Anda di halaman 1dari 31

Imunisasi??

 Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.


 Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi
melindungi terhadap penyakit.
TUJUAN IMUNISASI

o Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada


seseorang
o Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok
masyarakat
PEMBAGIAN IMUNISASI

o Imunisasi Wajib

o Imunisasi Anjuran
IMUNISASI WAJIB

 BCG

 POLIO

 HEPATITIS B
 DTP

 CAMPAK
Umur pemberian Imunisasi
Vaksin Bulan Tahun
Lhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)
BCG
Hepatitis B 1 2 3
Polio 0 1 2 3 4 5
6 dT
DTP 1 2 3 4 5 atau
TT
Campak 1 2
Non PPI (dianjurkan)
Hib 1 2 3 4
MMR 1 2
Tifoid Ulangan, tiap 3 tahun
Diberikan 2x, interval
Hepatitis A
6 - 12bl
Varicela
PENDAH
ULUAN

Vaksin merupakan antigen


berupa mikroorganisme yang sudah
mati, masih hidup tapi dilemahkan,
masih utuh atau bagiannya, yang telah
diolah, berupa toksin mikroorganisme
yang telah diolah menjadi toksoid,
protein rekombinan yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit infeksi tertentu

Sumber : PMK 42/2013


PENGGOLONGAN VAKSIN
Asal Antigen
1. Bibit penyakit yang dilemahkan
- virus : polio, campak, yellow fever
- bakteri : BCG
2. Bibit penyakit yang dimatikan Sensitivitas terhadap Suhu
- seluruh partikel diambil : 1. Vaksin sensitif suhu beku (freeze sensitive)
 virus
: (IPV atau Injectable/Inactivated Polio : Hepatitis B, DPT, DPT-HB, DT ,TT
Vaccine) Rabies 2. Vaksin sensitif panas (heat sensitive)
 bakteri : Pertusis
: BCG, Polio, Campak
 sebagian partikel diambil :
 murni : Meningococal
 gabungan : HIB (Haemofilus Influenza type B)
 rekombinan (rekayasa genetik) : Hepatitis B
JENIS VAKSIN
 Vaksin BCG : kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
Vaksin yang digunakan pada program
 Vaksin DPT : kekebalan secara simultan terhadap difteri, tetanus,
imunisasi di Indonesia saat ini yaitu : dan batuk rejan.
1. vaksin BCG (Bacillus Calmette  Vaksin TT : mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
Guerin) mengimunisasi WUS (Wanita Usia Subur) atau ibu hamil, juga
untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi.
2. vaksin DPT (Difteri, Pertusis,
Tetanus)  Vaksin DT : kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus.
 Vaksin Polio : kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
3. vaksin TT (Tetanus Toxoid)
 Vaksin Campak : kekebalan secara aktif terhadap penyakit campak
4. Vaksin DT (Difteri Tetanus)
 Vaksin Hepatitis B : kekebalan aktif terhadap infeksi yang
5. vaksin Polio (Oral PolioVaccine) disebabkan oleh virus Hepatitis B, tapi tidak dapat mencegah
infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C yang diketahui
6. vaksin Campak dapat menginfeksi hati
7. vaksin Hepatitis B  Vaksin DPT-HB : kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
tetanus, pertusis dan Hepatitis B
8. vaksin DPT-HB.
PERENCANAAN KEBUTUHAN VAKSIN di RS

VAKSIN WAJIB (PEMERINTAH) VAKSIN PELAYANAN REGULER

 Pengambilan di puskesmas  Pembelian ke Distributor


setempat  Contoh : vaksin meningitis dan flu
 Melampirkan laporan pemakaian
untuk jamaah haji
ke
Dinas Kesehatan setempat
PROSEDUR PENERIMAAN VAKSIN

1. Vaksin datang dari distributor atau PBF didalam box vaksin.


2. Terima box vaksin oleh petugas gudang farmasi.
3. Periksa suhu didalam box vaksin.
4. Periksa tanggal expired date vaksin.
5. Cocokkan jumlah vaksin dengan yang tertera di faktur.
6. Simpan vaksin di lemari penyimpanan vaksin sesuai prosedur.
7. Tandatangani faktur dan beri stampel.
PROSEDUR PENYIMPANAN VAKSIN

1. Pastikan lemari es dalam kondisi baiik dengan ketentuan sebagai berikut :


- Lemari es pada posisi datar.
- Terlindung dari sinar matahari langsung.
- Terdapat stabilisator pada setiap lemari es.
- Satu stop kontak untuk lemari es.
- Jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm.
- Jarak antara lemri es yang satu dengan yang lain 15-20cm.
- Tidak terdapat bunga es yang tebal pda evaporator.
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es.
3. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es.
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin.
NEXT
PROSEDUR PENYIMPANAN VAKSIN

5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitas.


a. Sensitif panas pada suhu -15 sampai -25 ºC dekat evaporator.
Contoh vaksin Polio, BCG dan Campak.
b. Sensitif beku (tidak boleh beku) pada suhu 2 - 8°C jauh evaporator.
Contoh vaksin Hepatitis B, DPT, DPT-Hb, IPV, TT, DT.
6. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek terletak dibagian atas.
7. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara.
8. Letakkan 1 buah thermometer di bagian tengah diantara vaksin.
9. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang sensitif beku.
10. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG.
11. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore (termasuk hari libur) kemudian catat grafik suhu.
MASSA SIMPAN VAKSIN
PROVINSI KAB/KOTA PKM/PUSTU BDD/UPK

VAKSIN MASA SIMPAN


2 BLN + 1 BLN 1 BLN + 1 BLN
1 BLN + 1 MG cad 1 BLN + 1 MG cad
cad cad
Polio - 15 s/d - 25°C
DPT-HB
DT
TT
2 s/d 8°C
BCG
Campak
TD
Hepatitis B SUHU
SUHU SIMPAN & UMUR VAKSIN
VAKSIN SUHU SIMPAN UMUR VAKSIN

BCG 1 tahun
1 tahun
• Vaksin disusun dalam lemari
POLIO +2°C s/d +8°C 6 bulan es/freezer tidak terlalu rapat
-15°C s/d -25°C 2 tahun
sehingga ada sirkulasi udara, dan
CAMPAK 2 tahun berdasarkan prinsip FEFO.
2 tahun • Petugas harus selalu mencatat suhu
DPT-HB 2 tahun lemari es dan freezer, memeriksa
kondisi VVM dan indikator
HEPATITIS B +2°C s/d +8°C 26 bulan pembekuan 2 kali dalam sehari
TT 2 bulan pagi dan sore hari.
DT 2 tahun
Pelarut BCG 5 tahun
Pelarut Suhu Kamar 5 tahun
Campak
STABILITAS VAKSIN
KATEGORI +37°C +25°C +5°C

Polio 2 hari NA* 225 hari

DPT 14 hari 90 hari > 3 thn

Hepatitis B & TT 30 hari 193 hari > 4 thn

Campak & BCG 7 hari 45 hari > 2 thn

Thermo Stability of Vaccine, WHO 1998


COLD CHAIN
COLD CHAIN merupakan tata cara penanganan suhu vaksin mulai dari
penyimpanan, pengepakan, pengiriman dan penerimaan vaksin
termasuk personil serta peralatan yang digunakan

MANFAAT & TUJUAN


Memperkecil kesalahan dan kerusakan vaksin sehingga dapat
dipastikan bahwa vaksin yang digunakan masih berkualitas baik dan
mempunyai manfaat untuk kekebalan tubuh
CHILLER/FREEZER
BUKAN KULKAS MAKANAN YAA..

KENAPA TIDAK
DIREKOMENDASIKA
N ???
 Suhunya tidak stabil
 Setting penataan tidak aman,
mudah jatuh
PENDISTRIBUSIAN VAKSIN

• Pendistribusian vaksin harus


memperhatikan kondisi Vaccine
Vial Monitor (VVM), tanggal
kadaluarsa
• Setiap kegiatan distribusi vaksin
menggunakan cold box yang berisi
cool pack

COLD BOX COLD PACK


Vaccine Vial Monitor (VVM)
VVM merupakan etiket atau label yang
mengandung bahan sensitif panas yang
ditempatkan pada vial vaksin untuk
mencatat paparan panas kumulatif dari
waktu ke waktu. Kotak bagian dalam
VVM akan menggelap secara perlahan
dan bersifat ireversibel.
KONDISI & TINDAKAN PENGGUNAAN VVM

Kondisi Gambar Penggunaan Keterangan


VVM VVM
A Segi empat lebih terang dari lingkaran.
Gunakan vaksin bila belum kedaluwarsa.

B Segi empat berubah gelap tapi lebih terang


dari lingkaran. Gunakan vaksin lebih
dahulu bila belum kadaluwarsa.
C X Batas untuk tidak digunakan lagi. Segi
empat berwarna sama dengan lingkaran.
D X Melewati batas buang. Segi empat lebih
gelap dari lingkaran JANGAN
GUNAKAN VAKSIN.
VAKSIN BER-VVM

AK
AY I
L KA
PA
VAKSIN BER-VVM
Vaccine Vial Monitor (VVM)

KELEBIHAN KEKURANGAN
 Membuat kebijakan menjadi lebih mudah  Kenaikan harga vaksin
 Menghilangkan keraguan tenaga kesehatan
dalam membuang vaksin yang diduga telah
rusak karena paparan suhu
 Menurunkan jumlah vaksin yang terbuang
Vaccine Vial Monitor (VVM)

