100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
51 tayangan2 halaman
SMP Negeri 1 Sidikalang memiliki prestasi akademik yang baik namun fasilitas sekolah seperti kamar mandi dan bangunan baru sudah rusak. Siswa kurang menghargai fasilitas sekolahnya sehingga sampah sering dibuang sembarangan dan kamar mandi tidak terpakai dengan baik. Sekolah telah menerapkan pendidikan karakter dan hukuman bagi siswa yang merusak, namun masalah ini belum teratasi dengan baik.
SMP Negeri 1 Sidikalang memiliki prestasi akademik yang baik namun fasilitas sekolah seperti kamar mandi dan bangunan baru sudah rusak. Siswa kurang menghargai fasilitas sekolahnya sehingga sampah sering dibuang sembarangan dan kamar mandi tidak terpakai dengan baik. Sekolah telah menerapkan pendidikan karakter dan hukuman bagi siswa yang merusak, namun masalah ini belum teratasi dengan baik.
SMP Negeri 1 Sidikalang memiliki prestasi akademik yang baik namun fasilitas sekolah seperti kamar mandi dan bangunan baru sudah rusak. Siswa kurang menghargai fasilitas sekolahnya sehingga sampah sering dibuang sembarangan dan kamar mandi tidak terpakai dengan baik. Sekolah telah menerapkan pendidikan karakter dan hukuman bagi siswa yang merusak, namun masalah ini belum teratasi dengan baik.
KAWASAN SEKOLAH BERSTANDARD INTERNASOMAL Masalah ilmu SMP N 1 Sidikalang memang tak perlu diragukan lagi. Apalagi kreativitas siswa dan guru-gurunya. Seakan sudah mencerminkan kesempurnaan SMP yang dulunya adalah RSBI ini. Seakan sudah menjadi raja SMP di Dairi. Suatu kebanggaan untuk setiap anak yang berhasil merebut satu kursi di sekolah ini. Nama SMP ini barangkali tidak asing lagi di provinsi Sumatera Utara. Tidak kalah tenarnya dengan sekolah Cina yang ada di ibukota provinsi. Bersaing sampai kancah nasional pun sudah sering terjadi. Tapi bukanlah hal yang baru, bahwa kebersihan di sekolah ini tidak pantas dengan embel-embel RSBInya. Bahkan tidak pantas dengan gelar SMP N 1 Sidikalang. Masalah teori, salah seorang murid SMP ini bahkan sudah pernah menyabet gelar Duta Sanitasi di ajang perlombaan tingkat nasional. Penyuluhan tentang kebersihan sudah amat sering dilakukan. Daur ulang sampah sering dipraktekkan di hampir setiap kelas. Pentingnya kebersihan sudah ditekankan dalam-dalam sejak beberapa tahun terakhir ini. Perlombaan kebersihan dilakukan di setiap hari-hari besar nasional. Namun, tetap saja sejauh mata memandang, sampah bertaburan dimana-mana. Mungkin benar kata pepatah, Di mana ada yang baik, di situ ada yang jahat. Atau seperti ucapan seorang guru Matematika SMP N 1 Sidikalang, Kalau ada yang ada, yang tidak ada pun ada. Kalau ada murid yang kreatif mendaur ulang sampah, pasti ada pula murid yang kelewat aktif membuang sampah sembarangan. Laci meja, lemari, pot bunga, ember, parit, bahkan laci guru sudah menjadi pemukiman sampah yang sering dijumpai. Seperti kata Pak SA, guru Geografi SMP N 1 Sidikalang, Siswa tidak lagi merasa memiliki. Beralih dari masalah sampah , kita beralih ke masalah kamar mandi. Di SMP N 1 Sidikalang terdapat 6 kamar mandi siswa dan 2 kamar mandi guru. Enam sepertinya adalah jumlah kamar mandi yang cukup untuk dipakai siswa SMP 1 yang berjumlah lebih dari 600 orang ini. Tapi kenyataan tetap tak bisa dipungkiri. Dari enam kamar mandi yang ada, tidak ada satupun kamar mandi yang masih berfungsi dengan baik. Sementara kedua kamar mandi guru terlihat bersih, dua kamar mandi ini menjadi sasaran empuk para siswa nakal yang najis dengan kamar mandi siswa. Sementara siswa lainnya sebagian memaksakan diri dengan kamar mandi yang ada, dan sebagian lagi sama sekali tidak menggunakannya. Miris, memang. Nasib bangunan baru yang memakan dana 1 milyar pun tak kalah menyedihkan, pembangunnannya belum selesai tapi sudah mulai rusak. Kualitasnya berbanding terbalik dengan biaya pembuatannya. Belum lagi masalah alat-alat sekolah seperti kursi, meja, dan papantulis. Bolong disana-sini, coret moret disana-sini. Entah hasil dari tangan kreatif yang kurang kerjaan atau hasil dari tangan jahil yang kurang diajar. Dalam hal penyelesaian masalah, sekolah memang tidak hanya tinggal diam. Pendidikan karakter telah ditanamkan dalam-dalam hampir setiap hari. Hukuman untuk yang bersalah telah diberikan. Entah apa lagi yang bisa membuat siswa SMP N 1 disiplin dan berhenti merusak sekolah itu. Hampir semua murid mengeluh tentang keadaan ini, namun hampir semua juga yang memperparah keadaan dengan tingkah mereka. Kita berharap semoga suatu hari nanti kepribadian murid-murid SMP 1 menjadi lebih baik lagi dan
mengusahakan yang terbaik untuk sekolahnya ini. Semoga suatu hari nanti SMP N 1 menjadi tempat yang nyaman untuk menimba ilmu, layaknya seperti rumah kedua bagi warga sekolah ini. Semoga saja.