Anda di halaman 1dari 48

Analis Kesehatan 1A

ANATOMI & FISIOLOGI


SYSTEM PERKEMIHAN

KELOMPOK 12
BY
M. Syahri Ramadhan
Wulan kurniasih
Aisiy Khairunnisa

Proses berkemih
Faktor yang
mempengaruhinya
Penuaan dan sistem
perkemihan

Tujuan
Untuk mengetahui pengertian sistem
perkemihan
Untuk mengetahui proses berkemih
dan faktor yang mempengaruhinya
Untuk mengetahui penuaan dalam
sisitem perkemihan

Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan
suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zatzat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh
tubuh.

Organ Organ
Sistem Perkemihan
1. dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin
2. dua ureter yang membawa urin dari ginjal
ke vesika urinaria (kandung kemih)
3. satu vesika urinaria (VU), tempat urin
dikumpulkan
4. satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika
urinaria

A.GINJAL
Ginjal terletak dibagian belakang
abdomen atas, dibelakang peritonium,
didepan dua kosta terakhir dan tiga otototot besar (transversus abdominis,
kuadratus lumborum dan psoas mayor).
Bentuknya seperti biji kacang,
jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan.
Potongan longitudinal ginjal
memperlihatkan dua daerah yang berbeda
yaitu korteks dan medulla

FISIOLOGI GINJAL
Menurut Syaifuddin (1995) Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan
zat-zat toksik atau racun, mempertahankan keseimbangan
cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
dari cairan tubuh, mempertahankan keseimbangan garamgaram dan zat-zat lain dalam tubuh, mengeluarkan sisa
metabolisme hasil akhir sari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.

B. URETER
Secara histologik ureter terdiri atas lapisan
mukosa, muskularis dan adventisia. Lapisan
mukosa terdiri atas epitel transisional yang
disokong oleh lamina propria. Epitel transisional ini
terdiri atas 4-5 lapis sel.

C. VESIKA URINARIA
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa,
muskularis dan serosa/adventisia
Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang
akan dikeluarkan kedunia luar melalui uretra
Proses berkemih dalam vesika urinaria merupakan
Suatu proses refleks yang diatur oleh pusat-pusat refleks
di otak.

D. Uretra
Merupakan saluran sempit yang
berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
Lapisan otot polos, merupakan
kelanjutan otot polos dari Vesika
urinaria. Mengandung jaringan elastis
dan otot polos. Sphincter urethra
menjaga agar urethra tetap tertutup.
Lapisan submukosa, lapisan longgar
mengandung pembuluh darah dan saraf.
Lapisan mukosa.

Tiga tahap pembentukan urine :


1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul bowman dan glomerulus.
Selain penyaringan, di glomerulus juga terjadi,
penyerapan sel-sel darah, keping darah, dan
sebagian besar protein plasma.
Proses filtrasi yaitu ketika darah masuk ke
glomerulus tekanan darah menjadi tinggi sehingga
mendorong air dan komponen-komponen yang tidak
dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler,
glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan
melewati lempeng filtrasi lalu masuk ke dalam ruang
kapsul bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan
kapsul bowman disebut filtrat glomerulus atau urine
primer. Urine primer mengandung asam amino,
glukosa, natrium, kalium dan garam-garam lainnya.

2. Reabsorpsi (penyerapan kembali)


Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam
urin primer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal, lengkung henle dan sebagian
tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh
sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal.
Banyaknya zat yang direabsorpsi antara lain
adalah glukosa, asam amino, ion-ion dan sebagian
urea.
Zat-zat
yang
diserap
kembali
akan
dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler
darah di sekitar tubulus, juga terjadi penyerapan
natrium
di
lengkung
henle,
sisanya
akan
membentuk
urine
sekunder.
Didalam
urine
sekunder tidak terdapat zat yg berguna. Disini
ditemukan kadar urea yang tinggi.

3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan
zat sisa dan urea. Urin sekunder dari tubulus
kontortus distal akan turun menuju tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini
masih terjadi penyerapan ion Na+ Cl-dan
urea sehingga terbentuklah urin
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul urin
dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis,
urine mengalir melalui ureter menuju vesika
urinaria (kantong kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan sementara urine.

Hubungan antara kulit dan ginjal dalam


mengeluarkan air dari dalam tubuh yaitu
pada saat cuaca panas, pembuluh darah di
sekitar kulit akan mengembang yang
menyebabkan
pori-pori
kulit
ikut
mengembang. Hal ini akan menyebabkan
keringat keluar melalui pori-pori.
Dengan begitu ginjal yang tugasnya
mengeluarkan urin, digantikan oleh kulit
yang mengeluarkan keringat (tentu saja
komposisi keringat dan urin berbeda).
Sebaliknya
pada
saat
cuaca
dingin,
pembuluh darah akan menyusut sehingga
keringat yang seharusnya dikeluarkan oleh
kulit, digantikan oleh pengeluaran urin oleh
ginjal. Hal ini menyebabkan kita selalu ingin
buang air kecil pada saat cuaca dingin.

Refleks Berkemih
Berkemih disebut juga miksi. Refleks
berkemih adalah refleks yang melalui
medula spinalis dan bersifat otonom.
Rangsangan untuk otot ini adalah
peregangan muskulus detrusor di
vesika urinaria. Kandung kemih dapat
menampung urine sampai sebanyak
800 ml, tetapi refleks ini diaktifkan
jauh sebelum mencapai volume
maksimal.

Saat urine mencapai


volume 200-400 ml,
peregangan telah cukup
memadai untuk
membangkitkan impuls
sensorik yang kemudian akan
menuju medula spinalis
segmen sakral.
Impuls motorik kembali
melalui saraf parasimpatik
menuju muskulus detrusor,
dan menyebabkan kontraksi.

Pada saat bersamaan,


sfingter uretra eksterna
berelaksasi, urine akan
mengalir ke uretra dan
kandung kemih dikosongkan.
Berkemih dapat dicegah
dengan kontraksi sfingter
uretra eksterna yang disadari.
Namun, jika kandung kemih
terus-menerus diisi dan
terengang, maka kontrol
sudah tidak mampu lagi
mengendalikan.

Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih
setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan
pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang
batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml
urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
2. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang
akan mengosongkan kandung kemih.

otak dan spinal cord (tulang


belakang)
Sebagian
besar
pengosongan di luar kendali
tetapi pengontrolan dapat di
pelajari latih.

Sistem

saraf simpatis : impuls


menghambat Vesika Urinaria
dan gerak spinchter interna,
sehingga otot detrusor relax
dan
spinchter
interna
konstriksi.

Sistem

saraf
parasimpatis:
impuls
menyebabkan
otot
detrusor
berkontriksi,
sebaliknya spinchter relaksasi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perbedaan Pola Berkemih
1. Usia
2. Obat-obatan
3. Suhu
4. Psikologis
5. Asupan nutrisi dan cairan
6. Kondisi penyakit
7. Prosedur bedah
8. Pemeriksaan diagnostik
9. Jenis kelamin
10. Respon keinginan awal untuk berkemih
11. Tonus otot

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Pola Berkemih:

Usia
Bayi atau anak kecil dengan usia sampai 18-24 bulan tidak mampu mengontrol
secara volunteer. Pada usia remaja dan dewasa, sudah dapat mengontrol berkemih
secara volunteer. Pada Lansia, frekuensi berkemih dan volume urine meningkat. Hal
ini karena terjadi penurunan kemampuan tonus otot dan daya tampung.

Obat-obatan
Diuretik mencegah reabsorpsiair danelektrolit tertentu untuk meningkatkan
keluaran urine. Retensi urine dapat disebabkan oleh pemakaian beberapa obat,
seperti atropin, sudafed dll.

Suhu
Suhu rendah merangsang peningkatan frekuensi berkemih. Karena pada suhu dingin,
sekresi keringat oleh tubuh berkurang.

Psikologis
Ansietas dan cemas dapat meningkatkan frekuensi berkemih. Selain itu, ansietas dan
cemas juga dapat memngakibatkan berkemih tidak tuntas (masih terdapat sisa urine
di kandung kemih).

Asupan nutrisi dan cairan


a. Minuman
Alkoholdapat menghambat pelepasan ADH, sehingga dapat meningkatkan
produksi urine. Kopi, teh, cokelat, dan cola yang mengandung cafein dapat
meningkatkan produksi urine.
b. Makanan
Makanan yang banyakmengandung cairan (buah dan sayur) dpt meningkatkan
produksi urine.

Kondisi penyakit
Pasien demam mengalami penurunan produksi urine karena pasien demam
mengalami banyak pengeluaran sejumlah bsar cairan yang tak kasat mata.
Prosedur bedah
bedah sering memiliki perubahan keseimbangan cairan sebelum menjalani
pembedahan yang diakibatkan oleh proses penyakit/ puasa pasca operasi
yang mempengaruhi pengeluaran urine.
Pemeriksaan diagnostik
Beberapa px diagnostik tidak memperbolehkan pasien untuk minum dan
makan sebelum dilakukan px. (ex. Pielogram intravena dan urogram).
Px sistoskopi beresiko menyebabkan retensi urine.
Jenis kelamin
Kapasitas kandung kemih wanita antara 400 500 ml, sedangkan pria
antara 300 600 ml. Frekuensi berkemih wanita lebih sering dibanding lakilaki, hanya saja volume urine yang dikeluarkan sekali berkemih oleh wanita
lebih sedikit di banding laki-laki.
Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih menyebabkan
urine banyak tertahan di dalam urinaria sehingga mempengaruhi ukuran
vesika urinaria dan jumlah urine.

Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan eliminasi dalam kaitannya terhadap tersedianya
fasilitas toilet. Kadang individu malas berkemih di kamar mandi
umum.
Tingkat aktifitas
liminasi urin membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik
untuk fungsi sfingter. Hilangnya tonus otot vesika urinaria
menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan
kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktifitas.
Sosiokultural
Misalkan adanya aturan pada masyarakat untuk tidak
diperkenankan untuk BAK di tempat dan waktu tertentu.
Kebiasaan seseorang
Misalkan kebiasaan berkemih di toilet mengalami kesulitan
berkemih menggunakan urinal/pispot/melalui kateter.
Tonus otot
kontraksi pengontrolan pengeluaran urine.otot kandung kemih,
otot abdomen dan pelvisYang memiliki peran penting dalam
memnbantu proses berkemih

PENUAAN PADA SISTEM


PERKEMIHAN
Penuaansistem
perkemihan atau dalam
bahasa medis disebut juga inkontenensia
urine atau orang awam menyebut dengan
beser adalah pengeluaran urin tanpa disadari
dalam jumlah dan frekuensi yang cukup
sehingga mengakibatkan masalah gangguan
kesehatan dan atau sosial.
Variasi dari inkontinensia urin meliputi keluar
hanya beberapa tetes urin saja, sampai
benar-benar banyak, bahkan terkadang juga
disertai inkontinensia alvi (disertai
pengeluaran feses).

Penuaan
dan
sistem
Jumlah nefron di ginjal menurun
seiring pertambahan
usia, sering
perkemihan
sampai setengah jumlah semula
pada usia 70-80 tahun, dan ginjal
kehilangan sebagian kemampuan
pemekatannya.
Laju filtrasi glomerulus juga
menurun, sebagai akibat
arteriosklerosis dan penurunan
aliran darah ke ginjal. Meskipun
demikian, eksresi sisa nitrogen
biasanya masih adekuat.

Ukuran vesika urinaria berkurang dan


tonus muskulus detrusor turun.
Perubahan ini menyebabkan individu
perlu berkemih lebih sering.
Inkontinensia urine (ketidakmampuan
mengendalikan berkemih) bukan
konsekuensi penuaan yang tak
terelakkan sehingga dapat dicegah
atau diminimalkan. Namun, semakin
tua seseorang, semakin besar risiko
menderita infeksi saluran kemih,
terutama jika terdapat sisa urine di
vesika urinaria.

Etilogi
Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan
pada anatomi dan fungsi organ kemih, antara lain ; melemahnya otot
dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali, kebiasaan mengejan
yang salah, atau batuk kronis. Penyebab Inkontinensia Urine (IU)
antara lain:
o gangguan di saluran kemih bagian bawah
o efek obat-obatan
o urin meningkat atau adanya gangguan kemampuan/keinginan ke
toilet

KLAFISIKASI
1. Inkontenensia urine akut
Penyebab IU akut antara lain terkait dengan
gangguan di saluran kemih bagian bawah, efek obatobatan, produksi urin meningkat atau adanya gangguan
kemampuan/keinginan ke toilet.
IU akut juga bisa terjadi karena produksi urin berlebih
karena berbagai sebab. Misalnya gangguan metabolik,
seperti diabetes melitus, asupan cairan berlebih.

2. Inkontenensia urine persisiten


Mengompol juga ada yang bersifat menetap dan
tidak terkait dengan penyakit akut, disebut IU
persisten. stress, urgensi, overflow, dan
gangguan fungsional adalah faktor penyebabnya.

Inkontinensia urine dapat terjadi dengan berbagai


manifestasi, antara lain:
Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan kandung
kemih bocor bila batuk atau bersin. Bisa juga disebabkan oleh
kelainan di sekeliling daerah saluran kencing.
Fungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan
kontraksi kandung kemih.
Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran
kandung kemih, urine banyak dalam kandung kemih sampai
kapasitas berlebihan.

Ada beberapa pembagian inkontinensia urin, tetapi pada umumnya


dikelompokkan menjadi 4:
1. Urinary stress incontinence
Stress urinary incontinence terjadi apabila urin secara tidak terkontrol
keluar akibat peningkatan tekanan di dalam perut
2. Urge incontinence
timbul pada keadaan otot detrusor yang tidak stabil, di mana otot ini
bereaksi secara berlebihan.
3. Total incontinence
4. Overflow incontinence
urin yang mengalir keluar akibat isinya yang sudah terlalu banyak di
dalam kandung kencing akibat otot detrusor yang lemah

Daftar pustaka
http://digilib.unimus.ac.id/fil
es/disk1/123/jtptunimus-gdl-soe
silowat-6105-3-babii.pdf
http://
lubisandani29.blogspot.com
/2010/11/faktor-faktor-yan
g-mempengaruhi.html
http://fikunpad-davidabdilla
h.blogspot.com/2009/12/penua
an-pada-sistem-perkemihan.ht

Soal

1. suatu sistem dimana


terjadinya proses
penyaringan darah
sehingga darah bebas dari
zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan
oleh tubuh disebut..
a.sistem pencernaan
b.sistem perkemihan
c.sistem peredaran darah

2.

Fungsi vesika urinaria


(VU) adalah
a. tempat urin berkumpul
b. tempat terjadinya
reabsorpsi
c. tempat urine keluar

3.

faktor-faktor yang
mempengaruhi pola
berkemih kecuali,
a. psikologis
b. tonus otot
c. darah

4.

proses pengosongan
kandung kemih setelah
terisi dengan urin
disebut...
a. mikturisi
b. miksisi
c. miksasi

5. Volume urine
maksimal
adalah
a. 1L
b. 10ml
c. 400ml

6. ketidakmampuan
mengendalikan
berkemih disebut
a. Inkontinensia
urine
b. urine gagal
c. gagal ginjal

7.

Sistem perkemihan
berfungsi sebagai
a. pengedar zat-zat tubuh
b. pembuangan darah
c. pembuangan urine

8.

Berapa banyak uretra


dalam sistem
perkemihan
a. 1
b. 2
c. 4

9. Berapa pasang
ginjal dalam tubuh
manusia
a. 1
b. 2
c. 4

Anda mungkin juga menyukai