Refrain
Refrain
***
**
NIKI
***
Di ulang tahun Niki yang keenam belas, Mama benarbenar menghadiahinya satu set kosmetik dengan palet
warna pastel yang sesuai untuk remaja. Tapi, Mama
tidak ingin Niki lupa, bahwa kecantikan tidak datang
dari penampilan saja, tapi juga dari hati.
***
"Eh, tau gak, hari ini ada anak baru yang masuk, lho!"
Vanya, salah satu anggota geng Helena, memutar kursi
untuk menghadap Niki.
"Terus kenapa...?"
***
ANNALISE
***
***
NATA
"Nataooo!"
***
"Yuk!"
***
"Pusing?"
***
"Nataoo!!"
"Ooo. Dia mirip sama Vidia Rossa, ya? Cantik, ya, Nat!
Mudah-mudahan dia sekelas sama kita." Tidak lama
kemudian, akhirnya Niki berhenti menyebut nama Vidia
Rossa dan mulai sibuk bercerita tentang gaya dance
baru yang diciptakannya tadi waktu latihan. Sepanjang
perjalanan dengan Niki membonceng bagian belakang
**
NATA
"Aneh, ya?" Niki bertanya dengan gemas, menariknarik rambutnya. "Mana petainya bau banget lagi."
"Kalau gue sih lebih suka sama Linny. Seksi." Yang lain
sibuk menggoda dan bersiul nakal.
***
***
***
***
"Anna!"
"Main yuk!"
***
DHANNY
***
"Nat, Kak Dhanny udah punya pacar belum sih?" Tibatiba, Niki ingin tahu.
"Mungkin putus."
***
beranjak dewasa, Dhanny mulai menemukan temantemannya sendiri, meninggalkan Nata dan Niki yang
baginya seperti anak kecil dibanding teman-teman
barunya.
***
**
FRIENDSHIP
***
"Kenapa, sih?"
Pembicaraanya tadi dengan Helena dan temantemannya mengalir keluar begitu saja dari mulutnya.
Nata berdecak tidak setuju, geram karena sejak dulu dia
tidak suka Niki bergaul dengan geng tersebut.
Menurutnya, cewek-cewek seperti Helena selalu
menganggap diri mereka lebih baik dari orang lain.
Tapi, Niki tidak terlalu menghiraukannya, karena tanpa
Helena, Niki tidak akan bisa bergabung dengan tim
cheers yang begitu diidolakannya.
***
***
***
***
Niki menjulurkan lidah. "Mendingan diomelin berjamjam, deh, daripada harus banting tulang kayak gini.
Yang menikmati juga bukan kita, tapi anak-anak yang
pulang pergi naik bus ini."
***
Lalu, dia baru menyadari kalau Niki dan Nata tidak lagi
berbicara sehingga Annalise tertawa. "Kok, kalian jadi
diam begitu, sih?"
***
"Kak Nata, hari ini kita nyanyi lagu apa?" Mereka ribut
berteriak-teriak, membuat Annalise terdorong ke
belakang.
***
POMPOM UNTUK NATA
Ki, lo di mana?
***
"R! I! O! Nata!"
***
OLIVER
Hai.
***
tersedot masuk ke dunianya sendiri, melupakan orangorang yang ada di ruangan itu dan hanya bisa
mendengar suaranya sendiri bergabung dengan tangga
nada. Ketika mendengar tepuk tengan yang
bergemuruh, rasanya seperti baru menaklukan dunia,
padahal yang ditaklukannya hanya panggung dan
dirinya sendiri.
Terus lo kasih?
Enggak.
Bagus, deh.
***
Terima kasih.
Annalise dan Dhanny tidak berkata apa-apa lagi, samasama mengetahui sesuatu tentang Niki dan Nata yang
belum mereka sadari.
***
Lagu?
Iya.
So before I go,
I wanna say
Thank you, thank you, thank you
(Thank You - Katana)
***
ES KRIM MATCHA DAN NOMOR TELEPON
***
KISS
Wish #13: segala sesuatunya untuk tidak berubah
(Nata)
Nata gondok setengah mati. Pasalnya, dari
satu jam yang lalu, yang dibicarakan Niki Cuma satu
halOliver. Setelah diantar pulang waktu itu, mereka
ternyata membuat janji untuk bertemu lagi. Kesalnya
Wajah Niki yang sedang tertidur seperti anakanak. Seperti seorang anak perempuan yang baru saja
mendapatkan lolipop kesukaanya, lalu mengisapnya
habis sampai tertidur. Seperti seorang gadis kecil yang
menyimpan senyum dalam tidurnya, dan akan bangun
bersamanya juga.
Entah apa yang membuat Nata tergugah.
Seulas senyum lembut menyelinap di wajahnya yang
biasa berekspresi keras. Dia menunduk, ragu-ragu
sejenak, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Niki dan
mengecup bibir gadis itu pelan.
Dengan wajah memerah, dia kembali ke
posisi duduknya, menyentuh bibirnya sendiri sambil
tersenyum.
***
Wish #16: melihat Niki tidak jadi pergi (Nata)
***
Klik.
***
***
Gerimis.
"Jadi gimana?"
***
FEVER
***
"Niki ada?"
"Sama."
"Bye, Oliver."
***
LOVE
Wish #21: menghindari hari valentine (Nata)
***
***
***
Pelajaran pertama dimulai dengan gaduh karena muridmurid lebih bersemangat mengenai perayaan hari
Valentine ketimbang pelajaran Kimia. Pak Marwan
mulai kewalahan mencoba menenangkan isi kelasnya.
Hari ini seluruh dunia blingsatan untuk sebuah hari
yang menurutnya tidak lebih penting dari hitungan mol
dan elektron partikel.
Helena!
Vanya!
Namun, dia hanya terpaku di mejanya, meremas eraterat surat-surat miliknya yang sama sekali tidak
menarik perhatiannya.
***
***
**
Wish #26: a cure for broken hearts (Annalise)
Boleh masuk?:
***
***
ACCIDENT
Wish #27: memenangkan kompetisi basket (Oliver)
Sender: Annalise
Ki, Nata kecelakaan. Sekarang masuk rumah sakit.
***
Oh..., ya udah.
Telepon ditutup.
***
***
Wish #30: menemani Nata di rumah sakit (Annalise)
***
Alvim mengamati perubahan raut wajah Annalise, tibatiba saja mengerti apa yang membuat gadis ini berubah
pikiran begitu saja. Digosok-gosokkannya kedua
telapak tangan yang mulai dingin karena sejuknya
malam.
***
MAMA
Mama?!
Surprise!!
***
***
PHOTOGRAPHS
***
Niki berdiri dengan serbasalah di antara hamparan fotofotoyang seharusnya tidak pernah dilihatnya, sedangkan
Nata menuruni tangga untuk mencari Annalise. Gadis
itu sedang terpaku di balik pantry dapur, dengan posisi
membelakanginya. Kedua bahu itu tampak rapuh.
Gue....,
Annalise membalas senyuman, walau matanya berkacakaca untuk sebuah penolakan yang tidak terucapkan,
namun sudah diketahuinya dengan jelas. Kamu berhak
tahu yang sebenarnya.
Friends?
***
Wish #34: telling the truth (Annalise)
Apakah Annalise pernah diam-diam mengikuti gerakgerik Nata dengan ekor matanya ketika mereka
berbicara? Sudah sejak kapan ia memendam perasaan
itu, dan bagaimana mungkin Niki tidak pernah
menyadarinya?
Annalise tidak bisa dengan jujur menjawab pertanyaanpertanyaan Niki tersebut, karena dia mengerti ada
beberapa hal yang harus Nata ucapkan sendiri pada
Niki, dan dia tidak berhak menyampaikannya untuk
Nata. Jadi, ia pun berujar bijak, Aku cukup senang kita
bisa berteman. Begitu juga dengan Nata.
Tapi, aku iri, Ki. Iri sekali sama kamu. Pikiranitu lepas
tanpa bisa ditekan.
***
***
MILAN
***
***
Annalise punya sebuah ritual sebelum tidurminum
segelas susu hangat dengan taburan bubuk sokelat dan
marshmallows di atasnya. Kebiasannya ini bermula
sejak ia sulit tidur setiap kali Mama tidak ada di rumah.
Annalise mengiyakan.
Mau cerita?
***
Wish #35: Annalise tetap tinggal (Niki dan Nata)
***
***
Nata dan Niki tetap tinggal hingga pesta selesai. Tamutamu sudah beranjak pulang, pelayang dari perusahaan
***
Mama?
***
***
**
FUTURE
Mimpi? Keinginan?
Sejak kapan kamu yakin kalau musik akan jadi citacita kamu?
***
CONFESSION
Wish #36: persahabatan yang tidak pernah berubah
(Niki)
***
***
***
**
Wish #37: kata-kata yang tidak terucapkan (Nata)
***
***
TTRAMPOLIN
***
Kami?
***
***
***
Pilihan gue foto yang ini, dan ini. Nata menunjuk dua
foto dan menyingkirkan yang lain.
untuk mengajar setiap Selasa. Dia menarik lembaranlembaran foto yang ada di dalam tasnya, mencoretkan
sesuatu di balik salah satunya, lalu menyelipkannya di
dalam kotak pos keluarga Niki.
***
Cemburu?
***
**
PROM
Wish #40: prom dress (Niki)
***
Niki?
Maaf ya.
***
***
Niki!
***
Kalian....
Ki, gue....
***
BIKE
Wish #41: menemukan Niki (Nata)
Kring kring!
Nata.
Pulang yuk.
Ayo.
***
Thanks, Nata.
**
FORGIVE
Wish #42: tertawa keras. Benar-benar tertawa. (Niki)
Terima kasih.
Zahra itu kakak kelasku, dua tahun lebih tua. Dia atlet
renang sekolah, juga juara lomba Matematika. Dia
murid kesayangan guru-guru, disukai semua orang, dan
banyak cowok yang tergila-gila sama dia. Waktu
orientasi, dia jadi mentorku, dan sejak saat itu kami
sering ngobrol. Waktu aku kelas satu SMU, Zahra
pacaran dengan salah satu guru sekolah kami. Aku
selalu bilang kalau mereka nggak akan bisa sembunyisembunyi seperti itu, tapi Zahra nggak peduli. Beberapa
kali aku mengungkapkan perasaanku sama dia, tapi
Zahra bilang aku hanya seperti adik baginya. Sampai
suatu hari, hubungan mereka ketahuan. Mereka putus,
guru itu dipecat, dan Zahra dikirim untuk sekolah ke
luar negeri oleh orangtuanya.
Oliver menarik napas dan mengembuskannya pelanpelan. Wajahnya terlihat lelah dan sedihekspresi yang
berbeda dari yang selama ini diperlihatkannya kepada
semua orang, Niki baru menyadarinya.
***
Tunggu!
Nata sedang menatapnya dengan marahitu satusatunya adjektif yang tepat untuk menjelaskannya.
***
Niki?
***
HELENA
Menjelang ujian akhir semester, tidak banyak
pertandingan basket antarsekolah yang diadakan. Hal
ini membuat jadwal latihan cheers semakin berkurang,
dan Niki bersyukur untuk itu. Kini, dia tidak lagi
bertegursapa dengan Helena. Di kelas, mereka terpisah
***
***
***
Helen?
Lo masih peduli?
Maaf.
***
SURAT UNTUK NATA
berharap dapat diterima, karena banyak sekali anakanak berbakat yang gagal masuk ke sana.
***
Nat.
Nat!
Jelek.
Jelek.
Bagus.
Jelek.
Karena Niki?
Dia udah dewasa, Nat. Dhanny melanjutkan seakanakan dia bisa membaca penjelasan dalam kepala Nata
dengan gamblang. Membuat pilihan bukan berarti
harus meninggalkan salah satu. Kamu masih bisa
memiliki keduanyapersahabatan dan cita-cita.
***
***
***
***
***
DEPARTURE
Buru-buru, Niki menyusut air matanya, berharap temantemannya tidak akan mempermasalahkannya lebih
lanjut. Tapi, Nata meletakkan tumpukan pakaian yang
telah dilipat rapi, berjongkok di hadapannya dan berkata
dalam nada lembut yang jarang digunakannya.
Hai.
Hei.
Sivia orang yang tegas. Dia bilang ada tiga jenis orang
di dunia ini; orang yang memiliki mimpi lalu memilih
untuk mengejarnya sampai dapat, orang yang memiliki
mimpi, tapi tidak melakukan apa-apa untuk
menjadikannya nyata, dan orang yang sama sekali tidak
mempunyai mimpi. Sejak kecil, dia tahu kalau dia akan
pergi jauh dari sini, dan aku nggak bisa berbuat apa-apa
selain membiarkannya pergi.
***
Gue juga.
***
***
Gue akan segera pulang. Dan, saat itu, gue gak akan
melepaskan lo lagi.
***
***
***
EPILOG
"Hei, Anna!"
***
"Nata."
***
***
Plain melodies
Simple guitar chords
Your humming to my song
Lyrucs of the heart
***