Anda di halaman 1dari 4

Ekonomi Pembelajaran ( Economies of Learning )

Kurva pengalaman didasarkan terutama pada learning by doing pada bagian dari individu dan organisasi.
Pengulangan mengembangakan keterampilan individual maupun rutinitas organisasi. Semakin kompleks suatu proses
ataupun produk, semakin besar potensi untuk belajar. Kurva belajar sangatlah curam pada fabrikasi semikonduktor.
Pembelajaran terjadi di tingkat individu melalui peningkatan ketangkasan dan pemecahan masalah, dan pada tingkat
kelompok melalui pengembangan dan penyempurnaan dari rutinitas organisasi.
Teknologi Proses dan Desain Proses
Untuk sebagian besar barang dan jasa, tersedia berbagai macam teknologi proses. Sebuah proses secara teknis
memiliki keunggulan dari yang lain ketika, untuk setiap unit output, menggunakan lebih sedikit input tanpa menggunakan
lebih banyak input yang lain. Pada suatu metode produksi yang menggunakan beberapa input lebih banyak tetapi kurang
pada input yang lain, maka biaya efisiensi tergantung pada harga relatif dari input.
Teknologi proses yang baru dapat mengurangi biaya secara radikal. Lini perakitan bergerak milik Ford dapat
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk merakit Model T dari 106 jam menjadi 6 jam antara tahun 1912 dan 1913.
Ketika inovasi proses diwujudkan dalam peralatan modal baru,dapat berpengaruh dengan sangat cepat. Namun,
manfaat penuh dari proses baru biasanya memerlukan perubahan sistem yang luas dalam desain pekerjaan, insentif
karyawan, desain produk, struktur organisasi dan kontrol manajemen. Peningkatan produktivitas terbesar dari proses
inovasi biasanya hasil dari perbaikan organisasi daripada inovasi teknologi dan perangkat keras baru.
Business Process Re-engineering (BPR) / Rekayasa Ulang Proses Bisnis
Selama tahun 1990-an, pengakuan bahwa desain ulang proses operasional bisa mencapai keuntungan
efisiensi yang besar merangsang gelombang kepentingan dalam alat manajemen baru yang disebut Business
Process Re-engineering (BPR). Michael Hammer dan James Champy mendefinisikan BPR sebagai pemikiran
ulang fundamental dan disain ulang radikal suatu proses bisnis untuk mencapai perbaikan dramatis dalam ukuran
kontemporer kinerja, seperti biaya, kualitas, pelayanan, dan kecepatan.
BPR menyadari bahwa proses operasional dan komersial meliputi perubahan tanpa arah yang konsisten
ataupun penilaian sistematis terhadap efisiensi dan efektivitas proses bisnis tersebut. Dengan teknologi informasi,
tantangannya adalah untuk mengotomasi proses yang telah ada. Kunci untuk melepaskan diri dari bagaimana
suatu proses dikelola sekarang dan bagaimana untuk memulai adalah dengan pertanyaan : Jika kita memulai
dari awal, bagaimana kita mendesain proses ini? Hammer dan Champy menunjukkan adanya kesamaan
(commonalities),recurring themes, atau karakteristik yang dapat membimbing dalam BPR. Hal ini termasuk :

Mengkombinasi beberapa pekerjaan


Mengijinkan pekerja untuk mengambil keputusan
Mengerjakan langkah-langkah suatu proses dengan teratur
Mengetahui bahwa proses memiliki berbagai versi dan mendesain proses untuk keadaan yang berbeda
Melakukan proses mana yang paling masuk akal.
Mengurangi pemeriksaan dan kontrol ke titik dimana pemeriksaan dan kontrol tersebut memilik nilai
ekonomi.
Meminimalkan rekonsiliasi.
Menunjuk seorang manager kasus untuk menyediakan satu titik kontak pada antarmuka antara proses.
Sentralisasi rekonsiliasi dengan desentralisasi dalam proses desain.

Walaupun memberikan manfaat dalam efisiensi, kualitas dan kecepatan dari proyek BPR, terdapat juga
banyak hasil yang mengecewakan. Salah satu hal yang disadari muncul dari BPR adalah sebagian besar bisnis
proses dari suatu perusahaan sangatlah kompleks. Untuk mendesain ulang, kita harus mengerti bisnis proses
tersebut. Process mapping exercises mengungkapkan bahwa bisnis proses yang tampaknya sangat sederhana
pun melibatkan sistem interaksi antara berbagai macam anggota organisasi yang kompleks.

Selama beberapa dekade, BPR telah berevolusi menjadi Business Process Management, di mana
penekanannya telah bergeser dari manajemen alur kerja ke aplikasi yang lebih luas dari teknologi informasi untuk
mendesain ulang dan peningkatan proses organisasi.
Desain Produk / Product Design
Desain untuk manufaktur dapat menawarkan penghematan biaya yang cukup besar, terutama bila dikaitkan
dengan pengenalan teknologi proses baru.
Pemanfaatan Kapasitas / Capacity Utilization
Dalam jangka pendek dan menengah, kapasitas pabrik lebih-atau-kurang tetap dan variasi terhadap output
menyebabkan pemanfaatan kapasitas naik atau turun. Pemanfaatan kapasitas yang kurang dapat menaikkan unit cost
karena biaya tetap menyebar ke unit produksi yang lebih sedikit.
Dalam industri siklis, kemampuan untuk menyesuaikan kapasitas dengan cepat terhadap penurunan permintaan
dapat menjadi sumber utama dari cost advantage.
Input Costs
Perusahaan dalam sebuah industri tidak perlu membayar harga yang sama untuk input yang identik. Terdapat
beberapa sumber input cost yang lebih rendah :

Locational differences in input prices


Ownership of low cost sources of supply
Nonunion labor
Bargaining power

Residual Efficiency
Dalam berbagai industri,the basic cost driversskala, teknologi,produk, dan proses desain,input costs, dan
pemanfaatan kapasitasgagal memberikan penjelasan secara penuh terhadap mengapa perusahaan dalam sebuah
industri memilliki unit costs yang lebih rendah dari para kompetitor. Efisiensi residual berhubungan dengan sejauh mana
pendekatan perusahaan terhadap batas efisiensi operasi optimalnya. Efisiensi residual bergantung pada kemampuan
perusahaan untuk mengurangi organizational slack atau X-inefficiencysurplus costs yang menjaga perusahaan pada
maximum-efficiency operation.
Menghilangkan kelebihan biaya mungkin diperlukan kejutan dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk
memberikan dorongan untuk membasmi inefisiensi yang dilembagakan. Dalam ketiadaan ancaman bagi kelangsungan
hidup perusahaan, tingkat efisiensi residual yang tinggi biasanya hasil dari sistem manajemen dan nilai-nilai perusahaan
yang tidak toleran terhadap biaya yang tidak perlu dan mengutamakan penghematan.
PENGGUNAAN VALUE CHAIN UNTUK ANALISIS COSTS
Menganalisis biaya membutuhkan pemisahan rantai nilai (value chain) perusahaan untuk mengidentifikasi :

Kepentingan relatif dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan total biaya.
Sumber biaya untuk setiap kegiatan dan efisiensi komparatif bagaimana perusahaan melakukan setiap kegiatan.
Bagaimana biaya dalam satu kegiatan saling mempengaruhi.
Kegiatan yang harus dilakukan dalam perusahaan dan kegiatan yang harus outsource.

Tahap Utama Analisis Value Chain


Analisis value chain posisi biaya perusahaan terdiri dari tahapan berikut :
1. Memisahkan perusahaan ke dalam aktifitas yang berbeda.
2. Menetapkan kepentingan relatif dari berbagai kegiatan dalam biaya total produk .
3. Mengidentifikasi sumber biaya (cost drivers).
4. Mengidentifikasi keterkaitan.
5. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi costs.

Using of value chain in cost analysis: an automobile manufacturer

Anda mungkin juga menyukai