dari bagfilter di transfer kedalam silo. Disebut close loop karena aliran udaranya berputar
terus dari cyclone kembali ke cyclone dan tidak ada udara yang diambil maupun keluar dari
sistem
tsb.
udara
yang
mengalir
berfungsi
sebagai
conveyor.
Dari gambar terlihat debu yang dikeluarkan dari bawah hopper bagfilter melalui rotary lock
(terlihat ada 4 buah) masuk kedalam ducting (warna hijau) kemudian di hisap oleh blower
selanjutnya masuk kedalam cyclone, dari cyclone debu akan jatuh kedalam silo melalui
rotary lock dibawah cyclone. Udara yang bersih keluar melalui bagian atas cyclone mengalir
kebawah
begitu
seterusnya
.
Bagaimana cara menghitungnya? apa saja yang diperlukan untuk menentukan besar ducting,
cyclone
dan
blower.
1.Tentukan
kapasitas
debu/material
yang
akan
ditransport
2.Dari
grafik
dibawah
ini
dapat
diketahui
diameter
dari
ducting.
bekerja bergantian dengan selang waktu 15 detik antara 1 solenoid dengan solenoid
berikutnya, lama membuka valve 0.2 detik. Setelah semua selenoid valve telah bekerja pada
compartement 1 maka akan pindah ke conpartement 2 dan seterusnya. Semua kontrol
menggunakan program PLC Omron. Pada gambar disamping ini tinggi filter adalah 3900mm
dia. 160mm, ukuran solenoid valve adalah dia.1.5" dengan menggunakan solenoid valve for
dust collector tekanan pulse jet 6~8 bar (solenoid valve khusus untuk Dust Collector).
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 19:33 0 comments
ah untuk transport debu kasar, halus atau untuk aliran udara saja. Sebagai contoh
kalau blower di tujukan untuk transport debu kasar maka digunakan open blade
blower. Selain dari pada itu perlu pertimbangan pula apakah debu bersifat korosif atau
abrasif. Kalau korosif tentu perlu memakai bahan stainless steel atau PVC, dan wear
resistant steel untuk debu2 yang bersifat abrasif. Untuk debu2 halus dapat digunakan
blade tertutup jenis radial tip atau backcurve blade jenis ini lebih effsien dibanding
open blade. Untuk aliran udara saja umumnya digunakan jenis blade sirroco seperti
yang digunakan pada AC. Blade/bilah jenis ini digunakan untukpemakaian pressure
rendah tetapi berkapasitas tinggi.
2. Sebelum menentukan blower tentukan terlebih dahulu kapasitas (m3/h atau CFM) dan
static pressure-nya, untuk menentukan ini telah dibahas pada posting perhitungan dust
collector. Bila hasil perhitungan didapat pressure loss yang tinggi >6000 pa
gunakanlah jenis high pressure blower, ciri khas blower jenis ini berbentuk ramping
dan tipis dengan perbandingn umumnya antara lubang inlet dan diameter impeller 0.5
Satu lagi jenis saringan udara/separator yang akan kita bahas disini adalah wet scrubber. Wet
scrubber digunakan untuk aplikasi debu : sangat higroskopis, gampang terbakar/explosive,
lembab, liquid aerosol, hasil gerinda metal, flue gas dari boiler.
Cara kerjanya : udara kotor masuk kedalam venturi dimana pada venturi dialirkan air
kedalamnya, karena mengecilnya diameter maka kecepatan udara melalui venturi meningkat
sede
mikan rupa sehingga, air yang mengalir
masuk terkena udara berkecepatan tinggi mengakibatkan terjadinya butiran2 air, pada bagian
ini (terutama pada bagian leher yang paling kecil diamaternya=throat) sebagian besar partikel
pollutant ditangkap. Seperti terlihat pada gambar setelah melalui venturi udara mengalir
kedalam tangki sehingga terjadi aliran cylonic dalam tangki. Aliran cyclonic akan
menimbulkan gaya centrifugal sehingga Air dan partikel yang tertangkap akan menempel
pada dinding dalam tangki kemudian mengalir ke bak air. Air dan partikel yang masuk
kedalam bak setelah melewati saringan dihisap kembali oleh pompa dialirkan menuju venturi
kembali, begitu seterusnya sampai air betul2 jenuh kemudian dikuras. Jumlah air yang
dialirkan kedalam venturi disarankan 40% ~ 50% dari berat udara yang masuk dalam kg.
Contoh : udara yang akan dihisap = 18000 m3/jam. (kerapatan udara = 1.2 kg/m3) maka
berat udara yang mengali adalah 18000 * 1,2 = 21600 kg/m3. Jumlah air adalah 40% * 21600
= 8640 kg/m3 air atau (1m3 air = 1000 kg) : 8640/1000 = 8.6 m3/jam air atau kapasitas
pompa.
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 09:27 8 comments
kedalam silo atau bagfilter, kerja sensor adalah mendeteksi adanya sinar infra merah yang
melewati ducting. Apabila ada debu yang terbakar melawati sensor maka sensor akan
mendeteksi dalam hitungan detik dan akan memerintahkan spray nozzle untuk menbuka dan
menyemprotkan air untuk memadamk
an serbuk yang terbakar sebelum memsauki ruang bagfilter atau silo. Nozzle maupun sensor
menggunakan power DC 24V yang dapat digerakkan oleh batere pada panel spark detector,
sehingga walaupun lampu mati spark detector tetap bekerja. Website :
http://www.safevent.dk/en/ dan http://www.grecon.de/
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 03:14 0 comments
Contoh:
Pada gambar kapasitas udara adalah 10000m3/h sedangkan static pressure adalah 3000 pa,
pada titik pertemuan dari dua garis (merah) terletak garis RPM (hitam) ikuti garis ini maka
RPM blower adalah 1800. Diatas titik pertemuan garis merah ini ada garis putus2 yaitu garis
power blower terlihat disitu adalah 15 kW. Berarti dengan menggunakan blower ini :
kapasitas 10000m3/h dan static pressure 3000pa, memerlukan power 15 kW dan RPM 1800.
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 03:23 1 comments
uas
filter?
contohnya
adalah
sbb
:
Pada posting sebelum ini di gunakan separator cyclone sebagai penyaring nya dengan
kapasitas 6212.18 m3/jam sekarang kita gantikan dengan bagfilter misalkan jenis debunya
adalah sebu kayu atau "sawdust" yang pada tabel disamping ini mempunyai Air to cloth
ratio sebesar 135 - 145. Bila konsentrasi debu banyak kita ambil nilai terkecil 135 yang
berarti luas filter adalah 6212.18 / 135 = 46 m2. Bila satu tabung filter berukuran dia. 160 x
panjang 2900mm (luas area 1.45m2) berarti kita membutuhkan +/- 32 buah tabung filter.
2.
Jenis
Debu
Jenis debu selain menentukan "Air to cloth Ratio" juga menentukan jenis filter yang
digunakan. Ada beberapa jenis filter yang biasa digunakan seperti polyester, polypropylene,
fiber glass (nomax) dll, klik disini untuk detailnya atau hal ini bisa dikonsulatasikan pada
supllier filter.
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 07:47 0 comments
1.
Bagian2
Bagfilter
Terdiri
dari
:
a. Housing Bagfilter; atau kotak tempat filter, seperti terlihat pada gambar 1 housing bagfilter
dibagi dalam 2 bagian yaitu bagian atas dimana ruang udara bersih, dan bagian bawah nya
ruang udara kotor. Letak filter adalah pada ruang udara kotor. Konstruksi dari housing harus
cukup kuat menahan tekanan udara (+), maupun negatif (-) /vakum. Dan kedap udara.
b.Filter ; umumnya filter berbentuk kantong silinder bagian atas lubang (untuk keluarnya
udara) dan pada bagian bawah tertututp (buntu). Diameter antara 120 s/d 200 mm umum
digunakan diameter 160 mm dengan jarak antara masing2 filter 200mm. Material filter terdiri
dari jenis polyester, polypropelene, fiberglass dll,- pemilihannya tergantung jenis debu dan
c.Filter cage; berbentuk keranjang/cage/frame terletak pada bagian dalam silinder filter
fungsinya adalah untuk menahan filter tetap mengembang sehingga udara dapa lewat
didalamnya. Filter cage ini terbuat dari material besi galvanis dia. 5-6mm.
d.Venturi ; lihat gambar 1 diatas venturi terletak pada bagian atas cage/filter (bagian
keluarnya udara dari silinder filter). Fungsinya adalah mengarahkan udara pulse jet
pembersih filter . Penggunaan venturi akan meningkatkan efektifitas pembersihan filter, bila
tanpa venturi tekanan compressor adalah 6-8 bar dengan venturi tekanan cukup 4-6 bar.
Material terbuat dari plat galvanis atau aluminium cor.
e.Solenoid Valve ; katup pembuka aliran compressed air kedalam kantong filter, untuk
membersihkan
filter
(GOYEN
solenoid
valve).
f.Header, diafragma dan nozzle; header adalah tabung penampung compressed air, diaragma
adalah pipa penghubung dari solenoid valve ukurannya sama dengan solenoid valve, nozzle
terbuat
dari
pipa
ukuran
dia.
12
mm/14
mm.
g.Rotary air lock; pada bagian bawah Housing berfungsi untuk pembuangan debu yang
tertampung pada hopper, walaupun tetap berputar tetapi udara tidak dapat masuk/keluar dari
dalam
Bagfilter
umumnya
degerakkan
oleh
gearbox/gearmotor.
2.
Cara
Kerja
Bagfilter
Seperti terlihat pada gambar 1 diatas udara kotor masuk melalui bagian kiri bawah bagfilter
kemudian masuk ke tabung filter dimana udara akan disaring, sebagian besar partikel debu
yang besar akan jatuh kedalam "hopper" sedangakan partikel yang kecil akan menempel pada
dinding filter. Setelah melalui filter udara akan mengalir keatas memasuki ruang udara bersih
dan
terus
keluar
melalui
outlet
bagian
kanan
atas.
