluasi untuk melakukan koreksi.

Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.

Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah
Desa harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa.

Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Peraturan
Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.

9) Rancangan Peraturan Desa wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Desa.


10) Masyarakat Desa berhak memberikan masukan terhadap Rancangan Peraturan Desa.
11) Peraturan Desa dan peraturan Kepala Desa diundangkan dalam Lembaran Desa dan Berita Desa oleh sekretaris Desa.
12) Dalam pelaksanaan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa
sebagai aturan pelaksanaannya.
18

Pertanggungjawaban
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26, Kepala Desa wajib:

1) Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir tahun anggaran


kepada bupati/walikota;

2) Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa pada akhir masa jabatan


kepada bupati/walikota;

3) Memberikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada


badan permusyawaratan desa setiap akhir tahun anggaran; dan

4) Memberikan dan/atau menyebarkan informasi penyelenggaraan pemerintahan secara


tertulis kepada masyarakat desa setiap akhir tahun anggaran.
19

Majelis Tua Tua Kampung

Mekanisme Musyawarah

Fungsi MTK
Keanggotaan MTK

Pertanggungjawaban

Peraturan Desa

Hak MTK
Hak Anggota MTK

Kepala Desa

Larangan

Pasal 60

Pemilihan Kepala Desa

Perangkat Desa

Masa Jabatan Kepala


Desa

20

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai