Anda di halaman 1dari 31

Zulfi Akmal

11 November 2009 Edited

Apa Yang Sudah Terjadi?


Pada satu pertemuan muhadhrah dengan DR. Abdul Badi saya mendengar dari beliau
bahwa: Salah satu hikmah dari mesti adanya empat orang saksi pelaku sebuah perzinaan
dengan menyaksikan langsung baru hukuman dera atau rajam diberlakukan adalah,
seolah-olah Allah tidak menginginkan peristiwa bejat itu tersebar beritanya. Bisa
dibayangkan hampir suatu hal mustahil bila dua orang melakukan zina bisa dipergoki
oleh empat orang laki-laki, dan keempat orang itu melihat sebagaimana masuknya
sebatang pena ke dalam botol tinta. Hal ini baru bisa terjadi bila orang melakukan zina di
alam terbuka dan mudah disaksikan orang. Oleh karena itu tidak pernah kita temukan
dalam sejarah para sahabat, seorangpun didera atau dirajam karena kepergok lagi
berzina. Adapun peristiwa Maiz dan perempuan Ghamidiyah itu bukan berdasarkan
kesaksian tetapi pengakuan mereka sendiri dengan tulus supaya mereka dibersihkan dari
dosa.

Dengan sulitnya membuktikan perbuatan itu, ditambah dengan hukuman yang berat
bagi penuduh tanpa ada empat orang saksi, sekalipun si penuduh betul-betul
menyaksikan, maka semakin kecil perbuatan hina ini tersebar beritanya di tengah
masyarakat.

Sekarang muncul pertanyaan, apa bahayanya bila berita perzinaan tersebar di tengah
masyarakat? Bahayanya sangat jelas, bila satu kasus perzinaan terjadi, kemudian
beritanya tersebar akan merusak tatanan masyarakat. Mulai dari keluarga pelaku sampai
masyarakatnya akan tercemar nama baiknya. Selanjutnya bila berita busuk itu sering
terjadi maka orang akan memandang enteng perbuatan dosa besar ini. Bisa dibayangkan
bila suatu bangsa sudah meremehkan perzinaan maka jangan heran kalau zina tersebar
di mana-mana dengan luar biasa.

Sekarang bagaimana kalau berita perzinaan itu sudah disiarkan di media masa dan
televisi, pasti orang akan semakin menganggap enteng perbuatan itu. Sungguh luar
biasa lagi bila perbuatan yang sangat pribadi dan rahasia itu sendiri yang sudah
dilakukan terang-terangan bahkan disebarkan gambar dan videonya, bisa diakses oleh
siapapun. Apa jadinya masyarakat kalau sudah begini keadaannya.

Dulu waktu saya masih SD di sekolah ada razia, yang dirazia itu adalah kartu remi.
Sewaktu saya di tsanawiyah dan aliyah semakin meningkat, yang dirazia itu adalah
kondom dan gambar porno. Hari ini maju selangkah lagi yang dirazia adalah HP, flash, CD
dan laptop. Apa kira-kira file yang terdapat di dalamnya?

Selanjutnya amat miris bila mendengar info intertaimen di negeri kita. Retting berita
bejat ini sangat tinggi. Setiap hari ada kasus perselingkuhan para artis yang disuguhkan
kepada masyarakat. Seolah-olah perbuatan ini tidak dianggap bejat lagi, sudah biasa
saja, tidak memalukan lagi. Ibarat kata orang kampung saya: habis gatal karena digaruk,
habis geli karena digelitik.

Bila kita membaca tanda-tanda zaman yang diberitakan oleh Rasulullah apakah kita
sudah sampai kepada masa terjelek yang diramalkan Rasul. Pada waktu hari kiamat
sudah semakin dekat. Di masa itu perbuatan zina sudah dianggap biasa saja, manusia
tidak ada bedanya dengan binatang. Ungkapan paling mulia di waktu itu adalah: jangan
lakukan zina terang-terangan.

Aku semakin sedih dan takut ketika memandang anakku yang masih kecil, betapa
beratnya masa yang akan dia tempuh nanti. Saat ini saja sudah begitu bejatnya
kehidupan bagaimana dengan 20-40 tahun yang akan datang, apa kira-kira yang akan
terjadi? Aku hanya mampu berdoa sebanyak-banyaknya agar aku dan anak keturunan ku
dilindungi oleh Allah dari kehidupan hina dan bejat ini, di samping berusaha memberikan
pendidikan terbaik untuknya semampuku.

Ya Allah, janganlah keluarkan dari sulbi ku kecuali anak keturunan yang mukmin.
Ya Allah, lindungilah diriku dan anak keturunanku dari perbuatan kotor.
Ya Allah, putuskanlah keturunanku sebelum masa terjelek itu datang, jangan sampai ada
anak keturunan ku yang mengalami kiamat besar.
Tulisan yang acak adul ini adalah ungkapan kegundahan waktu membaca berita negeri
kita.

Akhir mahattah Hay Asyir, di sudut kota Cairo.

Zulfi Akmal
18 November 2009

Apa sebenarnya yang dianggap ilmu itu? Yg bisa bikin kita cerita setinggi langit, supaya
orang salut dan mengatakan kita hebat, padahal amalnya tidak ada. Nauzubillah dari
ilmu seperti ini...................

Zulfi Akmal
22 November 2009

Barusan saya baca dalam sebuah buku : " Orang hebat menulis masalah berat dengan
bahasa sederhana . Orang yang ingin disebut hebat menulis masalah sederhana dengan
bahasa yang berat " .
Zulfi Akmal
25 November 2009

Umar pernah berkata : " Setiap hari orang berkata, si Fulan sudah meninggal, si Fulan
yang lain lagi meninggal. Pasti pada suatu hari orang akan berkata : Umar meninggal.
Saya juga berkata : Suatu hari nanti orang pasti akan berkata : ZULFI SUDAH
MENINGGAL.
2 December 2009

Muhammad ibnu Wasi' (seorang tabi''in) pernah berkata : " Andaikata dosa itu
mengeluarkan bau, tidak ada seorangpun yang sanggup mendekat kepadaku". Ya Rabb,
ini yang bicara Muhammad ibnu Wasi' , gimana kalau aku........?

Zulfi Akmal
10 August 2010

Kita tidak butuh generasi yang hanya menumpuk-numpuk maklumat dan hafalan, tapi
kita butuh generasi yang punya ilmu dan pemahaman yang benar, kemudian peduli
dengan lingkungan dan mau bergerak serta berbuat.
Zulfi Akmal
17 August 2010

Dapat cerita dari kawan yg pulang dari Gaza: " Saya sempat bertanya kepada salah
seorang anggota HAMAS, bagaimana cara anda mengetahui orang munafik dan
pengkhianat ? Anggota HAMAS itu menjawab: MUDAH SAJA, LIHAT SAJA WAKTU SHALAT
SUBUH, KALAU SERING TIDAK HADIR BERJAMAAH ITULAH ORANGNYA.
Shadaqa Rasulullah yg mengatakan: "Shalat yg paling sulit dilakukan oleh orang munafik
secara berjamaah adalah isya dan subuh".
Zulfi Akmal
20 August 2010

Ketika seseorang bertanya kepada temannya; Kenapa kamu benci kepada si Fulan? dia
menjawab;" Karena si Fulan itu orangnya sok suci, shalat selalu berjamaah di mesjid,
rajin tilawah al Quran, kalau malam tahajjud, shalat2 sunat pantangan ketinggalan, azkar
pagi dan sore ga' pernah lupa, suka ngajak2 puasa Senin Kamis, kalau di bulan
Ramadhan ketatnya bukan main".
Qultu: Kalau gitu saya ingin jadi si Fulan yg dibenci.
Zulfi Akmal
26 August 2010

Pelajaran baru:
" Orang yg berjiwa lemah ketika diberi nasehat akan mencari2 kesalahan orang yg
menasehati, mulai dari kosa kata, retorika sampai kepribadiannya, akhirnya lupa dengan
nasehat. Tapi orang yg berjiwa kuat ketika dinasehati akan segera muhasabah diri tanpa
mempedulikan dari mulut siapa keluar nasehat itu ".
Allahumma thahhir qulubana.....

Zulfi Akmal
28 August 2010

Hatim al 'Asham pernah berkabung seperti orang yg sudah ditinggal mati oleh orang yg
dicintainya karena pernah satu kali tidak sempat takbiratul ihram bersama imam dalam
shalat fardhu.
Kalau kita, apa yg membuat kita sedih ????????
Zulfi Akmal
18 September 2010

Ketaatan menimbulkan semangat sebagaimana maksiat melemahkan cita-cita.

Zulfi Akmal
3 October 2010

Cara mempertahankan iman supaya tidak futur:


1.
2.
3.
4.
5.

Perbanyak tilawah dan tadabur alQuran


Qiyamullail
Puasa sunat
Banyak mengingat kematian
Bergaul dengan orang shaleh

Zulfi Akmal
4 November 2010

Kadang kita perlu merenung dan mengambil waqfah dengan diri kita sendiri, apakah kita
bertindak, berkata, mengomentari status orang dsb memang didasari oleh lillahi ta'ala
atau berdasarkan hawa karena kita tersinggung, sakit hati dsb.
Zulfi Akmal
13 November 2010

Jangan sampai karena dalih amar makruf nahi mungkar, yg kelihatan di mata kita hanya
kejelekan2 orang, sulit sekali mengakui kelebihan kawan. Takutnya itu adalah kedengkian
yg dipolesi dg topeng dakwah. (Renungan pagi ini)

Zulfi Akmal
17 June 2011

Aku adalah orang yg optimis bahwa umat ini sedang menuju perbaikan dan pasti akan
baik. Sungguhpun secara kasat mata pada sebagian sisi semakin bobrok, maka itu hanya
ibarat orang sakit yg makan obat. Ketika pengaruh obat beraksi, kelihatan semakin sakit.
Tapi sedikit demi sedikit penyakitnya akan berangsur sembuh. Oleh karena itu, aku akan
lakukan apa yg bisa ku lakukan, supaya penyakitnya semakin cepat sembuh.
Zulfi Akmal
10 July 2011

Seorang teman yang hafal al Quran 30 juz mengeluh karena kekurangan dia dalam
finansial (uang). Kemudian ditanyakan kepada dia, "Kamu mau menjual hafalan al Quran
mu 1 triliun ? Dengan spontan dia kaget sambil mengatakan: tidak....tidak...tidak...
Matanya berkaca-kaca, dan butiran beningpun berguguran ke pipinya.
Mungkin dalam hatinya dia berkata: "Ternyata aku orang kaya".

Zulfi Akmal
29 July 2011

Bukan karena sok atau sombong aku tidak mau merundukkan kepala kepada pejabat dan
orang berpangkat, tapi karena kepala ini diisi dengan al Qur'an dan Sunnah Rasul SAW
serta ilmu ad din, maka tidak pantas ilmu akhirat akan merunduk kepada ilmu dunia.
('Izzah beda tipis dengan kesombongan)

Zulfi Akmal
29 August 2011

Andaikan orang yang tidak punya ilmu pengetahuan tentang sesuatu diam dan ikut saja
apa yang dia yakini, maka akan berkuranglah pertikaian umat ini. Sayangnya yang tidak
berilmu justru lebih heboh dan tidak mau belajar. Kalau diajari justru bergaya lebih hebat
dan sok kritis. Kritis boleh, tapi harus punya modal dulu.

Zulfi Akmal
12 October 2011

Saya dipanggil menghadap oleh musyrif tesisku. Dengan hati penuh tanya, saya datang
menghadap beliau.
Setelah ketemu, beliau berkata: "Nanti di hari munaqasyah, kamu tidak boleh
menyediakan makan dan hadiah dalam bentuk apapun untuk doktor-doktor pembimbing
dan penguji. Kalau kamu tidak punya uang, supaya kamu tidak bikin hutang, tapi kalau
kamu punya uang dan sudah dianggarkan, gunakan saja untuk keperluan lain atau kirim
untuk saudara-saudara kita di Somalia. Satu lagi, kebiasaan mengasih hadiah para dosen
adalah sunnah sayi'ah kalian mahasiswa Indonesia yang harus dihilangkan".
Al Azhar memang the best.

Zulfi Akmal
19 October 2011

Betapapun lamanya kapal berlayar, selagi kita sabar menghadapi gelombang dengan
selalu mematuhi petunjuk arah dan menjaga keseimbangan, sambil terus berlayar, suatu
saat pasti akan sampai di dermaga. Ketika itulah kita bisa tersenyum melihat daratan
untuk menambah bekal, sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau berikutnya.

Zulfi Akmal
20 October 2011

Bila profesor mogok ngajar satu bulan kehidupan akan tetap berjalan dengan
semestinya. Tapi bila tukang sampah mogok kerja dua hari kira-kira apa yang terjadi?
Maka kita tidak tahu siapa yang tinggi derjatnya nanti di akhirat bila semua bekerja
karena Allah.

Lagi merenungi, ternyata susah kalau mobil sampah ga' datang, mantiqah jadi busuk
karena sampah menggunung. Huff...........

Zulfi Akmal
24 October 2011

Tips:
Cara paling mantap menghadapi orang yang keras-keras ga' menentu dan sok mantap
dengan pendapatnya (tidak bisa diajak kompromi/tolak angsur) adalah dengan
menyerahkan betul amanah kepadanya. Bila dia betul-betul orang yang punya fikrah dan
prinsip yang kuat, dia akan bekerja dengan serius dan semangat, potensinya akan
melejit, akhirnya berhasil. Tapi kalau dia orang yang hanya besar mulut dan sok mantap,
akan gagal dan malu sendiri, akhirnya tenggelam dari peredaran hidup, bahkan takut
ketemu orang.
(Hasil tajribah dan observasi)

Zulfi Akmal
30 October 2011

Satu hal lagi yang sering saya lihat; orang yang mengatakan: "Jangan fanatik dengan
seorang atau sekelompok ulama saja, pelajari juga pendapat ulama lain", sementara dia
lagi fanatik buta terhadap ulama yang dikaguminya dan tidak mau bergeming sedikitpun
dari keta'shubannya.
*** Pelajaran yang saya dapatkan: Jangan larang orang menerima pendapat ulama yang

dia sukai, kalau ada yang kurang tepat atau tidak cocok dengan kita, tunjukkan
bantahannya secara ilmiah dan dalil yang kuat. Atau bantah dengan perkataan ulama
yang kita sukai.
Zulfi Akmal
2 November 2011

Impian kita menegakkan syari'at Islam bukan bertujuan untuk memotong tangan pencuri
dan koruptor, mendera atau merajam pezina, mengqishas para pembunuh, tapi yang kita
inginkan dengan itu adalah menjadikan manusia cinta kepada Allah dan taat dengan
segala perintah dan larangan-Nya serta merasa nyaman dan bahagia dengan keadilan
Zulfi Akmal
7 November 2011

Melihat nasib para binatang yang dikorbankan hati kita yang tidak mengetahui hakikat
sesungguhnya akan berkata: "Alangkah malangnya dirimu wahai sapi, wahai kambing,
wahai kerbau, wahai onta".
Namun, andaikan Allah memberikan pilihan kepada ku sebelum menciptakan ku apakah
kamu mau dijadikan manusia atau binatang yang yang akan disemblih oleh manusia
untuk dikorbankan atau untuk dimakan, pasti saya akan memilih menjadi binatang yang
mati mengganaskan ditangan jagal.
Mereka mati, perkaranya selesai sampai di sana. Kita mati perkaranya bermula di sana.
Makanya Abu Bakar pernah berkata: "Aduh kiranya saya ini adalah tahi onta". Dan Umar
juga berkata: "Aduh kiranya diriku ini keledai".
*** Perasaan yang muncul ketika menyaksikan hewan korban.
Zulfi Akmal
9 November 2011

Sedangkan Imam Syafi'i mempunyai "qaulul qadim dan qaulul jadid", kenapa kita yang
tidak ada apa-apanya dengan Imam Syafi'i merasa gengsi untuk mundur dan mencabut
lagi pernyataan yang pernah kita lontarkan, dan kemudian hari terbukti salah. Apalagi
kalau pernyataan itu merugikan pihak lain.
*** Berlindung kepada Allah dari kesombongan bermantelkan taat kepada Allah dan
berhiyas sebagai penegak syari'at-Nya.
386Like Share

Zulfi Akmal
16 November 2011

Saling menasehati adalah kewajiban sesama muslim yang wajib ditunaikan, tetapi dia
butuh ilmu dan pemahaman yang benar. Memberikan nasehat kepada orang yang tidak
pantas menerimanya bisa berobah menjadi penghinaan dan pelecehan. Apalagi
disampaikan di depan orang banyak atau di media terbuka.

Zulfi Akmal
17 November 2011

Edisi Nasehat 2:
Kewajiban memberi nasehat bukan berarti kita disuruh mengintai kesalahan orang lain
supaya kita carikan ayat, hadits, qaulul hikmah dan susunan kata yang menarik untuk
disampaikan. Tapi nasehat disampaikan bila mazhahir (kondisi nyata) yang pantas
dinasehati muncul di depan mata tanpa dicari-cari dan diintai.
*** Yang dimaksud adalah nasehat secara khusus, bukan umum seperti khutbah,
ceramah, mauizhah dsb.
Zulfi Akmal
3 December 2011

Setelah semuanya berlalu, ternyata yang jadi kenangan indah itu bukan lah ketika
mendapatkan prestasi dan penghargaan, tapi yang paling nikmat dan berkesan adalah
ketika gemetaran menghadapi kesusahan dalam ujian.
So, mari nikmati ujian dengan senyuman penuh semangat, nanti dia akan berlalu dengan
meninggalkan madu yang sangat manis.
Zulfi Akmal
9 December 2011

.
"Masuk lah ke negeri Mesir, semoga dalam keadaan aman"
Salah satu penyebab rasa aman yang kita rasakan di Mesir, sekalipun konon beritanya
kondisi kurang aman adalah setiap berkomunikasi atau bersapaan, orang Mesir selalu
mengakhiri dengan do'a-do'a kebaikan. Perlu kita budayakan juga di tanah air

Zulfi Akmal
11 December 2011

Pernahkah membayangkan, apabila sudah meninggal nanti, nama kita disebut orang,
kemudian apa kira-kira yang akan langsung teringat oleh orang yang mendengar nama
kita itu?
Selamat jalan ustaz Abdul Aziz Matnur. Semoga Allah mengampuni mu.
http://www.facebook.com/aamatnur
Zulfi Akmal
12 December 2011

Said Qutb berkata: "Al Qur'an yang dibaca oleh Umar bin Khattab sama dengan al Qur'an
yang kita baca hari ini, tidak berbeda satu huruf bahkan satu baris pun. Tapi hati yang
menerima berbeda dengan hatinya Umar".

Zulfi Akmal
12 December 2011

Tadabbur malam ini


.
Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri
dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orangorang yang bertaqwa
Ayat ini yang diulang-ulang oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz beberapa saat sebelum
ajal menjepunya
Zulfi Akmal
13 December 2011

Ustaz DR. Harjani Hefni pengarang buku The Seven Islamic Daily Habits mengatakan:
"Kalau Imam Bukhari, Imam Nawawi dan imam-imam lainnya selalu shalat terlebih
dahulu sebelum menulis buku, kalau saya berusaha paling kurang untuk selalu berada
dalam keadaan suci (berwudhu') setiap kali menulis buku".
Barangkali hal ini yang membuat buku beliau mendapatkan berkah dan diterima di
tengah-tengah masyarakat, sehingga menjadi salah satu buku best seller di pasaran

Zulfi Akmal
16 December 2011

Beberapa saat sebelum Sayyid Quthb, Muhammad Yusuf Hawwash dan Abdul Fatah
Ismail digantung oleh Zabaniyah Jamal Abdul Naser, mereka berwasiat kepada muridmuridnya dari anggota Ikhwanul Muslimin:
Kami sudah memaafkan segala kesalahan orang yang memenjarakan dan mengazab
kami. Semoga darah dan tubuh kami bisa menjadi penyubur bagi bumi Mesir
(baca:dakwah)
Kami tidak mengira Allah akan memberikan karunia besar ini (baca: mati syahid) kepada
kami. Cuma kami merasa belum menyampaikan risalah dakwah ini semaksimal apa yang
seharusnya kami berikan.
. .

Zulfi Akmal
17 December 2011

2. Sering kita cuek atau kurang ihtimam dengan seseorang, setelah dia pergi baru beribu
kenangan dan zikrayat berkelebat di dalam ingatan. Tinggal penyesalan, kenapa dulu
tidak begini dan tidak begitu.

Selamat jalan Syekh 'Imad.

Zulfi Akmal
25 December 2011

Bagi kita yang tidak pernah berhubungan dengan orang Kristen tidak ada kepentingan
untuk membahas apa hukumnya mengucapkan selamat Natal. Jangan sampai ukhuwah
kita ternodai akibat memperdebatkan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan kita.
Sangat ironis bila menunjukkan simpati kepada orang lain dengan mencederai perasaan
saudara sendiri.

Zulfi Akmal
26 December 2011

Jangan kau ukur umur peradaban dengan usia manusia. Oleh karena itu, jangan kecewa
bila kejayaan yang kau impikan untuk umatmu tidak tercapai selagi kau hidup.
Pondasi yang tenggelam di dalam tanah tidak kalah penting dari tiang dan dinding
menara yang tinggi, gagah menjulang.
Maka tancapkanlah pondasi sedalam-dalamnya, biar dinding, tiang dan atapnya berdiri
dengan kokoh dan megah.
Suatu hari nanti, generasi baru akan senyum penuh bangga memandangi bangunan
yang begitu indah dan mewah, seraya bergumam:

Zulfi Akmal
29 December 2011

Membuktikan kebenaran pemahaman yang kita usung seringkali mengalami perjuangan


yang tidak sederhana. Hinaan, cacian,makian, fitnahan, cemoohan bahkan intimidasi dan
ancaman tidak langka untuk ditemui. Kesabaran inti pertahanan yang harus dilakukan
untuk menghadapinya.
Namun setelah itu menjadi kenyataan dan tidak terbantahkan lagi, kita juga dituntut
lebih sabar dan tidak bersikap semena-mena. Kata-kata "apa ku bilang?" tidak pantas
keluar dari mulut pejuang sejati.
Baik lah, kita tahan diri.........
Semoga mereka juga mau mengakui kesalahannya dan merobah diri. Sekarang mari kita
bergandengan tangan untuk mencapai cita-cita selanjutnya. Tapi kalau kau tak paham,
lebih baik menyingkir ke tepi, jadilah penonton yang baik dan tutup mulut rapat-rapat.

Zulfi Akmal
31 December 2011

Di antara perkataan Syekh Ahmad Ma'bad dalam kesempatan talaqqi ilmu hadits hari ini:
" Belajarlah dan membacalah selama dua tahun untuk bicara 2 jam, jangan belajar dua
jam kemudian bicara 16 tahun".

Zulfi Akmal
29 January 2012

Ketika pulang ke Tanah Air seorang teman pernah klarifikasi suatu masalah kepada saya,
beliau berkata:
"Saya dapat cerita dari seorang doktor yang pernah study banding ke Mesir khususnya al
Azhar, bahwa mahasiswa Indonesia di Mesir sangat malas pergi ke perpustakaan.
Katanya lagi, saya sering pergi ke pustaka al Azhar selama di Mesir, baik pustaka
markazy maupun kuliah, tidak pernah saya menemukan orang Indonesia yang duduk
membaca di sana.
Kawan saya itu bertanya: Apakah betul seperti itu mahasiswa kita di sana?
Dengan senyum saya menjawab: Kita di Mesir tidak biasa minjam buku, tapi biasa beli
buku., jadi tidak perlu duduk menghabiskan waktu di pustaka. Pustaka ada di rumah kita
masing-masing
Baru pulang menemani adik kelas beli buku satu taksi di ma'radh.

Zulfi Akmal
26 February 2012

Sekalipun banyak ulama yang mengkritisi Imam Zamakhsyary, bahkan ada yang sampai
mengkafirkan, dalam waktu yang bersamaan mereka tidak sanggup mengingkari
keunggulan dan kelebihan beliau dalam tafsir dan bahasa. Seolah-olah orang yang
datang sesudah beliau hanya mengembangkan, menambahkan dan menyempurnakan
ilmu yang sudah beliau rintis.
Dalam banyak tafsiran beliau, kalau kita baca dengan seksama, akan didapatkan betapa
beliau sangat berhati-hati dan amat takut kepada Allah, sampai kadang kita sulit
menahan keharuan dan tenggelam dalam rasa pengagungan kepada Allah yang beliau
rasakan seribu tahun yang lalu. Amat tidak sebanding dengan ungkapan orang-orang
yang mengaku-ngaku new-mu'tazilah.
Rahimakallah ya Syaiky, semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan pilihan-pilihan
ijtihad mu. Ya Allah, kumpulkan kami dengan beliau di surga-Mu.
Memang hanya kesempurnaan milik Allah satu-satunya.

Zulfi Akmal
6 March 2012

Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk memantapkan/menguatkan hafalan al


Quran adalah dengan mengulang-ulang sebanyak mungkin. Untuk itu ana punya satu
kiat yang mungkin bisa dicobakan oleh kawan-kawan.
Seluruh ayat al Quran harus kita hafal, tapi ada ayat-ayat pilihan yang sangat penting
kita hafal, sampai seperti hafalnya surat al Fatihah atau al Ikhlash. Karena mungkin ayat
itu selalu kita butuhkan untuk bahan ceramah, atau ayat masyhur yang banyak terkait
hukum-hukum serta penguat dalam berdalil. Makanya perlu kita hafal se hafal-hafalnya.
Sampai saking hafalnya, bila bangun tidur pun ditanya orang kita bisa jawab atau ketika
kaget dan ketakutan, apalagi kalau hanya ujian syafawy
Caranya: Setiap mau pergi kuliah, cari sebuah ayat yang akan kita ulang-ulang. Satu
saja, jangan lebih. Kecuali kalau ayatnya pendek sekali. Hafal dulu ayat itu, kemudian
selama di atas mobil jangan ada kerjaan selain mengulang-ulang ayat itu. Sekali pun
sudah lancar, ulangi terus. Kalau bisa hitung sampai 500 kali. Nanti waktu pulang,
selama di atas mobil lakukan hal yang sama. Pokoknya kalau ada kesempatan yang tidak
membutuhkan keseriusan, ulangi terus ayat itu. Nanti kalau sudah lebih 1000 kali
diulang, insyaallah ayat itu tidak akan lupa lagi seumur hidup, apalagi kalau sampai 5000
kali. Mudahkan? Tidak butuh keseriusan dan memeras otak.
Coba bayangkan, bila kita konsisten dengan cara seperti ini, kalau satu tahun kita ke
kuliah 150 kali saja, dikalikan 4 tahun, sudah 600 ayat yang sangat lancar seperti al
Fatihah.
Manfaat sampingan dari itu, kita akan terbiasa selalu dalam keadaan berzikir dan tidak
ada waktu terbuang percuma, ilmu pun mantap, kuliah akan lancar.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Zulfi Akmal
9 March 2012

Ibnu Taimiyah pernah berkata: "Apabila susah bagi ku memahami sesuatu dari ilmu, saya
beristighfar sebanyak-banyaknya. Setelah itu Allah selalu memberikan pemahaman ke
dalam hati ku".

Zulfi Akmal
15 March 2012

Untuk memasuki jenjang rumah tangga alias pernikahan bukan lah karena orang sebaya
bahkan yang lebih muda dari pada saya sudah lebih duluan.
Tapi harus dengan perhitungan dan persiapan yang matang dalam segala hal, karena ini
bukan lah hal coba-coba.
Ingat, siapa yang maju tanpa persiapan, akan mundur tanpa penghormatan.

Zulfi Akmal
23 March 2012

Fatimah istri Umar bin Abdul Aziz pernah menceritakan tentang suaminya:
"Suatu kali saya masuk ke ruangan tempat shalatnya, saya lihat dia menangis, air
matanya mengalir sampai membasahi jenggotnya, lantas aku bertanya: Wahai Amirul
Mu'minin, apakah yang sudah terjadi?
Beliau menjawab: "Wahai Fatimah, aku telah dipercayai untuk mengatur urusan umat
Nabi Muhammad SAW, tiba-tiba aku teringat nasib orang-orang fakir yang kelaparan,
orang sakit yang terlantar, orang miskin yang tidak berpakaian lagi kesusahan, orang
terzalimi yang ditindas, tawanan yang terasing, orang tua renta yang butuh belas kasih,
orang yang mempunyai tanggungan keluarga yang banyak sementara hartanya sedikit,
dan semisal mereka itu, yang tersebar di seluruh pelosok penjuru negeri.
Aku sadar, Allah akan meminta pertanggungjawaban tentang mereka itu semua nanti di
hari kiamat kepada ku, maka aku takut tidak bisa mempertanggungjawabkannya, oleh
karena itu aku menangis.
___________________________________________________
Kalau pemimpin sekarang memikirkan hal ini juga, kira-kira bagaimana wajah dunia ya?

Zulfi Akmal
28 March 2012

Sekadar prestasi dan lancar kuliah belum cukup. Ternyata di sana ada orang-orang yang
dalam bidang akademis tidak masuk hitungan karena rasib atau tidak berprestasi, tapi
peranannya menyukseskan kawan-kawan dan adik-adik tingkatnya tidak bisa dipungkiri.
Di lain sisi ada orang yang berprestasi gemilang, tapi ego dengan diri sendiri.
Alangkah indahnya bila kedua potensi ini bergabung menjadi satu dalam diri seseorang.
Orang terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Tentu saja setelah dia
memberikan manfaat untuk dirinya.
**************************************************
Tidak lama lagi waktu ujian datang, jangan terlena dengan suasana santai.

Zulfi Akmal
22 April 2012

Apabila ada 1000 orang yang melanjutkan kuliah untuk mendalami ilmu umum atau kedunia-an, mungkin puluhan bahkan ratusan orang akan menjadi pakar di bidangnya
masing-masing. Karena daya tariknya kelihatan nyata di depan mata. Empat tahun kuliah
di UI/ITB/UGM dan semacamnya bisa menghasilkan uang puluhan bahkan ratusan juta
perbulan.

Tapi bila hal yang sama terjadi untuk ilmu agama, belum tentu ada satu orang yang akan
sampai jadi ulama yang mumpuni. Karena hasilnya di-pending Allah nanti di akhirat.
Belasan tahun kuliah, untuk makan saja masih susah.
Memang ilmu agama ini butuh kepada orang-orang yang mau mengorbankan segala
kepentingan dan kemegahan duniawi. Semakin jauh masa dari ke-nabi-an, semakin
langka orang yang bersedia untuk itu, sementara ulama setiap hari semakin berkurang
dengan kembalinya mereka menghadap Rabb-nya. Sedangkan untuk penggantinya tidak
kunjung muncul. Amat benar apa yang dikatakan Rasulullah:
" :

".
Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan mencabutnya dari manusia,
tapi Allah mencabut ilmu dengan mematikan para ulama. Apabila tidak ada lagi orang
yang berilmu, manusia akan mengangkat orang bodoh sebagai pemimpin, kemudian dia
ditanya dan dia menjawab tanpa dibekali ilmu, maka dia sesat lagi menyesatkan.
Semoga kenyataan ini menambah semangat kawan-kawan untuk menghadapi ujian
dengan lebih serius. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mempertahankan ilmu yang
sudah semakin sirna ini. Kalau bukan antum siapa lagi yang akan mau mengorbankan
segalanya demi ilmu din ini.
Insyaallah, usahamu yang mesti mengorbankan rasa rahah, rela berbotak-botak kepala,
sudi menanggungkan rasa cemas dan was-was, tidak akan sia-sia di sisi Allah.
..... . ...... ......
.
.

Zulfi Akmal
3 May 2012

Dulu di awal tahun 90-an, di usia SD, saya sangat suka mendengarkan sandiwara radio,
seperti Babat Tanah Leluhur, Saur Sepuh, Tutur Tinular, Mak Lampir, Keris Gandrung
Harum, Badai Laut Selatan, Sembara dll. Saya sampai hafal nama lakon, bandit, ilmu silat
atau nama ajian-ajian dan senjata pusaka yang diperebutkan, padahal tidak ada niat
untuk menghafal. Bahkan sebagian besarnya sampai saat inimasih segar dalam ingatan
saya. Begitulah kalau sesuatu dimasukkan ke dalam memori di usia masih kecil, mudah
lengket dan lama hilangnya. Apalagi disampaikan dengan cara yang sangat menarik
perhatian dan menyenangkan.
Pada hari ini saya berfikir dan menghayal, coba kalau dulu itu kisah Nabi, shahabat,
tabiin dan para ulama shaleh yang dibikin seperti itu, tentu sangat besar manfaatnya

untuk saat ini. Karena saya juga pernah mendengar pada tahun 2001 radio Tsaqafah
Mesir membuat cerita berbentuk sandiwara radio, yang dikisahkan itu kakek Rasulullah
mulai dari Abdul Manaf, Hasyim, Syaibatul Hamd (Abdul Muthallib) dan ayah beliau
Abdullah. Cuma dalam satu kali tayang, cerita itu juga bisa saya hafal sampai hari ini,
apalagi dibantu setelah itu dengan membaca dari buku.
Apa di tanah air sudah ada ya kisah-kisah seperti itu yang dikemas dalam bentuk
sandiwara radio? Saya jadi punya cita-cita untuk bekerja sama dengan kawan-kawan
yang ahli dalam bidang teater untuk membuat seperti itu suatu hari nanti. Semoga
dimudahkan Allah.
Dalam bentuk film kartun sudah ada, tapi saya kira pengaruhnya tidak sehebat dalam
bentuk sandiwara radio. Karena dalam bentuk audio, bisa membiarkan para pendengar
untuk berimajinasi bebas membayangkan dan menghayalkan. Lagi pula tidak seluruh hal
boleh difilmkan, seperti hal yang berhubungan dengan Rasul atau Nabi.
Semoga pendidikan generasi sesudah kita jauh lebih baik dari pada pendidikan yang
sudah kita rasakan. Karena anak keturunan harus lebih baik dari orang tuanya. Juga
kemajuan umat ini hanya bisa terwujud dengan generasi yang lebih baik dari
sebelumnya.










Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat,
ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.











Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.
Prihatin mendengar berita pendidikan dan UN di Tanah Air.

Zulfi Akmal
5 May 2012

Ketahuan berbohong sangat memalukan bagi seorang mukmin, tidak begitu halnya
dengan wartawan. Bagi wartawan justru bohong itu sumber rezeki mereka, kalau
wartawan jujur itu dianggap tindakan kriminal besar yang harus dipidanakan, seperti
yang dialami oleh para wartawan TV "Mesir 25". Mereka sekarang dipenjarakan dengan
tuduhan "naqlul waqi'" (menyampaikan realita apa adanya).
Mushab Hamid, Muhammad Robi, Muhammad Amin, Luthfi, Ahmad Abdul Alim, dan
Ahmad Fadhl, terpaksa mendekam dipenjara dan merasakan siksaan gara-gara meliput
berita kemudian menyampaikan apa adanya.
Wartawan ini sifatnya sama dengan jin yang mencuri-curi pendengaran tentang berita
langit, kemudian mereka campuri dengan 100 kebohongan. Dari seratus berita belum
tentu ada satu yang benar. Itulah yang disampaikan kepada tukang tenung. Makanya kita

harus berhati-hati menerima berita dari para wartawan.


Perbuatan dusta ini sangat memalukan bagi Abu Jahal yang dikatakan oleh Rasululah
sebagai Firaun umat ini. Karena dusta bukanlah perbuatan seorang rijal
(jantan/gentleman/tokoh). Kalau bagi Abu Jahal memalukan apakah pantas seorang
mukmin berbohong?
Rasul pernah ditanya: Apakah ada orang mukmin yang pengecut? Rasul menjawab:
Ada. Yang pelit? Rasul menjawab: Ada. Yang berdusta? Jawab Rasul: Tidak.
Kata Rasulullah juga: Tanda orang munafik itu ada tiga: apabila bicara bohong, apabila
berjanji mungkir, dan apabila dipercayai khianat.
:

Zulfi Akmal
21 May 2012

Di antara pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman FB:


Sah kah shalat tanpa menggerakkan bibir dan lidah, atau membaca bacaan shalat di
dalam hati?
Jawab:
Pertanyaan ini bisa kita jawab dengan beberapa penjelasan:
1. Kita mulai dari defenisi shalat:

"Shalat itu adalah perkataan dan perbuatan dibuka dengan takbir dan ditutup dengan
salam, dengan syarat dan rukun tertentu".
Yang langsung difahami oleh akal dengan kalimat "perkataan" adalah melafazhkan (
)atau mengucapkan (), dan perbuatan ini hanya bisa dilakukan dengan
menggerakkan lidah dan bibir. Tidak ada orang memahami ungkapan, contohnya: "Si
Fulan lagi berkata", tapi dia tidak menggerakkan bibir dan lidah. Sekalipun ada di dalam
al Qur'an menganggap bisikan dalam hati itu diungkapkan dengan kalimat ()
Seperti:

"Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: "Mengapa Allah tidak mengazab kita
disebabkan apa yang kita katakan itu". (al Mujadalah: 8)
Tapi kalimat "berkata" di sini ( )dijelaskan dengan keterangan "di dalam diri
mereka" (). Jadi tidak di-ithlaqkan, namun ada keterangan penjelas atau "qayyid".
Jadi orang yang shalat tanpa mengucapkan sesuatu dengan menggerakkan bibir dan

lidah berarti diluar defenisi ini, yang artinya mereka tidak melakukan shalat seperti yang
dijelaskan oleh ulama. Atau mereka sudah membuat defenisi baru diluar defenisi yang
disepakati oleh para fuqaha'.
2. Kita baca di dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan Imam al Bukhari dan Abu Daud
bahwa Rasulullah membaca bacaan shalat dengan menggerakkan lidah dan bibirnya:






:
:



:


Dari Abu Mamar, dia berkata: Kami bertanya kepada Khabbab RA, apakah Rasulullan
membaca bacaan shalat pada shalat zuhur dan ashar? Dia menjawab: Ya. Lalu kami
bertanya lagi: Bagaimana kalian bisa mengetahui hal itu? Dia berkata: Dengan
bergeraknya jenggot beliau.
Kalau Rasulullah membaca hanya di dalam hati, tidak akan mungkin jenggot beliau
sampai bergerak-gerak. Bahkan dalam hadits itu diungkapkan dengan kalimat
yang artinya goncang, menunjukkan gerakannya jelas betul-betul bergerak, bukan
sekadar bergerak.
3. Imam Nawawi dalam kitab Adzkar, hal 47 cet Dar Ibn Hazm mengatakan:

.
Ketahuilah bahwa dzikir-dzikir yang disyariatkan dalam shalat dan di luar shalat,
wajibkah dia atau sunat, tidak dianggap suatu dzikir sampai dilafadzkan, yang bisa
didengar oleh dirinya sendiri apabila dia mempunyai pendengaran yang sehat tanpa ada
yang mengganggunya.
4. Salah satu yang membatalkan shalat adalah diam tanpa dzikir dalam waktu yang agak
lama. Apabila bisikan dalam hati dianggap bacaan shalat, berarti tidak mungkin ada
orang yang diam dalam shalatnya. Karena hati seseorang selalu berbisik, kecuali dia
dalam keadaan tidur atau pingsan.
5. Membaca bacaan shalat adalah salah satu rukun yang wajib dalam shalat, kalau kita
tidak membaca bacaan shalat berarti shalat kita batal, kecuali bila kita bermazhab
Hanafi. Namun itu juga hanya berlaku bila kita shalat berjamaah, dan kita jadi makmum.
Kalau sendirian tetap wajib membaca bacaan shalat, atau kalau kita jadi imam.
Mungkin bagi orang yang membaca bacaan shalat di dalam hati, menurut anggapan dan
pendapat mereka sama dengan membaca dengan gerakan lidah dan bibir. Ok, kita
terima pendapatnya itu. Tapi ada lagi aturan lain, dalam shalat kita tidak boleh bicara
dengan sengaja atau tidak sengaja selain mengucapkan bacaan shalat. Kalau kita bicara
satu patah kata saja selain bacaan shalat, shalat kita akan batal.
Sekarang, apakah orang yang shalat dengan melafalkan bacaan shalat dalam hati itu
tidak pernah sedikitpun bicara dalam hatinya selain membaca bacaan shalat di tengahtengah shalatnya? Rasanya itu sesuatu hal yang mustahil sekalipun bagi para shahabat
Rasulullah yang paling khusu shalatnya.

Jadi bila ada sesuatu yang yang terbertik di dalam hatinya selain bacaan shalat, secara
otomatis shalatnya batal. Dan bisa dipastikan, setiap orang pasti mengalami hal itu
dalam shalatnya, sekhusu apapun shalat yang dia lakukan.
Semoga kita diberi taufiq oleh Allah untuk lebih memperhatikan shalat, hingga kita
mampu betul-betul melaksanakan shalat sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah.
Mengingat shalat ini perkara yang sangat penting dalam agama ini. Apabila urusan
shalat beres dalam pertanggungjawaban di akhirat nanti, maka yang lain dianggap
selesai. Tapi kalau tidak, urusan yang lain akan semakin sulit. Maka sudah sepantasnya
kita tidak shalat dengan mengandalkan perasaan dan kira-kira, tapi harus sesuai dengan
tuntutan Allah dan Rasulnya. Wallahu alam bishshawab.
Hadaniyallahu wa iyyakum ila ahsanil amal.

Zulfi Akmal
26 May 2012

Apakah Iblis termasuk golongan malaikat?


Allah berfirman di dalam surat al Kahfi ayat 50:

Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam,
maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai
perintah Tuhannya.
Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa Iblis termasuk golongan jin, bukan malaikat.
Tapi kalau dilihat sepintas lalu, di sana kita akan menemukan kerancuan, sebagaimana
kita temukan kerancuan itu pada ayat ke 34 dari surat al Baqarah berikut ini:

Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kalian kepada
Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Kerancuan itu terletak pada pengecualian Iblis. Iblis ini dikatakan golongan jin, tapi
kenapa di saat malaikat disuruh sujud dan Iblis tidak mau sujud ia dikatakan
pembangkang? Bukankah yang disuruh sujud itu malaikat, bukan jin? Karena yang
dikecualikan dari sesuatu haruslah sesuatu yang sejenis.
Contoh: Semua murid sudah masuk ke dalam lokal, kecuali seekor kambing.
Pengecualian seperti ini tidak sah, karena kambing tidaklah sejenis dengan murid. Murid
adalah manusia, sedangkan kambing adalah binatang. Beda halnya kalau dikatakan:
Semua murid sudah masuk kelas kecuali Salman. Untuk memahami hal itu, kita perlu
mengkaji lebih dalam lagi siapa Iblis itu sebenarnya?
Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir di dalam kitab al Bidayah wa an Nihayah; Iblis itu asalnya

dari jin yang sangat taat beribadah kepada Allah. Nama aslinya Azazil. Karena
ketaatannya itu, derajatnya ditinggikan oleh Allah. Ia diangkat ke langit dan digabungkan
dengan kelompok malaikat untuk beribadah di sana. Bahkan ia menjadi ketua para
malaikat.
Ibarat kita manusia, seperti saya asli orang Indonesia. Karena sudah lama tinggal di
Mesir dan melakukan beberapa hal yang menguntungkan bagi negara Mesir, maka saya
dianugerahi kewarganegaraan Mesir. Saat itu, hak dan kewajiban saya dengan rakyat
Mesir yang lain menjadi sama. Di saat saya tidak mau mematuhi aturan di Mesir, saya
tidak bisa berkilah bahwa saya bukan rakyat Mesir, dan saya berhak mendapatkan
hukuman.
Begitu juga dengan Iblis, ketika ada perintah Allah kepada malaikat untuk sujud kepada
Nabi Adam, secara otomatis Iblis juga punya kewajiban untuk sujud. Oleh karena itu,
tidak kita temukan Iblis berkilah dengan mengatakan: Ya Allah, Engkau kan
memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam, bukan kepada saya yang bangsa
jin. Tapi Iblis mencari alasan lain kenapa ia tidak mau sujud kepada Adam. Dan
alasannya itu adalah alasan yang dibuat-buat.
Jadi kesimpulannya Iblis itu bisa dipandang sebagai jin apabila kita melihat asal
kejadiannya, yaitu dari api. Juga bisa dianggap golongan malaikat karena derajatnya atau
kedudukannya yang disamakan oleh Allah. Maka tergantung kita melihat dari sisi mana.
Dari hal ini bisa kita pahami hal berikut; Allah mempunyai beberapa bentuk ciptaan yang
mukallaf (diberi beban tugas dan kewajiban):
1. Manusia diciptakan Allah dari tanah, kemudian dari air, dilengkapi dengan akal dan
hawa nafsu.
2. Jin diciptakan Allah dari api, juga dilengkapi dengan akal dan hawa nafsu. Dua jenis ini
berkembang dan berketurunan.
3. Malaikat diciptakan dari cahaya, hanya dilengkapi dengan akal tanpa hawa nafsu.
4. Iblis adalah salah satu dari jenis jin. Seperti: salah seorang dari manusia itu adalah
Firaun.
Sekarang tinggal pertanyaan, apa itu setan?
Setan adalah sifat yang dimiliki oleh jin atau manusia yang bekerja untuk menyesatkan
umat manusia dan menggelincirkannya dari garis kebenaran, dengan tujuan
memasukkan mereka ke dalam neraka bersama dia.
Dalilnya perkataan Allah SWT:

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan
semula (al Baqarah: 36)
Dalam ayat ini Allah tidak mengatakan Lalu keduanya digelincirkan oleh Iblis., tapi
oleh setan. Sebab pada waktu ini, Iblis sudah menjelma sebagai setan yang
menyesatkan umat manusia.

Dalam ayat lain Allah mengatakan:



Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan dari jenis
manusia dan dari jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia. (al Anam: 112)
Ayat lain lagi:
.
dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke
dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia. (an Nas: 4-6)
Jelas dalam ayat ini disebutkan bahwa setan ada yang berasal dari jenis jin dan ada yang
dari jenis manusia. Jadi setiap yang mempunyai aktifitas menyesatkan manusia dari dua
golongan makhluk Allah ini disebut dengan setan.
Wallahu ala wa alam.
Tulisan ini adalah pendapat dan pemahaman saya dari hasil mentadabburi ayat-ayat al
Quran untuk jawaban pertanyaan teman di FB. Menerima kritikan yang meluruskan dan
pendapat lain.

Zulfi Akmal
27 May 2012

Ada suatu pelajaran yang saya dapatkan berkenaan dengan cara menyampaikan sesuatu
di facebook:
Pada umumnya pembaca facebook menginginkan membaca sesuatu yang ringkas, lugas,
tepat sasaran dengan bahasa menarik. Sekalipun yang disampaikan bagus, tapi dengan
penjelasan yang panjang, apalagi bahasa yang agak bertele-tele tidak akan terlalu
digubris oleh para pembaca. Makanya facebook disukai oleh orang yang tidak hobi
membaca sekalipun.
Kondisi ini bisa jadi pelajaran bagi para da'i, khatib dan ustadz, apalagi saya, untuk
belajar meracit suatu bahasan selugas mungkin dan jelas. Supaya dakwahnya mudah
sampai kepada mad'u. Baik bahasa lisan maupun tulisan. Sudah seharusnya kalau ustadz
bicara langsung kepada inti pembicaraan, tanpa hilir mudik kian kemari memperpanjang
muqaddimah dan keterangan yang tidak penting, supaya waktunya lama. Apalagi kalau
diselingi dengan huruf ooooooooooooo yang sangat banyak. Cukup sepanjang bahasa
facebook, lanjutkan dengan tanya-jawab.
Sekian.

