Anda di halaman 1dari 2

TAJUK RENCANA

RINTISAN SEKOLAH BERSTANDARD INTERNASIONAL,


KAWASAN SEKOLAH BERSTANDARD INTERNASOMAL
Masalah ilmu SMP N 1 Sidikalang memang tak perlu diragukan lagi. Apalagi kreativitas
siswa dan guru-gurunya. Seakan sudah mencerminkan kesempurnaan SMP yang dulunya
adalah RSBI ini. Seakan sudah menjadi raja SMP di Dairi. Suatu kebanggaan untuk setiap
anak yang berhasil merebut satu kursi di sekolah ini.
Nama SMP ini barangkali tidak asing lagi di provinsi Sumatera Utara. Tidak kalah
tenarnya dengan sekolah Cina yang ada di ibukota provinsi. Bersaing sampai kancah
nasional pun sudah sering terjadi. Tapi bukanlah hal yang baru, bahwa kebersihan di sekolah
ini tidak pantas dengan embel-embel RSBInya. Bahkan tidak pantas dengan gelar SMP N 1
Sidikalang.
Masalah teori, salah seorang murid SMP ini bahkan sudah pernah menyabet gelar Duta
Sanitasi di ajang perlombaan tingkat nasional. Penyuluhan tentang kebersihan sudah amat
sering dilakukan. Daur ulang sampah sering dipraktekkan di hampir setiap kelas. Pentingnya
kebersihan sudah ditekankan dalam-dalam sejak beberapa tahun terakhir ini. Perlombaan
kebersihan dilakukan di setiap hari-hari besar nasional. Namun, tetap saja sejauh mata
memandang, sampah bertaburan dimana-mana.
Mungkin benar kata pepatah, Di mana ada yang baik, di situ ada yang jahat. Atau
seperti ucapan seorang guru Matematika SMP N 1 Sidikalang, Kalau ada yang ada, yang
tidak ada pun ada. Kalau ada murid yang kreatif mendaur ulang sampah, pasti ada pula
murid yang kelewat aktif membuang sampah sembarangan. Laci meja, lemari, pot bunga,
ember, parit, bahkan laci guru sudah menjadi pemukiman sampah yang sering dijumpai.
Seperti kata Pak SA, guru Geografi SMP N 1 Sidikalang, Siswa tidak lagi merasa memiliki.
Beralih dari masalah sampah , kita beralih ke masalah kamar mandi. Di SMP N 1
Sidikalang terdapat 6 kamar mandi siswa dan 2 kamar mandi guru. Enam sepertinya adalah
jumlah kamar mandi yang cukup untuk dipakai siswa SMP 1 yang berjumlah lebih dari 600
orang ini. Tapi kenyataan tetap tak bisa dipungkiri. Dari enam kamar mandi yang ada, tidak
ada satupun kamar mandi yang masih berfungsi dengan baik. Sementara kedua kamar
mandi guru terlihat bersih, dua kamar mandi ini menjadi sasaran empuk para siswa nakal
yang najis dengan kamar mandi siswa. Sementara siswa lainnya sebagian memaksakan diri
dengan kamar mandi yang ada, dan sebagian lagi sama sekali tidak menggunakannya. Miris,
memang.
Nasib bangunan baru yang memakan dana 1 milyar pun tak kalah menyedihkan,
pembangunnannya belum selesai tapi sudah mulai rusak. Kualitasnya berbanding terbalik
dengan biaya pembuatannya. Belum lagi masalah alat-alat sekolah seperti kursi, meja, dan
papantulis. Bolong disana-sini, coret moret disana-sini. Entah hasil dari tangan kreatif yang
kurang kerjaan atau hasil dari tangan jahil yang kurang diajar.
Dalam hal penyelesaian masalah, sekolah memang tidak hanya tinggal diam.
Pendidikan karakter telah ditanamkan dalam-dalam hampir setiap hari. Hukuman untuk yang
bersalah telah diberikan. Entah apa lagi yang bisa membuat siswa SMP N 1 disiplin dan
berhenti merusak sekolah itu. Hampir semua murid mengeluh tentang keadaan ini, namun
hampir semua juga yang memperparah keadaan dengan tingkah mereka. Kita berharap
semoga suatu hari nanti kepribadian murid-murid SMP 1 menjadi lebih baik lagi dan

mengusahakan yang terbaik untuk sekolahnya ini. Semoga suatu hari nanti SMP N 1 menjadi
tempat yang nyaman untuk menimba ilmu, layaknya seperti rumah kedua bagi warga
sekolah ini. Semoga saja.

Anda mungkin juga menyukai