Anda di halaman 1dari 6

TATA TERTIB BENGKEL TKR

SMK PGRI LEMAHABANG


INSTRUKSI KERJA
TATA TERTIB BENGKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN

PERATURAN BENGKEL PRAKTEK TEKNIK KENDARAAN RINGAN


Pasal 1
PRAKTEK TEKNIK KENDARAAN RINGAN
1. Praktek berlangsung setiap satu minggu sekali sesuai dengan jadwal pemelajaran dimana
tiap-tiap kelompok kerja terdiri atas siswa dalam satu kelas
2. Jumlah hari praktek ditentukan berdasarkan jumlah waktu efektif praktek selama 1 semester
dengan jumlah kelompok kerja
3. Dalam tiap semester siswa wajib mengikuti program tersebut secara penuh dan diatur oleh
sekolah bersama Program Keahlian
Pasal 2
WAKTU PELAKSANAAN PRAKTEK
1. Praktek berlangsung pada hari Senin sampai dengan hari Sabtu
2. Praktek bengkel pagi :
a. Praktek bengkel pagi dimulai pukul 07.00 TEPAT dan diakhiri pukul 12.40, kecuali hari
jumat pada pukul 10.30 WIB
b. Istirahat pagi dilaksanakan pada pukul 10.00 s/d 10.15 kecuali hari jumat tidak ada
istirahat
c. Selama jam istirahat, peserta diijinkan untuk melaksanakan praktek dengan ijin instruktur
dan atau toolman
d. Pembersihan bengkel (cleaning) :
- Cleaning dilakukan 15 menit sebelum praktek berakhir untuk hari senin s/d sabtu dan
dilaksanakan oleh semua siswa yang terlibat praktek
- Siswa DILARANG meninggalkan bengkel sebelum bengkel dalam keadaan bersih,aman
dan alat tertata rapi sebagaimana mestinya
e. Setiap akhir praktek boleh dilakukan overlaping/jam tambahan dengan persetujuan
instruktur dan toolman
3. Praktek sore hari
:
a. Praktek sore hari dimulai pukul 13.30 tepat dan diakhiri pukul 17.00 WIB
b. Istirahat dilakukan pada pukul 15.30 s/d 15.45 untuk hari senin s/d sabtu
c. Selama jam istirahat, siswa diijinkan untuk melanjutkan praktek dengan persetujuan/ijin
instruktur atau toolman
d. Pembersihan bengkel (cleaning) :
- Cleaning dilakukan 15 menit sebelum praktek berakhir untuk hari senin s/d sabtu dan
dilaksanakan oleh semua siswa yang terlibat praktek
- Siswa DILARANG meninggalkan bengkel sebelum bengkel dalam keadaan bersih,
aman dan alat tertata rapi sebagaimana mestinya
e. Teori berlangsung di dalam bengkel dan atau diluar bengkel yang waktunya diatur sendiri
oleh guru mata diklat/instruktur

f. Jam-jam diluar ketentuan tersebut dapat dipergunakan untuk melunasi jam minus,
melaksanakan kompensasi dan atau menabung jam plus untuk dikemudian hari diambil
dengan persetujuan/perintah instruktur
Pasal 3
SISTEM PRAKTEK TEKNIK KENDARAAN RINGAN
1. Tahap I (kelas I) : Di sesuaikan dengan dasar kompetensi kejuruan & kompetensi kejuruan
kelas X
2. Tahap II (kelas 2 ) : Di sesuaikan dengan dasar kompetensi kejuruan & kompetensi kejuruan
kelas XI
3. Tahap III (kelas 3) : Di sesuaikan dengan dasar kompetensi kejuruan & kompetensi kejuruan
kelas XII dan pesiapan Ujian Kompetensi Nasional (ujian praktek) dan Ujian Nasional
Kejuruan (teori kejuruan)
4. Syarat-syarat untuk menempuh masing-masing tingkat adalah harus bebas
tanggungan/tugas/remidi dari tingkat sebelumnya dan diatur dalam instruksi kerja masingmasing Program Keahlian
Pasal 4
PAKAIAN PRAKTEK
UMUM
1. Setiap siswa yang datang ke bengkel dalam rangka urusan praktek maupun yang lain
HARUS berpakaian sopan dan rapi (berbaju seragam sekolah dan bersepatu)
2. Siswa DILARANG berambut panjang dan atau berkuku panjang. Panjang rambut maksimal
diatas kerah dan tidak menutupi mata dan tidak diwarna
TEORI
1. Selama mengikuti teori, siswa WAJIB berpakaian sopan dan rapi (seragam pada hari tersebut
lengkap dengan atribut dan bersepatu )
2. Selama mengikuti teori, siswa DILARANG memakai topi dan atribut yang bukan merupakan
identitas sekolah
PRAKTEK BENGKEL
Setiap siswa HARUS berpakaian seragam praktek yang warna dan modelnya sudah
ditentukan, bersepatu tertutup dan atau pakaian yang dipersyaratkan dalam Instruksi Kerja
2.Siswa HARUS menanggalkan segala atribut yang dapat membahayakan keselamatan selama
praktek seperti gelang/kalung dan sejenisnya
Pasal 5
PELAKSANAAN UJIAN
1.
2.
3.
a.
b.

Ujian adalah cara menilai tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah
dipelajari sebelum beralih pada kompetensi yang lebih tinggi
Semua siswa WAJIB mengikuti ujian sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Ujian dilaksanakan melalui 2 tahap
:
Tahap I
: merupakan ujian akhir kompetensi yang dilaksanakan pada tiap akhir
kompetensi/akhir pembelajaran yang mekanismenya ditentukan oleh guru mata diklat
bersama kurikulum untuk menentukan kanaikan kelas/kenaikan tingkat
Tahap II
: merupakan Ujian Akhir Nasional yang disebut juga Uji Kompetensi
Produktif yang dilaksanakan secara Nasional bersama dengan pihak sekolah dan Dunia
Usaha / Dunia Industri

c.

Tahap III : Ujian Nasional Teori Kejuruan merupakan ujian akhir teori bersama mata
diklat/mata pelajaran UNAS yang lain untuk menentukan kelulusan.
d. Ujian Tahap I digunakan untuk menentukan kenaikan kelas dengan Kreteria Ketuntasan
Minimal KKM = 7,5 dan Tahap II/III digunakan untuk menentukan kelulusan
Pasal 6
KEHADIRAN
1.
2.
3.

Pencatatan kehadiran siswa dilakukan setelah siswa memakai pakaian kerja dan atau
menggunakan tanda tangan
Pencatatan kehadiran dilaksanakan oleh instruktur praktek atau yang mewakili
Keterlambatan hadir dikenai sangsi yang besarnya disesuaikan dengan tingkat keterlambatan
Pasal 7
PRINSIP DAN JENIS SANGSI TERHADAP PELANGGARAN

1.
2.
a.
b.
c.
d.

e.
f.
g.
h.

Setiap siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan peraturan praktek akan
dikenai sangsi sesuai dengan jenis dan bobot pelanggaran.
Jenis sangsi
:
WAJIB LAPOR
Denda alat/kerja lembur
JAM MINUS yaitu jam ketidakhadiran siswa dalam mengikuti praktek sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan dan bukan kompensasi/hukuman/denda atas kerusakan/kehilangan
alat atau mesin
KOMPENSASI yaitu waktu wajib praktek yang ditambahkan sebagai sangsi dan harus
dibayar dengan wajib kerja praktek dengan satuan terkecil 0,5 jam. Jika selama waktu libur
digunakan untuk wajib praktek dan ternyata tidak cukup untuk mengganti jam yang
ditinggalkan maka sisa kompensasi harus dibayar dengan penggantian alat atau pekerjaan lain
yang mendidik.
Peringatan lisan
Peringatan tertulis
Pencabutan hak untuk mengikuti praktek (dikeluarkan/dikembalikan ke sekolah)
Daftar tentang jumlah jam minus dan kompensasi dapat dilihat pada papan pengumuman
setiap 2 minggu.

Pasal 8
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN SANGSINYA
1.
a.
b.
c.
d.

KETERLAMBATAN HADIR
Keterlambatan hadir pada jam teori maupun praktek dikenai sangsi jam minus yang dirinci
sbb :
Keterlambatan 16 s/d 20 menit dikenai sangsi dari Instruktur
Keterlambatan 20 s/d 30 menit dikenai sangsi dari Kepela Program TKR
Keterlambatan diatas 30 menit siswa tersebut di SERAHKAN kepada petugas BP/ BK
untuk di proses.
Keterlambatan dengan ijin sebelumnya dan disertai alasan yang logis dikenai jam minus
yang besarnya sama dengan waktu yang ditinggalkan (1 hari jam minus untuk ijin 1 hari)

e.
2.
a.
b.
c.
d.
e.

3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.

Berkaitan dengan pasal 8 ayat 1c, siswa yang bersangkutan di ijinkan mengikuti praktek
pada hari itu dengan membawa REKOMENDASI mengikuti praktek dari GURU BP / BK.
KETIDAKHADIRAN
Ketidakhadiran yang direncanakan harus diajukan paling lambat 1 hari sebelumnya
kepada instruktur yang bersangkutan dengan menggunakan PERMOHONAN IJIN TIDAK
MASUK ( F_ijin_sis)
Ketidakhadiran yang diijinkan dikenai jam minus yang besarnya sama dengan waktu yang
ditinggalkan dengan pembulatan ke atas.
Ketidakhadiran karena sakit yang diperkuat dengan surat keterangan dokter dikenakan jam
minus dari jumlah jam yang ditinggalkan.
Ketidakhadiran TANPA IJIN dikenakan jam minus yang besarnya 3 x waktu praktek yang
ditinggalkan dengan pembulatan keatas.
Ketidakhadiran
berturut-turut
selama
3
HARI
TANPA
KETERANGAN/PEMBERITAHUAN kepada instruktur dan atau wali kelas maka siswa
yang bersangkutan dicabut haknya untuk mengikuti praktek (dikeluarkan) sampai siswa yang
bersangkutan menyelesaikan/melunasi jam minus.
MERUSAK/MENGHILANGKAN FASILITAS/BARANG MILIK BENGKEL
Siswa yang tanpa sengaja menyebabkan rusaknya barang milik bengkel maka dikenai
sangsi berupa kompensasi yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
kelompok kerja praktek dengan instruktur
Siswa yang dengan sengaja merusak barang milik bengkel dikenai sangsi pencabutan hak
mengikuti praktek dan yang bersangkutan dikenai sangsi penggantian alat yang rusak
(F_kompen_ALAT)
Menghilangkan barang milik bengkel menyebabkan siswa/kelompok kerja dikenakan
sangsi denda yang besarnya ditentukan oleh jurusan.
Hal-hal lebih lanjut dapat dilihat pada Instruksi Kerja Penanganan Kerusakan/Kehilangan
alat (IK_KTS_SIS)
Kehilangan barang yang bukan milik Bengkel selama praktek maka kelompok kerja wajib
mengganti yang nilainya dari nilai barang yang hilang.

PELANGGARAN PERATURAN PAKAIAN PRAKTEK, RAMBUT ,KUKU & HAND


PHONE, dan ATRIBUT ILEGAL
a.
Siswa yang tidak memakai seragam sebagaimana yang ditetapkan bengkel maka siswa
yang bersangkutan DILARANG mengikuti praktek
b.
Ketidaktaatan terhadap potongan rambut, kuku dan atribut ilegal lain akan dilakukan
penertiban pada saat itu dan yang bersangkutan dikenakan jam minus sebesar waktu
penertiban
c.
Siswa yang memakai atribut/aksesoris yang bukan atribut sekolah maka dilakukan
penertiban dan atau penyitaan kemudian yang bersangkutan diberi peringatan
d.
Siswa DILARANG menggunakan/bermain HP pada saat kegiatan praktek/KBM
berlangsung tanpa seijin instruktur/toolman
e.
Siswa yang bermain HP pada saat jam praktek berlangsung maka dilakukan peringatan
dan apabila diperlukan dilakukan PENERTIBAN/PENYITAAN sementara sampai batas
waktu yang tidak di tentukan hingga siswa yang bersangkutan benar-benar tertib atau
perubahan yang lebih baik.
5.
BERKELAHI, BERBUAT ASUSILA dan sejenisnya
a. Siswa yang terlibat PERKELAHIAN dengan alasan apapun dan diketahui staff instruktur
maka yang bersangkutan dikenai sangsi pencabutan hak mengikuti praktek/pelatihan
(dikeluarkan)

b.

Siswa yang terbukti menyebarkan/memutar GAMBAR/VIDEO PORNO dilingkungan


sekolah dengan alasan apapun maka yang bersangkutan diberikan peringatan dan atau
pemanggilan orang tua, dan bila diperlukan dikeluarkan dari sekolah
c.
Terkait dengan pasal 8 point 5b maka HP yang bersangkutan ditahan sekurang-kurangnya
2 BULAN sampai batas waktu yang tidak ditentukan
d. Siswa yang terbukti melakukan perbuatan ASUSILA & SEJENISNYA maka yang
bersangkutan diberikan peringatan dan bila diperlukan dicabut haknya untuk mengikuti
pelajaran/praktek atau dikembalikan ke orangtuanya
6.
MEMPUNYAI JAM MINUS DAN ATAU KOMPENSASI PADA AKHIR TAHUN AJARAN
a.
Tidak mempunyai jam minus pada akhir tahun ajaran adalah salah satu syarat untuk
kelulusan mata diklat produktif
b.
Dalam liburan maka siswa yang bersangkutan diwajibkan melakukan kerja lembur guna
membayar jam minus dan atau kompensasi sampai lunas
c.
Bila kerja lembur tidak cukup untuk membayar jam minus maka siswa yang bersangkutan
dikenakan sangsi berupa peminjaman alat atau pekerjaan lain yang bersifat mendidik
7.
MEMPUNYAI JAM MINUS MAKSIMAL
a.
Jam minus maksimal yang masih berlaku bagi siswa untuk mengikuti praktek adalah 15
jam atau setara dengan 3 hari untuk kelas 1 dan 2 serta 18 jam setara dengan 3 hari untuk
kelas 3
b.
Jika jumlah jam minus maksimum tersebut terlampaui maka yang bersangkutan diberikan
peringatan tertulis serta diwajibkan untuk kerja lembur guna melunasi/mengurangi jam minus
tersebut
Pasal 9
PELAKSANAAN SANGSI JAM MINUS
1.

JAM MINUS DAN ATAU KOMPENSASI


Pelaksanaan sangsi jam minus dan atau kompensasi diatur sesuai dengan keadaan
bengkel/ruang dan kesepakatan dengan instruktur mata diklat
b.
Sebelum melakukan kerja lembur guna membayar jam minus atau kompensasi maka siswa
mendaftarkan diri kepada instruktur untuk memperoleh ijin
c.
Siswa yang memiliki jam minus dan atau kompensasi sewaktu-waktu dapat diwajibkan
oleh instruktur untuk melaksanakan kerja lembur guna membayar jam minus atau
kompensasi
2.
DENDA PENGGATIAN ALAT
a. Sangsi yang berupa kompensasi kerusakan/kehilangan alat harus dilunasi yang
besarnya sesuai dengan keputusan bersama antara kelompok kerja dan instruktur
dalam F_KOMPEN_ALAT
b. Bagi siswa/kelompok kerja yang tidak melaksanakan sangsi kompensasi maka yang
bersangkutan diberikan peringatan tertulis sampai dilaksanakan kompensasi
penggantian alat
a.

c. Ketidaktaatan akan point a dan b akan dikenakan peringatan yang kedua dan jika
dirasakan perlu maka yang bersangkutan di non aktifkan dari kegiatan belajar
mengajar produktif maupun yang lain.
d. Sangsi penggantian alat pada kelompok kerja/praktek dimaksudkan untuk mendidik
agar ada rasa tanggungjawab bersama dalam bekerja serta disiplin alat/mesin
Pasal 10

PENEGAK ATURAN
1.

Aturan diterapkan dan ditegakkan secara kolektif serta dikoordinasikan oleh semua
komponen Program Keahlian
2.
Komponen Program Keahlian yang dimaksud adalah : Kepala Program, Kepala Bengkel,
Wali Kelas, Instruktur/guru,Toolman dan komponen lain yang mendukung
Demikian Instruksi Kerja ini di buat untuk di pahami dan di taati bersama semua siswa
Jurusan Teknik Kendaraan Ringan dan apabila ada ketidaksesuaian maka akan direvisi
sebagaimana mestinya.
DI SAHKAN
Kaprog TKR

SUHARDIYATNO, S.Pd

DI SIAPKAN
Toolman TKR

Anda mungkin juga menyukai