Pneumatik 2
Pneumatik 2
PNEUMATIK 2
(Menerapkan Sistem Pneumatik Lanjut Di Industri)
DAFTAR ISI
BAB 1
PENGANTAR......................................................................................................... 1
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini....................................................................1
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung...........................1
Definisi....................................................................................................................... 1
Berapa Lama Mencapai Kompetensi..........................................................................2
Simbol........................................................................................................................ 2
Terminologi.................................................................................................................2
BAB 2
BAB 3
STANDAR KOMPETENSI......................................................................................7
Judul Unit................................................................................................................... 7
Deskripsi Unit.............................................................................................................7
Kemampuan Awal.......................................................................................................7
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja.............................................................7
Variabel...................................................................................................................... 8
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok......................................................................8
Aspek Penting Penilaian...........................................................................................10
Keterkaitan dengan Unit Lain...................................................................................10
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan Dalam Unit ini...............................11
Tingkat Kemampuan yang harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini.....11
BAB 4
BAB 5
STRATEGI PEYAJIAN.........................................................................................12
A
Recana Materi...................................................................................................12
Bab 1
Pengantar
BAB 1
PENGANTAR
persyaratan-persyaratan organisasi
situasi pelatihan.
Numerasi
Definisi
Dalam bahan pelatihan, seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi
seharusnya berkenan manamakan dirinya sebagai peserta latih.Dalam situasi pelatihan
anda orang tersebut dapat ditempatkan sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta. Mirip
dengan itu, seorang pengajar kompetensi ini adalah sebagai pelatih. Dalam situasi pelatihan
anda, orang tersebut dapat ditempatkan sebagai guru, instruktur, mentor, fasilitator atau
sebagai supervisor.
Page 1
Bab 1
Pengantar
Simbol
Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan
tentang simbol:
Simbol
Keterangan
HO
OHT
Penilaian Tugas
Tugas
Tugas / kegiatan
diselesaikan.
atau
aktivitas
Kegiatian
yang
harus
Terminologi
Akses dan Equity
Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa
memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.
Penilaian
Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standard-standard yang dibutuhkan
oleh industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat
(cakap=berkualitas) dengan kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.
Penilai
Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja
di suatu area tertentu.
Kompeten
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki semua ketrampilan, pengetahuan, sikap yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan
standard yang sudah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan apa yang harus dapat dilakukan orang dan mengukur
unjuk kerja mengacu pada standard yang sudah ditetapkan.
Aspek Penting Penilaian
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 2
Bab 1
Pengantar
Menerangkan titik pusat tentang penilaian dan poin-poin utama yang dicari bila melakukan
penilaian.
Kontek Penilaian
Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.
Elemen
Elemen atau sub.kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun sebuah
unit kompetensi.
Evidence Guide
Evidence guide atau pedoman penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah
unit kompetensi harus dinilai.
Fair
Adil dan tidak merugikan para peserta (kandidat) tertentu.
Fleksibel
Mengesahkan bahwa tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian
unjuk kerja dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.
Penilaian Formatif
Ini merupakan tuga-tugas penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan. Mereka
membantu dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan dan juga memberikan umpan
batik kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.
Key Competency (Kompetensi Umum/kunci)
Kompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja suatu pekerjaan.Ini meliputi:
mengumpulkan, menganalisis,mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan
informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam
sebuah team, memecahkan masalah, menggunakan teknologi, menggunakan ide-ide teknikmatemmatis .
Kompetensi-kompetensi in digolongkan kedalam tingkat yang berbeda.sebagai berikut:
Tingkat kemampuan yang akan didemonstrasikan dalam mencapai kompetensi kunci
Tingkat
Karakteristik
Memikul tugas-tugas rutin dalam prosedur yang sudah mapan dan secara periodik
kemajuannya dicek oleh supervisor.
Memikul tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih komplex dengan peningkatan
kemampuan diri untuk menangani pekerjaan secara otonomi.Supervisor melakukan
pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
Memikul tanggung jawab atas aktifitas-aktifitas yang komplex dan non-rutin, atas
prakarsa sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran menyediakan informasi tentang bagaimana melaksanakan pelatihan
terhadap program yang dapat dilaksanakan di tempat kerja dan/atau di tempat pelatihan
institusi / organisasi yang bersangkutan.
Page 3
Bab 1
Pengantar
Page 4
Bab 2
BAB 2
Peran Pelatih
Salah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan
yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada
kompetensi ini dengan peserta pelatihan atau siswa, pertimbangkanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini:
Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan
untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?
Strategi Penyajian
Variasi kegiatan (aktifitas) pelatihan di tempat pelatihan yang disarankan untuk
pembelajaran /penyampaian kompetensi ini meliputi :
tugas-tugas praktek
study kasus
pengajaran / kuliah
aktifitas kelompok
Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang
diajarkan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktek on the job
tidak memungkinkan, beragam simulasi dan permainan peranan mungkin cukup memadai.
Page 5
Bab 2
Peraturan
Perhatikan terhadap peraturan-peraturan yang relevan serta panduan yang dapat
mempengaruhi operasi anda, dan yakinkan bahwa trainee anda mengikutinya.
Pengarang:
P.CROSER
Penerbit:
Festo Didactic
Tanggal terbit:
1989
Tempat terbit:
Esslingen 1
Judul:
Pengarang:
Penerbit:
PT Gramedia
Penterjamah:
Tanggal terbit:
1985
Tempat terbit:
Jakarta
Page 6
Bab 3
Standar Kompetensi
BAB 3
STANDAR KOMPETENSI
pastikan bahwa semua elemen dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan
dalam pelatihan dan penilaian
Judul Unit
MENERAPKAN SISTEM PNEUMATIK LANJUT DI INDUSTRI
Deskripsi Unit
Unit ini bertujuan untuk mempersiapkan seorang teknisi pemeliharaan yang memiliki
kemampuan operasional tingkat lanjut pada perawatan dan troubel shooting sistem
pneumatik.
Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal berikut:
2.0 Menerapkan
komponenkomponen
pneumatik untuk
peralatan khusus.
Performance Criteria
1.1
1.2
1.3
Sirkuit
pneumatik
dirancang
menggunakan shift register.
2.1
2.2
2.3
Peralatan bantu
pneumatik.
3.1
3.2
3.3
kerja
(didesain)
dikembangkan
dengan
dengan
sistem
Page 7
Bab 3
Standar Kompetensi
Element
Performance Criteria
menjamin keselamatan kerja operator.
4.0 Melaksanakan
pemeliharaan sistem
pneumatik.
4.1
4.2
Variabel
Unit kompetensi ini dapat diaplikasikan di semua sektor industri seperti industri
manufacturing, transportasi / pemindahan / pengurusan barang, kemiliteran, pertambangan
dan pelayanan industri lainnya.
Pelatihan kompetensi ini dapat dilaksanakan di lembaga pelatihan atau di industri yang
relevan dengan persyaratan :
Catatan :
(a)
(b)
(c)
Komponen dan sirkuit yang digunakan agar memenuhi standar industri lokal
maupun internasional..
Permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja perlu mendapat perhatian dan tidak hanya
terbatas pada :
Page 8
Bab 3
Standar Kompetensi
Hydro-pneumatic:
Tujuan penggunaan
Prinsip kerja
Komponen hidro-pneumatik
Penerapan hidro-pneumatik,
Mesin bor-pneumatik .
Collet chuck,
Penomoran.
Kode-kode alphabetik.
Penggunaan simbol.
Step-pemindahan .
Fungsi komponen
Konstruksi komponen
Prinsip kerja
Page 9
Bab 3
Standar Kompetensi
Penurunan tekanan
Kebocoran udara..
Prosedur.
Jenis kegiatan
Penjadwalan.
Tinkat
Page 10
Bab 3
Standar Kompetensi
Mengumpulkan,mengelola dan
menganalisis informasi
Memecahkan masalah
Merencanakan dan
mengorganisasikan kegiatan
Menggunakan teknologi
Karakteristik
Memikul tugas-tugas rutin dalam prosedur yang sudah mapan dan di bawah
bimbingan Supervisor secara rutin.
Memikul tugas-tugas yang lebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kualitas pekerjaan secara mandiri. Supervisor hanya memeriksa hasil akhir dari
pekerjaan.
Memikul tugas tugas yang kompleks dan non-rutin yang berkaitan dengan tugas
orang lain dan juga bertanggung jawab terhadap tugas/pekerjaan orang lain.
Page 11
Bab 4
Strategi Penyajian
BAB 4
A
Rencana Materi
STRATEGI PEYAJIAN
Recana Materi
Catatan: 1.
2.
Penyajian bahan berikut, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam
standar kompetensi.
Isi perencanaan merupakan kaitan kriteria unjuk kerja dengan Ketrampilan dan pengetahuan penunjang.
Elemen
Jenis Variabel
1.1
1.2
Sirkit
pneumatik
dirancang
(didesain) dengan menggunakan
sistem cascade.
1.3
Topik Pelatihan
Sirkit pneumatik multi aktuator
Tampilan
Handout
OHT
Alat peraga
(cut away)
Job sheet
Lembar tugas
Sirkuit
pneumati
dirancang
(didesain ) dengan menggunakan
shift register.
Kegiatan
Penyajian
konsep
Tanya-jawab
Demonstrasi
Diskusi
Pemberian
tugas-tugas
Sirkuit pneumatik
shift register
2.1
Hidro-pneumatik
2.2
Pneumatik-hidrolik
dengan
Page 12
Bab 4
Strategi Penyajian
Elemen
Jenis Variabel
Topik Pelatihan
Kegiatan
Rencana Materi
Tampilan
kerja
sistem
3.1
Rangkaian
pneumatik
dan
diagram sirkit dianalisis apakah
sudah memenuhi aturan tata
letak, penomoran, kode-kode
alphabetic
dan
step-step
pemindahan.
3.2
Parameter
udara,
yang
ditetapkan dan yang aktual terjadi
dianalisis
termasuk
jumlah
penggunaan,
penurunan
tekanan, kebocoran dan jumlah
aliran rata-rata.
3.3
4. Melaksanakanm pemeliharaan
sistem pneumatik.
Peralatan
bantu
dikembangkan dengan
pneumatik.
4.1
4.2
Prosedur
pemeliharaan
pencegahan dikembangkan untuk
pemeliharaan sistem pneumatik
Penjelasan
emetoda
analisis
Tanya jawab
Diskusi
Penugasan
Handout
Lembar tugas
Penyajian
konsep
Tanya-jawab
Diskusi
Penugasan
Handout
OHT
Lembar tugas
Preventiv maintenance
Page 13
Bab 4
Strategi Penyajian
Bagian ini menunjukkan handout,tugas-tugas praktek dan transparansi yang menunjang pencapaian standar kompetensi .
Keterampilan, pengetahuan dan sikap
apakah yang saya kehendaki untuk dimiliki
siawa/peserta?
1.1.
HO 2- 9 .
OHT 1 - 4
Siswa/Peserta menyelesaikan tugas berkut:
Task 1 - 7
1.2. Mendesain sirkuit pneumatik dengan
sistem cascade
HO 10 - 13
OHT 5.-.6
Siswa / peserta menyelesaikan tugas berikut :
Tugas 5,6,10
1.3.
Bab 4
Strategi Penyajian
HO 14-20
OHT 18-19
Peserta / siswa menyelesaikan tugas berikut.
Task 10
2.1
Menjelaskan pengertian dan penerapan hidro pneumatik dan pneumatik hidrolik di industri.
HO 21-23
OHT 7-8
Peserta / siswa menyelesaikan tugas berikut
Task 9
2.2
HO 24-31
Page 15
Bab 4
Strategi Penyajian
OHT 9-13
Peserta / siswa menyelesaikan tugas berikut :
Task 8-9
2.3 Mengaplikasikan sirkit pneumatik pada
alat-alat bantu produksi.
Menjelaskan fungsi pneumatik pada alat bantu produksi dan mendemonstrasikan cara
penggunaannya.
HO 32-34
OHT 14
3.1
HO 35-39
OHT 15
Siswa / peserta menyelesaikan tugas-tugas praktik berikut :
Task 9-10
3.2
Menjelaskan pengertian analisis komponen dan analisis penggunaan udara kempa serta
maksud dan tujuannya.
Page 16
Bab 4
Strategi Penyajian
HO 40-42
OHT 15
Siswa/Peserta menyelesaikan tugas-tugas praktek berikut :
Task 9-10
3.3 Menganalisis pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja.
HO 42-43
OHT 15
Siswa/Peserta menyelesaikan tugas-tugas praktek .
Task 8-9
4.1
HO 44-46
OHT 16
Page 17
Bab 4
Strategi Penyajian
Task 11
4.2.
Menjelaskan
pneumatik.
dan
mendemonstrasikan
cara
melaksanakan
pemeliharaan
sistem
HO 47-49
OHT 16
Peserta / siswa menyelesaikan tugas berikut :
Task 11
Page 18
Bab 4
Strategi Penyajian
2.
3.
Page 19
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
Lembar Informasi
HO 01
Pneumatik 2
Nama Siswa/Peserta: .
Group: ...
1.
Page 20
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 02
1. SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR
Untuk membuat sirkuit atau rangkaian pneumatic dari multi aktuator ( lebih dari satu ), perlu
kiranya permasalahannya jelas lebih dulu. Misalnya, tujuan sirkuit untuk apa, gerakan utama
dari setiap actuator harus bagaimana, jenis actuator yang digunakan, jenis-jenis
pengindera- isyarat ( sensing device dan signal cut-out )yang digunakan, kondisi-kondisi
tambahannya apa saja dan lain sebaginya .
Oleh sebab itu langkah yang sebaiknya ditempuh antara lain sebagai berikut :
Perhatikan atau buat gambar sket sederhana dari rangkaian komponen sistem
pneumatic.( bila perlu ). Lihat gambar 1.a .
Gambarlah komponen-komponen sirkit secara simbolis menurut tata letak yang telah
dipelajari pada modul basic pneumatik. (lihat gambar 1.c)
Coba atau test sirkit tersebut dengan menginstal sirkit pada profile plate kemudian
dioperasika, apakah cara kerjanya telah sesuai dengan yang diharapkan.
Contoh :
Pemindahan paket secara pneumatis dilaksanakan sebagai berikut: Paket datang dari
sebuah ban berjalan, diangkat oleh silinder A, setelah sampai di atas kemudian didorong ke
conveyor atau ban berjalan yang lain oleh silinder B. Silinder B kembali mundur setelah
silinder A mencapai titik mati belakang secara penuh. Isyarat ( signal ) untuk start
menggunakan push button manual dan hanya untuk satu siklus. Jadi setiap siklus, push
button harus ditekan.( 1.d )
Untuk membuat rangkaian sesuai dengan yang diharapkan oleh contoh di atas maka kita
susunlah diagram sirkuit menganut urutan tersebut di atas. Perhatikan gambar 1.a s.d 1.d.
Page 21
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 03
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Gambar 1a
Gambar 1.b
Gambar 1.b
Gerakan torak adalah: A maju disusul B maju kemudian A mundur disusul B mundur, atau
dapat dituliskan sebagai : A+ . B+ , A- , B-
Page 22
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 04
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Gambar.1.c
Gambar. 1.d
Page 23
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 05
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Gambar 1.e
Sirkuit yang tertera pada gambar 1.d tadi apabila tombol start terus ditekan maka akan
terjadi blok yaitu over-lapping isyarat pada katup 1.2 sehingga katup tersebut tidak bekerja
dan sirkuit berhenti pada langkah ke tiga .Supaya sirkuit dapat berjalan, tombol katup 1.2
harus dilepas. Maka step ke tiga dapat dilanjutkan ke step ke empat dan sirkuit telah
sempurna menempuh satu siklus. Untuk mengoperasikan kembali push button 1.2 harus
ditekan lagi.
Apabila kita menghendaki sirkuit berjalan secara otomatis dan kontinyu, maka
tambahkanlah katup 1.4 pada akhir langkah mundur silinder B kemudian dihubungkan
dengan katub 1.2.(lihat gambar 1.f), sehingga cara kerjanya dapat diuraikan sebagai berikut
Bila suplai udara dimasukkan dari service unit 0.1 dan melalui katup 0.2 ke seluruh system
maka udara kempa akan bekerja memposisikan torak pada posisi mundur atau posisi ( - )
dan berhenti di katup 1.2, 1.3, 2.2 dan 2.3. Pada waktu katup 1.2 dioperasikan ( di on kan )
udara akan melalui katup 1.4 yang sudah terbuka ( on ) menuju ke katup 1.1 ( final control
element ) dan mengubah posisi katup sehingga udara dari working line disalurkan ke silinder
A dan mendorong torak maju ( posisi + ). Sesampai di titik mati depan, torak akan
menyentuh sensor katup 2.2. Katup tersebut akan mengalirkan udara pemandu ke katup 2.1
sehingga posisinya berubah dan melalui katup 2.1 udara dari working line disalurkan ke
silinder B untuk mendorong torak maju. Torak akan menyentuh sensor katup 1.3 yang akan
menyalurkan isyarat udara pemandu ke katup 1.1 dari sebelah kanan. Posisi katup berubah
dan menyalurkan udara kempa ke silinder A untuk mendorong torak mundur. Katup sensor
2.3 tersentuh oleh torak hingga membuka saluran udara pemandu yang akan memberikan
isyarat ke katup 2.1. Posisi katup 2.1 berubah, udara kempa disalurkan ke silinder B untuk
mendorong torak mundur. Katup sensor 1.4 tersentuh torak hingga membuka saluran udara
pemandu yang akan mengubah posisi katup 1.1 yang akan menyalurkan udara kempa
untuk mendorong torak maju yang kedua kalinya.
Page 24
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 06
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Demikianlah cara kerja sirkuit ini secara kontinyu dan otomatis. Untuk mematikan atau
menghentikannya cukup dengan meng off kan katup 1.2. ( perhatikan gambar 1.f.)
Gambar 1.f
Page 25
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 07
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Cara lain penggambaran diagram sirkit adalah seperti gambar 2 berikut ini.
Gambar 2
Page 26
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 08
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
1.2 Kontrol Penunda Waktu Gerak Berangkai Dua Aktuator
Sirkuit pada gambar 1.f atau gambar 2 dapat juga sistem kontrolnya mengguanakan katup
penunda waktu ( time delay valve atau timer ). Rangkaian gerakannya tetap yaitu A+, B+, Adan B-. Perhatikan gambar 3 berikut ini dan pelajari cara kerjanya.
Gambar 3
Page 27
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 09
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
1.3. Sirkit Pneumatik Dengan Tiga Aktuator
Berikut ini adalah diagram sirkit untuk pengontrolan gerak berangkai tiga silinder,
Gerakannya secara otomatis berkesinambungan yaitu :A+,B+,C+,A-,B-,dan C-. Perhatikan
gambar 4 berikut.
Gambar
12.
Gambar 4
Page 28
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 10
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
1.4 Penyusunan diagram Sirkit Dengan Sistem Cascade
Sistem cacade ini digunakan untuk mengatasi adanya isyarat yang overlap pada satu katup
pengarah ( final control element ). Hal ini akan terjadi bila ,misalnya dikehendaki gerakan
seperti pada diagram fungsi berikut ini ( gambar 5
Gerakan
urutan:
torak
dikehendaki
dengan
A+ , B+, B-, A- .
Bila dilihat pada diagram fungsi maka
akan terlihat bahwa isyarat pada katup
1.2 dan 1.3 pada step 1 terjadi
overlap.Demikian juga pada katup 2.2
dan 2.3 step ke 3 . Dengan adanya
overlap yang pertama sirkit tidak akan
dapat di start dan overlap kedua
menyebabkan langkah mundur silinder
tidak dapat terjadi. Coba perhatikan
gambar 14 berikut ini yang mana
merupakan sirkit yang tidak dapat
dioperasikan.
Gambar 5
Bila kita perhatikan pada diagram sirkit gambar 6,isyarat dari katup 1.4 ovverlap dengan
isyarat dari katup 1.3 ,sehingga katup 1.1 tidak berubah posisi.Oleh karena itu isyarat dari
katup 1.3 ini harus dihentikan (Cut-out ) agar posisi katup 1.1 dapat berubah sehingga sirkit
dapat bekerja.Demikian juga antara isyarat dari katup 2.2 dan 2.3,yang mana isyarat dari
katup 2.3 juga harus dihentikan atau dialihkan
Untuk pengalihan atau pemutusan isyarat ini digunakan tambahan katup lagi yaitu katup 4/2
DCV atau katup 5/2 DCV pemandu pneumatik,kemudian dibuat kelompok-kelompok atau
grup-grup isyarat dengan menggunakan bus-bar. Kelompok 1 melyani isyarat untuk gerak
torak maju misalnya dan kelompok 2 untuk melayani gerak torak mundur.
Gambar 7 menunjukkan pengelompokan isyarat yang menggunakan katup 5/2 DCV
pemandu pneumatik.
Page 29
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 11
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Gambar 6
Page 30
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 12
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Gambar 7
Gambar 8 berikut ini menunjukkan diagram sirkuit yang disusun dengan sistem cascade.
Gambar 8
Page 31
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 13
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Gambar 9
Gambar 9 di atas menunjukkan suatu sirkit diagram yang disusun dengan sistem cascade
dengan menambahkan katup AND .Katup ini berfungsi untuk mengontrol bahwa isyarat
pada satu katup pemandu benar-benar selesai bertugas , baru isyarat yang lain bekerja
pada katup pemandu yang lain pula. Pelajarilah cara kerja sirkit ini dengan sebaik-baiknya.
Page 32
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 14
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
1.5. Diagram Sirkuit Pneumatik Dengan Shift Register (pemindah saluran)
Yang dimaksud dengan shift register adalah alat pemindah saluran yaitu aliran udara kempa
disalurkan ke saluran tertentu sesuai dengan keperluan gerak aktuator yang dikehendaki.
Mesin gergaji aluminium otomatis seperti gambar 10a di bawah ini bekerjanya adalah
sebagai berikut :
Benda kerja didorong sampai mentok ke stoper oleh silinder 1.0. Silinder 2.0 menjepit benda
tersebut. Setelah pengekleman cukup kuat silinder 3.0 menggerakkan gergaji maju pelanpelan dan teratur untuk gerakan pemakanan. Benda kerja terpotong kemudian pisau gergaji
mundur ke posisi semula. Penjepitan dilepas dengan mundurnya silinder 2.0 dan benda
kerja didorong keluar (ejected) oleh silinder kerja tunggal 4.0. Demikian cara kerja mesin
gergaji tersebut, untuk itu perhatikan diagram pemindahan gambar 10b.berikut.
Gambar 10a
Gambar 10b
Page 33
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 15
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Bila sirkuit dikontrol (dikendalikan) dengan menggunakan idle return roller maka urutan
kerjanya seperti grafik berikut :
Bila pengaturan dengan sistem cascade, urutan kerjanya seperti grafik berikut :
Page 34
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 16
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Diagram sirkuit dengan pengendali idle return roller
Gambar 10c
HO 17
Page 35
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
Gambar 10d
HO 18
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 36
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
Grafik urutan kerja dari sirkuit yang dikendalikan dengan sistem shift register, dengan
susunann atau konfiguras minimum.
Grafik urutan kerja dari sirkuit yang dikendalikan dengan sistem shift register, dengan
susunann atau konfiguras maksimum.
HO 19
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Diagram sirkuit dengan shift register dan minimumu konfigurasi
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 37
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
Gambar 10e
HO 20
SIRKIT PNEUMATIK MULTI AKTUATOR (lanjutan)
Diagram sirkuit
dengan
shift
register
maksimumPage 38
konfigurasi
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
Gambar 10f
HO 21
2. PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK
2.1 Hidro-Pneumatik
Suatu keterbatasan dalam sistem pneumatik antara lain : :
Page 39
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
Oleh karena itu apabila dikehendaki kecepatan lambat dan konstan serta daya keluaran dari
sistem cukup tinggi maka dikombinasikanlah antara hidrolik dan pneumatik..
Untuk sistem kontrolnya menggunakan pneumatik sedangkan untuk pengaturan kecepatan
dan daya keluaran menggunakan silinder hidrolik.
Sistem ini biasanya diaplikasikan pada :.
Berikut ini akan dibahas beberapa peralatan yang bekerja berdasarkan prinsip hidropneumatik.
Gambar 11
Page 40
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 22
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
2.1.2 Pressure Intensifier
Alat ini berfungsi untuk meningkatkan tekanan kerja atau tekanan out-put dari sistem.
Konstruksinya terdiri atas dua ruang tekanan yang berbeda diameternya.Dengan perbedaan
diameter inilah tekanan dapat ditingkatkan.
Peningkatan tekanan tergantung pada perbandingan ( ratio ) antara diameter pertama dan
kedua.Umumnya perbandingan itu : 4:1 , 8:1 , 16:1 , 32:1 .
Besar tekanan out-put dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
F= p.A
Konstruksi dari pressure intensifier dapat dilihat pada gambar 12
Gambar 12
Page 41
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 23
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
Gambar 13a
Pada feed unit
jenis ini momen
bengkok
terjadi
cukup besar pada
batang
torak
pneumatik.
Gambar 13.b
Pada feed unit
jenis ini beban
bengkok
pada
batang
torak
pneumatik merata
atau berimbang.
Gambar 14
Page 42
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 24
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
2.2 Penerapan pada mesin / peralatan khusus.
Sebetulnya penerapan atau pemakaian system pneumatic di industri sangatlah luas. Disini
akan kita bahas pemakaiannya pada mesin / peralatan khusus dan ini pun hanya kita ambil
beberapa contoh saja.
Cara kerja mesin ini dapat dijelaskan melalui diagram step dan diagram sirkit gambar 15.b.
Pada posisi awal, silinder 1A dan 2A berada pada posisi mundur ( - ). Katup sensor 1S1 dan
2S1dalamkeadaan bekerja ( terbuka ). Bila push button OS1 dioperasikan maka isyarat .
(udara pemandu ) akan mengoperasikan katup OV3, 1V1 dan 2V1 sehingga torak dari
silinder 1A dan2A akan maju bersama-sama ( parallel ). Begitu torak menyentuh katup
sensor 1S2 dan 2S2 maka katup terbuka dan mengalirkan isyarat, tetapi masuk dulu ke
katup penunda waktu atau timer sehingga baru setelah beberapa detik katup OV3 , 1V1
dan 2V1 bekerja untuk menggerakkan torak mundur. Pada waktu torak menyentuh katup
1S1 dan 1S2 isyarat akan mengoperasikan lagi katup OV3, 1V1, 2V1 sehingga torak
majulagi.dan seterusnya otomatis.
Page 43
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 25
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
Gambar 15c
Page 44
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 26
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
2.2.2 Alat pemadat sampah
Alat ini menggunakan prisip pengendalian dua silinder yang bergerak masing-masing sesuai
dengan urutan yang didesain .
Urutan garak silinder dapat dilihat pada diagram
step.Sedangkan cara kerjanya dapat dilihat pada diagram sirkit .Perhatikan gambar-gambar
berikut..
Gambar 23.c
Gambar 16a
Gambar 16b
Page 45
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 27
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
Gambar 16d
Sirkit ini akan bekerja satu siklus saja apabila katup on / off 1S1 ditekan kemudian dilepas.
Tetapi bila ingin bekerja secara otomatis dan berkesinambungan maka katup 1S1 harus
ditekan terus. Katup sequen OZ3 berfungsi untuk membuat urutan gerak silinder 2A sedikit
tertunda sehingga diagram step seperti gambar 23.c.
Page 46
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 28
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
2.2.3 Drilling Machine
Drilling machine atau mesin gurdi ( mesin bor ) yang dilayani secara pneumatis ini
menggunakan dua buah silinder kerja ganda dan sebuah silinder kerja tunggal.
Perhatikanlah gambar-gambar berikut.
Drilling machine
pneumatis
Gambar 17a
Page 47
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 29
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
Gambar 17c
Page 48
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 30
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
2.2.4 Pneumatic Counter
Sirkit ini merupakan penghitung dengan system Binary.danmenerapkan logic control
system . Silinder 1A ditempatkan pada sebelah kiri sebagai ( 2 1 ) di dalam system Binary
Sedangkan silinder 2A ditempatkan di sebelah kanan sebagai ( 20 ).
Katup 1V mendapat isyarat dari katup AND ( 3V2 ) untuk menggerakkan torak silinder 1A
maju dan mendapat isyarat dari katup AND ( 3V4) untuk mundur.
Katup 2V berubah empat kali yang digerakkan dengan isyarat dari katup OR (3V5) dan
(3V6)
Dapat disimpulkan bahwa :
Gambar 18a
Page 49
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 31
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
Gambar 18b
Page 50
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 32
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
Gambar 19a
Gambar 19b
Page 51
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 33
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
2.3.2 Collet Chuck
Karakteristik collet adalah bila bagian tirus (cones ) ditekan maka pencekaman akan terjadi.
Penekanan terjadi apabila udara kempa dimasukkan melalui bagian ( warna hitam )
kemudian komponen akan menekan rol ( bola ) sehingga bagian penekan collet akan
mendesak mulut collet dan terjadilah pencekaman.
Collet ini dapat dipakai pada mesindrilling,milling.atau pada alat-alat asembling.(gambar 20)
Gambar 20
Gambar 21
Cara kerja :
Udara kempa yang bertekanan kira-kira 0,6 bar ( 60 kPa ) dihembuskan pada bagian bawah
pelat meja dari lubang-lubang yang sangat banyak sehingga pelat meja terangkat kira-kira
0,05 s.d 0,1 mm. Dengan demikian meja dapat digeser dengan mudah. Tekanan udara
kempa dapat ditingkatkan sampai 100 kPa atau 1 bar atau 14,5 psi .
Page 52
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 34
PENERAPAN KHUSUS SIRKIT PNEUMATIK (lanjutan)
2.3. 4.Pneumatic Rotary Index Table
Meja putar ini berfungsi untuk memutar sambil membagi bendakerja sesuai dengan
pembagian yang dikehendaki. Dalam gambar 22 berikut ini pembagian terbatas pada gigi
roda gigi pemutar dan cowakan pada piring pembagi.
Udara kempa masuk dari arah tanda panah , melalui katup pengarah B menuju silinder dan
akan menggerakkan batang bergerigi maju / mundur sambil memutar roda gigi. Gerakan
torak dikendalikan ( diperlambat dan dibuat konstan ) oleh silinder hidrolik di bagian
belakang ( ujung atas ). Demikian cara kerja rotary index table.
Gambar 22
Page 53
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 35
3. ANALISIS SISTEM
Yang dimaksud dengan analisis di sini adalah mengkaji,mempelajari dan mencermati setiap
komponen dan sirkit pneumatik yang ada agar dapat difahami dan diinterpretasikan dalam
bentuk kemampuan serta diimplementasikan dalam bentuk mengkonstruksi sirkit pneumatik
sesuai dengan diagram sirkit atau untuk menemukan kesalahan / gangguan di dalam sirkit.
Tentu saja untuk dapat melaksanakan analisis ini diperlukan pengetahuan tentang metodametoda penyusunan diagram sirkit , tata letak komponen maupun instalasi sirkit.
Gambar 23
Page 54
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 36
ANALISIS SISTEM (lanjutan)
Apabila suatu diagram sirkit yang kita temui bentuk susunannya tidak sesuai dengan aliran
kontrol seperti tersebut di atas berarti ada tujuan lain misalnya untuk mempermudah teknisi
membaca diagram dan menempetkan komponen.
Sedangkan menurut metoda penyusunan seperti yang dituntunkan dalam skema di atas
adalah seperti gambar-gambar diagram sirkit yang lain.Untuk lebih jelasnya dapat diberikan
contoh sebagai berikut. Lihat gambar 24.
Gambar 24
Dengan susunan seperti gambar di atas kita akan mudah menganalisis cara kerja sirkit, ,
letak komponen dan fungsi setiap komponen sesuai dengan letaknya. Dalam fault-tracing
juga akan lebih mudah yaitu pada kelompok mata rantai mana terdapat gangguan sehingga
akan mudah diatasi.
Page 55
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 37
ANALISIS SISTEM (lanjutan)
3.1.2 Penandaan Elemen
Untuk menadai elemen-elemen di dalam diagram sirkit ada dua cara yaitu :
1. Dengan menggunakan angka-angka ( digits )
2. Dengan menggunakan huruf.
Angka-angka di dalam sirkit artinya :
Angka : 1.0 artinya aktuator nomor 1 , jadi digit 0 disini menujukkan working element.
2.0 artinya aktuator nomor 2
3.0 artinya aktuator nomor 3
4.0 artinya atuator nomor 4
Angka : 1.1 ,2.1 , 3.1 , 4.1 atinya : digit pertama yaitu 1,2,3,4, menunjukkan nomor aktuator
yang dikontrol oleh katup ( final control element ) digit
yang kedua yaitu angka 1 menandakan katup
pengendali ( final control element )
Angka : 1.2 , 1.4 , 1.6 , 2.2 , 2.4 , 2.6 :digit pertama yaitu 1 dan 2 menunjukkan nomor
actuator digit kedua yaitu 2,4 dan 6 menunjukkan
semua elemen kontrol ( bukan final control element )
untuk gerakan maju.
Angka : 1.3 , 1.5 , 1.7 , 2.3 , 2.5 , 2.7 :digit kedua yaitu 3,5 dan 7 menunjukkan semua
elemen kontrol ( bukan final control element ) untuk
gerakan mundur .
Angka : 1.0.1 , 1.0.2 , 2.0.1 , 2.0.2
Angka : 0.1 dan 0.2 menandakan service unit dan katup start awal.
Angka-angka di dalam control element :
1
artinya saluran ( port ) untuk sumber energi atau suplai udara kempa.
Page 56
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 38
ANALISIS SISTEM (lanjutan)
Huruf-huruf di dalam sirkit menandakan :
Huruf : A , B , C menandakan working element ( aktuator ) .
Huruf : a0 , b0 , c0 menandakan sensor yang dipasang pada posisi belakang silinder A,B,C.
Huruf : a1 ,b1 , c1 menandakan sensor yang dipasang pada posisi depan silinder A,B,C .
Sedangkan huruf-huruf pada katup-katup artinya :
P artinya saluran ( port ) untuk sumber energi atau suplai udara kempa .
A dan B saluran kerja dihubungkan dengan working element.
R dan S saluran buang biasanya dipasang silencer.
Y saluran udara pemandu untuk mengaktifkan saluran kerja B .
Z saluran udara pemandu untuk mengaktifkan saluran kerja A .
Jadi dengan kita mengenal kode-kode penandaan kita akan lebih mudah memahami cara
kerja, posisi atau pun fungsi setiap komponen sehingga memperlancar tugas kita. Bagi
desainer yang merancang atau memodifikasi sirkit pneumatik harus dengan cermat menulis
kode-kode tersebut agar tidak terjadi kesalahan interpretasi.
Apabila aturan tersebut tidak dapat dipenuhi harus ada catatan seperlunya.
Apabila pada posisi startnya katup sudah beroperasi maka harus digambar misalnya
dengan nok ( cam ).
Dengan ketentuan ini yang seolah-olah merupakan perjanjian ,setiap teknisi akan
memahami diagram sirkit secara seragam dengan pengertian yang sama pula.
Yang dimaksud dengan posisi normal posisi sebelum dioperasikan atausering disebut posisi
nol. ( zero position ).
Page 57
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 39
ANALISIS SISTEM (lanjutan)
Gambar 25
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 58
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 40
ANALISIS SISTEM (lanjutan)
3.2
Yang dimaksud dengan analisis komponen ialah mempelajari dan mencermati setiap
komponen atau elemen sirkuit pneumatic untuk diinterpretasikan dalam bentuk kemampuan
personal dan diaplikasikan dalam perakitan sirkit pneumatic atau dalam bentuk pelaksanaan
pemeliharaan dan perbaikan system pneumatic. Ada beberapa aspek yang perlu dianalisis
dalam system komponen ini dan pembahasan berikut ini akan mengarah ke sana.
Sistem pelumasan. Apakah komponen itu perlu pelumasan atau tidak. Bila perlu jenis
apa bahan pelumasnya, bagaimana cara pelumasannya dan oleh siapa
dilaksanakan.
Page 59
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 41
ANALISIS SISTEM (lanjutan)
Pemahaman konstruksi.
Untuk memeriksa apakah cara kerja sirkuit telah sesuai dengan desain.
Untuk mencari kesalahan sirkuit misalnya salah penyambungan atau salah letak.
Dengan kemampuan menganalisis sirkuit pneumatik ini fault-tracing atau trouble shooting
dapat dilaksanakan dengan baik sehingga teknisi dapat menyelesaikan tugasnya.
Fungsi udara kempa. Udara kempa berfungsi sebagai media transfer enegi yang di
dalam sirkuit ada yang berperan sebagai udara pemandu atau pemberi isyarat dan
yang sebagian lagi berperan sebagai penggerak actuator untuk menghasilkan usaha
( out-put)
Page 60
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 42
ANALISIS SISTEM (lanjutan)
Agar udara kempa dapat melaksanakan fungsinya maka ada persyaratanpersyaratan yang harus dipenuhi misalnya tekanan,kebersihan,udara yang
kering,kandungan pelumas dan sebagainya.
Tekanan udara kempa. Hal ini penting dianalisis karena tekanan udara ini
menentukan apakah sirkit dapat bekerja atau tidak. Besar tekanan udara yang
diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya misalnya untuk udara
pemandu ( isyarat ) perlu tekanan kecil, untuk udara penggerak perlu tekanan yang
besar dan untuk daya yang besar diperlukan tekanan yang lebih besar lagi.
Aliran udara dan jumlah penggunaan udara. Walaupun udara memang telah
disediakan oleh Allah Tuhan Yang Maha Kuasa tetapi untuk mengempanya kita perlu
biaya. Oleh karena itu perlu penghematan dalam penggunaan udara. Caranya yaitu
atur tekanan udara sesuai dengan kebutuhan saja jangan sampai berlebihan. Karen
semakin tinggi tekanan udara semakin tinggi pula aliran udara ( flow rate ).
Alat pelindung diri seperti :safety glass, safety shoes, pakaian kerja, sumbat telinga
(plugs atau ear muffs ), topi atau hair net, masker hidung dan lain-lain .
Alat pengaman mesin seperti: penutup belt kompressor, penutup tombol on-off dan
sebagainya.
Page 61
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 43
ANALISIS SISTEM (lanjutan)
Penataan peralatan, komponen dan bahan tertib serta menjamin keselamatan kerja.
Noisy ( bising ). Ini merupakan gangguan pada pendengaran, yang apabila telinga
kita tidak dilindungi akan berakibat cepatnya menjadi tuli.
Oil-mist atau kabut oli . Ini merupakan pencemaran udara yang akan mengganggu
pernafasan .
Kondisi kerja yang tidak aman seperti bising, silau, panas, dingin ( sekali ), tidak
tertib, dan sebagainya.
Analisis keselamatan dan kesehatan kerja ini perlu senantiasa mendapat perhatian karena
disamping melindung tenaga kerja juga melindungi fasilitas dan produk hasil kerja.
Sampai disini anda telah mempelajari tentang analisis sistem pneumatik dan komponennya.
Untuk selanjutnya kerjakanlah tugas-tugas pada lembar tugas anda !
Page 62
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 44
Pencegahan korosi
Page 63
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 45
PEMELIHARAAN SISTEM PNEUMATIK (lanjutan)
SISTEMATIKA PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
(MAINTENANCE)
PREVENTIVE
MAINTENANCE
PREMAINTE
-NANCE
ROUTINE
MAINTE
-NANCE
EMERGENCY
MAINTENANCE
CORECTIVE
MAINTENANCE
PERIODIC
MAINTENANCE
LIGHT
REPAIR
MEDIUM
REPAIR
OVERHAUL
Page 64
EMERGENCY
REPAIR
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 46
PEMELIHARAAN SISTEM PNEUMATIK (lanjutan)
Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan secara
berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan. Pembuatan jadwal itu berdasarkan
kepentingan perlakuan terhadap obyek pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli
seharusnya berapa jam kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa
bulan dan sebagainya.
Di dalam pemeliharaan berkala ini kita kenal adanya pemeliharaan wekly , monthly dan
yearly, yang artinya sebagai berikut :
Weekly maintenance (Pemeliharaan mingguan) ialah pemeliharaan yang dilaksanakan
seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan) ialah pemeliharaan yang dilakuka satu
bulan sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap enem bulan sekali
(semesteran).
Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan) ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap
tahun sekali atau dua tahun sekali.
Tetapi banyak juga pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang pelaksanaan
pemeliharaannya berdasarkan jam kerja misalnya penggantian oli setiap 2000 jam kerja,
servis besar (overhaul) setiap 4000 jam kerja dan sebagainya.
Pemeliharaan berkala ini biasanya dilaksanakan oleh teknisi pemeliharaan.
Perbaikan ringan (Light repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan ringan
termasuk yang ditemukan pada waktu pengecekan (pemeliharaan berkala) yang
perbaikannya cukup dengan penggantian komponen (replacement) dan tidak memerlukan
waktu dan biaya tinggi.
Perbaikan medium (Medium repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan akibat
aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan pembetulan komponen dengan
biaya yang lebih tinggi dan waktu kerja yang lebih lama.
Servis besar (Overhaul) ialah perbaikan total akibat ke ausan (lama pemakaian) dengan
pembetulan-pembetulan maupun penggantian komponen.
Perbaikan darurat (Emergency repairing)
ialah perbaikan dari kerusakan akibat
kecelakaan yang perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu perbaikan yang
sempurna atau langsung diperbaiki secara sempurna.
Di dalam sistem pemeliharaan ini ada pula istilah-istilah yang sering digunakan seperti :
Running maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas dalam
keadaan bekerja atau dioperasikan / digunakan.
Shut down maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas yang mana
mesin / peralatan / fasilitas tersebut harus diberhentikan / tidak dipergunakan , karena tidak
mungkin dilakukan pemeliharaan bila mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan bekerja /
dipergunakan .
Lack of maintenance ialah kekurangan atau kelemahan dalam pemeliharaan atau disebut
juga pemeliharaan yang tidak baik.
Page 65
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 47
PEMELIHARAAN SISTEM PNEUMATIK (lanjutan)
Perbaikan atau overhaul ini biasa dilakukan oleh teknisi dan / atau teknisi ahli,sedangkan
untuk mencapai hasil yang optimal perlu kiranya menganut suatu sistematika perbaikan
yang yang telah ditentukan.
Alat-alat pemeliharaan seperti alat pengencang, alat penyetel, alat pemotong dan
alat-alat kebersihan.
Penceratan (drain) air pengembunan baik dari kompresor maupun dari servis unit
(Lihat gb.27a dan 27b)
Keluarkanlah air
pengembunan
melalui
kran
drainase ini
Page 66
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 48
PEMELIHARAAN SISTEM PNEUMATIK (lanjutan)
Tekanan
operasional
udara kempa diset sesuai
dengan ketentuan
Keluarkan air
pengembunan
dari
tabung
filter ini
Sering-sering ada
juga air mengendap
di
bawah
oli
pelumas.
Maka
keluarkanlah
Pencegahan beban lebih. Beban lebih ini akan mengakibatkan rusaknya komponen
atau akan membahayakan keselamatan. Hal ini dapat terjadi karena tekanan udara
kempa terlalu tinggi, oleh karena itu pengatur tekanan (pressure regulator) harus
selalu diperiksa setelannya atau selalu disetel ulang. Untuk operasional sistem
pneumatik tekanannya disetel antara 6 7 bar. ( Lihat Gb.27b ).
Page 67
Bab 4
Strategi Penyajian
Lembar Informasi
HO 49
PEMELIHARAAN SISTEM PNEUMATIK (lanjutan)
dan lain sebagainya. Demikian pula kebersihan juga untuk menjaga keindahan,
ketertiban dan bahkan menjaga terjadinya korosi. Alat kebersihan yang cukup
bernilai adalah vacuum cleaner yang dapat menyedot debu, pertikel kecil yang
keras dan lain-lainnya.
4.2.3. Pemeliharaan Berkala.
Kegiatan pemeliharaan berkala pada sistem pneumatik antara lain :
Minnguan ( Weekly )
o
Periksa level oli pada kompresor dan lubrikator dan ditambah bila kurang.
Periksa service unit meliputi : filter, regulator dan lubrikator apakah masih
bekerja dengan baik. Pemeriksaannya dengan cara dicoba dan dianalisis.
Apabila terdapat gangguan perlu diservis lebih dulu.
Bulanan ( Monthly )
o
Periksa kondisi sambungan dengan perapatnya (seal), apakah ada bocoranbocoran atau tidak.
Periksa saluran-saluran pada katup apakah ada kebocoran atau tidak. Bila
terjadi kebocoran betulkan dengan cara menyetelnya.
Periksa seal-seal pada komponen seperti pada silinder, motor pneumatik dan
komponen lain.
Tahunan
o
Untuk
Page 68
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Tugas
Tugas 1
Catatan :
Untuk tugas-tugas praktek ini peserta diharapkan dapat melaksanakan praktek secara
individu atau paling tidak dua orang peserta menggunakan satu working stasion.
Tugas 1
Diagram sirkit di bawah ini diagram sirkit untuk mengendalikan dua silinder pneumatic yang
diharapkan bergerak secara berangkai. Perhatikan diagram tersebut dan kerjakan tugastugas berikut !
1.1 Sebutkan nama-nama komponen yang ada pada diagram sirkit tersebut !
1.2 Buatlah displacement step diagram
1.3 Jelaskan cara kerjanya.
1.4 Buatlah rangkaian ( sirkit ) tersebut pada profile plate kemudian operasikan sirkit
tersebut .
Page 69
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 2
Tugas 2
Diagram sirkit pneumatic berikut ini adalah sirkit pengontrolan gerak berangkai
bekerja secara otomatis. Perhatikan dengan baik kemudian kerjakan tugas berikut !
yang
Page 70
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 3
Task 3
3.1
Apa perbedaan antara sirkuit pada tugas No.2 dan sirkuit di bawah ini.
3.2
3.3
3.4
Coba analisis apa yang akan terjadi bila isyarat 12 dan14 dipertukarkan
Page 71
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 4
Tugas 4
Perhatikan diagram sirkuit di bawah ini.
4.1 Jelaskan cara kerja sirkuit.
4.2 Buat displacement step diagramnya.
4.3 Rakitlah komponen-komponennya sesuai dengan diagram .
4.4 Operasikan sirkuit tersebut dan analisis apakah sudah sesuai dengan desain.
Page 72
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 5
Tugas 5
Berikut ini adalah penyusunan diagram sirkuit pneumatic dengan sistem Cascade untuk
pengontrolan gerak berangkai dua silinder. Perhatikan dan kemudian selesaikan tugas-tugas
berikut.
5.1
5.2
5.3
5.4
Coba analisis apa yang akan terjadi bila katup 2.2 dan 2.3 dipertukarkan tempatnya.
Page 73
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 6
Tugas 6
Diagram berikut ini juga untuk mengontrol gerakan berangkai dua silinder seperti tugas No.6
hanya perbedaannya disini menggunakan katup logic AND .Perhatikan diagram berikut !
6.1
6.2
6.3
Bila katup AND 2.5 dilepas ,bagaimana cara sambungan konduktirnya dan apa yang
terjadi .
Page 74
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 7
Tugas 7
Perhatikan diagram sirkit di bawah ini.
7.1
Dengan pemasangan flow control seperti pada diagram apa yang terjadi dengan
gerakan torak. Jelaskan pula alasan anda mengapa memilih cara tersebut.
7.2
7.3
7.4
Page 75
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 8
Tugas 8
Berikut ini adalah diagram sirkuit untuk mesin pemadat sampah.
8.1
8.2
Coba pikirkan bagaimana caranya supaya apabila ada sampah masuk langsung
mesin tersebut beroperasi memadatkan sampah.
8.3
8.4
Coba buat analisis kemungkinannya perubahan sirkuit tetapi cara kerja tetap.
Page 76
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 9
Tugas 9
9.1
9.2
9.3
Operasikan sirkit tersebut dan analisis apakah sudah sesuai dengan tujuan desain,
baik penggunaan komponen maupun desain sirkuitnya .
Page 77
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Tugas 10
Tugas 10
Gambar di bawah ini adalah gambar mesin shot-blasting untuk benda cor. Benda kerja
diletakkan pada pemegang (fixture) dan diklem oleh silinder 1,0. Silinder 2.0 membuka katup
nosel shot-blast untuk menyemprot benda kerja. Setelah selesai menyemprot, silinder 2.0
menutup nosel dan silinder 3.0 memindah nosel ke tempat benda kerja yang ke dua
kemudian silinder 2.0 membuka kembali katup nosel dan menyemprot lagi. Setelah selesai,
silinder 2.0 menutup nosel, silinder 3.0 mengembalikan ke posisi semula dan silinder 1.0
melepas benda kerja.(Lihat diagram tahap pemindahan)
Perhatikan uraian tersebut di atas, kemudian kerjakanlah tugas berikut :
10.1
10.2
10.3
Page 78
Bab 4
Strategi Penyajian
Tugas
Task 11
Tugas 11
Tugas-tugas berikut berhubungan dengan pemeliharaan sistem pneumatik
11.1 Keluarkan air kondensat dari tangki udara.
11 .2 Periksa filter kemudian keluarkan air kondensatnya.
11 3
Periksa seal-seal konektor dan konektornya apakah bocor atau kendor,bila terjadi
demikian maka rapatkan dan kencangkan.
11.8Periksa lubang-lubang saluran katup , apakah ada yang tersumbat. Bila demikian
bersihkan !
11.9Bersihkan filter dengan air sabun dan tiup hingga bersih !
11.10 Periksa bearing pada silinder dan batang torak.
Page 79
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
Transparansi
OHT 1
Page 80
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 2
Page 81
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 3
Page 82
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 4
DIAGRAM FUNGSI
DIAGRAM SIRKIT
Page 83
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 5
Page 84
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 6
URUTAN GERAKAN : A+ , B+ , B- , A-
Page 85
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 7
HYDRO-PNEUMATIC
PRESSURE CONVERTER
PRESSURE INTENSIFIER
Page 86
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 8
HYDRO-PNEUMATIC ( CONT )
HYDRO PNEUMATIC FEED UNIT
Page 87
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 9
PENERAPAN KHUSUS
WELDING MACHINE FOR THERMOPLASTIC
.
.
Page 88
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 10
PENERAPAN KHUSUS (CONT )
Page 89
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 11
PENERAPAN KHUSUS (CONT )
DIAGRAM SIRKIT UNTUK MESIN PEMADAT SAMPAH
Page 90
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 12
PENERAPAN KHUSUS (CONT )
DIAGRAM SIRKIT MESIN BOR PNEUMATIS
Page 91
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 13
OHT 14
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 92
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
VACUUM SYSTEM
Page 93
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 15
PENANDAAN ELEMEN
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Page 94
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 16
KEGIATAN :
Keluarkanlah
air
pengembunan
melalui kran drainase
ini
Page 95
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 17
Tekanan
operasional
udara kempa diset sesuai
dengan ketentuan
Keluarkan air
pengembunan
dari
tabung
filter ini
Sering-sering ada
juga air mengendap
di
bawah
oli
pelumas.
Maka
keluarkanlah
OHT 18
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 96
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
OHT 19
Page 97
Bab 4
Strategi Penyajian
Transparansi
Page 98
Bab 5
Transparansi
OHT 20
SISTEMATIKA PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
(MAINTENANCE)
PREVENTIVE
MAINTENANCE
PREMAINTE
-NANCE
ROUTINE
MAINTE
-NANCE
EMERGENCY
MAINTENANCE
CORECTIVE
MAINTENANCE
PERIODIC
MAINTENANCE
LIGHT
REPAIR
MEDIUM
REPAIR
OVERHAUL
Page 99
EMERGENCY
REPAIR
Bab 5
BAB 5
Bila anda menilai kompetensi ini anda harus mempertimbangkan seluruh issue-issue diatas
untuk mencerminkan sifat kerja yang nyata .
kualifikasi terdahulu
Kualifikasi penilai
Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan
apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini .
Bila anda diakui (qualified) untuk menilal unit ini mungkin anda akan memilih metode yang
ditawarkan dalam pedoman ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk
melakukan penilaian. Namun para penilai harus memperhatikan pedoman penilaian terlebih
dulu
dalam standar kompetensi sebelum memutuskan metode penilaian yang akan
dipakai.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 100
Bab 5
Halaman berikut merupakan daftar beberapa metoda yang dapat digunakan untuk menilai
unit kompetensi ini. Maksud penilaian yang telah dirancang, diarahkan untuk setiap elemen
(sub.kompetensi), unjuk kerja dan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan.
Keberhasilan penilaian seharusnya mengindikasikan cukup dan relevannya pengetahuan
dan pemahaman untuk dapat dinyatakan kompeten.
(b)
berhubungan dengan sesi praktek atau tugas untuk memperkuat teori atau
memberikan kemampuan praktek dalam suatu ketrampilan.
Untuk penilaian,ini penting sekali bahwa peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap
elemen kompetensi. Mereka tidak mengikuti progress unit berikutnya sebelum mereka
benar-benar berkemampuan pada materi yang dipelajari/dipraktekkan .
Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan
pokok/pendukung pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi praktek atau tugas
seharusnya dinilai secara individu untuk setiap sub kompetensi. Sesi praktek seharusnya
diulang sampai tingkat yang disyaratkan dari sub kompetansi, dapat dicapai.
Penilaian pengetahuan pokok/penunjang biasanya digunakan sistem tes . Sebagai contoh
tes obyektif, pilihan ganda, komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Dengan menggunakan
tes essay dengan pertanyaan, perhitungan dan analisis permasalahan cocok juga untuk
tipe unit ini.
Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:
Untuk unit : Pemeliharaan Sistem Pneumatik Tingkat Lanjut , cara penilaian berikut ini
disarankan untuk digunakan:
Penilaian Pokok-pokok Keterampilan dan Pengetahuan
Element Satu :
Penilaian Satu
Page 101
Bab 5
2.3
Page 102
Bab 5
Element Tiga :
Penilaian tiga
3.2 Jelaskan tentang : fungsi, cara kerja , nama-nama bagian dan cara pemeliharaan
preventivnya dari komponen-komponen pneumatik berikut ini :
a. Silinder kerja ganda dengan cushion .
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 103
Bab 5
3.3 Untuk mengetahui kondisi workshop pneumatik dan pelaksanaan kerja yang aman
maka lakukanlah hal-hal berikut :
a. Buatlah lembar observasi kondisi workshop pneumatik ditinjau dari sudut
keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Buatlah lembar pengamatan pelaksanaan kerja yang aman.
Page 104
Bab 5
Penilaian Praktek
Penilaian praktek untuk tugas : 1 - 11
Setiap pelaksanaan praktek hendaknya dinilai secara individual dan siswa / peserta harus
mengulang seluruh tes atau komponen dari tes tersebut hingga tingkat penguasaan yang
telah ditetapkan dari suatu keterampilan dan pengetahuan,dapat dicapai.
Bila melaksanakan penilaian praktek hal-hal berikut perlu dipertimbangkan :
Apabila bekerja dalam satu tim (kelompok) pastikan bahwa setiap anggota telah
Page 105
Bab 5
memberikan kontribusi
Pertanyaan-pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mentes secara individu dari setiap
anggota kelompok atau untuk penekanan-penekanan terhadap bagian-bagian yang penting
Page 106
Bab 5
Penilaian Tugus
1.1
1.2
1.3
2.1
Pengaturan kecepatan lambat dan konstan, misal pada mesin bor, frais
dan press diatur dengan menggunakan komponen hidro-pneumatik.
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
Ya
Tidak
Pelatihan
Lanjutan
Page 107
Bab 5
Nama Calon :
Nam Penilai :
Catatan-catatan
dalam
Mendemonstrasikan Pengetahuan :
Menyebutkan, menggunakan perhitungan pada Landasan
Fisika. .Menjelaskan,menggunakan komponen,menyebutkan
fungsi dan konstruksi.
Menjelaskan pengertian simbol ,menyebutkan nama-nama
komponen melalui simbol dan menggambarkan simbol-simbol
komponen serta menggambar/menginterpretasikan diagram
sirkit .
Menampilkan keterampilan teknik / prosedur untuk standar yang
dikehendaki bagi suatu pekerjaan termasuk penggunaan
peralatan yang benar :
Memilih, mempersiapkan dan merakit / menginstal komponen
pneumatik berdasarkan diagram sirkit yang telah disediakan
Mengoperasikan / menguji jalan apakah cara kerja sirkit telah
sesuai dengan desain.
Pada waktu menginstal dan mengoperasikan sirkit,senantiasa
menerapkan konsep keselamatan dan kesehatan kerja .
Perencanaan dan pengorganisasian kegiatan secara efiktif :
Merencanakan kegiatan praktek sebelum menyambungkan
komponen dan peralatan.
Menyambungkan
peralatan
dan
komponen
kemudian
diperiksa ,kalau perlu dengan Instruktur/Guru, sebelum
menghidupkan (meng ON kan) sumber tenaga.
Bagi-bagi tugas apabila terdapat lebih dari satu orang dalam
kelompok.
Bekerja dan berkomunikasi dengan kawan-kawan :
Menjelaskan/menjernihkan dengan kawan-kawan,hal-hal yang
meragukan atau permasalahan yang mungkin terjadi.
Memohon penjelasan kepada Guru/Instruktur tentang hal-hal
yang belum jelas atau meragukan .
Reaksi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada kegiatan pekerjaan :
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
261522413.doc
Page 108
Bab 5
kerja
yang
sesuai
dengan
kegiatan
Page 109
Bab 5
Lembar Penilaian
Unit: BSDC 0308:
Penerapan Sistem Pneumatik Lanjut Di Industri
Kompeten
Kompetensi yang Dicapai
Tanda tangan
Peserta sudah deberitahu tentang hasil
penilaian dan alasan-alasan mengambil
keputusan
Tanggal:
Saya sudah deberitahu tentang hasil
penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.
Tanggal:
Page 110