V. PROSEDUR KERJA
1. Mengukur 150 mL larutan I2 jenuh dalam CHCl3. Kemudian memasukkan dalam
corong pisah. Menambahkan 100 mL aquades kemudian di kocok dan diamkan,
tunggu sampai tercapai kesetimbangan
2. Memisahkan lapisan atas dan bawah. Masing-masing lapisan dipipet 5 mL,
memasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian dititrasi dengan larutan natrium
tiosulfat. Mengulangi sebanyak tiga kali. Mencatat volume tiosulfat yang diperlukan
pada kedua titrasi tersebut.
V Na2S2O3 0,1 N
0,5 mL
0,5 mL
0,5 mL
V Na2S2O3 0,1 N
18,5 mL
18,0 mL
18,7 mL
= 0,1 N
VI 1 Na2S2O3
= 0,5 mL
VI 2 Na2S2O3
= 0,5 mL
VI 3 Na2S2O3
= 0,5 mL
VII 1 Na2S2O3
= 18,5 mL
VII 2 Na2S2O3
= 18,0 mL
VII 3 Na2S2O3
= 18,7 mL
Dit : KD dari I2 . . . ?
Peny : a. Erlenmeyer I
b. Erlenmeyer II
c. Erlenmeyer III
VIII. PEMBAHASAN
Prinsip dasar percobaan ini yaitu distribusi zat terlarut I2 ke dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur yaitu ait dan kloroform, dimana menurut hukum distribusi Nerst, jika ke
dalam sistem dua fasa cair yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut
dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Perbandingan
konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu ketetapan pada
suhu tetap. Tetapan tersebut adalah tetapan distribusi atau koefisien distribusi (KD).
Pada percobaan, larutan jenuh I2 dalam CHCl3 ditambahkan dengan aquades yang
merupakan pelarut yang tidak saling campur dengan CHCl3 dan diperoleh dua lapisan.
Adanya perbedaan kepolaran antara iar dan CHCl3 dimana air bersifat polar sedangkan
CHCl3 bersifat nonpolar sehingga terbentuk dua lapisan, dimana lapisan atas merupakan air
dan lapisan bawah adalah kloroform. Hal ini disebabkan karena massa jenis air yakni 1 g/mL
lebih kecil dibandingkan massa jenis kloroform yakni 1,48 g/mL sehingga air berada pada
lapisan atas dan lapisan bawahnya adalah kloroform. Kemudian dikocok agar I2 terdistribusi
dengan maksimal ke kloroform dan air, lalu dipisahkan dan dititrasi dengan Na2S2O3 serta
mencatat volume Na2S2O3 yang dipakai hingga tercapai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna. Pada lapisan air dari warna orange menjadi bening
sedangkan pada lapisan kloroform dari warna ungu menjadi bening. Berdasarkan analisis
data, diperoleh KD1 = 0,02676, KD2 = 0,02750 dan KD3 = 0,02646. Artinya iod yang
terdistribusi ke fase air lebih banyak dibandingkan iod yang terdistribusi ke fasa organik
(CHCl3). Adapun rekasinya yaitu :
2S2O32- + I2 S4O62_ + 2I2Na2S2O3 + 2I- .> Na2S2O6 + 2NaI
2. Saran
Dalam percobaan ini, seharusnya cara pengocokan kosntan (satu arah) sehingga iod
dapat terdistribusi sempurna dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Ekstraksi. http://www.chem-istry.org/materi-kimia/kimia_industri/teknologi_proses/ekstraksi/.
Diakses pada tanggal 30 Mei 2012.
Soebagio, dkk. 2000. Kimia Analitik II (JICA). Malang : Universitas Negeri
Malang.
Takeuchi, Yoshito. 2009. Metode Pemisahan Standar. http://www.chemis-try.org/materikimia/kimia_dasar/pemurnian_material/metode_pemisahan_standar
/. Diakses pada tanggal 30 Mei 2012.
Tim Dosen Kimia Fisik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. makassar :
Universitas Negeri Makassar.
Vogel. 1986. Buku Teks Analisis Secara Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.