Zulfi Akmal
28 May 2012

Ada orang yang maksiatnya lancar tapi rezekinya juga lancar, bisnisnya sukses, pelitnya
luar biasa. Gimana tuh?
Jawabannya ada pada hadits berikut ini:

:

















} :




.




[44 : { ]















Dari Uqbah bin Amir, dari Rasulullah SAW: Apabila engkau melihat Allah mengaruniakan
dunia kepada seorang hamba sesuai dengan yang ia inginkan, sementara ia tenggelam
dalam kemaksiatan, maka ketahuilah itu hanya istidraj darinya, kemudian Rasulullah
SAW membaca firman: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah
diberikan kepada mereka Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam
berputus asa.

[ 44 : { ]












} :
:





Ibnu Abbas menjelaskan firman Allah Azza wajallah: Nanti Kami akan menarik mereka
dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan dengan cara yang tidak mereka ketahui,
ia berkata: Setiap kali mereka melakukan satu kesalahan kami beri mereka nikmat yang
baru dan kami lupakan mereka untuk beristighfar.
[ 182 : { ]

:






}



.
Sufyan ats Tsauriy menjelaskan firman Allah: Nanti Kami akan menarik mereka dengan
berangsur-angsur ke arah kebinasaan dengan cara yang tidak mereka ketahui, ia
berkata: Kami karuniakan nikmat kepada mereka dan kami halangi mereka untuk
bersyukur.
Kelancaran rezeki bukanlah standar sayangnya Allah kepada seseorang. Boleh jadi
kelapangan hidup itu bentuk azab yang tidak disadari. Untuk apa banyak harta tapi batin
merana, ancaman azab akhirat tidak dipedulikan. Kalaulah standar sayangnya Allah itu
dengan kemewahan hidup dunia, Qarunlah orang yang paling disayangi Allah. Tapi
akhirnya ia binasa ditelan bumi.
Juga sebaliknya, jangan mengira orang yang banyak ujian dan cobaan dalam hidup tanda
ia dimurkai oleh Allah. Boleh jadi itu adalah musibah untuk menghapuskan dosa dan
meninggikan derajatnya di surga nanti.
Penuntut ilmu juga begitu. Jangan mengira dapat nilai bagus dan selalu sukses atau
najah ukuran kasih sayang Allah kepadanya. Tapi lihatlah, bagaimana shalat
berjamaahnya, bagaimana ketaatan-ketaatannya kepada Allah dan bagaimana
usahanya untuk mengamalkan ilmunya.
Maka berhati-hatilah, kita lagi di posisi mana?

Kesimpulan: Standar sayang atau marahnya Allah itu adalah sejauh mana kita mampu
taat kepada-Nya atau sedalam apa tenggelam dalam kemaksiatan.

Zulfi Akmal
30 May 2012

Akibat dosa:
Suatu kali saya menemukan tikus di rumah saya. Setelah berusaha untuk mengejar kian
kemari tidak bisa juga ditangkap. Cuma satu ekor tapi sangat mengganggu. Pasir-pasir di
bawah lantai rumah ia keluarkan.
Setelah putus asa mengintai tikus itu baru saya teringat dengan kata-kata orang shaleh
yang maksudnya kira-kira seperti ini:

Apabila aku melakukan suatu kesalahan pasti aku melihat pengaruhnya pada diri istriku,
anakku, tungganganku, sampai pada tikus di rumahku.
Selanjutnya saya langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil
wudhu, kemudian dilanjutkan dengan shalat taubat dua rakaat, mohon ampun terhadap
segala dosa saya, sampai saya harus dihukum melalui seekor tikus. Setelah itu saya tidur
karena hari sudah malam.
Di pagi harinya ketika saya mengambil wudhu untuk shalat subuh saya mendapati tikus
itu sudah mati di dalam kloset. Subhanallah wal Alhamdulillah.
=========================================
Akibat dosa berikutnya:
Ini berulang kali saya alami, buka dua atau tiga kali, tapi sering. Sering saya temui anak
saya menangis dan rewel tanpa sebab. Sudah berbagai macam cara saya usahakan
untuk membujuknya, tapi tidak mau juga diam.
Akhirnya saya shalat taubat kemudian diiringi dengan istighfar sambil mengusap-usap
kepalanya dengan lembut. Betul-betul mujarab, anak saya langsung diam, bahkan
bercanda ria dengan riangnya. Setelah itu, setiap kali anak saya rewel, saya akan
istighfar banyak-banyak, dan anak pasti diam. Alhamdulillah.
Kalimat sakti dari ulama shaleh itu perlu diletakkan di kening.
Boleh jadi segala kesulitan dan masalah hidup, seperti susah belajar, sulit konsentrasi,
hafalan mudah hilang, badan cepat lelah, urusan (ijraat) sering dipersulit, dll itu semua
disebabkan oleh dosa. Maka banyak-banyak istighfar sebelum belajar.

Zulfi Akmal
30 May 2012

Tulisan ini sudah lama ana simpan di catatan. Untuk memenuhi pertanyaan teman-teman
dalam rangka menghidupkan ruhiyah dan untuk tadzkirah ada baiknya ana postingkan
kembali:
Pada tahun ke-8 Hijriah, Rasulullah mengirim sekelompok pasukan menuju Mutah.
Ekspedisi ini bermula dari terbunuhnya utusan Rasulullah yang bernama Al-Harits bin
Umair yang dilakukan oleh Syurahbil bin Amr al-Gassany, seorang gubernur Kaisar
Romawi untuk daerah Syam. Membunuh utusan adalah perbuatan yang sangat tercela,
sama artinya dengan mengumumkan perang, bahkan lebih keras dari itu. Oleh karena itu
Rasulullah sangat murka dengan peristiwa ini.
Pasukan Islam ketika itu berjumlah 3000 orang yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.
Sebelum berangkat Rasulullah memberikan wasiat, apabila Zaid bin Haritsan gugur maka
digantikan oleh Jafar bin Abi Thalib. Kalau Jafar juga gugur maka Abdullah bin Rawahah
yang tampil untuk memegang panji perang. Andai kata Abdullah bin Rawahah juga gugur
maka kaum muslimin berijtihad memilih salah seorang di antara mereka untuk jadi
pemimpin.
Singkat cerita, di waktu terjadi pertempuran sengit antara pasukan Islam melawan
tentara Romawi yang berjumlah jauh lebih besar, apa yang dikabarkan Rasulullah
sebelumnya betul-betul menjadi kenyataan. Pertama Zaid bin Haritsan menemui
syahidnya dengan gagah berani. Tanpa pikir panjang Jafar bin Abi Thalib langsung
menyambar panji perang dan memimpin perperangan dengan semangat berkobar-kobar,
sampai akhirnya menemukan juga syahidnya. Di saat Jafar gugur Abdullah bin Rawahah
kelihatan bimbang sejenak sebelum menangkap panji perang dari tubuh Jafar yang
sudah tercabik-cabik akibat tebasan pedang lawan. Akhirnya, Abdullah bin Rawahah
mampu maju dengan memberikan perlawanan yang tidak kalah sengitnya dari dua orang
pendahulunya setelah mencoba memotivasi diri dengan melantunkan bait-bait syair
yang mengandung jiwa kepahlawanan. Setelah berjuang dengan mencurahkan seluruh
kemampuan, Abdullah bin Rawahah juga memperoleh kemuliaan mati syahid, menyusul
dua orang shahabatnya ke surga Allah. Untuk selanjutnya perperangan dipimpin oleh
Khalid bin Walid, pahlawan yang mendapatkan julukan Pedang Allah.
Di Madinah, dalam tidurnya Rasulullah bermimpi melihat tiga orang shahabat beliau;
Zaid bin Haritsah, Jafar bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah lagi istirahat di atas
ranjang yang sangat indah di surga. Namun, Rasulullah melihat ranjang tempat tidur
Abdullah bin Rawahah agak miring sedikit sehingga istirahatnya pun tidak senyaman
yang kelihatan pada dua orang shahabatnya yang lain. Setelah bangun dari tidurnya
Rasulullah mentakwilkan mimpinya itu dengan sifat ragu-ragu Abdullah bin Rawahah
ketika akan maju memegang panji perang.
Dari sepenggal cerita para shahabat yang mulia ini, kita bisa memahami bahwa Allah
mempunyai hitung-hitungan yang sangat detail dan terpetakan. Sedikit rasa ragu saja
mengurangi penilaian dalam pandangan Allah, sekalipun hasil yang dicapai tetap sama.
Di sisi lain, Allah juga tidak menilai hasil, tapi yang diperhatikan adalah proses untuk
menuju hasil. Kita bisa menilai diri kita masing-masing berapa banyak amalan yang telah
kita lakukan dengan spontanitas, tanpa didahului rasa ragu atau kebimbangan dan

mengulur-ulur waktu.
Kalau kita merenung sejenak, berapa kali kita segera berjalan menuju mesjid di saat
azan berkumandang tanpa ada rasa mau mengulur waktu? Berapa malam kita sudah
bangun dari tidur pulas untuk shalat tahajud tanpa ada perperangan dulu dalam hati
dengan perasaan ingin melanjutkan tidur? Berapa kebaikan yang kita lakukan dengan
segera di saat kondisi membutuhkan tanpa diiringi oleh was-was ke duniawian? Mari kita
hisab (instropeksi) satu persatu dari amalan keseharian kita.
Hasilnya, tentu kita sendiri yang tahu. Kalau kita nanti masuk surga kira-kira ranjang kita
bentuknya bagaimana? Apakah datar dan nyaman untuk ditiduri, atau miring, atau
bahkan ranjangnya goyang terus dan terbalik? Wallahu alam. Dan Nauzhubillah kalau
ranjang kita patah-patah, apalagi tidak ada sama sekali yang artinya kita sama-sama
maklumi.
Selanjutnya, dari perenungan kisah ini kita bisa melihat bahwa orang yang sanggup maju
ke medan jihad adalah orang yang sudah terbiasa dengan segala perintah Allah. Jangan
kita merasa sok berani meniru kepahlawanan saudara-saudara kita di Gaza, kalau hanya
untuk bangun shalat Subuh saja kita masih berpikir panjang dan tarik ulur dengan
selimut. Apalagi yang lebih sering kalah dengan kehangatan selimutnya, ketimbang
memenuhi panggilan muadzin. Tentu saja orang yang selalu kalah melawan kantuk tidak
masuk hitungan di sini. Kekuatan mental dan ketsabatan dalam medan juang adalah
anugerah dari Allah untuk hamba-hambanya yang sudah berlatih sebelumnya untuk taat.
Bukan bagi orang yang punya suara lantang menyorakkan perjuangan tapi kosong dari
amalan. Bagi yang minus latihan tentu mustahil akan menang dalam medan
pertempuran. Sementara kita sering lupa bahwa kehidupan kita ini sesungguhnya medan
pertempuran yang tidak akan pernah berhenti sampai ruh meninggalkan jasad. Siapa
yang akan tsabat? Jawabannya tentu orang yang diberi kekuatan oleh Allah. Dan siapa
yang akan diberi kekuatan? Tentu saja mereka yang sudah terbiasa taat tanpa ragu dan
bimbang, plus tanpa mengulur-ulur waktu. Hadanallahu wa iyyakum.
Mengumpulkan kembali maani yang sudah tercecer.

Zulfi Akmal
1 June 2012

Di musim panas ini mungkin banyak di antara kita yang merasa sangat berat
melaksanakan shalat subuh berjamah di mesjid, karena malam sangat pendek. Baru
beberapa saat tidur, waktu subuh sudah datang. Apalagi bagi yang tidak bisa langsung
tidur setelah shalat isya. Sering perasaan untuk memenuhi kewajiban dikalahkan oleh
rasa kantuk dan letih.
Untuk itu, agaknya kita perlu menghidupkan maani dan menguatkan azam kembali
dengan mentadabburi hadits berikut.
:
.
Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi seorang munafik adalah shalat isya dan
shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya

mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Dari pemahaman hadits ini kita bisa mengukur sejauh mana sifat-sifat orang munafik
bisa kita jauhi dan sekuat apa ia melengket di dalam diri kita. Boleh saja kita merasa
mukmin sejati, tapi untuk mengetahui hakikat sebenarnya, ukurlah dengan hadits ini.
Rasulullah juga bersabda:


:











:
:










Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu
jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa
yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan
menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka
jahannam. (HR. Muslim)
Barangkali ada yang berkata: Saya tidak shalat subuh berjamaah, tapi selalu dalam
jaminan Allah kok, sehat wal afiat dan selamat?
Jawabannya: Adakah yang lebih parah dari hilangnya rasa ketaatan kepada Allah, tidak
merasa gundah ketika luput untuk mentaati-Nya? Lahirnya memang dalam jaminan
Allah, tapi batinnya terancam kepada kecelakaan akhirat. Setapak demi setapak sifat
orang munafik merangkak dalam batinnya. Jaminan ini lebih penting dari pada sekadar
keselamatan tubuh yang zahir.
Selanjutnya Nabi kita mengatakan tentang kelebihan shalat subuh dan isya berjamaah:

Siapa yang melaksanakan shalat isya berjamaah seolah-olah ia telah mendirikan
separuh malam, dan siapa yang mengerjakan shalat subuh berjamaah seolah-olah ia
telah mendirikan malam keseluruhannya. (HR. Muslim)
:
Beri kabar gembira orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju mesjid
dengan cahaya yang sempurna nanti di hari kiamat. (HR. Ibnu Majah)
Beberapa cara yang dapat membantu untuk bangun melaksanakan shalat subuh
berjamaah di mesjid:
1. Tidur segera dan jangan bergadang. Rasulullah juga melarang untuk bergadang yang
akan membawa dampak terlambatnya dari melaksanakan shalat subuh berjamaah.
2. Perhatikan adab-adab tidur, seperti: berwudhu sebelum tidur, membaca zikir-zikir
sebelum tidur dan doa.
3. Lakukan kebaikan dan ketaatan di siang hari dan sebelum tidur, karena ketaatan akan

menyeru atau mendorong kita untuk melakukan ketaatan berikutnya.


4. Hindari segala dosa dan maksiat, karena kesalahan akan menghalangi pelakunya dari
melakukan ketaatan.
5. Lakukan qailulah atau tidur siang.
6. Saling mengingatkan dengan teman atau istri supaya dibangunkan waktu azan subuh
berkumandang. Untuk ini kita butuh kepada teman yang sama-sama punya komitmen
untuk melakukan ketaatan, dan alangkah mahalnya harga teman seperti ini.
7. Mengetahui betapa besarnya nilai akhirat, dan ini yang paling penting. Apabila
seseorang sudah paham betapa beratnya kehidupan akhirat dan ia butuh bekal yang
banyak untuk menghadapinya, maka apapun bentuk halangan tidak akan ada arti
baginya. Tapi sebaliknya, bila rasa takut kepada akhirat sudah hilang, sekalipun ada
beduk atau serine di telinganya, tidak akan membawa dampak apa-apa baginya.
Terakhir, kita jangan mimpi bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban yang lebih berat
seperti jihad dengan segala bentuknya sebelum kewajiban yang biasa dan ringan tidak
mampu kita lakukan. Omong kosong seseorang akan terjun ke medan jihad bila ia masih
berperang dengan setan untuk shalat subuh, apalagi kalau kalah tanpa ada perperangan.
Dengan artian shalat subuhnya kesiangan berkepanjangan tanpa ada penyesalan dan
gelisah dalam hatinya.

Zulfi Akmal
2 June 2012

Siapa mau meninggal seperti ini?


Abu Jafar Muhammad bin Ali sekretaris Abu Zurah ar Razi menceritakan: Kami hadir
ketika Abu Zurah menghadapi sakaratul maut. Di dekatnya ada Abu Hatim, Ibnu Warah,
Mundzir bin Syadzan dan yang lainnya. Mereka teringat hadis tentang talqin
(mengajarkan orang yang hampir mati atau sakaratul maut untuk mengucapkan kalimat
tauhid Laa ilaaha illallah), namun mereka malu untuk mengajarkan hal itu kepada Abu
Zurah. Karena Abu Zurah seorang pembesar ulama yang shaleh, mana mungkin orang
seperti beliau diajari mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah.
Lalu mereka mencari taktik bagaimana caranya mengajari Abu Zurah, mengingat itu
adalah sunah Rasulullah yang perlu dilakukan untuk orang yang lagi menghadapi
sakaratul maut. Akhirnya mereka mendapatkan cara dengan pura-pura membaca hadis
tentang talqin di hadapan Abu Zurah.
Maka dimulai oleh Ibnu Warah: Telah menceritakan kepada kami Abu Ashim, telah
menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Jafar, kemudian ia berkata: Ibnu
Abi,seakan-akan ia lupa.
Selanjutnya giliran Abu Hatim mencoba: Telah menceritakan kepada kami Bundar, telah

menceritakan kepada kami Abu Ashim, dari Abdul Hamid bin Jafar, ..kemudian ia
juga berpura-pura lupa. Teman-teman mereka yang lain diam mendengarkan.
Tiba-tiba Abu Zurah yang lagi sakaratul maut berkata: Telah menceritakan kepada kami
Bundar, telah menceritakan kepada kami Abu Ashim, telah menceritakan kepada kami
Abdul Hamid, dari Shalih bin Abi Gharib, dari Katsir bin Murah, dari Muadz bin Jabal ia
berkata: telah bersabda Rasulullah SAW:

Siapa yang akhir pembicaraannya mengucapkan kalimat: Laailaha illallah (Tiada tuhan
selain Allah) ia pasti masuk surga.
Setelah mengucapkan kalimat itu Abu Zurah langsung wafat. Masuk surga, insyaallah.
Alangkah indahnya kematian beliau ini, semua kita pasti menginginkannya. Namun mati
yang seindah itu tidak akan mungkin diperoleh dengan hanya menghayalkan kondisi
matinya Abu Zurah, tapi harus berusaha mencontoh kesalehan beliau. Karena seseorang
akan meninggal menurut kebiasaannya ketika hidup.

Ya Allah, akhirilah kehidupan kami dengan akhir yang baik, dan janganlah akhiri
kehidupan kami dengan akhir yang jelek.

Ya Allah, ringankanlah bagi kami waktu menghadapi sakaratul maut.

