“KETIKA RAMBUTMU TERURAI”

Ketika rambutmu terurai......

Sekilas nampak berbinar wajah anggunmu
Semaikan impian yang terus pancarkan keraguan
Tatapan matamu yang penuh kebimbangan
Hela segala nafas tuk coba pecahkan….,

Sayang…, aku hanya bisa memandang,

Itupun hanya berjarak beberapa depa…
Dan pandangan itu berlalu begitu saja,
Seiring laju mobil GS kala itu….,
Aku tahu dan merasakan dirimu diantara bimbang…

Tatapan mata itu telah meluluhkan..

Segala keinginan tentangmu terobati.,
Segala ambisi tuk bertemu terlampiaskan ,
Dan segala kecemasan yang meradang, hilang tersibak..,
Begitu mataku menatap dirimu,

Diantara bulir-bulir makna penantian yang panjang ,

Yang entah…,tak dapat kupungkiri ,
Aku tak sanggup melupakanmu…,
Melupakan keluguan yang kau miliki..,

Dan kerinduan ini ….

Terus menggelayuti..,seiring tatapan matamu yang tajam,
Yang selalu kunantikan dalam setiap helaan nafas panjang..,
Dalam setiap jam saat dirimu melewatiku….,

Dan ketika rambutmu terurai ,tanpa jilbab kala itu..,

Seraya anggun parasmu menembus hatiku…,
Ohh….,jagat dewa bathara ,dekatkanlah satu hasta senyumnya,.
Untuk ku .., ya.. untukku….
Sebab ditepian sepi aku menanti, agar tak sia-sia aku berdo’a

Karena aku tak bisa melupakanmu…….,

Melupakn parasmu yang menggelayutiku..,
Dalam setiap diamku.,
Dan kerinduan ini….,

12 january 2010
(puisi awal tahun baru)

jelata susa 96
 “MERINDUKANMU”

Merasakan kerinduan tentangmu,

Terasa sayatan sembilu menyisir kulit ari,
Peedih tak terlampaui sakitnya bertubi....
Melesak menembus denyut nadi paling terdalam,

Engkau tahu yang kurasakan,...

Andai engkau tahu rinduku padamu..
Terasa beribuan jarum bergantian menancap-nancap..
Tanpa pemberhentian barang sedetik pun,

Rambutmu yang terurai,bibirmu yang merona,

Suaramu yang menggetarkan jiwa menelusup menyeringai...,
Dan jantungku mulai berdegup kencang...,
Bila mulai merindukanmu...

Menggigil raga menghentikan saluran denyut nadi...

Bergetar bergolak terkoyak-koyak,..luluh bertubi..,
Oh.....andaikan dirimu tahu..,rinduku..padamu...