Selama proses tsb diatas berlangsung dialkukan pembersihan filter, yang ada pada contoh
gambar 1 &2 diatas adalah menggunakan sistem "pulse jet cleaning", ada beberapa cara
memang yang umum dipakai untuk pembersihan bagfilter selain pulse jet yaitu, sistem shaker
(menggoyang filter), dan sistem Reverse air (Klik disini untuk melihat reverse air bagfilter).
Pada tulisan ini sistem yang diganakan adalah Pulse Jet. Pada gambar 2 disamping ini adalah
saat pembersihan filter solenoid valve pada lajur 1 membuka sesaat (gambar 3) sehingga
aliran
udara
bertekanan
mengalir
membersihkan filter2 pada lajur 1 selang beberapa saat 15-30 detik kemudian lajur 2
selanjutnya lajur 3 dst, kemudian kembali lagi ke lajur 1. Selang waktu membuka dari
solenoid valve diatur oleh alat "sequential timer". Klik disini untuk melihat foto2 Bagfilter.
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 17:38 1 comments
Labels: bagfilter
Disamping ini adalah gambar cyclone yang ada pada pabrik particle board. Cerobong udara
bersih keluar cyclone dipasang elbow untuk menghindari air hujan masuk. Material cyclone
adalah Mild Steel tebal 4mm.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam pembuatan cyclone agar berfungsi dengan baik
adalah :
1. Silinder cyclone baik bagian atas maupun bawah (kerucut) harus betul2 bulat / tidak oval.
2. Permukaan dalam cyclone harus rata betul tidak boleh ada bagian2 yang menonjol.
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 08:11 0 comments
Cyclone adalah salah satu dari jenis dust separator yang paling sederhana dan juga murah.
Cara kerjanya seperti terlihat pada gambar disamping ini : Gerakan pusaran (cyclonic) dari
aliran udara akan menyebabkan terjadinya gaya sentrifugal pada partikel debu, akibatnya
partikel debu akan terkumpul pada dinding cyclone dan selanjutnya jatuh melalui lubang
bawah, sedangkan udara yang berseih akan keluar mewlalui cerobong.
Bagaimana kita menantukan dimensi cyclone? dan berapa static pressurenya ?
Kecepatan didalam cyclone :
V = Q/(W*(D-De)/2) m/s .........(1)
Perbandingan proporsi ukuran cyclone adalah sbb.....(2)
Lc = 3*D
Lb= 1.6*D
Dd=0.25*D
S =0.9*D
H =0.6*D
W =0.18*D
Dari Rumus (1) dan (2) didapat :
D = (5.7*Q/V)^0.5
Dimana :
D= Diameter Cyclone (m)
Q=Kapasitas udara (m3/s)
V=Kecepatan udara didalam cyclone (m/s)
Static Pressure/Pressure loss Cyclone :
P= C * ((p*Q^2)/(2*De^2*W*H)) N/m2
Dimana :
P= Pressure Loss
p= kerapatan udara=1.185 (20 deg C)
De=Diameter cerobong cyclone (lihat gb)
W= lebar inlet cyclone (lihat gb)
H= tinggi inlet cyclone (lihat gb)
Contoh kasus :Kita ambil contoh dari posting sebelum ini dimana kapasitas udara pada line
ducting adalah 6212.18 m3/jam yang berarti kapasitas udara sebesar ini akan melewati
cyclone ini. Kisaran kecepata yang optimal melalui cyclone adalah 8-10 m/s. Berapa dimensi
cyclone yang dipakai untuk line ini?
D = (5.7*Q/V)^0.5
Q= 6212.18 m3/jam = 1.725 m3/s
V=9 m/s
Jadi :
D = 1.045 m = 1045 mm ~ 1100 mm
Dimensi Cyclone :
De=0.5*D = 0.5*1100 = 550 mm
Lc=3*D = 3*1100 = 3300 mm
Lb=1.6*D = 1.6*1100 = 1760 mm
Dd= 0.25*D = 0.25 *1100 = 275 mm
S = 0.9*D = 0.9 * 1100 = 990 mm
H = 0.6*D= 0.6 * 1100 = 660 mm
W = 0.18*D = 0.18*1100 = 198 mm
Selanjutnya adalah menentukan static pressure cylcone :
P= C * ((p*Q^2)/(2*De^2*W*H)) N/m2
p=1.185
De=550mm=0.55m
W=198mm=0.198m
H=660mm=0.66m
C=konstanta
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 09:12 1 comments
Labels: cyclone
Dibawah ini adalah gambar ducting line pada mesin cigarette maker dimana 1 mesin terdiri
dari ducting untuk menghisap debu dan ducting untuk transport tembakau ke mesin
Share
Posted by Wahyu Anggodo at 04:59 0 comments