f. Jam-jam diluar ketentuan tersebut dapat dipergunakan untuk melunasi jam minus,
melaksanakan kompensasi dan atau menabung jam plus untuk dikemudian hari diambil
dengan persetujuan/perintah instruktur
Pasal 3
SISTEM PRAKTEK TEKNIK KENDARAAN RINGAN
1. Tahap I (kelas I) : Di sesuaikan dengan dasar kompetensi kejuruan & kompetensi kejuruan
kelas X
2. Tahap II (kelas 2 ) : Di sesuaikan dengan dasar kompetensi kejuruan & kompetensi kejuruan
kelas XI
3. Tahap III (kelas 3) : Di sesuaikan dengan dasar kompetensi kejuruan & kompetensi kejuruan
kelas XII dan pesiapan Ujian Kompetensi Nasional (ujian praktek) dan Ujian Nasional
Kejuruan (teori kejuruan)
4. Syarat-syarat untuk menempuh masing-masing tingkat adalah harus bebas
tanggungan/tugas/remidi dari tingkat sebelumnya dan diatur dalam instruksi kerja masingmasing Program Keahlian
Pasal 4
PAKAIAN PRAKTEK
UMUM
1. Setiap siswa yang datang ke bengkel dalam rangka urusan praktek maupun yang lain
HARUS berpakaian sopan dan rapi (berbaju seragam sekolah dan bersepatu)
2. Siswa DILARANG berambut panjang dan atau berkuku panjang. Panjang rambut maksimal
diatas kerah dan tidak menutupi mata dan tidak diwarna
TEORI
1. Selama mengikuti teori, siswa WAJIB berpakaian sopan dan rapi (seragam pada hari tersebut
lengkap dengan atribut dan bersepatu )
2. Selama mengikuti teori, siswa DILARANG memakai topi dan atribut yang bukan merupakan
identitas sekolah
PRAKTEK BENGKEL
Setiap siswa HARUS berpakaian seragam praktek yang warna dan modelnya sudah
ditentukan, bersepatu tertutup dan atau pakaian yang dipersyaratkan dalam Instruksi Kerja
2.Siswa HARUS menanggalkan segala atribut yang dapat membahayakan keselamatan selama
praktek seperti gelang/kalung dan sejenisnya
Pasal 5
PELAKSANAAN UJIAN
1.
2.
3.
a.
b.
Ujian adalah cara menilai tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah
dipelajari sebelum beralih pada kompetensi yang lebih tinggi
Semua siswa WAJIB mengikuti ujian sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Ujian dilaksanakan melalui 2 tahap
:
Tahap I
: merupakan ujian akhir kompetensi yang dilaksanakan pada tiap akhir
kompetensi/akhir pembelajaran yang mekanismenya ditentukan oleh guru mata diklat
bersama kurikulum untuk menentukan kanaikan kelas/kenaikan tingkat
Tahap II
: merupakan Ujian Akhir Nasional yang disebut juga Uji Kompetensi
Produktif yang dilaksanakan secara Nasional bersama dengan pihak sekolah dan Dunia
Usaha / Dunia Industri
c.
Tahap III : Ujian Nasional Teori Kejuruan merupakan ujian akhir teori bersama mata
diklat/mata pelajaran UNAS yang lain untuk menentukan kelulusan.
d. Ujian Tahap I digunakan untuk menentukan kenaikan kelas dengan Kreteria Ketuntasan
Minimal KKM = 7,5 dan Tahap II/III digunakan untuk menentukan kelulusan
Pasal 6
KEHADIRAN
1.
2.
3.
Pencatatan kehadiran siswa dilakukan setelah siswa memakai pakaian kerja dan atau
menggunakan tanda tangan
Pencatatan kehadiran dilaksanakan oleh instruktur praktek atau yang mewakili
Keterlambatan hadir dikenai sangsi yang besarnya disesuaikan dengan tingkat keterlambatan
Pasal 7
PRINSIP DAN JENIS SANGSI TERHADAP PELANGGARAN
1.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Setiap siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan peraturan praktek akan
dikenai sangsi sesuai dengan jenis dan bobot pelanggaran.
Jenis sangsi
:
WAJIB LAPOR
Denda alat/kerja lembur
JAM MINUS yaitu jam ketidakhadiran siswa dalam mengikuti praktek sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan dan bukan kompensasi/hukuman/denda atas kerusakan/kehilangan
alat atau mesin
KOMPENSASI yaitu waktu wajib praktek yang ditambahkan sebagai sangsi dan harus
dibayar dengan wajib kerja praktek dengan satuan terkecil 0,5 jam. Jika selama waktu libur
digunakan untuk wajib praktek dan ternyata tidak cukup untuk mengganti jam yang
ditinggalkan maka sisa kompensasi harus dibayar dengan penggantian alat atau pekerjaan lain
yang mendidik.
Peringatan lisan
Peringatan tertulis
Pencabutan hak untuk mengikuti praktek (dikeluarkan/dikembalikan ke sekolah)
Daftar tentang jumlah jam minus dan kompensasi dapat dilihat pada papan pengumuman
setiap 2 minggu.
Pasal 8
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN SANGSINYA
1.
a.
b.
c.
d.
KETERLAMBATAN HADIR
Keterlambatan hadir pada jam teori maupun praktek dikenai sangsi jam minus yang dirinci
sbb :
Keterlambatan 16 s/d 20 menit dikenai sangsi dari Instruktur
Keterlambatan 20 s/d 30 menit dikenai sangsi dari Kepela Program TKR
Keterlambatan diatas 30 menit siswa tersebut di SERAHKAN kepada petugas BP/ BK
untuk di proses.
Keterlambatan dengan ijin sebelumnya dan disertai alasan yang logis dikenai jam minus
yang besarnya sama dengan waktu yang ditinggalkan (1 hari jam minus untuk ijin 1 hari)
e.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.
Berkaitan dengan pasal 8 ayat 1c, siswa yang bersangkutan di ijinkan mengikuti praktek
pada hari itu dengan membawa REKOMENDASI mengikuti praktek dari GURU BP / BK.
KETIDAKHADIRAN
Ketidakhadiran yang direncanakan harus diajukan paling lambat 1 hari sebelumnya
kepada instruktur yang bersangkutan dengan menggunakan PERMOHONAN IJIN TIDAK
MASUK ( F_ijin_sis)
Ketidakhadiran yang diijinkan dikenai jam minus yang besarnya sama dengan waktu yang
ditinggalkan dengan pembulatan ke atas.
Ketidakhadiran karena sakit yang diperkuat dengan surat keterangan dokter dikenakan jam
minus dari jumlah jam yang ditinggalkan.
Ketidakhadiran TANPA IJIN dikenakan jam minus yang besarnya 3 x waktu praktek yang
ditinggalkan dengan pembulatan keatas.
Ketidakhadiran
berturut-turut
selama
3
HARI
TANPA
KETERANGAN/PEMBERITAHUAN kepada instruktur dan atau wali kelas maka siswa
yang bersangkutan dicabut haknya untuk mengikuti praktek (dikeluarkan) sampai siswa yang
bersangkutan menyelesaikan/melunasi jam minus.
MERUSAK/MENGHILANGKAN FASILITAS/BARANG MILIK BENGKEL
Siswa yang tanpa sengaja menyebabkan rusaknya barang milik bengkel maka dikenai
sangsi berupa kompensasi yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
kelompok kerja praktek dengan instruktur
Siswa yang dengan sengaja merusak barang milik bengkel dikenai sangsi pencabutan hak
mengikuti praktek dan yang bersangkutan dikenai sangsi penggantian alat yang rusak
(F_kompen_ALAT)
Menghilangkan barang milik bengkel menyebabkan siswa/kelompok kerja dikenakan
sangsi denda yang besarnya ditentukan oleh jurusan.
Hal-hal lebih lanjut dapat dilihat pada Instruksi Kerja Penanganan Kerusakan/Kehilangan
alat (IK_KTS_SIS)
Kehilangan barang yang bukan milik Bengkel selama praktek maka kelompok kerja wajib
mengganti yang nilainya dari nilai barang yang hilang.
b.
c. Ketidaktaatan akan point a dan b akan dikenakan peringatan yang kedua dan jika
dirasakan perlu maka yang bersangkutan di non aktifkan dari kegiatan belajar
mengajar produktif maupun yang lain.
d. Sangsi penggantian alat pada kelompok kerja/praktek dimaksudkan untuk mendidik
agar ada rasa tanggungjawab bersama dalam bekerja serta disiplin alat/mesin
Pasal 10
PENEGAK ATURAN
1.
Aturan diterapkan dan ditegakkan secara kolektif serta dikoordinasikan oleh semua
komponen Program Keahlian
2.
Komponen Program Keahlian yang dimaksud adalah : Kepala Program, Kepala Bengkel,
Wali Kelas, Instruktur/guru,Toolman dan komponen lain yang mendukung
Demikian Instruksi Kerja ini di buat untuk di pahami dan di taati bersama semua siswa
Jurusan Teknik Kendaraan Ringan dan apabila ada ketidaksesuaian maka akan direvisi
sebagaimana mestinya.
DI SAHKAN
Kaprog TKR
SUHARDIYATNO, S.Pd
DI SIAPKAN
Toolman TKR