Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
Sebagian besar orang beranggapan bahwa rehabilitasi merupakan pengobatan pasien mental
sehingga selalu diorentasikan pada pekerjaan dan masalah-masalah social saja, hal tersebut
tentunya kurang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan psikiatri modern. Dengan adanya
kemajuan dibidang psiko-farmaka dimana telah ditemukan berbagai jenis obat yang dapat
mempercepat hilangnya/kurang gejala-gejala psikiatrik, maka bentuk pelayanan rehabilitasi juga
harus disesuaikan dengan kemajuan tersebut maka perlu disusun kegiatan yang diberikan pada
para rehabilitan yang sesuai ketika mereka dirawat di Rumah Sakit Jiwa.Upaya Rehabilitasi
pasien mental di Indonesia mula dirintis pada tahun 1969 dan berkembang sampai sekarang ini.
MenurutL.E.HinsiedanRJ.Cambell pengertian rehabilitasi dalam psychiatric Dictionary adalah
segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebaga iusaha untuk
memper oleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk mempersiapkan pasien
secara fisik, mental,dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuan yang ditunjukkan kearah mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya,
penempatan vokasional sehinggah dapat bekerja dengan kapasitas maksimal, penyesuaian diri
dalam hubungan perseorangan dan sosial secara memuaskan sehingga dapat berfungsi sebagai
warga masyarakat yang berguna.
Tujuan

Untuk lebih memahami tentang terapi Rehabilitasi

Untuk lebih memahami tentang tujuan terapi rehabilitasi

Untuk lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi rehabilitasi

Untuk lebih memahami tentang terapi okupasi

Untuk lebih memahami tentang tujuan terapi okupasi

Manfaat

Agar lebih memahami tentang terapi rehabilitasi

Agar lebih memahami tentang tujuan terapi rehabilitasi

Agar lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi rehabilitasi

Agar lebih memahami tentang terapi okupasi

Agar lebih memahami tentang tujuan terapi okupasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Rehabilitasi bagi Pasien dengan Gangguan Jiwa


Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebagai
usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri yang optimal serta mempersiapkan klien
secara fisik, mental, social dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan
kemampuannya (Nasution,2006).
Rehabilitasi menurut WHO Expert Commitee on Medical Rehabilitation (1969).Penggunaan
secara terpadu dan terkoordinasi dari tindakan medis,social,pendidikan dan vokasional untuk
melatih atau melatihi kembali individu ke arah kemungkinan tertinggi dari tingkat kemampuan
fungsionalnya.kegiatan ini diberikan dengan menggunakan sejumlah kegiatan dimana bertujuan
membantu pasien mengembangkan kemampuan kerja dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal
bagi dirinya di masyarakat setelah pulang dirawat di rumah sakit.
Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami kecacatan
menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik,mental,sosial,dan ekonomik,di
rumah sakit-rumah sakit,dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu. Istilah rehabilitasi telah dikenal
masyarakat sejak dahulu. Dg berkembangnya pemikiran masyarakat modern maka kemudian
kata rehabilitasi mempunyai arti yang umum, yaitu pengembalian kemampuan seseorang
sebagai semula, baik fisik maupun mental.

Pengertian
Rumusan pengertian rehabilitasi pasien mental dlm psikiatri yg agak lengkap, diberikan oleh
L.E. Hinsie dan R.J. Campbell dlm Psychiatric Dictionary sbb :

Rehabilitasi ialah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sbg usaha
untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan utk mempersiapkan pasien
secara fisik, mental, sosial dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dg kemampuan
dan ketidak mampuannya, yg ditujukan kearah:
-

mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya,

penempatan vokasional sehingga dpt bekerja dg kapasitas maksimal,

penyesuaian diri dlm hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan sehingga dpt
berfungsi sbg warga masyarakat yg berguna.

Direktorat Kesehatan Jiwa merumuskan pengertian rehabilitasi pasien mental sbb:


Rehabilitasi adalah usaha utk mengembalikan pasien ke masyarakat utk menjadikannya sbg
warga yg swasenbada dan berguna. Utk mencapai tujuan tsb maka perlu:
1.

Mempersiapkan pasien agar sejauh mungkin dpt diri kpd keluarga dan masyarakatnya,
sesuai dg situasi dan kondisi keswa dan raganya.

2.

Sedapat mungkin mengadakan perubahan sikap suasana di dlm keluarga dan


masyarakatnya utk membantu upaya rehabilitasi pasien.

3.

Bersama2 dg keluarga dan masyarakat merencanakan serta mengatur perikehidupan dan


penghidupan rehabilitan sesuai dg situasi dan kondisi jiwa raganya.

4.

Membimbing, membina serta mengawasi

perkembangan hubungan rehabilitan dg

keluarga dan masyarakatnya secara kontinu dan bila perlu mengambil langkah2 untuk kebaikan
rehabilitan.
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, upaya rehabilitasi dibagi dlm tiga tahap :
a.

Tahap persiapan

b.

Tahap penyaluran/ penempatan

c.

Tahap pengawasan

Masing2 tahap mempunyai macam2 kegiatan yg merupakan rangkaian usaha dlm proses
rehabilitasi pasien mental, agar mencapai kelancaran penyaluran pasien ke dlm masyarakat.

Permasalahan rehabilitasi
Utk mengetahui permasalahan rehabilitasi pasien mental, terlebih dahulu kita harus mengetahui
ttg masalah penderita cacat pd umumnya, karena masalah pasien mental tdk terlepas dari
masalah kecacatan baik dalam arti impairment, disabilitas ataupun handicap. Maka dlm hal ini
akan dikemukakan dua hal yaitu:
a.

Masalah penderita cacat.


Masalah penderita cacat walaupun semula merupakan masalah yg bersifat individual dan
medis saja, sekarang tlh berkembang menjadi masalah masyarakat/ sosial yg bersifat
kompleks, yaitu meliputi banyak segi: medis, sosial, pendidikan, tenaga kerja, ekonomi,
legal- administratif dsb.

b.

Masalah Rehabilitasi Pasien Mental.


Pasien mental, termasuk semua jenis gangguan jiwa pada prinsipnya pada suatu saat

memerlukan upaya rehabilitasi, terutama yang masuk golongan kronik, yang tidak jelas
perjalanan penyakitnya dan menimbulkan disabilitas psikososial.
Lingkup rehabilitasi psikososial ialah :
1.

2.

Pasien mental / psikiatrik khususnya yg kronik :


a.

Pasien kronik yg dirawat di RS. Jiwa.

b.

Pasien psikotik pasung.

c.

Pasien psikotik gelandangan.

Pasien penyalahguna obat, narkotika, alkohol dan bahan berbahaya lainnya.

3.

Pasien keterbelakangan mental (retardasi mental).

4.

Pasien usia lanjut dg gangguan psikososial.

5.

Pasien mental organik, termasuk disini :


a.

pasien dg gangguan serebral krn trauma kapitis

b.

pasien dg gangguan konvulsi kronik (epilepsy)

c.

pasien dg organic brain syndrome Setiap aspek dari rehabilitasi mempunyai

tujuan khusus :
a.

Aspek medis : bertujuan mengurangi invaliditas serta meningkatkan validitas yg ada.

b.

Aspek psikologik dan sosial : bertujuan kearah tercapainya penyesuaian diri, harga diri,
pandangan dan sikap yg sehat dari masyarakat terhadap rehabilitan.

c.

Aspek vokasional dan re-edukasi : bertujuan kearah tercapainya kecakapan yg produktif


dan

d.

berguna.

Aspek legislative dan administratif : bertujuan kearah terbentuknya peraturan perundangundangan yg mengatur rehabilitasi pasien mental.

Jadi secara tegas tujuan rehabilitasi pasien mental adalah mengembalikan fungsi individu
melalui proses yg terencana dan bertahap sehingga rehabilitant kembali ke masyarakat sbg warga
yg mandiri dan berguna.
Rehabilitasi merupakan salah satu upaya pokok dlm penanggulangan masalah kecacatan.
Kegiatan terdiri dari :
a.

Koreksi adanya cacat: pembedahan, prostetik, subtitusi, transplantasi dll.

b.

Upaya terapi tertentu: fisioterapi, okupasi terapi, speech therapy, terapi kelompok, terapi
social lain (rekreasi, kreatif, olah raga, musik)

c.