Saat ini di Indonesia VVM digunakan untuk vaksin DPT dan


Hib buatan Pasteur Meriux Connaught pada Studi
Haemophilus Influenzae tipe B (Hib) di Lombok.
Selain itu juga digunakan pada vaksin polio produksi Bio Farma,
Indonesia yang dipesan oleh UNICEF
DETEKSI KEASLIAN VAKSIN
Saat menerima produk vaksin lakukan cek berikut :
 Peroleh dari jalur RESMI baik distributor atau Rumah Sakit yang
terstandar (Akreditasi)
 Selalu cek gradasi VVM
 Selalu cek keutuhan segel asli vaksin
 Periksa tanggal kadaluarsa vaksin
 Periksa dan Bandingkan antara kemasan luar dengan vial vaksin –
SAMA ATAU TIDAK ?
 Atau bandingkan dengan sediaan original yang masih tersedia stok –
SAMA ATAU TIDAK ?
KETENTUAN YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMAKAIAN
VAKSIN
b. Masa kadaluarsa vaksin
Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka digunakan vaksin yang lebih
pendek masa kadaluwarsanya (Early Expire First Out/EEFO)

c. Waktu penerimaan vaksin (First In First Out/FIFO)


Vaksin yang terlebih dahulu diterima sebaiknya dikeluarkan
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa
vaksin yang diterima lebih awal mempunyai jangka waktu
pemakaian yang lebih pendek.

d. Pemakaian Vaksin Sisa


Vaksin sisa pada pelayanan statis (Puskesmas, Rumah Sakit atau
praktek swasta) bisa digunakan pada pelayanan hari berikutnya.
KETENTUAN YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMAKAIAN VAKSIN

1) Disimpan pada suhu 20C s.d 80C


2) VVM dalam kondisi A atau B
Persyaratan yang
3) Belum kadaluwarsa
harus dipenuhi
4) Tidak terendam air selama penyimpanan
5) Belum melampaui masa pemakaian

e. Monitoring vaksin dan logistik


Setiap akhir bulan atasan langsung pengelola vaksin melakukan
monitoring administrasi dan fisik vaksin serta logistik lainnya. Hasil
monitoring dicatat pada kartu stok dan dilaporkan secara berjenjang
bersamaan dengan laporan cakupan imunisasi.
SARANA PENYIMPANAN
1. Kamar dingin dan kamar beku
 Kamar dingin (cold room) adalah sebuah tempat penyimpanan Vaksin yang
mempunyai kapasitas (volume) mulai 5.000 liter (5 M3) sampai dengan 100.000
liter (100 M3). Suhu bagian dalamnya mempunyai kisaran antara 2°C s/d 8°C.
Kamar dingin ini berfungsi untuk menyimpan vaksin BCG, campak, DPT, TT,
DT, hepatitis B dan DPT-HB
 Kamar beku (freeze room) adalah sebuah tempat penyimpanan vaksin yang
mempunyai kapasitas (volume) mulai 5.000 liter (5 M3) sampai dengan 100.000
liter (100 M3), suhu bagian dalamnya mempunyai kisaran antara
-15°C s/d -25°C.

2. Lemari es dan freezer


 . Lemari es adalah tempat menyimpan vaksin BCG, Td, TT, DT, hepatitis B, Campak
dan DPT-HB-Hib, pada suhu yang ditentukan 2°C s/d 8°C dapat juga difungsikan
untuk membuat kotak dingin cair (cool pack).
 Freezer adalah untuk menyimpan vaksin polio pada suhu yang ditentukan antara -
15°C s/d -25°C atau membuat kotak es beku (cold pack)
SARANA PENYIMPANAN
3. Alat pembawa vaksin
 Cold box adalah suatu alat untuk menyimpan sementara dan
membawa vaksin.
Pada umumnya memiliki volume kotor 40 liter dan 70 liter.
Kotak dingin (cold box) ada 2 macam yaitu terbuat dari plastik
atau kardus dengan insulasi poliuretan.
 Vaccine carrier adalah alat untuk mengirim/membawa vaksin
dari puskesmas ke posyandu atau tempat pelayanan imunisasi
lainnya yang dapat mempertahankan suhu 2°C s/d 8°C

4. Alat untuk mempertahankan suhu


 Kotak dingin beku (cold pack) adalah wadah plastik berbentuk
segi empat yang diisi dengan air yang dibekukan dalam freezer
dengan suhu -15°C s/d -25°C selama minimal 24 jam.
 Kotak dingin cair (cool pack) adalah wadah plastik berbentuk
segi empat yang diisi dengan air kemudian didinginkan dalam
lemari es dengan suhu 2°C s/d 8°C selama minimal 24 jam

Anda mungkin juga menyukai