Bab 2. Tinjaun Pustaka
Bab 2. Tinjaun Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Poket Periodontal
Poket periodontal, didefinisikan sebagai proses bertambah dalamnya sulkus
gingiva, merupakan salah satu gambaran klinis penyakit periodontal. Seluruh tipe
periodontitis yang berbeda berbagai gambaran histopatologis, seperti perubahan
jaringan periodontal, mekanisme destruksi jaringan, dan mekanisme penyembuhan.
Namun demikian, periodontitis tersebut memiliki etiologi, riwayat alami, progresi,
dan respon terhadap terapi yang berbeda.9
Presentase dari orang yang menderita poket pada tahun 1971-1974 diestimasi
sangat rendah pada
memiliki poket yang lebih dalam, sedangkan hampir 40% dari usia 45-64 tahun dan
penyakit
1988-1994
1999-2004
25
4%
9%
satu tempat )
3mm attachment loss
4mm kedalaman poket
Penyakit periodontal
28%
14%
66%
1,47mm
6%
1,02mm
kedalaman poket
Nilai rata rata dari
1,07mm
0,72mm
32%
21%
23%
10%
25%
17%
attachment loss
2mm resesi paling
sedikit pada satu tempat
4mm kedalaman poket
pada satu tempat
4mm attachment loss
pada satu tempat
65
Umur
1988-1994
65
1999-2004
18
19
ada
edentulous
Penyakit periodontal
34%
19,5%
27%
10,5%
Penyakit periodontal
26,3%
16,6%
54%
1,47mm
55%
1,07mm
kedalaman poket
Nilai rata rata dari
2,04mm
1,55mm
73%
48%
22%
12%
59%
50%
( satu tempat )
3mm attachment loss
4mm kedalaman poket
attachment loss
2mm resesi paling
sedikit pada satu tempat
4mm kedalaman poket
pada satu tempat
4mm attachment loss
65 tahun sebanyak
Klasifikasi Poket
8
Poket periodontal merupakan sulkus yang mengalami sakit. Area sulkus dan
poket merupakan area perawatan tempat kalkulus berkumpul, dan instrumentasi
untuk terapi periodontal non-bedah diaplikasikan. Dasar poket merupakan marjin
koronal jaringan periodontal yang melekat. Secara hisltologis, dasar sebuah sulkus
sehat adalah batas koronal perletakan jaringan konektif. Poket dibagi menjadi
gingival dan periodontal untuk menegaskan derajat keterlibatan anatomi.
Pertambahan dalam sulkus gingiva mungkin terjadi akibat pergerakan koronal
dari marjin gingiva, pergeseran apikal dari perlekatan gingiva atau sebuah kombinasi
kedua proses tersebut.
Poket dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1. Poket Gingiva (pseudo-poket).
Tipe poket ini dibentuk oleh pembesaran gingiva tanpa disertai destruksi
jaringan periodontal sekitar. Sulkus mengalami pendalaman akibat peningkatan
pembesaran gingiva. Tipe poket ini terjadi bersama dengan destruksi jaringan
periodontal
pendukung.
Bertambah
dalamnya
poket
secara
progresif
tulang
b. Intrabony (infrabony, subkrestal atau intraalveolar)
Intrabony bagian dasar poket berada di apikal dari tinggi tulang
alveolar sekitar. Pada tipe poket kedua ini, dinding poket lateral terdapat
di antara permukaan gigi dan tulang alveolar.
Poket dapat melibatkan satu, dua atau lebih permukaan gigi, dan
dapat memiliki kedalaman berbeda, dan tipe pada permukaan berbeda
dari gigi yang sama, dan pada bagian aproksimal ruang interdental yang
sama. Poket juga dapat berbentuk spiral (sebagai contoh berasal dari
satu permukaan gigi, dan berputar di sepanjang gigi dan melibatkan satu
atau lebih permukaan tambahan). Tipe poket tersebut paling umum pada
area furkasi. 6
10
2.3
peresepan
narkoba,
gangguan
herediter,
gangguan
hormonal,
Materi Alba
11
Materi alba adalah suatu deposit lunak, berwarna kuning atau putih
keabu abuan yang melekat pada permukaan gigi, restorasi, kalkulus,
dan gingival. Deposit ini perlekatannya kurang erat jika dibandingkan
dengan plak gigi. Deposit dapat terlihat jelas tanpa menggunakan larutan
disclosing dan sering kali cenderung menumpuk pada sepertiga gingival
mahkota gigi dan pada gigi yang malposisi.1
2.
