Oleh :
Nama
Nim
: 1212002
Jurusan
: Sistem Komputer
Keamanan Sistem;
Keamanan software penggunaan penyandian kriptografi maupun
steganografi .
2. Kriptografi: adalah seni menyandikan data, ada 2 proses yaitu: Enkripsi dan Dekripsi,
Enkripsi adalah program mengubah data asli menjadi data sandi. Dekripsi adalah proses
mengembalikan data sandi ke aslinya. Data hasil penyandian disebut Chiper Teks. Proses
Enkripsi dilakukan sebelum data dikirim, sedangkan merubah menjadi data asli dilakukan
setelah data dikirim.
3. Secure Socket Layer (SSL): pengiriman data melalui tranmisi yang disandikan atau
pengiriman data dengan cara menyandikan data. Hal ini dilakukan agar komputerkomputer yang berada pada pengiriman dan penerimaan data tidak dapat membaca isi
data.
integritas
pada
algoritma
Jadi kesimpulan dari Enkripsi adalah upaya untuk mengamankan data/informasi, meskipun
bukan merupakan satu-satunya cara untuk mengamankan data/informasi.
Keamanan Data Pada Komputer yang terhubung dengan sebuah jaringan Internet, akan
rawan terhadap penyusupan atau kejahatan dari luar. Jika seseorang bisa menyusup ke sebuah
komputer, maka orang tersebut dapat dengan mudahnya mengambil data-data yang tersimpan
pada komputer tersebut dan menggunakannya untuk keuntungan pribadi.
Ada dua bentuk aktivitas terhadap jaringan komputer, yaitu Hacking dan cracking.
Hacking adalah usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud mengeksplorasi ataupun
mencari kelemahan sistem jaringan secara ilegal.
Sedangkan cracking adalah usaha memasuki sebuah jaringan secara ilegal dengan maksud
mencuri, mengubah, atau menghancurkan file atau data yang disimpan di komputer-komputer
yang ada di jaringan tersebut. Pelaku hacking disebut hacker sedangkan pelaku cracking disebut
cracker.
Steganografi adalah ilmu pengetahuan dan seni dalam menyembunyikan komunikasi. Suatu
sistem steganografi sedemikian rupa menyembunyikan isi suatu data di dalam suatu sampul
media yang tidak dapat di duga oleh orang biasa sehingga tidak membangunkan suatu
kecurigaan kepada orang yang melihatnya, Gambar 1 adalah ilustrasi dasar dari konsep
steganografi. Di masa lalu, orang-orang menggunakan tato tersembunyi atau tinta tak terlihat
untuk menyampaikan isi steganografi. Sekarang, teknologi jaringan dan komputer menyediakan
cara easy-to-use jaringan komunikasi untuk steganografi. Proses penyembunyian informasi di
dalam suatu sistem steganografi dimulai dengan mengidentifikasi suatu sampul media yang
mempunyai bit berlebihan (yang dapat dimodifikasi tanpa menghancurkan integritas media).
Proses menyembunyikan (embedding) menciptakan suatu proses stego medium dengan cara
menggantikan bit yang berlebihan ini dengan data dari pesan yang tersembunyi (lihat Gambar 1).
Terdapat dua proses utama dalam steganografi digital yaitu penyisipan (Embedding/encoding)
dan penguraian (extraction/decoding) pesan.
Adapun hasil yang telah di uji dengan menggunakan aplikasi Stegonagrafi ini dapat dilihat
pada tabel 1 yang mencakup nama file, jenis format gambar, ukuran citra penampung, status
penyisipan dan ukuran dari semua citra yang sudah berhasil. Sebagaian citra tersebut ditampilkan
pada gambar 9 dan gambar 10.
Nama File
Data 1
Data 2
Data 3
Data 4
Data 5
Data 6
Jenis Format
JPG
JPG
JPG
JPG
JPG
JPG
Ukuran file
sebelumnya
19,3 Kb
16,5 Kb
95,3 Kb
32,3 Kb
75,5 Kb
121 Kb
Status penyisipan
Berhasil
Berhasil
Tidak Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Ukuran hasil
penyisipan
455 Kb
675 Kb
862 Kb
1,05 Mb
901 Kb
Citra Penampung
.JPG 121 Kb
.BMP 901 Kb
Berdasarkan hasil gambar 9 dan 10, sekilas tidak tampak perbedaan. Hal ini sesuai dengan
tujuan steganografi, yaitu menyisipkan (mengirimakan) data pada medium penyimpanan dengan
tujuan tidak menarik perhatian. Sehingga dari tahapan pengujian dapat disimpulkan bahwa
penggabungan steganografi teknik DCS dan Algoritma RC4 berhasil mencapai tujuan.
Proses penyembunyian atau steganografi mempunyai berbagai macam bentuk metode juga
implementasi program. Pada alamat website www.1ecs.com pada bagian steganography tools
(hidden message) terdapat sejumlah link untuk download software steganografi. Aplikasi yang
dibangun menggunakan gabungan antara steganografi teknik DCS dan Algoritma enkripsi RC4.
Teknik DCS merupakan suatu teknik steganografi yang menerapkan metode embedding data
dengan menggunakan LSB (Least Significant Bit). Penggunaan metode embedding data dengan
menggunakan LSB dilakukan dengan mempersiapkan suatu arus bit, kemudian menetapkan LSB
dari cover sesuai dengan nilai dari file kedua atau data yang akan dibawa. Jarak antara dua bit
tersembunyi yang berurutan menjadi banyaknya contoh dari metode ini dan dikendalikan dengan
suatu nilai acak, sendangkan algoritma RC4 digunakan untuk mengenkripsi pesan yang akan di
sisipkan ke citra, hal ini bertujuan agar pesan yang di sisipkan tidak mudah untuk di baca dan
terjaga kerahasiaan pesan yang di sisip.
Daftar Pustaka
[1]. Mike Y, Miftahul H, Prima K, Implementasi Algoritma Kriptografi RC4 pada Sistem
Keaman-an Jaringan Telepon, Proceeding of IES 2008, Surabaya, Januari 2010
[2]. Maulana, Ahmad M, Data Hiding Steganograph Pada File Image Menggunakan
Metode Least Significant Bit, PENS-ITS, Surabaya, 2009
[3]. Ohmacht, H. (2001). Stegano Project. Diakses pada 23 Februari 2004 dari
http://www.holger-ohmacht.de.
[4]. Popa, R. (1998). An Analysis of Steganographic Techniques. Journal of University
Politehnica Timisoara.
[5]. Provos, N., Honeyman, P. (2003). Hide and Seek: An Introduction to Steganography. IEEE
Computer Society.
[6]. Suhono, Supangkat, H., Juanda, K. (2000). Watermarking Sebagai Teknik Penyembunyian
Hak Cipta Pada Data Digital. Jurnal Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi
Bandung.