REKAM MEDIK
1.1
Identifikasi Pasien
Nama
Umur
: 62 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Kebangsaan
1.2
: Indonesia
Anamnesis
a. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh gigi atas depan tinggal akar dan berwarna hitam merasa
tidak nyaman dan ingin dicabut.
b. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien dirawat di bagian Penyakit Dalam RSMH dan didiagnosis dengan
ulkus diabetikum regio pedis sinistra. Pasien dikonsulkan untuk
dilakukan pemeriksaan terhadap adanya fokal infeksi. Pasien mengeluh
gigi atas depan tinggal akar dan berwarna hitam merasa tidak nyaman
dan ingin dicabut. Pasien juga mengeluhkan sedikit kesulitan dalam
mengunyah makanan akibat banyaknya gigi yang tanggal dan mengeluh
mulut kering.
c.
d.
1.3
Ada Disangkal
Pemeriksaan Fisik
a.
b.
c.
Pemeriksaan Ekstraoral
Wajah
: Simetris.
Bibir
: Simetris
KGB submandibula : tidak teraba
TMJ
: clicking sound (-)
Pemeriksaan Intraoral
Mukosa bukal
Mukosa labial
Palatum
Lidah
Dasar Mulut
Gingiva
Plak
Kalkulus
: Ikterik
: Glossitis
: tidak ada kelainan
: tidak ada kelainan
::-
d.
Status Lokalis
Tampak :
Karies : 21, 23
Radiks : 14, 22, 24, 25
Missing : 11, 12, 12, 15, 16, 17, 18, 26, 27, 28, 31, 32,
33, 34, 35, 36, 37, 38, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48
Gigi
Lesi
Sondasi
CE
Perkusi
Palpasi
Diagnosis/ ICD
1.1
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
1.2
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
1.3
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
Td
Td
Gangren radiks
1.4
Sisa akar
gigi
1.5
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
1.6
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
1.7
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
1.8
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
2.1
D5
Td
Karies dentin
Td
Td
Gangren radiks
2.2
Sisa akar
gigi
Terapi
Pro protesa
Pro ekstraksi
Pro protesa
Pro
konservasi
Pro ekstraksi
2.3
2.4
2.5
D5
Sisa akar
gigi
Sisa akar
gigi
Td
Karies dentin
Pro protesa
Td
Td
Gangren radiks
Pro ekstraksi
Td
Td
Gangren radiks
Pro ekstraksi
2.6
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
2.7
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
2.8
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
3.1
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
3.2
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
3.3
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
3.4
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
3.5
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
3.6
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
3.7
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
4.1
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
4.2
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
4.3
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
4.4
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
4.5
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
4.6
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
4.7
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
4.8
Td
Td
Td
Td
Td
Missing Teeth
Pro protesa
f.
Perencanaan Terapi
a. Karies Pro Konservatif dan oral hygiene
b. Gangren Radiks Pro Ekstraksi
c. Missing Pro Protesa
d. Glossitis Dioles madu dan banyak minum air putih
g. Prognosis
Quo ad Vitam
Quo ad fungsionam
: Dubia ad bonam.
: Dubia ad bonam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
ANATOMI GIGI
Bagian-bagian gigi
Gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh, gigi tersusun atas beberapa
bagian. Berikut bagian-bagian yang menyusun gigi:
a.
Akar gigi adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahang
b.
c.
1. Email
Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal
dari epitel (ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan
paling banyak mengandung kalsium fosfat dalam bentuk Kristal apatit (96%).
Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi
bergantung kepada warna dentin di bawah email, ketebaan email, dan banyaknya
stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau
insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum.
2. Dentin
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi yang terletak
di bawah email. Di daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar
ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan
yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras
karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit.
Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan
glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas. Odontoblas
membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan
dalam dentin.
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion
hydrogen. Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan
diteruskan olehnya ke serat saraf di dalam pulpa.
3. Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi.
Pulpa berisi pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Tugas dari pulpa adalah
mengatur nutrisi/makanan agar gigi tetap hidup, menerima rangsang, membentuk
dentin baru bila ada rangsangan panas, kimia, tekanan, atau bakteri yang dikenal
dengan dentin sekunder. Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a) Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian
tengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi
mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan
ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.
b) Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.
c) Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian
akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah
akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran.
d) Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar
berupa suatu lubang kecil.
e) Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu
foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat
f)
11
a. Empat gigi depan (gigi insisivus) Bentuknya seperti sekop dengan tepi
yang lebar untuk menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus atas
lebih besar daripada gigi yang bawah.
b. Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas dan rahang bawah. Gigi ini kuat
dan menonjol di sudut mulut. Hanya mempunyai satu akar.
c. Empat gigi pre-molar/gigi molar kecil Mahkotanya bulat hampir seperti
bentuk kaleng tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu di
sebelah lidah. Kebanyakan gigi pre-molar mempunyai satu akar, bebrapa
mempunyai dua akar.
d. Enam gigi molar Merupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam
mulut digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi molar mempunyai
mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan. Ada yang mempunyai tiga,
empat, atau lima tonjolan. Gigi molar di rahang atas mempunyai tiga akar dan
gigi molar di rahang bawah mempunyai dua akar.
Aspek bukal
Aspek mesial
Aspek distal
Aspek lingual
Aspek proksimal
adanya
dimana ditemukan
kompleks
molekul
karbohidrat
kering),
14
15
Klasifikasi
Karies memiliki kedalaman yang berbeda. Derajat keparahannya
dikelompokan menjadi:
a. Karies pada email
Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila ada rangsangan yang
berasal dari makanan atau minuman yang dingin akan terasa linu.
b. Karies pada dentin
Ditandai dengan adanya rasa sakit apabila tertimbun sisa makanan.
Apabila sisa makanan disingkirkan maka rasa sakit akan berkurang.
c.
16
D1: Dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan
gigi.
D2:Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih
18
Etiologi
Teori Multifaktorial Keyes menyatakan penyebab karies gigi mempunyai
banyak faktor seperti: host atau tuan rumah yang rentan, agen atau
mikroorganisme yang kariogenik, substrat atau diet yang cocok, dan waktu yang
cukup lama.2 Faktor-faktor tersebut digambarkan sebagai tiga lingkaran yang
bertumpang tindih (Gambar 1). Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap
faktor tersebut harus saling mendukung.14
19
1. Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar
dan pit palatal insisif;
2. Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik kontak;
3. Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva;
4. Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya
plak pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodonsium;
5. Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper;
6. Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.
b. Faktor agen atau mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya
karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang
terdiri atas
kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian
menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak yang berbeda-beda. Pada
awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak
dijumpai seperti Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis,
dan Streptokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, ada juga
penelitian yang menunjukkan adanya laktobasilus pada plak gigi. Pada penderita
karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak gigi berkisar 104-105 sel/mg plak.
Walaupun demikian, Streptokokus mutans yang diakui sebagai penyebab utama
karies.14
c. Faktor substrat atau diet
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada
permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam
plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi
asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat
terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada
orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau
21
sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan
bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.14
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi bakteri mulut dan
secara langsung terlibat dalam penurunan pH. Dibutuhkan waktu tertentu bagi
plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan
mampu mengakibatkan demineralisasi email, tidak semua karbohidrat sama
derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati (polisakarida)
relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut,
sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan
meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri, sehingga
makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan
cepat sampai level yang menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap
bersifat asam selama beberapa waktu, untuk kembali ke pH normal sekitar 7,
dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu konsumsi gula yang berulangulang menyebabkan demineralisasi email.14
d. Faktor waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan
karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 648 bulan.14
Proses Karies Gigi
Proses terjadinya karies gigi diawali oleh proses pembentukan plak secara
fisiologis pada permukaan gigi. Plak terdiri atas komunitas mikroorganisme atau
bakteri yang dapat bekerja sama serta memiliki sifat fisiologi kolektif. Beberapa
bakteri mampu melakukan fermentasi terhadap substrat karbohidrat (seperti
sukrosa dan glukosa), untuk memproduksi asam, menyebabkan pH plak akan
menurun sampai di bawah 5 dalam 1-3 menit. Penurunan pH plak secara
berulang-ulang akan mengakibatkan demineralisasi pada permukaan gigi. Namun,
asam yang diproduksi dapat dinetralkan oleh saliva, sehingga pH saliva
meningkat dan berlangsungnya pengambilan mineral. Keadaan ini disebut dengan
22
Gambar 5. Pulpitis14
b. Ulkus Traumatik
Ulkus traumatik atau ulserasi adalah ulserasi akibat trauma, dapat
disebabkan kontak dengan sisa mahkota gigi atau akar yang tajam akibat proses
karies gigi. Ulserasi akibat trauma sering terjadi pada daerah mukosa pipi dan
bagian perifer lidah. Secara klinis ulserasi biasanya menunjukkan permukaan
sedikit cekung dan oval bentuknya. Pada awalnya daerah eritematous di jumpai di
bagian perifer, yang perlahan-lahan warnanya menjadi lebih muda karena proses
24
Gambar 7. Fistula14
d. Abses
25
26
27
warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar. Bahan ini lebih mahal dari
pada perak amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada gigi belakang yang
digunakan untuk mengunyah. Kaca ionomer merupakan tambalan dengan warna
yang sama dengan gigi. Bahan ini diformulasikan untuk melepaskan fluor, yang
memberi keuntungan lebih pada orang-orang yang cenderung mengalami
pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga digunakan untuk menggantikan
daerah yang rusak karena penggosokan gigi yang berlebihan.
b. Pencabutan
Keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan sudah
sukar dilakukan, maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang telah rusak
tersebut. Dalam proses pencabutan maka pasien akan dibius, dimana biasanya
pembiusan dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang dibius saja yang mati rasa
dan pembiusan pada setengah rahang. Pembiusan ini membuat pasien tidak
merasakan sakit pada saat pencabutan dilakukan.
28