Pendidikan / re-edukasi, re-training untuk:

perawatan diri termasuk ketrampilan bergerak dan berkomunikasi,

memberi pengetahuan dan ketrampilan yg diperlukan untuk pekerjaan tertentu.

d.

Bimbingan dan penyuluhan kejuruan (vocational guidance and councelling)

e.

Penyaluran ke dalam masyarakat dan pekerjaan (resettlement and vocational placement)

f.

Pengawasan yaitu, after care, home visit, dsb.

Proses Rehabilitasi Pasien Mental


1.

Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan serangkaian upaya utk mempersiapkan rehabilitant agar

selanjutnya dpt disalurkan ke dlm masyarakat, melalui kegiatan :


a.

Seleksi, Evaluasi dan Uji Kerja (Work Assesment)

b.

Terapi Kerja

c.

Latihan Kerja

Pelaksanaan ketiga macam kegiatan tsb belum memadai tanpa ditunjang oleh kegiatan lain, baik
yg dilakukan sebelumnya atau bersamaan dg ketiga kegiatan tsb diatas. Adapun kegiatan yg
dilakukan itu adalah:
-

terapi medis-psikiatris yg bersifat

organobiologik (maintenance therapy dg obat

psikofarmaka, ECT, dll)


-

terapi psikologi (psikoterapi individual dan kelompok/ terapi keluarga)

terapi sosial lain: terapi rekreasi, terapi terapi olah raga, dll

terapi fisik : fisioterapi, terapi gerak

a.

Seleksi, Evaluasi dan Uji Kerja (Work Assesment)

Petugas yg terlibat dalam menyelenggarakan seleksi adalah Tim Rehabilitasi, yaitu


psikiater / dokter, psikolog, okupasiterapis, pembimbing sosial dan perawat psikiatri. Materi yg
diperlukan utk seleksi adalah:
a.

Hasil pemeriksaan dan pengobatan medis-psikiatris (evaluasi perkembangan


pasien selama dalam unit pelayanan medis)

b.

Hasil pemeriksaan psikologis ttg kemampuan, bakat, minat, sifat-sifat kepribadian


dan dinamika perkembangannya

c.

Hasil evaluasi perkembangan dan tingkah laku pasien dlm perawatan

d.

Hasil evaluasi sosial yg mencakup riwayat hidup, perkembangan sejak masa kanak2,

remaja dan dewasa, pengalaman pendidikan, pekerjaan, pergaulan , situasi lingkungan keluarga
dan problema sosial yg dihadapi pasien serta kemungkinan dan keinginan keluarga, terhadap
masa depan pasien
e.

Hasil observasi oleh okupasiterapis, yaitu kemungkinan2 pemberian aktivitas atau

pekerjaan.
b.

Terapi Kerja (Occupational Therapy)


Atas dasar hasil seleksi, maka pasien selanjutnya dikirimkan ke terapi kerja untuk diberi

aktivitas terapi sesuai dg saran dan program hasil seleksi tsb. Kegiatan yg dilakukan dlm terapi
kerja umumnya dan seharusnya dlm waktu yg relative singkat, sebaiknya tdk lebih dari 2 atau 3
minggu utk setiap pasien. Tugas pokok petugas terapi kerja adalah membangkitkan aktivitas
positif melalui pekerjaan atau aktivitas lain (diskusi, bermain, relaksasi dsb.) yg terapeutik, dan
mengevaluasi perkembangan tingkah laku pasien secara teratur dan kontinu (dari hari ke hari)
untuk mengetahui efek terapi ya diberikan.
Yg dimaksud pemberian aktivitas yg terapeutik adalah terapis dlm memulihkan atau
meningkatkan kembali daya konsentrasi, kemampuan komunikasi, daya ingat, kemauan dsb.
Melalui berbagai kegiatan yang sesuai dengan diri pasien.

Kegiatan yg diberikan dpt berupa pekerjaan ataupun non-pekerjaan, kegiatan yg berupa


pekerjaan a.l: kerajinan tangan, seni, melukis, mengukir dll, macam-macam pertukangan kayubesi-soldir dll.
Kegiatan yang non-pekerjaan a.l. : rekreasi, relaksasi, olah raga, ADL (Activities of Daily
Living) dll.
c.

Latihan Kerja (Vocational Training)


Penyelenggaraan latihan kerja hrs mencerminkan proses belajar kerja, yg memberi

kesempatan pd rehabilitan utk memperoleh ketrampilan kerja, akan tetapi juga tdk terlepas dari
situasi resosialisasi dan terapi. Lamanya seorang rehabilitan mengikuti latihan kerja harus
dibatasi walaupun secara relatif, yaitu :
1.

Tahap percobaan (1 2 bulan).


Dlm tahap percobaan rehabilitant dicoba utk

hasil seleksi; jika ada kemajuan perkembangan tingkah


dilanjutkan

melakukan aktivitas sesuai dg


lakunya maka pekerjaan tsb dpt

dlm tahap pengarahan; jika tdk ada kemajuan

lakunya agar segera

perkembangan tingkah

dipindahkan kepilihan pekerjaan yg lain, jika

perlu diseleksi

kembali.
2.

Tahap pengarahan (1 3 bulan).


Dlm tahap pengarahan, rehabilitant dilatih bekerja mulai dari pekerjaan yg sifatnya

sederhana sampai kearah pekejaan yg bersifatnya komplit, utk hal ini sebaiknya masing2
pekerjaan memiliki rencana pelajaran
3.

Tahap peningkatan (3 6 bulan).


Dlm tahap peningkatan, diusahakan agar ketrampilan yg telah dimiliki dpt ditingkatkan

baik kualitatif maupun kuantitatif, agar mereka benar2 siap untuk disalurkan
Tahap Penempatan atau Penyaluran
Penempatan tsb dpt secara bebas/ penuh (open / full employment) atau secara terbatas /
terlindung (sheltered employment). Usaha penempatan ini tdk lain merupakan tujuan akhir upaya

rehabilitasi yaitu penyaluran rehabilitant ke masyarakat sbg warga masyarakat yg mandiri dan
berguna
Pengawasan
Pelaksanaan pengawasan dpt dilaksanakan dlm dua bentuk:
a.Pengawasan ke dlm yg bertujuan memelihara kesehatan fisik dan mental rehabilitant, dg
mengadakan pelayanan medik-psikiatrik dan lain yg bersifat meningkatkan kesehatan fisik dan
mental rehabilitant.
b.yaitu ditujukan kpd rehabilitant yg sdh disalurkan, hal ini dpt dilakukan dg mengadakan Home
Visit atau Job Visit dan mengadakan pelayanan After Care.
Pengawasan dijalankan dg memanfaatkan partisipasi masyarakat melalui LKMD / Lurah,
Keluarga dll.
Rehabilitasi sosial
Rehabilitasi yang fokus pada kemampuan sosial dan bekerja bisa menghilangkan atau
mengurangi gejala penyakit jiwa. Hal ini membantu mereka agar lebih bermanfaat dalam
komunitasnya. Rehabilitasi ini bisa dilakukan secara individual ataupun berkelompok, tergantung
pada kebutuhan.
Program rehabilitasi mencakup :
konseling vokasional,
latihan kerja,
permainan simulasi,
pekerjaan rumah,
konseling pengaturan keuangan,
kemampuan komunikasi,
belajar menggunakan transfortasi umum dan praktek sosial.

Terapi keterampilan sosial (social skills therapy) dapat secara langsung membantu dan berguna
bagi pasien serta secara alami meningkatkan keberhasilan terapi farmakologis. Beberapa gejala
skizofrenia yang paling terlihat adalah menyangkut hubungan pasien dengan orang lain,
termasuk kontak mata yang buruk, respon lambat yang tidak lazim, ekspresi wajah yang aneh,
tidak adanya spontanitas dalam situasi sosial, persepsi yang tidak akurat atau tidak adanya
persepsi emosi terhadap orang lain.
Tujuan dari Rehabilitasi
1. Mengembalikan kemampuan individu setelah terjadinya gangguan kepada kondisi/tingkatan
fungsi yang optimum
2. Mencegah kecacatan yang lebih besar
3. Memelihara kemampuan yang ada/dimiliki oleh pasien
4. Membantu pasien untuk menggunakan kemampuannya.rehabilitasi untuk proses jangka
panjang dimana memerlukan program dan sarana yang mencukupi.keberhasilan dari program
rehabilitasi tergantung kepada besarnya motivasi belajar,pola hidup sebelum dan sesudah sakit
dan dukungan dari orang-orang yag memiliki arti bagi pasien.
Tim yang menangani rehabilitasi yaitu tim kesehatan mental yang terdiri dari dokter, perawat,
psikologi, petugas sosial dan petugas terapi okupasional
Kegiatan Pelaksana
Kegiatan pelaksana rehabilitasi dilakukan di dalam rumah sakit,luar rumah sakit (panti, pusat
rehabilitasi), dimulai sejak hari pertama pasien dirawat
Jenis - Jenis Kegiatan Rehabilitasi
1. Terapi Okupasional
Adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana menggerakkan partisipasi individu melalui
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk mengoreksi masalah-masalah patologik ke arah
pemeliharaan dan promosi derajat kesehatan.Kegiatan di bangsal biasanya berupa kegiatankegiatan pada waktu luang dan kreasi seni untuk menilai kemampuan pasien dalam memenuhi
kegiatan sehari-hari (activities of daily living/ADL). Selain itu diberikan juga kegiatan
pendidikan latihan vokasional untuk bekal bekerja di masyarakat. Dengan terapi ini mendorong
pasien untuk mengembangkan minat untuk mempertahankan keterampilan lama mempelajari

keterampilan baru.
2. Terapi Edukasional
Tujuannya adalah membantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya,tidak tertinggal pelajaran
karena sedang dirawat dan juga dapat beradaptasi dengan program pengobatan.
3. Rehabilitasi Vokasional
Yaitu suatu proses dimana pasien dikaji,dilatih dan ditempatkan sesuai dengan pekerjaannya
yang dapat membantunya mendapatkan kepuasan dan bermakna.Kegiatan ini didasari kepada
kepercayaan bahwa dengan memberinya pekerjaan akan menghasilkan kreatifitas kepuasan
dalam berhubungan sosial dengan orang lain,meningkatkan kebanggakan dalam menyelesaikan
tugas dan harga diri.Sebelum mengikuti terapi ini biasanya pasien dilakukan test sikap
ketrampilan,minat,kemudian diminta mengobservasi dan memcoba salah satu jenis pekerjaan
yang diminati,kemudian dinilai kembali untuk diberikan terapi.
Tahap-Tahap Rehabilitasi Pasien Gangguan Jiwa
1) Tahap persiapan
yaitu usaha mempersiapkan pasien dengan menjalankan kegiatan terapi okupasional, seleksi,
evaluasi, dan latihan kerja dalam berbagai jenis pekerjaan
2) Tahap penyaluran/penempatan
merupakan usaha pemulangan pasien ke keluarga,tempat kerja atau masyarakat dan instansi lain
yang berfungsi sebagai pengganti keluarga,disamping usaha resosialisasi
3) Tahap pengawasan
merupakan tindakan lanjut setelah pasien di salurkan ke masyarakat,dengan mengadakan
kunjungan rumah (visit home) kunjungan tempat kerja (job visit) dan menyelenggarakan
perawatan lanjut (after care),untuk mengetahui perkembangan pasien,permasalahan yang
dihadapi serta cara-cara pemecahannya.
Sejak tahun 1978 di Indonesia program rehabilitasi dilakukan berdasarkan kerja sama lintas
sektoral melibatkan 3 departemen yaitu Departemen Kesehatan,Sosial dan Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi melalui satu program bersama yang membahas tentang
Penyelenggarakan Usaha Rehabiltasi pasien mental

DAFTAR PUSTAKA
Creek,J (1997),Occupational Therapy & Mental Heal.ChurchilLivisStone:London
Punwar,A.J.Occupational Therapy Principle &Practise.Wilians&Wilkins:London
Setyonegoro Koesumanto,1983.PedomanRehabilitasiPasien mental di
Indonesia,Jakarta.DirektoratKesehatanJiwaDep.Kes.RI
http//okipasi/terapi-okupasi-dan-rehabilitasi-wnes.html
http//okipasi/okupasi.php.htm

Anda mungkin juga menyukai