Anda di halaman 1dari 11

Komposisi pada dasarnya sama

dengan Prinsip Seni. Di dalamnya


membahas
tentang
bagaimana
mengatur,
menata,
atau
mengorganisasikan unsur-unsur rupa
agar karya seni yang dibuat menjadi
enak dipandang. Komposisi ialah
susunan unsur-unsur yang dapat
memancarkan kesan kesatupaduan,
irama, dan keseimbangan dalam
suatu karya sehingga karya itu terasa
utuh, jelas, dan memikat. Paduan
unsur-unsur yang berdampingan
akan menimbulkan kesan selaras
atau pertentangan. Apabila kita
perhatikan paduan unsur yang
berdampingan dari satu ke yang lain,

maka
kesan
selaras
dan
bertentangan itu akan silih berganti
dan
bervariasi
sehingga
menimbulkan kesan rangkaian gerak.
Keselarasan paduan unsur yang
berdampingan
disebut
harmoni,
sedang kesan pertentangan paduan
unsur disebut kontras. Rangkaian
harmoni
dan
kontras
dalam
komposisi disebut irama atau ritme.
Komposisi sama halnya dengan
suatu masakan, dapat terasa hambar,
enak, atau sedap. Komposisi akan
terasa hambar kalau iramanya tidak
menentu. Komposisi akan terasa
enak jika iramanya jelas, dan
mempunyai pusat perhatian (fokus).

Komposisi akan terasa sedap kalau


iramanya bervariasi dan mempunyai
keseimbangan
yang
dinamis,
sehingga
tidak
membosankan.
Komposisi yang demikian akan
terasa lebih hidup.
Untuk mencapai kesatuan dalam
sebuah komposisi masing-masing
unsur harus ditakar, sehingga
perbandingan masing-masing unsur
itu sedah tertentu. Dalam komposisi,
perbandingan antar unsur atau antar
bagian disebut proporsi.
Untuk mencapai komposisi yang baik
kadang-kadang diperlukan sebuah
penambahan
agar
susnannya
memiliki
kekuatan
tersendiri.

Penambahan
tersebut
dalam
komposisi sering disebut dengan
istilah aksen. Kehadiran aksen aka
menimbulkan daya tarik yang lebih
besar ke arah bagian yang diberi
aksen itu. Apabila dalam komposisi
hanya diletakkan satu saja aksen
yang kuat, maka bagian itu akan
menjadi centre of interest atau pusat
perhatian.
Pola komposisi ada beberapa
macam, yaitu: simetri, asimetri, dan
bebas/informal.
Jika kita cermati uraian di atas, maka
terdapat beberapa Prinsip Seni yang
dapat kita tarik satu persatu,
diantaranya adalah:

1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan paduan unsurunsur rupa yang antara unsur satu
dengan yang lain saling menunjukkan
adanya
hubungan
atau
keterkaitan, dengan kata lain tidak
terpisah-pisah atau berdiri sendiri.
Agar sebuah karya seni menjadi enak
dipandang maka syarat utamanya
adalah memiliki kesatuan. Dalam
prinsip kesatuan inilah sebenarnya
memuat pula prinsip-prinsip yang
lain. Kesatuan akan terwujud jika di
dalamnya
terdapat
keserasian,
keseimbangan, irama, dan fokus
perhatian.
2. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan prinsip


pengaturan unsur rupa dengan
memperhatikan bobot visual yang
tidak berat sebelah atau timpang.
Pengaturan unsur yang timpang
mengakibatkan
perasaan
tidak
nyaman bagi orang yang melihatnya.
Terdapat dua macam keseimbangan,
yaitu
simetris
dan
asimetris.
Keseimbangan
simetris
adalah
pengaturan unsur yang sama bentuk
dan
jumlahnya.
Sedangkan
keseimbangan
asimetris
adalah
pengaturan
unsur
yang
antar
bagiannya tidak sama bentuk dan
jumlahnya tetapi menunjukkan kesan
bobot visual yang sama.

3. Keserasian (Harmony)
Keserasian merupakan perpaduan
unsur rupa yang selaras atau
hubungan yang tidak bertentangan
antara bagian satu dengan bagian
lainnya. Keserasian dapat terbentuk
karena pengaturan unsur yang
memiliki
kedekatan
bentuk
(kemiripan),
perpaduan
warna,
maupun unsur peran (fungsi).
4. Irama (Rhytm)
Pengulangan unsur-unsur rupa dalam
sebuah tatanan akan menimbulkan
kesan gerak bagi orang yang
melihatnya. Kesan gerak inilah yang
disebut irama. Terdapat beberapa
jenis irama, diantaranya; irama

repetitif, yaitu kesan gerak yang


ditimbulkan dari pengaturan unsur
yang monoton (sama) baik ukuran,
warna
maupun
jaraknya.
Iramaalternatif merupakan kesan
gerak
yang
muncul
karena
pengaturan unsur yang berselang
seling baik bentuk, ukuran, maupun
warnanya. Irama yang lain adalah
irama progresif, yakni kesan gerak
yang
menunjukkan
adanya
perubahan
dari
unsur-unsurnya,
misalnya perubahan dari besar
menuju kecil, pendek menuju ke
panjang, tebal ke tipis, atau bisa juga
perubahan dari satu warna ke warna
lain.

5. Kesebandingan (Proportion)
Kesebandingan atau lebih dikenal
dengan sebutan proporsi adalah
perbandingan
ukuran
unsurunsurnya, baik perbandingan antar
bagian maupun antara bagian
terhadap keseluruhan. Pengaturan
besar kecilnya bagian merupakan
prinsip yang erat kaitannya dengan
keseimbangan. Orang-orang pada
zaman Yunani meyakini sebuah
pendekatan menggunakan proporsi
yang dianggap ideal dan memiliki
keindahan yang agung, yang dikenal
sebagai Golden Ratio atau Golden
section.

6. Fokus Perhatian (Centre of


interest)
Fokus perhatian sering disebut pula
dengan dominasi. Dalam tatanan
sebuah karya seni rupa selalu
diupayakan terdapat satu bagian
yang lebih menonjol dari bagian
lainnya artinya terdapat satu bagian
yang mencuri perhatian pengamat.
Fungsinya adalah agar tema utama
sebuah karya menjadi jelas terlihat.
Fokus perhatian dapat dibuat dengan
berbagai cara, misalnya membuat
aksentuasi
(pengecualian)
atas
bentuk yang seragam, perbedaan
ukuran, perbedaan warna, dan lain
sebagainya.

Sumber:
1. Sipahelut, Atisah. 1995. Seni Rupa
dan Desain. Jakarta: Erlangga
2. Sunaryo, Aryo. 2000. Nirmana,
Buku
paparan
perkuliahan
mahasiswa. Semarang: UNNES
About these ads

Anda mungkin juga menyukai