Anda di halaman 1dari 24

STANDAR 2.

TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN DAN


PENJAMINAN MUTU

2.1 Tata Pamong


Tata pamong adalah suatu sistem yang dapat menjadikan kepemimpinan, sistem
pengelolaan dan penjaminan mutu berjalan secara efektif di dalam fakultas yang
mengelola program studi. Hal-hal yang menjadi fokus di dalam tata pamong termasuk
bagaimana kebijakan dan strategi disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan
terpilihnya pemimpin dan pengelola yang kredibel dan sistem penyelenggaraan program
studi secara kredibel, transparan, akuntabel, tanggung jawab dan menerapkan prinsip-
prinsip keadilan.
Organisasi dan sistem tata pamong yang baik (good governance) mencerminkan
kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab dan keadilan Fakultas dalam
mengelola program studi.

Uraikan secara ringkas sistem dan pelaksanaan tata pamong di Fakultas untuk memilih
pemimpin dan membangun sistem tata pamong yang kredibel, akuntabel, transparan,
bertanggung jawab dan adil.

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (FK UMI) telah memiliki struktur
organisasi yang cukup mapan. Kepemimpinan yang partisipatif dan kredibel, job
description yang jelas antar unit/bagian, koordinasi pelaksanaan kerja menjunjung tinggi
transparansi dalam pengelolaan lembaga, pengelolaan kelembagaan yang akuntabel dan
kultur checks and balances atau monitoring, merupakan ciri khas sistem pengelolaan
program studi pendidikan dokter yang telah berjalan selama ini. Di samping itu,
penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara adil dan koordinasi antara universitas,
fakultas, program studi maupun unit/bagian staf juga berjalan dengan baik.

Penyelenggaraan lembaga yang tersistem dan terorganisir dengan memenuhi pilar


kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil sangat mendukung
pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Kredibilitas

Kredibilitas FK UMI dapat dinilai dari tingginya kepercayaan masyarakat yang dapat
dilihat dari cukup tingginya rasio jumlah pendaftar calon mahasiswa baru dan mahasiswa
baru yang diterima dan besarnya cakupan variasi asal peminat ujian masuk perguruan
tinggi meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, hingga Jawa dan Sumatera pada
setiap tahunnya. Selain itu, kredibilitas juga dapat dinilai dari tingkat kelulusan first taker
dalam UKMPPD yang tinggi mencapai 89,7% pada tahun 2016. Berdasarkan laporan PN-
UKMPPD, kelulusan mahasiswa FK UMI pada tahun 2016 berada di atas rata-rata
kelulusan nasional dan bahkan pernah mencapai di atas rata-rata kelulusan peserta dari
institusi akreditasi A (CBT: November 2016, OSCE: Agustus dan November 2016).
Meningkatnya jumlah mitra sebagai pendukung atau penunjang fakultas yang berdasar
MoU, serta banyaknya lulusan FK UMI yang dipercaya untuk bekerja di berbagai institusi
kesehatan, institusi pendidikan, BUMN, dan pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia
juga menggambarkan kredibilitas FK UMI.
Kredibilitas ditunjukkan pada pemilihan pimpinan Fakultas, anggota senat wakil dosen
baik untuk senat fakultas maupun universitas, dan kepala unit/bagian. Pemilihan secara
transparan sehingga terpilih kader terbaik yang mempunyai kemampuan menduduki
jabatan baik di tingkat fakultas/ program studi/ unit/bagian. Contohnya pada pemungutan
suara oleh anggota dewan senat fakultas. Pada proses pemilihan ini diawali dengan
penjaringan calon dekan oleh panitia pemilihan. Selan1jutnya panitia melakukan seleksi
berkas. Calon dekan yang memenuhi persyaratan administrasi mempresentasikan visi dan
misinya di hadapan anggota senat fakultas dalam suatu rapat senat, yang menggambarkan
aspek kredibilitas pemilihan pemimpin. Selanjutnya anggota senat melakukan pemungutan
suara secara langsung umum bebas dan rahasia. Calon dekan yang mengumpulkan suara
terbanyak diajukan kepada Rektor untuk ditetapkan sebagai dekan. Mekanisme ini
menggambarkan unsur transparansi.

Transparansi

Transparansi berkaitan dengan pengambilan keputusan, keterbukaan dalam


mengemukaan informasi, baik dengan program kegiatan akademik maupun penganggaran.
Dekan dan para Wakil Dekan selaku pimpinan Fakultas, dalam pengambilan keputusan
secara kolegial didasarkan pada data dan informasi yang akurat dengan tetap
mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak sesuai prosedur yang berlaku.
Bukti transparansi dalam pengambilan keputusan dilakukan pada saat penentuan
kelulusan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran dimana standar kelulusan mengacu pada
kriteria yang telah disepakati oleh fakultas dan universitas. Penerimaan dilakukan dan
diumumkan secara terbuka melalui media cetak dan media elektronik. Teknik pelaksanaan
menerapkan sistem Computer Based Test (CBT) sehingga meminimalisasi kecurangan
yang mungkin terjadi. Calon mahasiswa baru yang memenuhi syarat kelulusan dirapatkan
melalui forum pimpinan fakultas dan universitas kemudian disahkan pada rapat senat
fakultas yang kemudian ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor.
Pengambilan keputusan, misalnya berkaitan pendirian rumah sakit pendidikan,
pembangunan sarana prasarana pendidikan, penelitian, pengadaan alat dan bahan serta
penunjang akademik, senantiasa mempertimbangkan masukan dari staf akademik.
Keterbukaan dalam mengemukakan informasi terutama Tri Darma Perguruan Tinggi
selalu diumumkan secara terbuka, baik melalui media elektronik misalnya TV yang
terpajang pada lobi pintu masuk dan website https://www.fkumi.ac.id serta media sosial
misalnya WhatsApp, LINE, grup imel maupun papan pengumuman dosen/alumni yang
terletak di lantai 1 Gedung Fakultas kedokteran universitas muslim indonesia.
Keterbukaan dalam mengemukakan pendapat, baik oleh dosen karyawan dan
mahasiswa untuk pengembangan atau perbaikan FK UMI melalui media sosial misalnya
WhatsApp, LINE, grup imel maupun secara langsung atau tatap muka.
Transparansi anggaran terlihat pada penyusunan Rencana Anggaran Amanah
Tahunan (RAAT) yang didasarkan kebutuhan dari unit/bagian dan program studi dengan
menyesuaikan Renstra. Penyusunan RAAT dilaksanakan dengan melibatkan seluruh
komponen dari unit/bagian, tenaga kependidikan, prodi dan unsur pimpinan
Transparansi dibangun dengan cara melakukan rapat koordinasi antara
bagian/unit/staf hingga rapat pimpinan fakultas untuk penentuan kebijakan yang melibatkan
tenaga seluruh sivitas akademika setelah itu mengumumkan secara terbuka hasil rapat
tersebut.
Dalam rangka keterbukaan informasi, di Fakultas ada sistem Informasi yang bertugas
mensosialisasikan informasi kepada seluruh sivitas akademika, serta melalui media lain
seperti website, forum dosen dan forum karyawan dan lain-lain.
Untuk menciptakan good governance dalam pengelolaan keuangan, FK UMI telah
mengembangkan sistem informasi manajemen keuangan sebagai upaya untuk
meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan di
FK UMI.
Pada tahun 2016, FK UMI telah mengadopsi sistem perbendaharaan secara
elektronik sebagai implementasi dari sistem informasi manajemen keuangan. Sistem ini
mengintegrasikan seluruh sistem pembayaran dan transaksi keuangan di UMI, baik untuk
pembayaran gaji, honor, tunjangan, dan pencairan dana penelitian/ pengabdian
masyarakat. UMI dikelola oleh Bendahara/ Pejabat Pengelola Keuangan untuk menuju
transaksi paperless di seluruh unit kerja UMI. Kebijakan untuk menciptakan good
governance dalam pengelolaan keuangan dilakukan dengan kebijakan otoritas
pengelolaan keuangan mulai dari penempatan, alokasi dana dan sumber daya lainnya oleh
bagian keuangan di program studi dengan mekanisme multisteps control (kontrol berlapis)
oleh Ketua Program Studi, Ketua Jurusan/Blok dan Wakil Dekan II, hingga Dekan selaku
Otorisator Kegiatan dan Anggaran (OKA) sesuai kewenangannya seperti cross check
justifikasi anggaran dengan mata anggaran berdasarkan Nomenklatur 2015 dan SK
Rektor. Commented [H1]: Sistem informasi keuangan

