Anda di halaman 1dari 16

PENCAPAIAN DAN

DISTRIBUSI KEJADIAN
HIPERTENSI DI
PUSKESMAS KARYA JAYA
PALEMBANG TAHUN 2015

OLEH:
MOHAMMAD AREZA BIN BOONIE
I RAWAN

PENDAHULUAN

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Palembang penderita hipertensi


dengan proporsi penderita hipertensi pada tahun 2008 berjumlah 17.278,
tahun 2009 penderita berjumlah 20.994, tahun 2010 penderita hipertensi
berjumlah 21.616 dan tahun 2011 sebanyak 352 kasus baru (Dinas Kota
Palembang, 2012).

Berdasarkan data dari Puskesmas Karya Jaya pada tahun 2013 terdapat
1191 kasus penderita hipertensi, 570 penderita laki-laki dan 621 penderita
perempuan yang datang berobat ke puskesmas.

Rumusan Masalah

Bagaimana pengelolaan pelayanan Hipertensi di puskesmas karya


Jaya tahun 2014?

Apakah permasalahan atau hambatan yang terjadi sepanjang


perlaksanaan pelayanan kesehatan Hipertensi yang dijalankan?

Tujuan

Mengetahui pengelolaan pelayanan Hipertensi dan permasalahan


pengelolaan program tersebut yang dilaksanakan di Puskesmas
Karya Jaya

Mengetahui permasalahan atau hambatan yang terjadi sepanjang


perlaksanaan pelayanan Hipertensi.

PEMBAHASAN
Definisi

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik


menjadi sama atau lebih dari 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik menjadi sama atau lebih dari 90 mmHg .

Dalam American Heart Association Recommended Blood Pressure


Levels, JNC VII menetapkan pre hipertensi 120-139mmHg/80-89
mmHg. Hipertensi stage I apabila tekanan darah 140-159 mmHg/90-99
mmHg. Dan Hipertensi stage II apabila tekanan darah 160
mmHg/100 mmHg

Kategori

Tekanan Darah
Sistolik

Tekanan Darah
Diastolik

Normal

<120

<80

Pre-Hipertensi

120-139

80-90

Hipertensi stage 1

140-159

90-99

Hipertensi stage 2

160

100

ETIOLOGI HIPERTENSI

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi


dua, yaitu hipertensi essensial (primer) dan hipertensi
sekunder, Hipertensi essensial (primer) adalah jenis
hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat
diketahui Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan sebagai akibat dari adanya penyakit lain
atau dengan kata lain penyebabnya sudah diketahui

FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang


berperan dalam pengendalian tekanan darah yang
mempengaruhi rumus dasar Tekanan Darah = Curah
Jantung x Tahanan Perifer. Seperti yang telah
dikemukakan di awal bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kenaikan tekanan darah bukan hanya
berasal dari dalam, namun terdapat pula faktorfaktor demografi yang mempengaruhi, antara lain:
umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, status
pendidikan, riwayat penyakit keluarga, riwayat
pekerjaan, kebiasaan merokok, diet tinggi natrium,
dan obesitas.

DIAGNOSIS HIPERTENSI

Diagnosis hipertensi didasarkan pada pengukuran


berulang-ulang dari tekanan darah yang meningkat.
Diagnosis hipertensi bertujuan untuk menilai pola
hidup dan identifikasi faktor-faktor risiko
kardiovaskular lainnya atau menilai adanya penyakit
penyerta yang mempengaruhi prognosis dan
menentukan pengobatan, mencari penyebab
kenaikan tekanan darah, menentukan ada tidaknya
kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskular.

PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Sasaran pengaturan makanan yang layak untuk


pengobatan hipertensi adalah 70-100 mEq natrium
perhari, tidak menggarami makanan selama dan setelah
memasak dan dengan menghindari makanan yang banyak
mengandung natrium. Pola makan yang kaya buahbuahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak dengan
pengurangan kandungan lemak tersaturisasi dan lemak
total dapat menurunkan tekanan darah.

Pada pengolahan farmakologik hipertensi ringan, tekanan


darah pada banyak pasien dapat dinormalkan dengan
obat tunggal. Namun, sebagian besar hipertensi
membutuhan dua atau lebih obat antihipertensi. Diuretik
tiazid, penyekat beta, penghambat ACE, penyekat
reseptor angiotensin, dan penyekat kanal kalsium
semuanya telah terbukti mengurangi komplikasi
hipertensi dan dapat digunakan sebagai terapi obat
inisial.

PUSKESMAS KARYA JAYA


Gambaran Puskesmas Karya Jaya Palembang

Berdasarkan surat keputusan Walikota Palembang tahun 2001


wilayah kerja Puskesmas Karya Jaya meliputi 1 kecamatan yaitu
kertapati dengan cakupan penduduk sebesar 8364 penduduk.

Pengelolaan Pelayanan kesehatan di Puskesmas karya jaya

Sarana dan Prasarana


Untuk mewujudkan derajat kesehatan di Kota Palembang yang
optimal, haruslah didukung oleh sumber daya manusia tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pembiayaan
kesehatan yang memadai, serta kebijakan pembangunan
kesehatan untuk melaksanakan berbagai program yang dapat
memberikan kontribusi positif bagi kesehatan terutama bagi
lingkungan dan perilaku masyarakat.
Puskesmas Karya Jaya mempunyai peralatan yang sudah
memenuhi standar untuk melakukan pelayanan kesehatan dan
melakukan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

CONT..
Tenaga

CONT
Dana

CONT
Perencanaan

Siklus perencanaan dan pengorganisasian yang dilakukan di


Puskesmas Karya Jaya Palembang adalah satu tahun
(perencanaan tahunan) sesuai dengan periode tahun
anggaran. Sebelum dibuat rencana usulan kegiatan dinilai
terlebih dahulu masalah yang ada dari program-program
yang ada, apakah telah mencapai target ataukah belum.
Dari masalah tersebut dianalisis penyebabnya sehingga
dapat dibuat penyelasaiannya.

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Apabila


timbul masalah segera diatasi bersama. Untuk itu, perlu
dilakukan pertemuan secara rutin yang diketahui oleh
perangkat desa dan masyarakat luas tentang sudah
seberapa jauh pelaksanaan kegiatan dilakukan. Jenis
kegiatan yang dilakukan antara lain penyuluhan tentang
jamban keluarga, mandi menggunakan sabun dan air bersih,
dan segera berobat jika ditemukan tanda tanda akan
munculnya penyakit.

Monitoring dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan


menelaah laporan kegiatan , pengamatan langsung
dan wawancara dengan petugas pelaksana (bidan,
dokter, perawat) Laporan dibuat berdasarkan
pencatatan data yang dilakukan baik pada awal,
pertengahan waktu dan akhir waktu pelaksanaan
pelayanan kesehatans, serta laporan bulanan berupa
laporan kemajuan kegiatan. Selanjutnya dari laporan
tersebut dapat dinilai apakah pelaksanaan program
sesuai dengan indikator kinerja dan indikator hasil
dan dampak. Indikator kinerja untuk menentukan
apakah pelayanan neonatus berjalan dari waktu ke
waktu sesuai dengan yang diharapkan. Indikator
hasil dan dampak untuk menentukan apakah tujuan
tercapai sebagaimana disebutkan dalam rencana

Kesimpulan

Pengelolaan pelayanan kesehatan pada puskesmas Karya Jaya


berdasarkan input maupun output dikatakan masih kurang baik.
Sedangkan Proses perencanaan di Puskesmas Karya Jaya juga
sudah berjalan dengan baik sesuai urutan-urutannya.
Saran

Dokter bersama dengan staff puskesmas diharapkan memberikan


penyuluhan di puskesmas kepada pengunjung puskesmas
mengenai gaya hidup sehat, pola diet yang teratur dan seimbang
untuk mengurangi kasus hipertensi di kalangan masyarakat.

Menyediakan sarana transportasi untuk kunjungan ke rumah


sehingga program penyuluhan lebih mudah dikerjakan

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai