Anda di halaman 1dari 48

PENGGOLONGAN DAN

PENGELOLAAN VAKSIN
Bidang Farmasi dan Litbang
Dinas Kesehatan Provinsi
Kalsel
2015

PENGGOLONGAN VAKSIN
1. Penggolongan berdasarkan asal antigen (Immunization
Essential)
a. Berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan (live
attenuated)
a. Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow Fever
b. Bakteri : BCG
b. Berasal dari bibit penyakit yang mematikan (inactivated)
a. seluruh partikel diambil :
- virus: IPV (injecrable/Inactivated Polio Vaccine= Polio
injeksi), Rabies
- Bakteri : pertusis
b. Sebagian partikel diambil:
- Murni : Meningococal
- Gabungan : Hib (Haemofilus Influenza type B)
c. Rekombinan (rekayasa genetika) : Hepatitis B

2. Penggolongan berdasarkan sensitivitas terhadap suhu


a. Vaksin sensitif beku (Freeze Sensitive=FS), yaitu
golongan valsin yang akan rusak terhadap suhu dingin
dibawah 00C (beku) seperti:
- Hepatitis B
- DPT
- DPT-HB
- DT
- TT
b. Vaksin sensitif panas (heat Sensitive=HS), yaitu
golongan vaksin yang akan rusak terhadap paparan
panas yang berlebihan yaitu:
- BCG
- Polio
- Campak

PENGELOLAAN VAKSIN
Pengelolaan vaksin meliputi kegiatan
: perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian,
penggunaan, pencatatan dan
pelaporan serta monitoring dan
evaluasi.

PERAN DAN FUNGSI SETIAP TINGKATAN


DALAM PENGELOLAAN VAKSIN
PUSAT
PERENCANAA
N

PENGADAAN

PENDISTRIBUS
IAN

PROPINS KAB/KOT UPK


I
A
+

PENERIMAAN
&
PENYIMPANAN

PENCATATAN &
PELAPORAN

MONITORING

BIAYA
OPERASIONAL

KETERANGAN

PENGHITUNGAN KEBUTUHAN
VAKSIN

PENGHITUNGAN KEBUTUHAN VAKSIN


1 BCG (ampul)
Sasaran x target

Vaksin yang
diperlukan

IP BCG tahun lalu

2. DPTHB (vial)
Vaksin

(sas x target D1) + (sas x target D2) + (sas x


target D3)
IP DPTHB tahun lalu

3 POLIO (vial)
Vaksin

(sas x target P1) + (sas x P2) + (sas x XP3)


+ (sas x Xp4)
IP POLIO tahun lalu

4 Hepatitis B
Buah = (sas x target HB 1) + (sas x HB2) + (sas x
HB3)

5 Campak (vial)
Vaksin

Sasaran x target
IP Campak tahun lalu

6 Tetanus Toxoid (TT)


kebutuhan vaksin TT meliputi TT ibu hamil, anak
sekolah, TT WUS
Vial

(TT1 ih + TT2 ih) + (TT SD) + (TT WUS)


IPT tahun lalu

7 Depteri Tetanus (DT)

(sasaran x target)

Vaksin

IP DT tahun lalu

8 DPTHB-HB (DH)
Vaksin

(sas x target DH1) + (sas x target DH2) + (sas


x target DH3)
IP DH tahun lalu

Menghitung Kebutuhan Alat Suntik


a. Menghitung kebutuhan Alat Suntik 0,05 ml
kebutuhan alat suntik 0,05 ml untuk imunisasi BCG
- BCG = sasaran
b. Menghitung Kebutuhan Alat Suntik 0,5 ml
kebutuhan alat suntik 0,5ml untuk imunisasi DPT-HB,
Campak, TT, DT dan DPT-HB
- DPT = sasaran x 3
- Campak = sasaran
- TT ibu hamil = sasaran x 2
- TT SD = sasaran
- TT WUS = sasaran x 5
- DT = sasaran
- DPT-HB = sasaran x 3
- Campak SD = sasaran

Menghitung Kebutuhan Alat Suntik


c. Menghitung kebutuhan alat Suntik 5
ml (oplos)
Alat suntik 5 ml digunakan untuk
melarutkan vaksin BCG dan Campak
Kebutuhan alat suntiknya sama
dengan jumlah vaksin yang
dibutuhkan
Alat suntik 5 ml = jml keb. Vaksin BCG
+ jml keb vaksin campak (bayi dan
anak sekolah)

Menghitung Kebutuhan Safety Box


Safety box adalah kotak tempat pembuangan
limbah medis tajam dengan tujuan untuk
keamanan bagi petugas, sasaran dan
masyarakat. Ada 2 jenis safety box yaitu ukuran 5
liter dan 0,25 liter, safety bok ukuran 5 liter dapat
menampung 100 alat suntik atau 300 uniject HB
digunakan saat pelayanan di puskesmas dan
posyandu, safety box 0,25 liter dapat
menampung 10 uniject jenis ini digunakan oleh
bidan di desa atau
pustu
untuk
Jml alat
suntik
BCG +pelayanan
DPT + Campak + TT +
DPT - HBantara 0-7
SB 5 liter imunisasi dosis pertama
pemberian
100
hari di rumah/Polindes
SB 0,25 liter

Jml alat suntik Hepatitis B 0-7 hari


10

DISTRIBUSI

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


pendistribusian vaksin :
Pendistribusian vaksin harus memperhatikan kondisi
VVM, tanggal kadaluarsa (FEFO) dan urutan masuk
vaksin (FIFO).
Setiap distribusi vaksin menggunakan cold box yang
berisi kotak dingin cair (cool pack) untuk vaksin TT,
DT, Hepatitis B PID dan DTP/HB, serta kotak beku
(cold pack) untuk vaksin BCG, Campak dan Polio.
Apabila pendistribusian vaksin dalam jumlah kecil,
dimana vaksin sensitif beku dicampur dengan
sensitif panas maka digunakan cold box yang berisi
kotak dingin cair (cool pack).
Pengepakan vaksin sensitif beku harus dilengkapi
dengan indikator pembekuan.

PENERIMAAN VAKSIN
Penerimaan vaksin di kabupaten/kota dan puskesmas
a) Jumlah dan jenis yang diterima harus sesuai dengan yang
tercantum dalam SBBK dan dinyatakan dalam satuan
ampul, vial atau dosis
b) VVM saat diterima pada kondisi A atau B
c) Apabila menggunakan indikator pembekuan, kondisinya
masih menunjukkan tanda rumput ()
d) Khusus vaksin BCG, indikator paparan panas menunjukkan
jendela C dan D masih putih
e) Penerimaan vaksin di kabupaten/kota dilakukan oleh
pengelolaa obat dan pengelola program imunisasi,
diketahui kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau
pejabat untuk ditunjuk
f) Penerimaan vaksin di Puskesmas dilakukan oleh pengelola
obat dan korim (koordinator Imunisasi), diketahui Kepala
Puskesmas

PENYIMPANAN VAKSIN

Skema Rantai Vaksin Program


Produsen
Imunisasi
Vaksin

Cold Box
Provinsi
(Cold Room)
Cold Box
Kab/Kota
Cold Box/ Vaccine
Carrier
Puskesmas
Vaccine Carrier
IBU dan Anak

Jenis Peralatan Rantai


Vaksin
Lemari es dan freezer
Lemari es adalah tempat menyimpan vaksin
BCG, DPT-HB, TT, DT, Hepatitis B, Campak
dan DPT-HB, pada suhu yang ditentukan
+20C s/d +80C dapat juga difungsikan untuk
membuat kotak dingin cair (cool pack)
Freezer adalah untuk menyimpan vaksin polio
pada suhu yang ditentukan antara -150C s/d
-250C atau membuat kotak es beku (cold
pack)

Masa Simpan Vaksin


Tabel berikut menggambarkan hubungan antara
suhu penyimpanan dengan umur vaksin
JENIS VAKSIN

SUHU
PENYIMPANAN

UMUR VAKSIN

BCG

+20C s/d +80C


-150C s/d -250C

1 tahun
1 tahun

DPT-HB

+20C s/d +80C

2 tahun

HEPATITIS B

+20C s/d +80C

26 bulan

TT

+20C s/d +80C

2 tahun

DT

+20C s/d +80C

2 tahun

POLIO

+20C s/d +80C


-150C s/d -250C

6 bulan
2 tahun

CAMPAK

+20C s/d +80C


-150C s/d -250C

2 tahun
2 tahun

DPT-HB

+20C s/d +80C

2 tahun

Pelarut BCG

Suhu kamar

5 tahun

Pelarut Campak

Suhu kamar

5 tahun

PENGGUNAAN / PEMAKAIAN VAKSIN


Pemakaian vaksin harus memperhatikan kondisi VVM dan
kadaluarsa
Vaksin yang sudah dipakai di pelayanan statis atau di
dalam gedung (RS, Puskesmas, BKIA, Praktek swasta)
dapat digunakan kembali dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Vaksin tidak melewati masa kadaluarsa
b. Valsin tetap disimpan pada suhu +20C s/d +80C
c. Sterilitas vaksin dapat terjamin
d. Vial vaksin tidak pernah terendam dalam air
e. VVM masih menunjukkan kondis A atau B
f. Jangka waktu maksimal pemakaian vaksin yang sudah
dibuka

VAKSIN

MASA PEMAKAIAN

POLIO

2 Minggu

TT

4 Minggu

DT

4 Minggu

DPT-HB

4 Minggu

BCG

3 Jam

CAMPAK

6 Jam

Jika masih ada sisa vaksin dari komponen


lapangan (posyandu, sekolah) maka:
a. Yang belum dibuka harus segera dipakai
pada pelayanan berikutnya
b. Yang sudah dibuka harus dibuang

ALAT PEMANTAU SUHU VAKSIN


A
B

Segi empat lebih terang dari lingkaran.


Gunakan vaksin bila belum kadaluarsa
Segi empat berubah gelap tapilebih terang dari
lingkaran.
Gunakan vaksin lebih dahulu bila belum
kadaluarsa
Batas untuk tidak digunakan lagi :
Segi empat berwarna sama dengan lingkaran.
JANGAN GUNAKAN VAKSIN

Melewati Batas Buang


Segi empat lebih gelap dari lingkaran.
JANGAN GUNAKAN VAKSIN

PENYIMPANAN VAKSIN
Cara penyimpanan yang baik untuk produk yang
berasal dari bahan biologi seperti vaksin, antisera
dll., sangat penting agar potensinya tetap
memenuhi persyaratan yang berlaku dalam jangka
waktu yang cukup lama sebelum penggunaannya.
Apabila hal ini tidak diperhatikan, maka vaksin akan
mengalami kerusakan yang dapat berupa
penurunan potensi, aktivitas maupun daya
antigenetiknya, dalam jangka waktu yang singkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan
vaksin adalah suhu, sinar matahari dan kelembaban

PENGARUH SUHU
Suhu adalah faktor yang sangat penting pada penyimpanan
vaksin, karena dapat menurunkan potensi maupun efikasi
vaksin yang bersangkutan apabila disimpan pada suhu
yang tidak sesuai. Penyimpanan vaksin dan sera misalnya,
pada suhu yang berubah-ubah atau terlalu tinggi akan
menyebabkan penurunan potensi yang cukup besar.
Semua vaksin virus hidup seharusnya disimpan pada suhu
dibawah 00C, sedangkan semua vaksin jerap pada suhu
20C-80C. Apabila vaksin jerap disimpan dibawah 00C atau
membeku vaksin akan rusak dan tidak dapat dipakai.
Vaksin yang mengandung zat pengawet (preservative)
tidak boleh membeku karena akan merusak antigen
tersebut. Dengan demikian semua vaksin bakteri, toksoid
dan antitoksin akan tetap mempunyai daya antigenitasnya
selama disimpan pada suhu yang dianjurkan

PENGARUH SINAR MATAHARI


Setiap vaksin yang berasal dari bahan biologis harus
dilindungi erhadap pengaruh sinar matahari, sebab kalau
tidak demikian, maka vaksin tersebut akan mengalami
kerusakan dalam waktu yang sangat singkat. Sebagai
contoh misalnya, beberapa xaksin hidup, seperti vaksin
BCG akan rusak dalam waktu beberapa detik saja akibat
terkena sinar matahari langsung.
PENGARUH KELEMBABAN
Kelembabab hanya berpengaruh terhadap vaksin yang
disimpan secara terbuka atau yang penutupnya tidak
sempurna (bocor).
Pengaruh kelembaban sangat kecil dan dapat diabaikan jika
kemasannya baik, misalnya dengan menggunakan ampul
atau botol tertutup kedap (hermetically sealed).

Vaksin Kombinasi DTP/HB


5ug
Deskripsi
Vaksin mengandung DTP berupa toksoid difteri dan toksoid
tetanus yang dimurnikan dan pertunis yang diinaktivasi
serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin
virus yang mengandung vaksin HBsAg murni dan bersifat
non-infectious. Vaksin Hepatitis B ini merupakan vaksin
DNA rekombinan yang berasal dari HBsAg yang
diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel
ragi.
Indikasi
Untuk Imunisasi secara simultan terhadap difteri, tetanus,
pertusis (batuk rejan) dan Hepatitis B

Dosis dan Cara Pemberian


Lebih baik/dapat didahului dengan vaksinasi Hepatitis B pada bayi yang
baru lahir.
Vaksin DTP/HB diberikan secara intramuskuler terdir dari 3 dosis masingmasing 0,5 ml sbb:
Dosis pertama : Pada bayi usia 2 bulan
Dosis Kedua : satu bulan setelah imunisasi pertama
Dosis Ketiga : satu bulan setelah imunisais kedua
Efek Samping
Reaksi lokal atau sistemik yang bersifat ringan. Kasus yang sering terjadi
adalah bengkak, nyeri, penebalan kemerahan pada bekas suntikan.
Menangis lebih dari 3 jam, demam. Kadang terjadi reaksi seperti demam
> 38,50, muntah.
Penyimpanan
Harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu 20 80C.TIDAK BOLEH
DIBEKUKAN.
Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 5 ml (10 dosis) san 2,5 ml (5 dosis).

Vaksin BCG Kering


Deskripsi
Vaksin ini adalah bentuk beku kering yang mengandung Mycobacterium
bovis hidup yang sudah dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin = BCG) dari
strain Paris No. 1173-P2
Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap tuberkulosa
Dosis dan Cara Pemberian
Tambahan pelarut ke dalam ampul berisi vaksin BCG beku kering dengan alat
suntik yang steril dan kering dan jarum yang panjang. Untuk Bayi (< 1
tahun) tambahkan 4 ml pelarut dan untuk anak tambahkan 2 ml pelarut.
Disuntikkan secara intrakutan di daerah insertio M. Deltoideus.
Dengan dosis : Bayi < 1 tahun : 0,05 ml
anak > 1 tahun : 0,1 ml
Imunisasi ulangan dilakukan pada usia :
5 7 tahun dosis 0,1 ml
12 15 tahun dosis 0,1 ml

Efek Samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat
umum seperti demam. Satu hingga dua minggu
kemudian timbul indurasi dan eritema di tempat
suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian
pecah menjadi ulkus. Luka ini tidak memerlukan
pengobatan, akan sembuh secara spontan dan
meninggalkan tanda parut.
Kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak
dan/atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak
menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak
memerlukan pengobatan, dan akan menghilang dengan
sendirinya.
Sekalipun sangat jarang, karena dosis berlebihan atau
suntikan terlalu dalam (subkutan) pada bayi < 1 tahun
kadang-kadang dapat terjadi limfadenitis supurativa.
Proses ini bersifat tenang dan akan sembuh spontan
sekalipun tanpa pengobatan.

Penyimpanan dan Daluarsa


Vaksin harus disimpan pada suhu 20 80C
Lebih baik dalam freezer. Pengangkutan dalam keadaan
dingin (20 80C) dan terhindar dari sinar matahari
langsung/tidak langsung
Daluarsa : 1 tahun
Catatan : vaksin yang sudah dilarutkan:
1. Harus dipakai dalam waktu 3 jam, dan selama waktu
tersebut, vaksin harus dalam keadaan dingin (2 0 80C)
jangan disimpan dalam freezer
2. Setelah 3 jam, bila ada sisa jangan dipakai lagi
Kemasan
Vaksin kering beku ini tersedia dalam kemasan ampul
dengan 4 ml pelarut dalam ampul.

Vaksin Jerap Difteri Tetanus


Deskripsi
Vaksin DT adalah vaksin yang mengandung toksoid
Difteri dan Tetanus yang telah dimurnikan yang
teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat.
Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.
Potensi komponen vaksin per dosis sedikitnya 30 IU
(International Unit) untuk potensi toksoid Difteri dan
sedikitnya 40 IU untuk potensi toksoid Tetanus.
Indikasi
Untuk Imunisani secara simultan terhadap difteri dan
tetanus.

Dosis dan Cara Pemberian


Vaksin harus dikocok dulu sebelum digunakan untuk
menghomogenkan suspensi. Vaksin harus disuntikkan
secara intramuskuler dan subkutan yang dalam. Jarum
suntik dan syringe yang steril harus digunakan pada
setiap penyuntikan. Vaksin DT dianjurkan untuk anak
usia di bawah 8 tahun. Untuk individu usia 8 tahun atau
lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin jerap Td.
Vaksin DT lebih dianjurkan untuk diberikan pada usia anakanak daripada vaksin DTP jika terjadi kontraindikasi
terhadap komponen pertussis. Untuk anak-anak
sedikitnya 3 kali penyuntikan secara intramuskuler
dengan dosis 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Vaksin DT
dapat diberikan secara bersamaan dengan vaksin BCG,
Campak, Rubella, Mumps, Polio (OPV dan IPV), Hepatitis
B, Hib. dan Yellow fever

Efek Samping
Gejala-gejala seperti lemas, dan kemerahan
pada lokasi suntikan yang bersifat sementara,
dan kadang-kadang gejala demam.
Penyimpanan
Harus DT disimpan dan ditransportasikan pada
suhu 20 80C. TIDAK BOLEH DIBEKUKAN.DT
Daluarsa : 2 tahun
Kemasan
Vaksin DT tersedia dalam vial 10 dosis

Vaksin Tetanus Toksoid Uniject


Deskripsi
Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toksoid
Tetanus yang telah dimurnikan yang teradsorbsi ke
dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1
mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml
vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin
TT dipergunakan untuk pencegahan tetanus pada bayi
yang baru lahir dengan mengimunisasi wanita usia
subur, dan juga untuk pencegahan tetanus.
Indikasi
Untuk imunisasi aktif terhadap tetanus

Dosis dan Cara Pemberian


Vaksin harus disuntikkan secara intrmusculer atau
subkutan yang dalam. Jarum suntik dan syringe yang
steril harus digunakan pada setiap penyuntikan.
Imunisasi TT untukpencegahan terhadap tetanus/ tetanus
neonatal terdiri dari 2 dosis primer 0,5 ml yang
diberikan secara intramuskuler atau subkutan yang
dalam dengan interval 4 minggu yang dilanjutkan
dengan dosis ke tiga pada 6 12 bulan berikutnya.
Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus
pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5
dosis TT. Dosis ke empat diberikan 1 tahun setelah dosis
ke tiga, dan dosis ke lima diberikan 1 tahun setelah
dosis ke empat. Imunisasi TT dapat secara aman
diberikan selama masa kehamilan bahkan pada periode
trimester pertama.

Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan.
Gejala seperti lemas, dan kemerahan pada
lokasi suntikkan yang bersifat sementara, dan
kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT
aman diberikan selama periode kehamilan.
Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin TT harus disimpan dan
ditransportasikan pada suhu 2 0 80C.TIDAK
BOLEH DIBEKUKAN.
Daluarsa : 2 tahun

Vaksin Polio Oral 10 Dosis


Deskripsi
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio Trivalent
yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe
1,2 dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan,
dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan
distabilkan dengan sukrosa.
Vaksin Oral Polio ini telah memenuhi persyaratan
WHO.
Indikasi
Imunisasi aktif terhadap poliomyelitis

Dosis dan Cara Pemberian


Vaksin polio harus diberikan secara oral sebanyak 2 tetes
langsung ke dalam mulut melalui pipet atau dispenser. Harus
dijaga jangan sampai vaksin dalam dropper multi dose
terkontaminasi oleh air liur.
Bayi harus menerima minimal 3 dosis OPV dengan interval
minimum 4 minggu.
Di daerah non endemi, dosis pertama diberikan mulai usia 6
minggu bersamaan dengan dosis pertama DTP. Di daerah
endemi, diperlukan dosis ekstra yang diberikan segera setelah
bayi dilahirkan. OPV tetap aman dan efektif jika diberikan pada
waktu yang bersamaan dengan pemberian vaksin Campat,
DTP, DT, Td, TT, BCG, Hepatitis B dan Yellow Fever
Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping
berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang
terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000 ; Bull WHO 66 : 1988)

Vaksin Campak Kering


Deskripsi
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang
dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak
kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70, dan
tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg
residu erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku
kering yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut steril
yang tersedia secara terpisah untuk tujuan tersebut.
Vaksin ini telah memenuhi persyaratan WHO untuk
vaksin campak.
Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap penyakit campak

Dosis dan Cara Pemberian


Imunisasi campak terdiri daro dosis 0,5 ml yang disuntikan
secara SUBKUTAN, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap
penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang
steril. Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan
pada hari itu juga (maksimum untuk 8 jam) dan itupun
berlaku hanya jika vaksin selama waktu tersebut disimpan
pada suhu 20 80C serta terlindung dari sinar matahari.
Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan.
Satu dosis vaksin campak cukup untuk membentuk kekebalan
terhadap infeksi. Di negara- negara dengan angka kejadian
dan kematian karena penyakit campak tinggi pada tahun
pertama setelah kelahiran, maka dianjurkan imunisasi
terhadap campak dilakukan sedini mungkin setelah usia 9
bulan (270 hari). Di negara-negara yang kasus campaknya
sedikit, maka imunisasi boleh dilakukan lebih dari usia
tersebut. Vaksin campak tetap aman dan efektif jika diberikan
bersamaan dengan vaksin-vaksin DT, Td, TT, BCG, Polio, (OPV
dan IPV), Hepatitis B, dan Yellow Fever.

Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi 8 12 hari setelah vaksinasi.
Terjadinya Encephalitis setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu
dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis diberikan.
Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin Campak beku-kering harus disimpan pada suhu dibawah 8 0C
(kalau memungkinkan di bawah 00C) sampai ketika vaksin akan
digunakan. Tingkat stabilitas akan lebih baik jika vaksin (bukan
pelarut) disimpan pada suhu -200C. Pelarut tidak boleh dibekukan
tetapi disimpan pada kondisi sejuk sampai dengan ketika akan
digunakan. Vaksin harus terlindungi dari sinar matahari.
Daluarsa : 2 tahun
Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam
ampul.

Petunjuk Pemakaian Serum


Meskipun pemberian serum akan
menimbulkan kekebalan pasif dam
memberikan perlindungan untuk jangka
waktu pendek, tetapi pemberiannya harus
hati-hati, mengingat adanya kemungkinan
terjadinya reaksi samping terutama pada
pemberian anti serum heterolog.

Efek Samping Yang Dapat Terjadi Pada


Pemberian Serum Heterolog
Karena serum ini merupakan protein asing bagi tubuh kita, maka reaksi
sampingnya dapat berupa:
1. Reaksi Anafilaktik (anaphylactic shock) yang jarang terjadi, tetapi
bila ada, timbulnya dapat segera atau dalam waktu beberapa jam
sesudah suntikan
2. Serum Stickness yang dapat timbul 7 10 hari setelah suntikan dan
dapat berupa kenaikan suhu, gatal-gatal, eksantema, sesak nafas dan
gejala alergi lainnya.
3. Kenaikan Suhu (Demam) disertai menggigil yang biasanya timbbul
setelah pemberian serum secara intravena
4. Rasa Nyeri Pada Tempat Suntikan yang biasanya timbul pada
penyuntikan serum dalam jumlah besar (serum anti rabies). Reaksi ini
biasanya terjadi dalam 24 jam.
Karena adanya kemungkinan terjadinya reaksi-reaksi tersebut di atas
maka pemberian serum selalu harus mempunyai indikasi kuat; bila
memang harus diberikan maka harus diketahui apakah orang tersebut:
-. Sebelumnya pernah mendapat serum heterolog
-. Alergis atau tidak

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan


Pada Penyuntikan Serum
Apabila pada waktu anamnesa penderita tidak pernah
mendapat serum sebelumnya, tidak alergis, maka
serum dapat diberikan secara intramuskular dengan
persiapan-persiapan sbb:
1. Siapkan alat suntik dengan 1 ml adrenalin 1 : 1000
atau sediakan kortikosteroid atau antihistamin lainnya.
2. Serum yang akan disuntikkan apabila dalam jumlah
besar atau baru dikeluarkan dari lemari es (dingin)
suhunya harus dinaikkan lebi dahulu agar sama dengan
suhu badan (tapi jangan dipanaskan di atas api)
3. Waktu disuntik penderita harus dalam keadaan tidak
tegang (relax)
4. Penyuntikan harus perlahan-lahan, dan sesudahnya,
amati penderita paling sedikit 30 menit.

Syarat-syarat Pemberian Serum


Secara Intravena
1. Selalu harus dilakukan tes
hypersensitivity subkutan lebih dahulu,
kemudian dicoba dengan suntikan
intramuskuler, baru boleh intravena.
2. Pemberiannya harus perlahan-lahan, dan
harus tetap siap dengan 1 ml adrenalin 1 :
1000.
3. Sesudah suntikan intravena, penderita
harus tetap diamati paling sedikit satu
jam.

Petunjuk Pemakaian Serum


Tindakan Terhadap Reaksi Sampingan
1. Reaksi Anafilaktik
Penderita harus dibaringkan dengan kepala lebih rendah dari
tubuhnya, jangan diberi selimut atau botol berisi air panas
Suntikan 0,3 1 ml (tergantung umurnya) adrenalin 1 : 1000
intramuskuler
Pemeriksa tekanan darah secara teratur. Bila tekanan darahnya
tetap rendah, beri lagi adrenalin 1: 1000 intravena dalam dosis
yang sama dengan dosis pertama.
Bila perlu, suntikan kortikosteroid
Bila shock tidak teratasi, bawa ke rumahsakit

2. Serum Sickness
Penderita sebaiknya istirahat dan berilah anti histamin selama
beberapa hari. Bila sangat berat dapat diberi sediaan
kortikosteroid.
Keterangan: Untuk penderita yang disuntik serum anti rabies
sebaiknya pemberian kortikosteroid dihindarkan

3. Kenaikan Suhu (Demam) Disertai Mengigil


Keadaan ini tidak memerlukan tindakan apa-apa,
karena akan menghilang dalam 24 jam.
Cukup diberi selimut atau botol berisi air panas.
4. Rasa nyeri Pada Tempat Suntikan
Keadaan ini tidak memerlukan tindakan apa-apa,
karena akan hilang dengan sendirinya.

Peringatan Untuk Pemberian Serum Berikutnya


Penderita harus diberi tahu bahwa ia telah disuntik
dengan serum hewan, dan hal ini harus
diberitahukan kepada dokter yang akan menyuntikan
serum lagi pada kesempatan lain.
Salah satu cara lain dengan memberikan brosur serum
yang telah dipakau untuk disimpan dan diperlihatkan
kepada dokter yang bersangkutan

Serum Anti Tetanus (Kuda)


Deskripsi
Serum Anti Tetanus ini adalah serum yang
dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan
terhadap toksin tetanus. Plasma ini
dimurnikan dan dipekatkan serta
mengandung fenol 0,25% sebagai
pengawet.
Indikasi
Untuk pencegahan dan pengobatan tetanus

Dosis dan Cara Pemberian


1. Pencegahan tetanus : 1 dosis profilaktik
(1500 IU) atau lebih, diberikan intramuskuler
secepat mungkin kepada seseorang yang luka
dan terkontaminasi dengan tanah, debu jalan
atau lain-lain bahan yang dapat menyebabkan
infeksi Clostridium tetani. Dua minggu
kemudian dilanjutkan dengan pemberian
kekebalan aktif dengan vaksin jerap tetanus
profilaktik, tetapi cukup diberi booster vaksin
jerap tetanus.
2. Untuk pengobatan : 10.000 IU atau lebih,
intramuskuler atau intravena, tergantung dari
keadaan penderita

Efek Samping
1. Reaksi anafilaktik jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat
segera atau dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan
2. Serum sickness ; timbl 5 hari setelah suntikan dan dapat berupa
demam, gatal-gatal, eksantema, sesak nafas dan gejala alergi
lainnya. Sebelum memberi suntikan serum anti tetamus dengan
dosis penuh, sebaiknya dilakukan tes hipersensitifitas subkutan
terutama bagi mereka yang mempunyai penyakit alergi (asthma,
dll)
Penyimpanan dan Daluarsa
Disimpan pada suhu 20 80C.
Daluarsa : 2 tahun
Kemasan
Ampul 1 ml : 1.500 IU
2 ml : 10.000 IU
Vial 5 ml : 20.000 IU

Anda mungkin juga menyukai