Anda di halaman 1dari 2

Mahasiswa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah orang yang

belajar di perguruan tinggi, atau dengan kata lain merupakan suatu status bagi
seseorang yang tengah mengikuti atau menjalani proses pendidikan di suatu
institusi atau perguruan tinggi.
Mahasiswa unggul sesuai dengan visi
Departemen Pendidikan Nasional haruslah memiliki keseimbangan antara
kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetika, dan kinestetik. Sebagai
salah syarat dalam pendidikan karakter diperlukan sebuah keseimbangan dalam
peningkatan semua aspek kecerdasan.
Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan (SPKK) menjadi salah satu solusi akan
pentingnya mewujudkan mahasiswa yang unggul dan berkarakter di Fakultas
Kedokteran UNS. Dalam SPKK, dijabarkan tiga aspek kecerdasan yang
mendukung terpenuhinya kriteria mahasiswa yang unggul dan berkarakter,
ketiga aspek tersebut adalah hardskill, softskill, dan spiritual.
SPKK telah diberlakukan di Fakultas Kedokteran UNS semenjak tahun 2010
sebagai suatu inisiasi yang selanjutnya diperkuat dengan adanya Surat
Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Nomor :
1821/Un27.06/Km/2012.
Selama tiga tahun terakhir, sistem SPKK belum bisa berjalan dengan maksimal.
Karena budaya mahasiswa FK UNS belum terbiasa dengan aktif dalam kegiatan
kemahasiwaan. Padahal dengan aktif berorganisasi dalam kegiatan
kemahasiswaan menjadi salah satu cara melatih mahasiswa untuk meningkatkan
hardskill, softskill, dan spiritual mahasiswa tersebut sehingga nantinya criteria
mahasiswa unggul dan berkarakter dapat tercapai. Sehingga perlu dicari akar
masalah dari kurangnya motivasi bagi mahasiswa FK UNS untuk aktif mengikuti
kegiatan kemahasiswaan nonakademik sehingga system SPKK dapat berjalan
maksimal dan dapat tercapai mahasiswa FK UNS sebagai mahasiswa yang
unggul dan berkarakter.
Selain itu, salah satu penyebab lain dari kurang berjalannya system SPKK adalah
prosedur input SPKK yang dirasa masih kurang efektif dan efisien. Yaitu
dengan..sistem yang ditawarkan Departemen PSDM FK UNS sebagai Tim
Pelaksana SPKK pada dua angkatan pertama (angkatan 2010 dan 2011), Input
SPKK dilaksanakan secara manual, yakni dengan meng-input-kan kegiatankegiatan yang telah diikuti oleh mahasiswa dengan cara menuliskan seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan pada selembar KIS (Kartu Input SPKK).
Selanjutnya, kegiatan-kegiatan bersangkutan beserta poin per kegiatan akan
dicek ulang dan divalidasi oleh Tim Input SPKK masing-masing Prodi pada
periode waktu yang telah ditentukan (Periode Maret dan Periode Oktober di
setiap tahunnya). Selain membawa KIS, mahasiswa wajib membawaserta bukti
kegiatan resmi (baik berupa SK, Sertifikat, Piagam Penghargaan dan
sebagainya).
Selanjutnya ada perubahan sistem, setelah mengevaluasi keberjalanan SPKK di
dua tahun pertama. Pada tahun ketiga, diberlakukanlah SPKK semi-online. Kali ini
mahasiswa harus men-download file yang berisi semua kegiatan yang pernah
diselenggarakan oleh semua Ormawa di FK UNS, lalu mengirimkan ulang
kegiatan yang telah ditandai oleh mahasiswa yang bersangkutan via email ke
masing-masing Tim Input SPKK Prodi.
Keberlangsungan SPKK selama tiga tahun dengan dua sistem berbeda ini
tampaknya masih belum dirasa cukup efisien oleh mahasiswa, banyak

mahasiswa yang menunda untuk input dikarenakan sistem yang dianggap


menyusahkan. Selain itu beberapa mahasiswa bahkan memilih untuk tidak
mengikuti input SPKK sama sekali selama lima semester, menurut mereka SPKK
tidak mempunyai manfaat yang riil bagi dunia akademis di perkuliahan.
Menurut anda, Bagaimana cara meningkatkan motivasi mahasiswa agar lebih
aktif dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan sehingga tercapai tujuan
menjadikan mahasiswa FK UNS sebagai mahasiswa unggul dan berkarakter
melalui Program SPKK (mungkin perlu ditanya juga apa mereka punya ide untuk
mencapai mahasiswa unggul dan berkarakter selain dengan SPKK)? Sistem
seperti apakah yang dirasa efektif dan efisien untuk input SPKK?

Anda mungkin juga menyukai