Plak
Plak adalah suatu massa bakteri yang tebal dan tidak mengalami
klasifikasi. Plak juga memiliki sifat yang dapat melekat erat pada
permukaan gigi. Sumber utama mikroba plak adalah mikroorganisme
mulut, komponen saliva, protein dan karbohidrat. Plak tetap melekat
meskipun ada pergerakan otot, aksi pembersih saliva ataupun berkumur.
Berdasarkan hubungannya dengan gingiva margin, plak dapat dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva.
Apabila plak dibiarkan lebih lama maka akan berubah menjadi kalkulus.6
3.
Kalkulus
Kalkulus merupakan plak yang mengalami kalsifikasi, yang
12
13
wanita.
Progesteron
mempengaruhi
menyebabkan
integritas
sel
peningkatan
endotel
kapiler.
eksudasi,
dan
Progesteron
juga
dapat
mengubah
komposisi
bakteri
plak
dengan
adanya
ketidaknyamanan
oral,
atropi
gingiva,
menopausal
menopause.
Sebanyak
60%
wanita
menopause
mempunyai
penyakit
( 20 86
15
( p,0,001 )
lebih dalam dibandingkan dengan bekas perokok dan bukan peroko ( Haffajee
dan Socransky, 2001 ). Namun demikian, lebih dalamnya poket pada perokok
dibandingkan dengan bukanperokok hanya terdapat pada sisi bukal/lingual saja
( Gomes dkk, 2006 ).14
Penggunaan tembakau dalam bentuk apapun merupakan sebuah faktor
risiko utama untuk keterlibatan periodontal. Perokok, secara khusus pengguna
rokok, mengalami peningkatan kehilangan tulang. Sebuah asosiasi antara
penyakit periodontal dan seluruh bentuk penggunaan tembakau telah
diperlihatkan. Penggunaan produk tembakau tanpa asap mengalami pengaruh
rongga mulut, termasuk predisposisi terhadap kanker rongga mulut. Lesi
periodontal dengan resesi parah dan ekspos akar gigi terjadi ketika penggunaan
sugi.1
2.3.5 Infeksi Saliva
Keuntungan utama uji saliva adalah kemudahan dengan sampel
diagnostik yang dapat dikumpulkan oleh profesional kesehatan, oleh individu
itu sendiri atau oleh orangtua untuk anak kecil. Pengambilan saliva tidak
disertai rasa sakit, dan tidak menyebabkan masalah kesehatan atau
keselamatan.11
Penanda biologis saliva untuk penyakit periodontal mungkin membantu
pemeriksaan keberadaan atau risiko destruktif penyakit periodontal. Uji saliva
untuk bakteri periodontopati dipremiskan berdasarkan ide berupa saliva
16
penghubung pada sulkus gingiva. Eksudat inflamasi selular dan cairan menyebabkan
degenerasi jaringan penghubung sekitarnya, termasuk serat gingiva. Hanya apikal
pada epitel junctional. Serat kolagen hancur dan daerah ini ditempati oleh sel-sel
inflamasi dan edema.11
Pembentukan fiber kolagen baru secara ekstensif seringkali merupakan reaksi
histologis dominan terhadap inflamasi, khususnya pada zona batas. Proses ini
merupakan salah satu karakteristik respon fibroblast. Perubahan pada jaringan
konektif gingiva yang dapat diamati secara mikroskopis mungkin merefleksikan
variabilitas aktivitas sel inflamasi, proses paling penting yang dimediasi oleh sitokin
dan faktor pertumbuhan. Faktor tersebut dilepaskan oleh sel yang terlibat sebagai
akibat eksaserbasi inflamasi yang berubah seiring periode tanpa gejala.13
Gambaran yang paling membedakan periodontitis dari gingivitis adalah
kehilangan perlekatan jaringan konektif dan tulang yang disertai pembentukan
17
sebuah poket akibat migrasi apikal junctional epithelium. Sebagai akibat migrasi
apikal ini, junctional epithelium menjadi melekat pada sementum akar, dan dinding
eksternal poket tertutupi oleh sebuah epitel, sehingga disebut poket epitel.
Periodontitis tahap awal dapat terdeteksi dengan mudah secara mikroskopis, tetapi
sulit untuk terlihat secara klinis. Kehilangan perlekatan dapat diukur dengan probe
periodontal, tetapi probing terlalu invasif dibandingkan pemeriksaan mikroskopis.15
Pembentukan sebuah poket antara epitel dan permukaan akar menyebabkan
retensi lanjutan dari bakteri, dan potensi reduksi-oksidasi (redoks) rendah
menyebabkan peningkatan kolonisasi oleh patogen periodontal yang kebanyakan
berupa patogen anaerob. Epitel poket yang diinvasi oleh neutrofil dikarakteristikkan
oleh penebalan disertai proliferasi rete peg, dan epitel mengalami ulserasi mikro.
Kondisi ini memfasilitasi masuknya bakteri dan produknya ke dalam jaringan
konektif, sehingga mekanisme pertahanan lokal pejamum mengalami gangguan.
Inisitasi sebuah aktivitas destruktif dapat diamati secara jelas. Namun demikian,
bahkan tanpa adanya ulserasi, junctional epithelium tergolong permeabel. Oleh
karena itu, junctional epithelium itu sendiri dapat menawarkan sebuah rute stimulus
berbahaya, dan faktor penting berupa ulserasi sebagai sebuah prasyarat patogenesis
sebuah aktivitas penyakit dapat diperdebatkan.15
2.5
marjinal berwarna merah kebiruan, dan mengalami penebalan, sebuah zona vertikal
18
berwarna merah kebiruan dari marjin gingiva sampai dengan mukosa alveolar,
pembentukan diastema, dan gejala seperti rasa sakit terlokalisasi atau rasa sakit jauh
di dalam tulang. Satu-satunya metode terpercaya untuk menemukan poket
periodontal dan menentukan perluasannya adalah melakukan probing secara perlahan
pada marjin gingiva di sepanjang seluruh permukaan gigi. Namun demikian,
berdasarkan pemerikasan kedalaman itu saja, seringkali sulit untuk membedakan
sebuah sulkus normal yang dalam dan poket periodontal yang dangkal. Pada kasus
tersebut, perubahan patologis pada gingiva membedakan kedua kondisi tersebut.7
2.5.1 Korelasi Gambaran Klinis Poket Periodontal
1. Dinding
gingiva
dari
poket
menunjukkan
berbagai
derajat
19
dan mengikuti kontur gigi. Ketika terdapat deposit kalkulus, dinding poket mengikuti
kontur kalkulus. Kekakuan free gngiva sangat berpengaruh dalam penentu bantas dan
20
2.7
Kandungan Poket
Poket periodontal mengandung debris yang secara utama terdiri dari
dapat dicapai, bahkan pada poket dalam dengan kedalaman lebih 8 mm,
oleh kerena itu, pembedahan regenerative dapat mencapai reduksi
kedalaman poket maksimal. 18
Beberapa teknik dapat digunakan untuk perawatanpoket periodontal.
Flap periodontal merupakan salah satu prosedur yang paling sering
digunakan, khususnya untuk poket moderat dan dalam pada bagian
posterior.
Flap digunakan untuk terapi poket yang bertujuan :
a.
Meningkatkan aksesibilitas pada deposit akar
b.
Mengeliminasi atau mengurangi kedalaman poket dengan reaksi
c.
dinding poket
Membuka area untuk melakukan metode regenerative.7
24