Zulfi Akmal
3 June 2012


Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran
melebihi segala umat.
Dalam ayat ini Allah menjadikan Nabi-Nabi dan keluarga yang disebutkan sebagai
pilihan. Kalau kita perhatikan, tiga Nabi yang pertama Adam, Nuh dan keluarga Ibrahim
diutamakan Allah merupakan hal yang tidak kita sangsikan lagi. Mereka memang adalah
Nabi dan Rasul yang mulia dan utama, bahkan dari ulul azmi di antar para Rasul.
Tapi ketika Allah menyebutkan keluarga Imran mungkin timbul pertanyaan, kenapa
beliau dan keluarganya dijadikan keluarga pilihan oleh Allah, padahal beliau bukanlah
Nabi. Tidak ada kita temukan nama Imran dalam daftar nama-nama nabi yang
disebutkan oleh Allah. Jadi apa rahasianya?
Jawabnnya:

Pertama: Imran memang bukan seorang nabi, tapi di dalam keluarga besarnya banyak
nabi, yaitu nabi Zakariya, Yahya dan Isa. Bahkan Nabi Isa adalah cucunya.
Kedua: Sekalipun banyak nabi di keluarganya, kenapa namanya yang disebutkan, bukan
nama nabi itu? Jawabannya: Imran dan keluarganya mempunyai suatu sifat istimewa, di
mana dengan sifat istimewanya itulah ia berhak untuk menjadi contoh dan panutan bagi
umat yang datang sesudahnya. Sifat istimewa itu adalah: menjadi orang baik dan
menyeru kepada kebaikan ketika lingkungan masyarakatnya dalam keadaan bobrok
dengan tersebarnya pelaku kebinasaan. Beliau dan keluarganya tidak cukup jadi orang
baik, tapi lebih dari itu, menjadi orang yang memperbaiki orang-orang di sekitarnya dan
mengajak kepada kebaikan. Oleh karena itulah beliau dan keluarganya diabadikan di
dalam al Quran.
Pelajaran: Untuk menjadi teladan yang baik dan memperoleh posisi utama tidak mesti
menunggu diangkat jadi Rasul atau Nabi, karena itu hal mustahil. Tapi mencari posisi di
sisi Allah terbuka untuk siapa saja. Allah membuka pintu seluas-luasnya untuk setiap
orang yang mau berkompetisi meraih kemuliaan di hadapan-Nya. Dan yang istimewa,
pemenangnya tidak mesti satu, semuanya bisa serentak jadi juara satu, yang penting
kriterianya terpenuhi.

. maka berlomba-lombalah dalam kebaikan


NB: Hasil mendengarkan tadabur dari seorang Syekh
Zulfi Akmal
4 June 2012

Supaya Istri Jabir Sempat Berdandan


Suatu kali terjadi dialog Rasulullah dengan sahabat Jabir bin Abdullah:
Rasulullah: Apakah kamu sudah menikah wahai Jabir?
Jabir: Sudah ya Rasulullah.
Rasulullah: Dengan seorang gadis atau janda?
Jabir: Dengan seorang janda ya Rasulullah.
Rasulullah: Kenapa kamu tidak menikahi seorang gadis sehingga kamu bisa bermesraan
dengannya dan ia juga bisa bermesraan denganmu?
Jabir: Ayah saya sudah syahid di perang Uhud ya Rasulullah, dan beliau meninggalkan
sembilan orang anak perempuan. Saya ingin mendapatkan istri yang bisa membantu
saya untuk mengurusi mereka. Kalau istri saya seorang gadis belia tentu ia tidak akan
paham dalam masalah ini.
Rasulullah: Kamu benar wahai Jabir. Semoga Allah memberkati pernikahanmu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Pada suatu kali, pulang dari sebuah perperangan, Rasulullah menghentikan seluruh
pasukannya di gerbang kota Madinah dan tidak mengizinkan seorangpun untuk masuk.
Ketika ditanya, kenapa ya Rasulullah? Beliau menjawab: SUPAYA ISTRI JABIR PUNYA
KESEMPATAN UNTUK BERHIAS DAN BERSIAP-SIAP MENYAMBUT KEDATANGAN SUAMINYA.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------Ya subhanallah, sampai segitunya Rasulullah memperhatikan kepentingan sahabatnya
satu-persatu, sampai-sampai seluruh tentara disuruh bertahan demi menjaga perasaan
seorang sahabatnya. Beliau tahu istri sahabatnya yang satu ini mempunyai kesibukan
yang sangat banyak, karena ia harus melayani sembilan orang adik-adiknya Jabir.
Makanya diberi kesempatan lebih panjang supaya ia juga sempat menyambut
kedatangan suaminya dengan penampilan yang pantas. Sehingga suaminya yang lagi
keletihan pulang dari perperangan merasa terhibur dan senang melihat kondisi istri dan
keluarganya.
Rasulullah sangat paham bahwa kebahagiaan dan ketenteraman pribadi dan rumah
tangga adalah pondasi baiknya suatu masyarakat dan negara. Bila setiap pribadi sudah
merasa damai dan tenteram, ia akan siap untuk mengurusi masalah yang lebih besar.
Kejayaan umat harus dimulai dari pribadi muslim yang shaleh, dilanjutkan dengan
keluarga yang shaleh, baru akan membentuk mujtama atau tatanan masyarakat yang
baik.
Kalau dicermati lebih dalam lagi, banyak sekali hikmah yang luar biasa dari tindakan
Rasulullah yang satu ini. Saya silahkan kepada teman-teman untuk mentadaburinya. Dan
ada banyak lagi pelajaran-pelajaran super dari Rasulullah bersama Jabir dalam peristiwa
lain, yang insyaallah akan kita tadaburi satu persatu. Sungguh bangga kita jadi umat
beliau. Tumpahpun air mata menanggung rindu kepada beliau tidaklah suatu yang
berlebihan.
.

Zulfi Akmal
9 June 2012

Tidak Membalas Hinaan





:




:



























Dari Said bin Musayyib, ia berkata: Ketika Rasulullah duduk bersama sahabatsahabatnya tiba-tiba seseorang mencaci Abu Bakar. Orang itu menyakiti Abu Bakar.
Mendengar itu Abu Bakar diam saja. Kemudian orang itu menyakitinya lagi dan Abu

Bakar tetap diam. Selanjutnya orang itu menyakitinya lagi untuk yang ketiga kali, saat itu
barulah Abu Bakar membalasnya. Tiba-tiba Rasulullah berdiri ketika Abu Bakar
membalas. Lantas Abu Bakar berkata: Apakah anda mendapatkan sesuatu yang tidak
menyenangkan dari saya, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Malaikat turun dari
langit mendustakan apa yang dikatakannya tentang dirimu, tatkala kamu membalasnya
datanglah setan. Aku tidak mau duduk di tempat yang ada setan di sana. (HR. Abu
Daud)
Satu lagi akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah tapi amat sulit untuk melaksanakannya.
Barangkali kita sering mengalami hal yang dialami oleh Abu Bakar ini, tapi kita langsung
membalas pada serangan pertama, bahkan dengan balasan yang lebih sadis dan keras.
Sudah saatnya untuk meningkatkan derajat, kita belajar untuk mengendalikan diri untuk
tidak menghiraukan apa saja bentuk caci maki yang dilemparkan orang kepada kita.
Biarkan dia berlalu begitu saja. Sibukkan diri dengan hal yang perlu dilakukan. Pekerjaan
yang berarti banyak sekali yang perlu dilakukan di dunia ini dari pada sekadar membalas
hinaan dan cacian. Amal nyata jauh lebih bermanfaat dari pada memusingkan fitnahan.
Apalagi bila tuduhan itu menimpa sekelas jamaah atau komunitas manusia.
Boleh jadi selama ini kita memberikan balasan keras, karena:
1. Tidak tahu bahwa mendiamkan atau tidak membalas itu merupakan akhlak mulia.
2. Takut orang lain ikut berburuk sangka kepada kita. Nanti mereka berpikiran; kalau
memang tidak begitu kenapa tidak memberikan klarifikasi, kenapa diam saja?
3. Lemahnya keyakinan bahwa Allah akan membalas itu semua dengan pahala yang
besar di akhirat nanti dan akan meninggikan wibawanya di hadapan manusia.
4. Tidak tahu hakikat sebenarnya bahwa orang yang mencaci itu sekalipun caciannya
benar, ia lagi menyumbangkan kebaikannya kepada kita atau menyiapkan diri untuk
memikul kesalahan kita. Apalagi kalau cacian itu jauh dari kenyataan atau hanya sekadar
fitnahan.
5. Sifat seperti ini yang dinamakan dengan hilm, orang yang mempunyai sifat ini
disebut halim, salah satu sifat Allah yang harus ditiru. Orang jahiliyah saja
mengimpikannya dan berbangga bila ada pada dirinya sifat ini.
Kalaupun harus memberikan jawaban atau meluruskan tuduhan supaya orang lain tidak
terjatuh kepada perbuatan buruk sangka kepada kita, maka kita bisa memakai cara yang
baik, tenang dan santun. Keyakinan bahwa Allah akan menjaga harga diri kita perlu
ditumbuhkan dengan memahami hadis ini.
Semoga Allah menuntun kita kepada akhlak-akhlak yang mulia sekalipun harus dengan
langkah yang tertatih-tatih. Usaha dengan penuh keyakinan lambat laun akan
membuahkan hasil. Segala yang baru susah diamalkan, sampai perbuatan ini menjadi
biasa dalam diri kita dan menjadi akhlak yang akan muncul dengan spontan. Yang paling
penting sekali, terlebih dahulu kita mengakui ini adalah akhlak mulia yang dianjurkan
Allah.
Rasul juga berkata:







Dari Abu Darda, Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada sesuatupun yang lebih berat pada
timbangan amal di hari kiamat selain akhlak yang baik. (HR. Abu Daud)


Ya Allah, karuniakanlah kepada kami akhlak yang mulia, dan karuniakanlah kepada kami
sifat santun, ilmu dan hikmah.
http://www.facebook.com/zulfiakmal/posts/3262163514802

Anda mungkin juga menyukai