Akuntabilitas

Akuntabel didefinisikan sebagai prinsip kejelasan fungsi, pelaksanaan dan


pertanggungjawaban organisasi dan unsur pelaksanaanya, yang memungkinkan FK UMI
dapat melaksanakan tupoksinya secara efektif dan efisien dan dapat
dipertanggungjawabkan. Setiap unit, bagian, laboratorium, dosen, mahasiswa dan tenaga
kependidikan telah ditetapkan secara resmi tugas dan fungsi pokoknya. Dekan terlibat aktif
dalam penyusunan Renstra dan Renop Fakultas untuk menjamin pelaksanaan kegiatan
untuk mencapai indikator-indikator mutu pada tingkat manajemen yang terakomodir dalam
Renstra dan Renop Fakultas.
Untuk menjamin akuntabilitas pada proses pengelolaan pendidikan, FK UMI
menentukan tugas pokok dan fungsi setiap bagian/unit/staf serta standar prosedur
operasional. Hal tersebut tertuang pada SK pengangkatan atau penempatan serta Buku
Standar Prosedur operasional disamping itu berisikan Visi, Misi, Tujuan, sasaran FK UMI
untuk rentang waktu tertentu.
Dengan status Badan Yayasan Wakaf UMI, maka penyusunan program kegiatan
diwujudkan dalam bentuk RAAT. Mengacu pada peraturan mengenai Badan Yayasan
Wakaf UMI maka pengelola program studi berperan sebagai Penanggung Jawab Teknis
Kegiatan (PTK). Dalam peran sebagai PTK, maka pengelola fakultas menginformasikan
kepada unit kerja untuk menyusun rencana kegiatan tahunan beserta anggaran biaya di
masing-masing departemen dan laboratorium. Fakultas kemudian akan mengkompilasi dan
menggabungkan dengan rencana kegiatan yang dilakukan di tingkat program studi.
Rencana kegiatan tahunan dan anggaran biaya ini akan diteruskan ke tingkat fakultas
untuk kemudian dikompilasi di tingkat universitas. Dalam menyusun Rencana Anggaran
Amanah Tahunan (RAAT) ini, unit melakukan secara bebas dan mandiri dengan mengacu
pada rencana strategis fakultas.

Tanggung jawab

Fakultas Kedokteran UMI telah menyusun alur hirarki pengambilan keputusan dan
perencanaan secara terurut dari mulai tingkat terendah sampai tingkat tertinggi.
Pengambilan keputusan termasuk perencanaan melibatkan semua unsur civitas
akademika. Untuk hal-hal yang mengenai kebijakan umum ditetapkan melalui rapat senat
fakultas. Adapun untuk hal-hal mengenai kebijakan khusus, operasional, dan teknis
diputuskan Dekan atau Wakil Dekan dengan berpedoman pada tugas pokok dan fungsi,
SOP, peraturan perundang-undangan, SK Rektor, SK Dekan, atau Statuta. Untuk hal-hal
yang menyangkut akademik pengambilan keputusan dilandasi atau dengan
memperhatikan hasil rapat bagian atau rapat jurusan/program studi.
Tanggung jawab pelaksanaan pelaksanaan kegiatan dijamin dengan pemenuhan
standar prosedur operasional yang telah ditetapkan. Masing-masing tingkatan organisasi
memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pemikul tanggung
jawab unit akademis terendah adalah Kepala Bagian/ Unit yang akan bertanggung jawab
kepada Dekan melalui Wakil Dekan terkait.
Secara internal setiap kelembagaan Tata Pamong FK UMI telah memiliki sistem,
pedoman dan kelembagaan untuk melakukan monitoring dan evaluasi kinerja sebagai bukti
tanggung jawab untuk menjaga kualitas dan kapabilitas.

Keadilan
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan yang berlaku. FK UMI selalu menyampaikan
kebijakan universitas maupun fakultas kepada seluruh staf akademik, staf kependidikan
maupun mahasiswa. Informasi tentang hak pengembangan diri, kenaikan pangkat dan
sertifikasi dosen atau dosen yang baru menyelesaikan studi serta pendampingan untuk
mendapatkan tunjangan fungsional, detasering dan tatacara mengajar maupun penelitian.

Keadilan juga ditunjukkan dengan pengembangan sistem reward and punishment.


Penghargaan diberikan oleh Fakultas/ Universitas atas setiap pencapaian yang diperoleh
baik oleh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Hal tersebut dilakukan dengan
diumumkannya prestasi tersebut ke publik dengan memasang spanduk besar berisi nama
dan prestasi yang diperoleh di tempat-tempat yang strategis dan diberi penghargaan
berupa kegiatan umroh. Di lain pihak, pembinaan dan sanksi juga diberikan kepada dosen,
tenaga kependidikan, dan mahasiswa yang memiliki kinerja kurang memuaskan atau
melanggar norma/aturan yang berlaku.

Dalam hal kemandirian, pengelolaan FK UMI secara profesional tidak terpengaruh atau
ditekan dari pihak manapun yang tidak terbentur oleh kepentingan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip organisasi yang sehat. Sebagai
contoh, dalam hal sistem operasional pendidikan yang telah dikelola secara mandiri , FK
UMI secara mandiri telah memiliki Rumah Sakit Pendidikan untuk menunjang pendidikan
kedokteran. FK UMI juga mengedepankan aspek kemandirian dengan merekrut putra putri
dosen dan karyawan terbaik tanpa mengindahkan tekanan ataupun titipan, dengan
membuat persayaratan yang ketat dan ujian baik tertulis mengacu pada panduan
penerimaan dosen dan karyawan UMI.

2.2 Struktur Organisasi, Koordinasi dan Cara Kerja Fakultas


Gambarkan struktur organisasi Fakultas serta tugas/fungsi dari tiap unit yang ada.
STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
REKTOR UMI

Sesuai dengan struktur organisasi di atas, maka kedudukan tugas dan fungsi Fakultas
Kedokteran adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Universitas MusIim Indonesia
yang berada di bawah Rektor. Fakultas kedokteran mempunyai tugas pokok
mengkoordinasikan dan melaksanakan fungsi tridarma perguruan tinggi di dalam ilmu
kedokteran. Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur adalah sebagai berikut:

Senat Fakultas
1. Memberikan persetujuan visi, misi dan renstra fakultas/program studi.
2. Memberikan persetujuan struktur organisasi fakultas/program studi yang diusulkan oleh
dekan untuk diajukan ke universitas.
3. Memberikan pertimbangan untuk pengembangan kurikulum.
4. Memberikan persetujuan pada perubahan dan inovasi kurikulum.
5. Merumuskan norma dan tolok ukur pengelolaan fakultas/program studi.
6. Merumuskan ciri khusus lulusan fakultas/program studi.
7. Menilai pertanggungjawaban pimpinan fakultas/program studi di akhir masa amanah.
8. Memilih calon dekan untuk diusulkan kepada rektor.

Dekan
1. Menyusun program kerja dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat yang mengacu kepada renstra untuk mencapai visi dan misi fakultas/program
studi.
2. Membuat Rencana Anggaran Amanah Tahunan (RAAT) berdasarkan program kerja.
3. Melaksanakan program kerja fakultas/program studi.
4. Melakukan pembinaan disiplin bagi dosen dan mahasiswa.
5. Melakukan pembinaan terhadap dosen, tenaga kependidikan, tenaga administrasi dan
mahasiswa melalui pelatihan, seminar, workshop, dan lain-lain.
6. Memprogramkan Bimbingan Konseling bagi mahasiswa yang membutuhkan.
7. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan fakultas/program studi.
8. Melakukan koordinasi dengan rumah sakit pendidikan utama, rumah sakit jejaring, dan
wahana pendidikan.
9. Melakukan kerjasama dengan lembaga lain di dalam dan di luar negeri untuk
pengembangan fakultas/program studi.
10. Melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan fakultas/program studi termasuk
pelaksanaan kerjasama dengan pihak lain untuk tercapainya sasaran mutu
fakultas/program studi.
11. Mempersiapkan akreditasi fakultas/program studi.
12. Mengupayakan implementasi sistem manajemen mutu di fakultas/program studi dan
membuat dokumen mutu.
13. Mengembangkan sistem informasi manajemen fakultas/program studi yang terintegrasi
horizontal dan vertikal.
14. Menyusun dan menyampaikan laporan akhir masa amanah kepada senat fakultas/program
studi dan rektor.
15. Melakukan yudisium akhir program sarjana kedokteran dan yudisium akhir program
profesi dokter.
16. Melakukan pengambilan sumpah dokter.

Pejabat Satuan Mutu Fakultas (PSMF)

1. Mengendalikan dan mendistribusikan dokumen mutu bagi semua elemen struktur dalam
fakultas.
2. Memeriksa dan mensahkan penyusunan atau perubahan dokumen sistem manajemen mutu
dari semua elemen struktur untuk diajukan ke Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)
Universitas.
3. Memonitor pelaksanaan pengukuran dan pemeriksaan secara periodik terhadap pencapaian
sasaran mutu dan rencana mutu kepada pimpinan fakultas untuk ditindaklanjuti.
4. Memonitor penyiapan materi audit mutu internal dan mengkoordinasikan dengan semua
elemen struktur di tingkat fakultas dan program studi.
5. Melakukan cross check terhadap hasil temuan audit mutu internal dan monitor pelaksanaan
tindak lanjut dari temuan tersebut.
6. Memonitor persiapan rapat tinjauan manajemen serta menyampaikan rencana tindak lanjut
hasil rapat tinjauan manajemen kepada lembaga penjaminan mutu.
7. Memberikan saran kepada pimpinan dan elemen struktur baik diminta maupun tidak
diminta.
8. Memonitor proses belajar mengajar sesuai rencana kurikulum yang telah dibuat.
9. Melakukan konsultasi dengan LPM UMI mengenai implementasi sistem manajemen mutu
serta kendala yang dihadapi PSMF.
10. Mensahkan semua dokumen mutu dan memonitor implementasinya.
11. Membantu pimpinan fakultas/program studi dan elemen struktur lainnya untuk
mempersiapkan akreditasi fakultas/program studi/laboratorium.

Kaprodi

1. Menyusun rencana kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum program studi.
2. Mengusulkan rencana pengembangan staf program studi sebagai bahan masukan kepada
Dekan (studi lanjut/pelatihan dosen, tenaga kependidikan, dan staf administrasi).
3. Mengoordinasikan penyelenggaraan pendidikan program sarjana kedokteran dan program
profesi dokter dalam satu program studi.
4. Membuat inovasi kurikulum untuk pemenuhan Standar Kompetensi Kedokteran Indonesia
dan pencapaian Visi Misi program studi.
5. Mengoordinasikan pembuatan GBPP dan SAP pengajaran kepada Tim Blok/Non-Blok dan
Dosen.
6. Menyusun/mengevaluasi beban tugas mengajar dosen setiap semester.
7. Mengoordinir pelaksanaan pembimbingan UKMPPD.
8. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu
Program Studi.
9. Mengajukan usul penugasan Dosen Wali atau Penasihat Akademik kepada Dekan.
10. Mengkoordinir pelaksanaan konsultasi mahasiswa dengan Penasihat Akademik.
11. Menyusun rencana biaya operasional program studi per tahun berdasarkan beban kerja
program studi dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran kegiatan perkuliahan.
12. Menyusun rencana kebutuhan dosen dan tenaga administrasi program studi.
13. Mengkoordinir dosen untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan keahliannya.
14. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Program Studi (EPSBED) sesuai dengan hasil yang
telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
15. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan hasil Uji Kompetensi Nasional sebagai exit
exam.

Wakil Dekan I
1. Membantu dekan bidang akademis mencakup menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat serta mengkoordinasikan kegiatan akademik di lingkungan fakultas.
2. Mewakili dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, pengajaran, dan pengabdian
masyarakat.
3. Menilik dan mengkoordinasikan kegiatan di lingkungan FK UMI dalam hal.
4. Perencanaan, pelaksanaan, pengembangan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan
pengabdian masyarakat.
5. Pembinaan tenaga pengajar dan tenaga peneliti.
6. Persiapan program pendidikan baru pada berbagai tingkat maupun bidang.
7. Penyusunan program bagi usaha pengembangan daya penalaran mahasiswa.
8. Perencanaan dan pelaksanaan kerja sama pendidikan dan penelitian dengan fakultas lain
dalam lingkup UMI.
9. Pengolahan data yang menyangkut bidang pendidikan, pendidikan, pengajaran, dan
penelitian dan pengabdian masyarakat.
10. Pengelolaan bahan ajar dan sarana prasarana pembelajaran tahap akademik (laboratorium,
perpustakaan, ruang kuliah) maupun tahap profesi (Rumah sakit, puskesmas, dll).
11. Membantu dekan dalam mengupayakan tercapainya sasaran mutu Universitas Muslim
Indonesia di Fakultas Kedokteran.
12. Membantu dekan dalam mengupayakan implementasi sistem manajemen mutu di Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Wakil Dekan II

1. Membantu dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan


administrasi umum serta mengkoordinasikan kegiatan penyusunan kebutuhan dan
pengadaan fasilitas perlengkapan guna keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.
2. Mewakili dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, pengajaran, dan pengabdian
masyarakat.
3. Menilik dan mengkoordinasikan kegiatan di lingkungan FK UMI dalam pengelolaan:
- Keuangan
- Kepegawaian
- Perlengkapan
- Kerumahtanggaan dan ketertiban kampus
- Ketatausahaan
- Data bidang administrasi umum
- Administrasi kemahasiswaan
- Administrasi akademik
4. Mengupayakan sumber dana yang bersumber dari selain mahasiswa.
5. Membantu dekan dalam mengupayakan tercapainya sasaran mutu Universitas Muslim
Indonesia di Fakultas Kedokteran.
6. Membantu dekan dalam mengupayakan implementasi sistem manajemen mutu di Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Wakil Dekan III

1. Membantu Dekan melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan serta pelayanan


kesejahteraan mahasiswa dan alumni serta mengkoordinasikan kegiatan penalaran, minat
dan kesejahteraan mahasiswa dan alumni.
2. Mewakili dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, pengajaran, dan pengabdian
masyarakat.
3. Menilik dan mengkoordinasikan kegiatan di lingkungan FK UMI dalam:
- Pelaksanaan pembinaan mahasiswa dan alumni dalam bidang spiritual, seni budaya,
dan olah raga sebagai bagian dari pembinaan soft skill mahasiswa dan alumni.
- Pelaksanaan pengembangan daya nalar mahasiswa dan alumni.
- Pengembangan kerja sama lintas fakultas dalam lingkup UMI dalam setiap kegiatan
kemahasiswaan dan alumni.
- Penciptaan iklim pendidikan yang kondusif dan memperkuat warna dan nilai Islam.
- Penciptaan dan pencitraan kampus Islami dalam ukhuwah Islamiyah berlandaskan Al
Quran dan Sunnah Rasulullah.
- Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka membantu mengatasi
masalah kesehatan masyarakat.
- Pengelolaan data kemahasiswaan dan alumni.
- Peningkatan peran alumni dalam upaya peningkatan citra FK UMI.
4. Membantu dekan dalam mengupayakan tercapainya sasaran mutu Universitas Muslim
Indonesia di Fakultas Kedokteran.
5. Membantu dekan dalam mengupayakan implementasi sistem manajemen mutu di Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Wakil Dekan IV

1. Membantu dekan dalam menciptakan kehidupan beragama dan kondisi kampus yang
Islami.
2. Melaksanakan pembinaan kehidupan beragama dalam lingkup FK UMI.
3. Menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kampus.
4. Mengembangkan kurikulum pendidikan kedokteran yang berbasis Islam.
5. Melakukan kajian dan penelitian disiplin ilmu kedokteran berbasis Islam.
6. Membantu dekan dalam mengupayakan tercapainya sasaran mutu Universitas Muslim
Indonesia di Fakultas Kedokteran.
7. Membantu dekan dalam mengupayakan implementasi sistem manajemen mutu di Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Komite Pengembangan Kurikulum

1. Memikirkan pengembangan kurikulum sesuai dengan perkembangan kebutuhan kompetensi


dokter.
2. Mengidentifikasi pengembangan kurikulum yang relevan sesuai masukan dari:
- Medical Education Unit (MEU)
- Kepala bagian
- Koordinator blok
- Alumni
- Stakeholders
3. Memformulasikan pengembangan kurikulum yang diperoleh dari kegiatan benchmarking
atau studi literatur yang fisibel untuk diterapkan.
4. Mengajukan rancangan pengembangan kurikulum kepada Dekan sebagai bagian dari
Continuing Quality Improvement.

Komite Pengembangan Penelitian

1. Mengkoordinir proposal penelitian yang bersinergi satu dengan yang lainnya.


2. Mengkoordinasikan penelitian sesuai payung penelitian.
3. Mengembangkan jejaring penelitian.
4. Mengarahkan dan mengembangkan minat dosen untuk melakukan penelitian.
5. Membuat roadmap penelitian.
6. Mengkoordinir pengembangan penelitian melalui kerja sama internal dan eksternal.

Komisi Disiplin

1. Menindaklanjuti laporan masalah pelanggaran etika mahasiswa dan dosen dengan


melakukan verifikasi laporan.
2. Melaksanakan sidang komisi disiplin dan etika untuk menyimpulkan laporan pelanggaran.
3. Memberikan rekomendasi kepada Dekan tentang sangsi dan pembinaan terhadap
pelanggaran disiplin dan etika.
4. Melaksanakan pembinaan terhadap mahasiswa atau dosen yang melakukan pelanggaran
disiplin dan etika.
5. Menyusun Standar Operational Prosedur (SOP) penanganan pelanggaran disiplin dan
etika.
6. Membuat pedoman tentang disiplin dan etika mahasiswa dan dosen.
Bimbingan Konseling (BK)

1. Mengoordinasi dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan fakultas.


2. Mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan BK.
3. Mengoordinasi kegiatan BK dalam memberikan layanan kepada mahasiswa dan dosen.
4. Melayani kasus-kasus yang dirujuk ke tim BK fakultas.
5. Mengoordinasi dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan fakultas bagi
penyempurnann layanan BK di program pendidikan SKed dan Program Profesi Dokter.
6. Memberikan rujukan penanganan kepada pihak-pihak yang berwenang.
7. Menyusun program dan jadwal layanan BK bagi mahasiswa dan dosen.
8. Membantu mahasiswa mengembangkan diri dan menyelesaikan masalah-masalah atau
kesulitan akademik.
9. Membuat laporan kegiatan bimbingan akademik kepada pimpinan fakultas.

Komite Pengembangan Sarana Prasarana dan SDM

1. Memikirkan pengembangan sarana prasarana dan SDM sesuai dengan perkembangan


kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar.
2. Mengidentifikasi pengembangan sarana prasarana dan SDM yang relevan sesuai masukan
dari:
- MEU
- Kepala bagian
- Koordinator blok
- Alumni
- Stakeholders
3. Memformulasikan pengembangan sarana prasarana dan SDM yang diperoleh dari kegiatan
benchmarking atau studi literatur yang fisibel untuk diterapkan.
4. Mengajukan rancangan pengembangan sarana prasarana dan SDM kepada Dekan sebagai
bagian dari Continuing Quality Improvement.

Komite Koordinasi Pendidikan (Komkordik)

1. Memberikan dukungan administasi proses pembelajaran di rumah sakit pendidikan.


2. Menyusun perencanaan kegiatan dan anggaran tahunan pembelajaran klinik sesuai
kebutuhan.
3. Menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan mahasiswa.
4. Membentuk sistem informasi terpadu untuk menunjang penyelenggaraan fungsi pelayanan,
pendidikan dan penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi dan kesehatan lain.
5. Melakukan koordinasi dalam rangka fasilitasi kepada seluruh mahasiswa yang
melaksanakan pembelajaran klinik, serta dosen dan peneliti yang melakukan bimbingan dan
supervisi proses pembelajaran klinik mahasiswa dirumah sakit pendidikan.
6. Melakukan koordinasi dan supervisi penilaian kinerja terhadap dosen atas seluruh proses
pelayanan yang dilakukan, termasuk yang dilakukan di jejaring rumah sakit pendidikan
dan/atau yang terkait dengan sistem rujukan.
7. Melakukan pemantauan dan evaluasi penyelengaraan proses pembelajaran klinik
mahasiswa.
8. Melaporkan hasil kerja secara berkala kepada direktur/kepala rumah sakit pendidikan dan
pimpinan intitusi pendidikan.

Ketua Medical Education Unit (MEU)

Mengoordinir pelaksanaan kurikulum pada tahap akademik yang mencakup kegiatan:


1. Perkuliahan
2. Tutorial pada Problem Based Learning(PBL)
3. Clinical Skill Lab (CSL)
4. Praktikum
5. Student Assesement
6. Inovasi pelaksanaan kurikulum

Clinical Education Unit (CEU)

Mengkoordinir pelaksanaan kurikulum pada tahap profesi yang mencakup hal berikut:
1. Mengatur dan mengontrol rotasi kepaniteraan klinik.
2. Menjadi penghubung antara fakultas dengan wahana pendidikan profesi.
3. Melakukan verifikasi buku kontrol dan rapor kepaniteraan klinik.
4. Membuat laporan pelaksanaan rotasi klinik sebagai dasar pengajuan kebutuhan administrasi
dan keuangan.
5. Mengkoordinir pelaksanaan OSCE komprehensif pada tiap tahapan profesi.
6. Menyusun daftar kebutuhan yang menyangkut sarana prasarana pendidikan kepaniteraan
klinik dan mengajukan kepada pimpinan fakultas.
7. Mengajukan usulan pengembangan kurikulum, sarana prasarana dan SDM kepada komisi
pengembangan kurikulum dan komisi pengembangan sarana prasarana dan SDM.

Ketua Bagian
1. Penanggung jawab utama seluruh aktivitas dan SDM di Bagian dan bertanggung jawab ke
Dekan.
2. Memetakan konten keilmuan bagian yang sesuai dengan SKDI ke dalam kurikulum
berdasarkan blok/sistem/mata kuliah/Kepaniteraan Klinik (Makrokurikulum,
Mesokurikulum dan Mikrokurikulum Bagian)
3. Memberi masukan rancangan pengembangan kurikulum kepada komisi pengembangan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan masyarakat/stakeholder.
4. Merencanakan, mengoordinir pelaksanaan, memonitoring dan mengevaluasi kegiatan
akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat di bagian.
5. Memetakan dan mendistribusi tenaga pendidik pada bagian untuk menjadi dosen pengampu,
fasilitator, dan instruktur pada masing-masing blok/sistem/mata kuliah.
6. Membina dan menilai kinerja staf dosen, tenaga kependidikan dan staf administrasi bagian.
7. Membuat rencana pengembangan staf dosen bagian.
8. Merekomendasikan pengangkatan dosen tetap dan dosen tidak tetap (Dokter Pendidik Klinik
(DPK) bagian.
9. Membina, mengoordinir, dan menilai kinerja staf dosen tidak tetap (DPK) bagian di semua
RS jejaring pendidikan FK-UMI.
10. Menyusun rencana strategis dan program kerja bagian.
11. Menyusun Rencana Anggaran Amanah Tahunan (RAAT) dan laporan tahunan kinerja
bagian.
12. Menunjuk sekertaris bagian berdasarkan musyawarah dengan para staf di bagian.
13. Menunjuk koordinator Disiplin Ilmu Bagian di RS jejaring pendidikan FK UMI berdasarkan
musyawarah dengan para DPK bagian di RS Jejaring pendidikan.
14. Mengatur pelaksanaan kepaniteraan klinik (pembimbingan dan ujian) serta mengangkat
pembimbing dan penguji untuk mahasiswa program profesi dengan koordinasi bersama
Clinical Education Unit (CEU), Tim Kordik dan Koordinator Disiplin Ilmu (KDI) RS
Pendidikan.
15. Membuat standar pembimbingan dan ujian sesuai dengan SKDI.
16. Menetapkan kelulusan ujian kepaniteraan klinik dengan koordinasi bersama Clinical
Education Unit (CEU), Tim Kordik dan Koordinator Disiplin Ilmu (KDI) RS Pendidikan.
17. Membuat daftar referensi/buku rujukan pendidikan baik program pendidikan Sarjana
Kedokteran maupun program profesi.
18. Menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) konten kuliah sesuai area kompetensi SKDI, log
book, portofolio dan buku panduan Kepaniteraan Klinik masing-masing Bagian.

Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian


Masyarakat
1. Mengarahkan dan mengembangkan minat dosen untuk melakukan penelitian.
2. Melakukan workshop pembuatan proposal penelitian.
3. Melakukan workshop tehnik pemeriksaan khusus dalam penelitian.
4. Melakukan workshop penulisan makalah ilmiah.
5. Membuat road map penelitian.
6. Mengkoordinir pengembangan penelitian melalui kerja sama internal dan eksternal.
7. Membuat pemetaan penugasan dosen pembimbing penelitian mahasiswa.
8. Membuat juknis dan juklak pembimbingan penelitian mahasiswa.
9. Menerbitkan jurnal ilmiah.

2.3 Kepemimpinan
Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur
dalam program studi, mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi yang disepakati
bersama, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat.
Kepemimpinan mampu memprediksi masa depan, merumuskan dan
mengartikulasi visi yang realistis, kredibel, serta mengkomunikasikan visi ke depan, yang
menekankan pada keharmonisan hubungan manusia dan mampu menstimulasi secara
intelektual dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi organisasi, serta mampu
memberikan arahan, tujuan, peran, dan tugas kepada seluruh unsur dalam perguruan
tinggi.
Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan dikenal kepemimpinan operasional,
kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik. Kepemimpinan operasional
berkaitan dengan kemampuan menjabarkan visi, misi ke dalam kegiatan operasional
program studi. Kepemimpinan organisasi berkaitan dengan pemahaman tata kerja antar
unit dalam organisasi perguruan tinggi. Kepemimpinan publik berkaitan dengan
kemampuan menjalin kerjasama dan menjadi rujukan bagi publik.

Jelaskan pola kepemimpinan dalam program studi, mencakup informasi tentang


kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik.

Pola kepimpinan pada Program Studi Kedokteran FK UMI dijalankan dengan mengacu
pada prinsip kepemimpinan yang melayani (serving leadership). Hal ini terkait dengan
karakter sebagian besar anggota organisasi (dosen) yang memiliki karakter unik yaitu
individu yang relatif memiliki tingkat senioritas yang sama dan independen. Dengan
demikian pola kepemimpinan yang bersifat otokratif dan instruksional menjadi tidak feasible
untuk diterapkan. Kepemimpinan yang melayani membangun semangat kepemilikan
terhadap organisasi dan menumbuhkan kesadaran dan kontribusi maksimal dari masing-
masing anggota organisasi. Secara lebih rinci, pendekatan kepemimpinan tersebut
dijabarkan dalam tiga aspek berikut:

Kepemimpinan operasional
Secara administratif, Dekan bersama Wakil Dekan dan tenaga administrasi melakukan
pertemuan setiap akhir semester guna membahas pencapaian visi dan misi fakultas.
Selanjutnya Kaprodi menjabarkan rencana kerja yang mengacu pada rencana strategi
yang dipaparkan dalam rapat kerja akademik yang diikuti oleh semua unsur dosen. Untuk
mengawal implementasi dari program-program tahunan serta terpenuhinya sasaran mutu,
maka setiap minggu selalu diupayakan adanya rapat koordinasi antar pengurus prodi
dengan dosen. Forum ini dijadikan pula sebagai sarana untuk menjaga komunikasi,
sinkronisasi, dan kebersamaan dalam menjalankan program-program prodi.
Dukungan fasilitatif diwujudkan dalam bentuk pengalokasian sumber daya dalam
Rencana Anggaran Amanah Tahunan (RAAT) untuk keperluan pengembangan fakultas
yang selaras dengan visi dan misi organisasi.
Dalam kesehariannya, prodi selalu menumbuhkan budaya aktif, inovatif, dan kreatif.
Siapapun baik dari kalangan dosen, tenaga kependidikan maupun mahasiswa bisa secara
aktif memberikan masukan bagi perbaikan kinerja dan layanan fakultas. Masukan yang
sifatnya kreatif dan inovatif selalu mendapat prioritas selama sejalan dengan visi, misi,
tujuan dan sasaran FK UMI. dekan bukan semata-mata jabatan struktural, namun juga
bersifat kolegial.
Kolektivitas adalah prinsip yang lebih diutamakan dalam setiap pengambilan keputusan
di lingkungan FK UMI. Dalam hal ini bila ada sesuatu yang harus diputuskan sebagai
kebijakan dekan maka prinsip utama adalah pendapat kolektif utuh, sehingga bila dirasakan
ada yang masih tidak sependapat maka diupayakan untuk ditunda atau ditinjau dan
didiskusikan ulang sampai didapat pendapat bersama. Dekan menerima dan menghimpun
data dan masukan dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan lalu kemudian
merangkumnya dalam bentuk program. Program yang telah dibuat, kemudian didiskusikan
dengan unsur pimpinan, dosen dan tenaga kependidikan lalu kemudian dilaksanakan
sebagai kebijakan bersama.

Kepemimpinan organisasi
Pengelolaan program studi sesuai dengan struktur organisasi dan tata kelola yang
berlaku di FK UMI. Fakultas sebagai penanggungjawab teknis kegiatan pendidikan
akademik berada dalam posisi sejajar secara struktur dengan unit lain di bawah Dekan,
tetapi menjadi leading sector dalam koordinasi perencanaan, implementasi, monitoring dan
evaluasi kegiatan akademik bersama unit terkait seperti departemen, MEU, dan lainnya
tanpa melampui wewenang dan tanggung jawabnya.
Pembinaan sumber daya manusia dengan pendekatan keteladanan (lead by example),
peningkatan komunikasi interpersonal baik formal dan informal. Pengelola program studi
melakukan penyelesaian masalah-masalah kepegawaian baik terkait pekerjaan maupun
bukan terkait pekerjaan dalam lingkup wewenang dan tanggungjawab program studi.
Pengelola program studi secara aktif mengkomunikasikan dengan unsur pengelola yang
lebih tinggi untuk menemukan solusi konstruktif dari permasalahan tersebut di tingkat
kebijakan yang lebih tinggi.
Pada proses perumusan yang lebih banyak melibatkan kecakapan pemimpin tertinggi di
tingkat prodi juga dikomunikasikan secara intensif kepada pimpinan unit, yakni kepala
laboratorium dan dosen-dosen lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan program
secara realistis dan mencari alternatif teknis yang lebih optimal. Dalam tataran praktis,
sebagai contoh, konsep integrasi laboratorium/bagian berusaha diwujudkan secara gradual
untuk menjaga keharmonisan hubungan antara sivitas akademika. Keterlibatan pimpinan
secara langsung, terutama dalam sosialisasi kebijakan kepada mahasiswa, merupakan
salah satu contoh kedekatan antara pimpinan dan mahasiswa.
Dalam rangka menjaga kondusifitas segenap sivitas akademika, dalam
kepemimpinannya dekan juga mengikutsertakan partisipasi orang tua/wali mahasiswa serta
stakeholder yang lainnya. Secara teknis, komunikasi antara orang tua/wali mahasiswa
sering kali dilakukan secara daring melalui fasilitas sistem informasi dan melalui forum
terbuka.

Kepemimpinan Publik
Kepemimpinan faklutas selalu menunjukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas kerjasama institusi. dekan menjalankan fungsi kepemimpinan publiknya dengan
bertindak menjadi inisiator dan motivator bagi terbukanya berbagai peluang kerjasama,
sebagai contoh terjalinnya kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Shimane Di
Ishumo, Jepang dan masih banyak kerjasama lain yang menunjang pengembangan prodi.
Selain itu Kaprodi juga selalu menjadi wakil institusi sejumlah aktifitas antara lain kerja
sama dengan organisasi profesi dalam hal ini IDI Cabang Makassar juga terjalin dengan
baik. FK UMI memberikan dukungan penguatan organisasi profesi dengan memberi
kesempatan beberapa orang SDM FK UMI dalam kepengurusan IDI Cabang Makassar
yang merupakan pengembangan organisasi profesi kepada institusi program studi. Selain
itu program studi juga memberikan dukungan kepada IDI Cabang Makassar dalam
penyediaan sarana dan prasarana untuk berbagai kegiatan organisasi profesi.
Selain itu pimpinan FK UMI juga aktif dalam organisasi Asosiasi Institusi Pendidikan
Kedokteran Indonesia (AIPKI). Bentuk keaktifan itu ditunjukkan dengan menjadi tuan rumah
pada pertemuan rutin AIPKI wilayah UMI, juga berpartisipasi dalam pertemuan AIPKI
wilayah maupun nasional, menjadi kontributor dalam beberapa task force yang dibentuk
AIPKI terkait dengan permasalahan pendidikan kedokteran di Indonesia seperti
permasalahan penurunan angka kelulusan UKMPPD di beberapa Fakultas kedokteran
sehingga FK UMI berpastisipasi membina fakultas kedokteran di Indonesia untuk
meningkatkan angka kelulusan.
Secara tugas dan fungsi, hubungan kerjasama dengan pihak eksternal dilakukan oleh
dekanat, meskipun demikian program studi berusaha menjaga hubungan kerjasama
dengan pihak luar terkait yang telah dilakukan oleh dekanat dalam bentuk komunikasi dan
koordinasi teknis kegiatan pendidikan akademik dengan RS Pendidikan Utama, RS jejaring,
Dinas Kesehatan, Puskesmas, Organisasi Profesi, dan Wahana Pendidikan lain, serta
institusi pendidikan kedokteran di lingkungan regional maupun nasional sebagai contoh
kaprodi menjalin kerjasama dengan PT. Prodia Widyahusada untuk menunjang penelitian
dosen di FK UMI.
Dekan berperan aktif dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan akademik ilmiah
maupun pengabdian kepada masyarakat yang berhubungan dengan pihak luar,
memberikan manfaat, dan meningkatkan citra institusi FK UMI di khalayak yang lebih luas.
Bentuk peran aktif FK UMI dalam berbagai kegiatan ilmiah diantaranya adalah dukungan
penuh terutama dalam komitmen penyediaan sumberdaya terhadap penyelenggaraan
beberapa kegiatan ilmiah pendidikan dan keilmuan, maupun pengabdian kepada
masyarakat bidang kedokteran yang ditujukan untuk internal sivitas akademika maupun
khalayak umum. Kegiatan tersebut berskala lokal, regional, nasional, maupun internasional.

2.4 Sistem Pengelolaan


Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup perencanaan,
pengorganisasian, penstafan, pengawasan, pengarahan, representasi, dan
penganggaran.

Jelaskan sistem pengelolaan Fakultas serta ketersediaan Renstra dan Renop.

Fakultas Kedokteran UMI berkewajiban untuk berperan serta dalam mewujudkan visi-misi
Fakultas Kedokteran UMI. Dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola, maka FK
UMI harus mampu mengoptimalkan masing-masing fungsi dari seluruh unit dalam lingkup
progam studi. Untuk itu, sistem pengelolaan FK UMI diarahkan untuk mengoptimalkan
fungsi sistem pengelolaan fungsional dan operasional.

Implementasi sistem pengelolaan fungsional dan operasional antara lain ditandai melalui
hasil pengembangan Rencana Strategis, Rencana Pengembangan Operasional dan
Standar Prosedur Operasional.

Naskah Rencana Strategis (Renstra) terlebih dahulu disiapkan oleh sebuah tim pekerja
(task force), yang dibentuk berdasarkan SK Dekan, melalui penjaringan ide dan gagasan
dari masing-masing unit dalam lingkungan prodi pendidikan kedokteran. Naskah Renstra
selanjutnya dibahas dalam forum rapat kerja yang dihadiri oleh seluruh pejabat struktural
di lingkungan FK-UMI pada tahun 2014.

Untuk memudahkan dalam mengimplementasikan, Renstra ini dijabarkan dalam berbagai


Rencana Pengembangan Operasional (Renop) yang dilengkapi dengan strategi untuk
pencapaian program. Renstra FK-UMI mengusung Visi Pengembangan 2014 - 2018 yaitu
Menjadi fakultas yang menghasilkan dokter yang bermutu, bermartabat dengan dijiwai
nilai-nilai Islam, mengabdi kepada kepentingan umat dan kemakmuran bangsa secara
berkelanjutan melalui penerapan prinsip tata kelola yang baik.

Untuk menunjang Renop, pada operasionalnya berpatokan pada Standar Prosedur


Operasional (SPO) yang telah dibuat oleh masing-masing unit yang bersangkutan. SPO
dibuat oleh tiap unit akan diperiksa oleh Pimpinan Fakultas dan mendapat pengesahan
dari Sistem Penjaminan Mutu Fakultas.

Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi, antara lain fungsi
mencakup perencanaan, pengorganisasian, penstafan, dan pengawasan.

a. Perencanaan
Perencanan mencakup proses penyamaan visi dan misi dari pengelola program studi
dengan seluruh komponen organisasi dan menjabarkannya dalam program kegiatan yang
bersifat teknis untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanan kegiatan didasarkan pada analisis situasi terkait dengan pencapaian tujuan
strategis institusi. Sehingga kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang memang
ditujukan mencapai visi dan misi institusi. Perencanaan yang dibuat meliputi dua kegiatan
pokok yaitu perencanaan pengembangan dan perencanaan kegiatan.
Perencanaan dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan berbasis pada aktivitas yang
dilakukan (activity-based resource allocation). Adapun proses perencanaan kegiatan
dilakukan secara bottom up dari unit-unit kerja dengan mengacu pada standar yang telah
ditentukan dari institusi. Proses ini berlangsung secara transparan dan mandiri dalam
artian unit memiliki kebebasan dalam merencanakan kegiatan selama kegiatan tersebut
mengacu pada rencana strategis institusi.
Perencanaan pengembangan seperti dimaksud tertuang dalam Rencana Mutu (RM) yang
dibuat tiap awal tahun ajaran. Draft RM ini dipersiapkan oleh Unit Penjaminan Mutu
Fakultas Kedokteran (UPMFK) berdasarkan masukan dari bagian, blok dan unit-unit.
Setelah melalui persetujuan Dekan sebagai ketua prodi, draft RM diajukan ke Satuan
Penjamin Mutu Fakultas UMI (SPMF UMI) untuk dibahas pada tingkat universitas untuk
disahkan oleh rektor. Pada RM tertera parameter serta kriteria pemeriksaan yang
dijadikan acuan untuk kegiatan pendidikan satu tahun ke depan.
RM digunakan sebagai acuan Audit Mutu Internal (AMI) UMI oleh Tim Audit Universitas,
yang dilaksanakan pada akhir tahun ajaran. Hasil AMI dilaporkan oleh Tim Audit
Universitas kepada fakultas dan dijadikan pedoman untuk perbaikan dan pengembangan
yang akan dituangkan dalam Rencana Tindak Lanjut (RTL).
Perencanaan tersebut terwujud dalam beberapa bidang yaitu:
Bidang Pendidikan.
Perencanaan kegiatan pada bidang pendidikan/ akademik salah satunya adalah
pengembangan kurikulum secara umum dan kurikulum yang bercirikan islam dan
fokus utama pada kedokteran komunitas secara khusus yang disusun berdasarkan visi
misi program studi.
Pengembangan kurikulum secara umum mengacu pada hasil evaluasi terhadap RM
pendidikan tiap akhir tahun ajaran. RM pendidikan adalah RM yang disusun
berdasarkan kegiatan rutin akademik yang meliputi: persiapan perkuliahan blok dan
nonblok, pelaksanaan perkuliaan, ujian teori, praktikum dan CSL, evaluasi prestasi
akademik mahasiswa, KKN profesi, Karya Tulis Ilmiah, evaluasi dosen serta wisuda
sarjana kedokteran. RM ini telah menjadi acuan sejak tahun 2014 hingga sekarang.
Tiap akhir tahun ajaran UPMF mengevaluasi pencapaian RM pendidikan pada unit
yang bersangkutan yaitu MEU dan CEU. Hasil evaluasi ini akan dijadikan acuan untuk
pengembangan kurikulum selanjutnya.
Pengembangan kurikulum secara khusus adalah pengembangan kurikulum yang
bercirikan Islam dan kedokteran komunitas. Untuk penguatan kurikulum bercirikan
Islam berupa pesantren kilat/Pencerahan Qalbu dan mata kuliah agama Islam yang
sudah lama ada, telah dikembangkan kajian tentang ilmu-ilmu kedokteran dalam
perspektif Islam. Materi kajian tersebut diintegrasikan pada blok yang sesuai. Materi
yang tidak dapat diintegrasikan pada blok dikaji dalam matakuliah yang disebut Islam
Disiplin Ilmu Kedokteran (IDIK) sebanyak 2 SKS sejak tahun 2012
Pengembangan kurikulum kedokteran komunitas berupa penguatan kurikulum yang
fokus pada promotif dan preventif (penguatan kurikulum layanan primer).

Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat


Perencanaan penelitian mengacu kepada Roadmap Penelitian yang berlaku 4 tahun.
Draft roadmap penelitian dipersiapkan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Fakultas Kedokteran (UPPMFK) berdasarkan misi (M2) serta tujuan
penelitian dalam Renstra (T4) dan masukan dari peneliti dan stakeholder. Penetapan
roadmap penelitian dilakukan di Rapat Senat Fakultas Kedokteran. Para peneliti
membuat proposal-proposal penelitian untuk diajukan kepada institusi terkait. Untuk
meningkatkan peluang berlangsungnya penelitian di program studi, UPPMF
berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya (LP2S)
UMI terkait informasi tentang adanya Program Penelitian Internal dan Hibah Penelitian
yang diadakan oleh Universitas dan KEMENRISTEK DIKTI melalui Kopertis wilayah IX
serta mengarahkan para dosen dengan melibatkan mahasiswa untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
Selain penelitian sesuai roadmap, terdapat juga penelitian lain yang dapat berupa
penelitian kerjasama (penelitian kemitraan) atau tesis dan disertasi.
Untuk mendukung jalannya penelitian, pengelola program studi melakukan berbagai
upaya, diantaranya pengembangan sarana dan prasarana dibidang penelitian
(laboratorium penelitian terintegrasi) serta mengikutkan dosen pada seminar dan
workshop untuk meningkatkan kompetensi penelitian.

Proses perencanaan kegiatan terkait penelitian yang dilakukan di tingkat program studi
adalah pengembangan jurnal Avicenna dan UMI Medical Journal. Dalam perencanaan,
jurnal ini diharapkan berkembang dari jurnal lokal menjadi jurnal nasional terakreditasi.
Peran UPPMF terletak pada fungsi monitoring berkoordinasi dengan UPMF bahwa
standar produktivitas dosen dalam penelitian, dan linieritas dengan roadmap penelitian
institusi telah terpenuhi. Selain jumlah dan jenis penelitan, output penelitian berupa
publikasi ilmiah juga menjadi indikator penting dalam proses perencanaan kegiatan
penelitian.

Perencanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah berdasar pada


kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini ada dua jenis, yaitu kegiatan terjadwal dan
insidentil. Mekanisme pelaksanaan melibatkan dosen dan mahasiswa.
Kegiatan terjadwal ada dua jenis yaitu kegiatan yang diprogramkan oleh
KEMENRISTEKDIKTI berupa Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) dan oleh UMI
berupa Program Pengabdian kepada Masyarakat Internal serta kegiatan yang
diprogramkan oleh fakultas.
Penyusunan rencana pengabdian masyarakat yang melibatkan organisasi mahasiswa
disusun bersama oleh pihak UPPMF dengan lembaga kemahasiswaan.

Perencanaan program PKM yang insidentil dilakukan sebagai respon cepat terhadap
kondisi dsarurat di masyarakat dengan melibatkan dosen, alumni, lembaga
kemahasiswaan dan berkoordinasi dengan stakeholders terkait.
Fokus perencanaan kegiatan PKM dari program studi adalah pengembangan desa
binaan. Sehigga sedapat mungkin perencanaan kegiatan PKM dapat dilakukan dan
melibatkan desa binaan tersebut.

Bidang sumber daya manusia.


Acuan dalam perencanaan sumber daya manusia adalah rencana strategis institusi.
Tahapan awal mencakup pemenuhan kebutuhan SDM dengan kualifikasi yang sesuai
untuk bisa memenuhi kebutuhan pendidikan baik di tingkat akademik maupun profesi
dengan mengacu pada rasio dosen mahasiswa.
Setelah itu melakukan pemetaan fungsional SDM dosen sesuai minat dosen yang
bersangkutan serta kebutuhan program studi. Kebutuhan SDM dosen dilakukan
secara bottom up dari tingkat bagian kepada program studi. Selain itu juga ditentukan
pentahapan pengembangan kemampuan personal dosen dalam melakukan studi
lanjut agar tercipta pola pengembangan yang teratur.
juga melakukan pemetaan terhadap perkembangan karir dosen dengan mengacu
pada status jabatan fungsional dosen. Setelah itu ditentukan pentahapan jabatan
fungsional dosen dengan harapan karir dosen dapat terus berjalan mencapai jenjang
maksimal.

Bidang Sarana dan Prasarana


Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana program studi didasarkan pada
aktivitas yang dilakukan. Perencanaan sarana dan prasarana rutin setiap tahun
diusulkan secara bottom up dari blok, unit, bagian dan laboratorium sejalan dengan
kegiatan pembelajaran rutin. Secara bertahap prasarana gedung terkait kegiatan
akademik telah terpenuhi. Dengan perencanaan berbasis aktivitas maka alokasi
sumber daya termasuk sarana dan prasarana menyesuaikan dengan aktivitas
kegiatan.

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian mencakup proses pengaturan rencana kegiatan dalam struktur
dengan tugas fungsi tertentu agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Unit
mengacu pada struktur organisasi dan tata kelola yang berlaku. Prinsip pengorganisasian
yang dilakukan adalah efektif dan efisien, dengan demikian struktur organisasi dibuat
sesederhana mungkin.
Dalam bidang pendidikan MEU berkoordinasi dengan CEU mengatur kegiatan pada
tahapan akademik dan profesi di bawah arahan ketua program studi.
MEU mengatur kegiatan akademik meliputi pemetaan jadwal dan SDM pada PBL,
CSL, Praktikum dan Ujian serta mengevaluasi hasil akhir dari pelaksanaan perkuliahan,
dengan berkoordinasi dengan bagian. Jadwal serta jalannya perkuliahan blok diatur oleh
pengelola masing-masing blok yang ditunjuk langsung oleh ketua program studi.
Pengelola blok berkoordinasi dengan bagian untuk menentukan dosen pengampu di blok.
MEU, bagian, dan pengelola blok berkoordinasi untuk kelancaran jalannya proses
pembelajaran pada tahap akademik. Prosedur alur kegiatan pembelajaran ini secara rinci
tertuang dalam SOP akademik.
CEU mengatur kegiatan profesi meliputi pemetaan siklus koas, SGL, pre dan post tes,
serta persiapan dan pelaksanaan UKMPPD. CEU berkoordinasi dengan Komkordik
mengatur pemetaan koas dan rotasi koas berdasarkan bagain. Proses pembimbingan dan
ujian kegiatan tahap profesi dilakukan oleh bagian klinik yang bersangkutan. CEU dan
bagian berkoordinasi untuk kelancaran jalannya proses pembelajaran pada tahap profesi.
Prosedur alur kegiatan profesi ini secara rinci tertuang dalam SOP profesi.

Pada bidang penelitian, pengorganisasian mengalami perubahan yang cukup


signifikan dengan mengacu pada prinsip efisiensi dan terarah untuk meningkatkan
kualitas penelitian. Pada struktur terdahulu pada bidang penelitian hanya ada KTI
mahasiswa, sedangkan penelitian dosen tidak terarah dan tidak termonitoring (penelitian
sifatnya mandiri). Keadaan ini mendesak dibentuknya Unit Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat. Dengan adanya unit ini, kegiatan penelitian lebih terarah, prosedur
administratif menjadi lebih ringkas, dokumentasi penelitian juga lebih mudah dilakukan,
selain itu linearitas penelitian dosen dan mahasiswa dapat terjaga sesuai roadmap yang
telah menjadi kesepakatan bersama. Dengan penggabungan ini juga kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) mendapat perhatian dan lebih termonitoring,
serta melibatkan mahasiswa sebagai komponen dalam PKM.
Setiap elemen dalam organisasi mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam upaya
merealisasikan butir-butir program pengembangan. Untuk memastikan setiap bidang
penugasan dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka telah tersedia job-description
untuk setiap unit.

c. Penstafan
Pada penempatan staf dosen, mulai dari penempatan staf pemegang blok hingga staf
bagian dilakukan dengan melihat kompetensinya mangacu pada prinsip the right man on
the right job. Selain itu juga diperhatikan aspek pemerataan beban kerja untuk tugas-tugas
yang tidak memerlukan kompetensi spesifik. berperan penting dalam pengelolaan sumber
daya manusia untuk kegiatan pembelajaran. Prosedur penstafan lebih rinci tertuang dalam
SOP non akademik.
Staf pemegang blok terdiri dari 2 orang, yaitu satu dosen senior dan satu dosen junior
dimana pemegang blok adalah orang yang berkompetensi pada blok terkait.
Tenaga dosen yang direkrut dengan kualifikasi awal S1 profesi dan belum melakukan
studi lanjut, proses penstafan dilakukan sesuai minat dosen bersangkutan serta
kebutuhan bagian. Dosen muda tersebut sepenuhnya dilibatkan dalam pembimbingan
praktikum bagian yang ditempati. Selain itu, dosen muda tersebut diberikan kesempatan
untuk menjadi tutor PBL serta instruktur CSL yang sebelumnya telah tersertifikasi dan
telah menjadi observer di kegiatan tersebut.
pada tahap perencanaan telah menghitung beban kerja PBL dan CSL per tahun dan
per semester. Beban kerja tersebut didistribusikan secara merata kepada seluruh dosen.
Dosen muda, diwajibkan mengikuti Pekerti sebagai salah satu syarat untuk menjadi
tenaga pengajar. Setelah mengikuti pekerti, dan telah mendapatkan legalitas dari kepala
bagian yang diketahui oleh Pimpinan Fakultas, barulah dosen muda diperbolehkan untuk
menjadi pengampu di blok dengan membawakan materi bagian preklinik.
Untuk mengefektifkan tenaga dosen, pimpinan fakultas memberikan kebijakan setiap
dosen untuk berada di dua bagian yang berbeda sesuai dengan kompetensinya, setelah
melalui tahapan pendidikan formal dan informal.
Penstafan pada bidang penelitian didasarkan pada prinsip pendistribusian kesempatan
dan dasar kompetensi. Peran melalui UPPMF terletak pada identifikasi produktivitas
dosen dalam penelitian sekaligus mengatur dan memberikan kesempatan kepada staf
dosen yang belum memiliki kesempatan melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat untuk bergabung dengan tim penelitian yang masih membutuhkan tambahan
personil. UPPMF berkoordinasi dengan koordinator KTI juga berperan dalam
pendistribusian pembimbingan KTI mahasiswa dengan memastikan semua bidang ilmu
mendapatkan distribusi beban dan kesempatan pembimbingan yang merata.
Dalam konteks MEU dan CEU, melakukan rekrutmen personil MEU dan CEU
berdasarkan kinerja serta potensi staf. Personil MEU dan CEU memiliki latar belakang
kualifikasi ilmu kedokteran baik dasar, klinik, maupun komunitas, yang telah mendapatkan
pengembangan kapasitas melalui pendidikan nonformal dalam bidang pengelolaan
pendidikan kedokteran (pelatihan, seminar pendidikan kedokteran dan workshop). Untuk
lebih memantapkan pendidikan kedokteran, maka sejak tahun 2014, MEU dan CEU
masing-masing dilengkapi dengan seorang dosen yang berkualifikasi magister pendidikan
kedokteran (M.Med.Ed) sebagai pengarah.
Agar semua dosen memahami tentang pengelolaan pendidikan kedokteran, dosen
muda yang masih S1 profesi di tempatkan di MEU dan CEU untuk orientasi dan
membantu kerja MEU dan CEU sekaligus mempersiapkan regenerasi penerima amanah
MEU dan CEU.
Penstafan tenaga kependidikan dilakukan oleh dengan prinsip yang sama.
melakukan identifikasi ulang kompetensi tenaga kependidikan sesuai dengan latar
belakang pendidikan. Tenaga kependidikan mencakup pustakawan, laboran, teknisi,
analis, programmer, dan administrasi. Tenaga pustakawan dan laboran harus memiliki
latar belakang pendidikan formal.
Dalam rangka peningkatan kualitas dosen dan tenaga kependidikan, memberikan
kesempatan secara luas kepada dosen dan tenaga kependidikan untuk melanjutkan
pendidikan, mengikuti pelatihan serta kegiatan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas kemampuan staf. Legalisasi pengembangan staf disertai dengan surat
penugasan dan sertifikat. Saat ini, terdapat beberapa dosen yang sedang melanjutkan
studi spesialis, S2 dan S3 di berbagai perguruan tinggi. Selain itu dosen-dosen dan
tenaga kependidikan juga dilibatkan dalam berbagai pertemuan ilmiah, seminar, workshop
penjaminan mutu dan workshop perencanaan strategis, baik yang dilakukan oleh pihak
eksternal maupun pihak internal kampus. Tenaga kependidikan juga ditingkatkan
kualitasnya melalui kegiatan pelatihan dan workshop.

d. Pengawasan
Kewenangan pengawasan berada pada SPMF dan UPMF terhadap prosedur
pelaksanaan tiap bidang berjalan sesuai SOP.
Bidang Pendidikan dalam bentuk melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan belajar
mengajar yang meliputi perencanaan, proses, dan hasil.
Bidang Penelitian dalam bentuk melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
penelitian yang meliputi kegiatan serta publikasi penelitian.
Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang meliputi proposal, pelaksaanan,
dan hasil laporan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Bidang Manajemen Internal dalam bentuk melakukan monitoring dan evaluasi seluruh
kegiatan unsur civitas akademika secara berkala dan mendokumentasikan laporan
kegiatan.

e. Pengarahan
Dalam bidang pendidikan, memberi pangarahan kepada MEU, CEU, tim pengelola
blok, kepala bagian serta penanggungjawab mata kuliah agar tercipta kegiatan akademik
dan profesi yang lancar dan untuk melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya sesuai
standar operasional prosedur yang berlaku.
Bidang Penelitian, dalam bentuk mengarahkan dosen maupun mahasiswa yang
melakukan penelitian agar bekerja secara profesional dan bertanggungjawab.
Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat, dalam bentuk memberi pengarahan kepada
dosen untuk dapat melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
keahliannya dengan penuh tanggungjawab.
Bidang Manajemen Internal, dalam bentuk mengarahkan dan mengkoordinasikan
seluruh unsur civitas akademika agar dapat bekerjasama dengan optimal dalam mencapai
tujuan program studi.
Pimpinan memberi pangarahan kepada unit-unit, kepala bagian, penanggungjawab
blok, agar dapat melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya sesuai dengan jadwal dan
SOP yang berlaku.

f. Representasi
Upaya pencapaian tujuan organisasi tidak hanya melibatkan pihak pimpinan tetapi
juga melibatkan staf dosen maupun staf kependidikan dalam pelaksanaan kegiatan.
Representasi ditunjukkan dengan pelibatan seluruh dosen dan tenaga kependidikan
dalam setiap kegiatan baik kegiatan akademik maupun nonakademik. Representasi
pelaksanaan tugas dan tangungjawab amanah dapat menjadi dasar dalam proses
kenaikan pangkat berupa DP3, Beban Kerja Dosen, dan Beban Kerja Pegawai.

g. Penganggaran Commented [i-[2]: Mengacu pd SOP pengajuan


Sistem pengalokasian dana yang dimanfaatkan oleh FK UMI , diatur oleh suatu anggaran wd 2
mekanisme berupa usulan anggaran oleh PS menggunakan format Rencana Anggaran
Amanah Tahunan (RAAT) yang telah disiapkan oleh institusi dan yayasan. Tiap tahun unit
dan bagian memasukkan rencana pengadaan sesuai kebutuhan ke pimpinan yang di
evaluasi oleh WD 2 untuk di masukkan ke RAAT. Pengelola FK UMI mempresentasikan
usulan RAAT ke universitas. Lalu universitas mengajukan ke yayasan untuk mendapat Commented [Ma3]: Sebaiknya tidak berkesan
persetujuan. Setelah dapat persetujuan, pimpinan universitas memberikan otorisasi penganggaran dilalukan oleh perorangan, tapi oleh
kepada bagian keuangan Universitas untuk dibuatkan AAT untuk FK. Jelaskan institusi dalam suatu lembaga. Misalnya setiap unit
dan departemen mengajukan usulan kegiatan dalam
keberadaan SOP. bentuk ke tingkat . Selanjutnya oleh pimpinan
melakukan penilaian untuk menentukan prioritas
kegiatan tahunan berdasarkan RENOP Tahunan dan
2.5 Sistem Penjaminan Mutu Fakultas meneruskan ke pimpinan FK. Usulan akan dibahas
dalam Rapat Tahunan yang diadakan untuk
Jelaskan sistem penjaminan mutu dalam Fakultas. Jelaskan pula standar mutu yang penyusunan program tahunan di tingkat FK. Dst..
digunakan.

Proses jaminan mutu dilaksanakan baik secara internal maupun eksternal, dan mengacu
kepada proses jaminan mutu yang berlaku di UMI.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) mengacu pada SK Rektor UMI tentang Struktur
Organisasi Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UMI. Untuk menjamin sistem penjaminan
mutu berjalan baik di tiap fakultas, Universitas membentuk Satuan Penjaminan Mutu
Fakultas (SPMF) yang merupakan perpanjangtanganan LPM di fakultas. Tiap fakultas
termasuk FK UMI ditunjuk satu orang dosen sebagai SPMF berdasarkan SK Rektor. Untuk
membantu kerja dari SPMF, membentuk unit Penjaminan Mutu yang terdiri dari beberapa
orang. SPMF dan Unit Penjaminan Mutu Fakutas (UPMF) berkoordinasi untuk menjaga
sistem mutu yang ada di fakultas.

STRUKTUR ORGANISASI PENJAMINAN MUTU

Rektor UMI

Lembaga Penjaminan Mutu UMI

Satuan Penjaminan Mutu Fakultas UMI Dekan FK UMI

Unit Penjaminan Mutu FK UMI

Adapun proses penjaminan mutu internal dilakukan secara berjenjang dengan melibatkan
UPMFK, SPMF-UMI dan LPM UMI
1. UPMFK merupakan unit penjaminan mutu di tingkat program studi, dimana unit ini
dibentuk dengan SK Dekan untuk membantu kerja dari SPMF. UPMFK berkoordinasi
dengan SPMF-UMI memonitoring dan mengevaluasi proses kegiatan akademik dan
nonakademik di . UPMFK aktif membuat dokumen mutu serta memastikan proses AMI
berjalan baik dengan terlebih dahulu melakukan crosscheck terhadap indikator AMI ke .
2. SPMF-UMI merupakan satuan penjamin mutu di tingkat universitas yang merupakan
perpanjang tanganan dari LPM UMI. SPMF-UMI melakukan proses monitoring dan
evaluasi di tingkat fakultas secara berkala di akhir tahun ajaran. SPMF-UMI merupakan
dosen yang mendapat SK rektor yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan
UPMFK untuk menjaga mutu program studi. Monitoring dan evaluasi mencakup
komponen input, proses, maupun output dari implementasi teknis kegiatan pendidikan
akademik dan non akademik. Dalam pelaksanaannya SPMF-UMI bekerja untuk
memastikan bahwa sistem yang bekerja mendukung implementasi kegiatan pendidikan
akademik di tingkat fakultas telah bekerja dengan sesuai dengan prosedur dan standar
yang telah ditetapkan. SPMF-UMI lebih bekerja pada permasalahan aturan dan
kebijakan terkait penyelenggaraan kegiatan pendidikan akademik yang dianggap belum
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3. LPM UMI merupakan lembaga penjamin mutu ditingkat Universitas. LPM UMI
mendapat SK Rektor yang berguna menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal.
Secara legal formal, LPM UMI di tingkat universitas bersifat independen. Unit inilah
yang menjalankan SPMI secara independen dan dilakukan rutin (tahunan) terhadap
program studi melalui kegiatan yang disebut sebagai AMI dengan indikator penilaian
mengacu pada borang akreditasi.

AMI merupakan proses monitoring dan evaluasi penyelenggaran kegiatan pendidikan


akademik yang secara rutin tahunan dilakukan oleh LPM UMI. Dalam kegiatan ini LPM UMI
akan membentuk tim auditor yang terdiri dari dosen-dosen dari seluruh fakultas yang
sebelumnya telah tersertifikasi pada pelatihan auditor yang dilakukan oleh LPM UMI. Tim
auditor akan melakukan evaluasi dokumen maupun fisik untuk memantau penyelenggaran
kegiatan pendidikan akademik yang dilakukan oleh program studi. Hasil audit akan
disampaikan kepada rektor dan dekan untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan.

Sistem Penjaminan Mutu Eksternal merupakan kegiatan untuk menjamin mutu FK UMI
yang dilakukan oleh BAN-PT pada tahun 2014 dan FK UMI mendapatkan status akreditasi
B. Dalam proses akreditasi ini dilakukan evaluasi dokumen maupun kunjungan lapangan
oleh asesor untuk mengetahui kualitas sistem penyelenggaraan kegiatan pendidikan.
Umpan balik yang diberikan asesor menjadi dasar perbaikan untuk penyelenggaraan
kegiatan selanjutnya.

Implementasi sistem penjaminan mutu dapat dilihat dengan adanya dokumen mutu yang
telah tersedia, yakni :
1. Manual Mutu
Manual Mutu (MM) merupakan dokumen acuan untuk menjalankan sistem penjaminan
mutu fakultas. MM dibuat berdasakan MM Universitas yang telah disesuaikan dengan
visi dan misi fakultas. Di dalam MM terdapat Kebijakan Mutu Fakultas yang merupakan
suatu kebijakan dasar dalam pengelolaan sistem dan proses pembelajaran, lulusan
yang ingin dihasilkan, serta implementasi sistem penjaminan mutu yang diturunkan dari
visi dan misi Fakultas. Selain Kebijakan Mutu Fakultas, pada MM juga dijabarkan
mengenai Sistem Penjaminan Mutu yang dijalankan.
2. Rencana Mutu
Rencana Mutu (RM) adalah Standar Mutu yang ingin dicapai pada setiap proses
kegiatan yang dilakukan pada lembaga/unit dalam rangka mencapai Sasaran Mutu. RM
akademik secara rinci telah dibuat dan dijadikan patokan pencapaian standar mutu
akademik.
3. Prosedur Mutu
Prosedur Mutu adalah prosedur terdokumentasi yang merinci dan menjelaskan
langkah-langkah dan mekanisme pelaksanaan semua proses aktifitas dalam sistem
penjaminan mutu yang melibatkan berbagai fungsi, yang akan menjamin aktifitas
tersebut terkendali. Prosedur Mutu Program Studi dijabarkan secara rinci pada tiap-tiap
Standar Operasional Prosedur (SOP) seusai dengan kegiatan pada unit-unit di lingkup
program studi.
4. Job Description
Job Description merupakan dokumen yang menjelaskan tentang tugas dan tugas
tanggung jawab setiap jabatan /pimpinan yang tercakup dalam lingkup penerapan
Sistem Penjaminan Mutu dari program studi.

Anda mungkin juga menyukai