Anda di halaman 1dari 3

Hai. Kemarin kamu sedang bersedih, tapi seperti biasa, kamu bisa menyembunyikannya dengan tawa.

Iya itu karena dia, salah satu pria yang pernah memasuki benakmu saat itu. Iya, laki-laki yang keluar masuk di kepala dan hatimu kan tidak banyak, hanya beberapa, pasti kauingat yang kumaksud siapa, dan lalu saat detik matamu terpaku pada barisan aksara ini, kau sembari tertawa akan melihat sosok pasangan yang membahagiakanmu, yang akan selalu menyayangimu, melindungimu, selamanya. Amin. Kenapa ya aku kita sering begini? Kemarin aku pikir aku sudah berlari jauh meninggalkan sakit itu, tapi ternyata aku hanya seperti berlari di atas threadmill. Aku masih di posisi yang sama. Keingintahuan itu terkadang menyakitkan, keingintahuan akan orang yang tidak tahu ada kita yang mengawasinya dari kejauhan. Pura pura lupa berkali-kali tidak membawaku pada amnesia. Pura pura sudah sembuh tidak membawaku pada tidur yang nyenyak Pura pura tidak menangis tidak membawaku pada senyum yang berkepanjangan. Entah kenapa kutuliskan surat ini, mungkin sebagai pengingat, bahwa aku, kita, pernah mengalami hal yang berat sebelum bertemu orang yang meringankan segalanya dalam sisa perjalanan. Katakan padanya, dapat salam dariku, kamu di masa lalu. Katakan, aku sungguh ingin memeluk dia sekarang, saat ini dan mendengarnya berkata " Ada aku, semua akan baik baik saja". Aku tahu mungkin bukan sekarang saat yang tepat bertemu dia, dan aku akan sabar menunggu hingga detik itu tiba. Dia akan menjadi penampung semua peluk & tissue atas semua air mata, ya kan? Salam dariku, untukmu, untuknya. Kalian pasti sedang dan akan terus berbahagia. Kau tahu nadiku mendenyut cinta sejak pertama kita bertatap mata dan memutuskan berjalan bersama. Waktu telah merencanakan kita, bertatap muka di persimpangan. Dan lalu kita beriringan memilih satu jalan, denyut cinta ada di setiap genggaman. Aku pernah bilang kalau ada yang memberiku denyut cinta, katakan saja. Ketuk saja pintuku, siapa tahu terbuka. Dan kala itu, tepat ketika aku mati suri, kau sang pembawa denyut cinta mendekatiku, berdiri di sampingku dan jantungku tanpa ragu menerima itu. Denyut cinta melubangi jantungku sendiri. Terganti oleh hadirmu yang memacu seluruh fungsi tubuhku. Denyut cinta merajalela. Setiap usapan di anak rambutku. Untuk setiap sidik jari yang membekas di telapakku. Percayalah, nadiku mendenyut cinta Ketika kuracik hangat kopi setiap pagi sembari melihat siluet mu di terasku, setiap adukannya denyut cinta merajai jiwa. Ketika kita berbagi setangkup roti bersamamu setiap pagi, dan denyut cinta menjajahi. Aku merasa cukup, cukup yang sempurna. Saat senyummu mendesir bulir darahku. Terekam. Menadi sampai mati, denyut cinta mendominasi Saat dalam kelam, aku membaca lagi sms yang kau kirimkan, kubaca ulang selama ribuan malam. Masihku merona dalam denyut cinta

Kala sorotmu, menelanjangi parasku, jutaan kali setiap malam, sebelum kita tenggelam dalam mimpi yang terdalam. Dalam setiap kedipan, aku mendenyut cinta Denyut cinta, mendetak, melemah, berhenti, mati. Kala kau pergi, berjarak miliaran centi. Denyut cinta detak rindu debaran kasih gejolak cumbu kurasa semua itu, membalutku. Bersamamu. Denyut cinta menemani debar jantungku. Semoga berdetak. Sampai akhir, yang paling akhir. Semoga setelah ini denyut cinta ku bernyali. Menyeretku di hadapanmu. Mengucap janji, sehidup, semati, dalam bingar dan sepi. Karena aku berdenyut cinta dan engkaulah nafasnya"

Jakarta, 14 Agustus 2010 bernafas dan bernadi. masih.

Kepada senyawaku Hai sayang, saat kau membaca surat ini. Ya, tentu saja aku sudah bersamamu. Membuatkanmu kopi tiap pagi, menyiapkan sarapan ,dan merapikan bajumu, dan segala tindakan menyenangkan lain. Tahukah kamu, saat ini apa yang kurasakan? Ya Saat ini aku memang sedang berada di sebuah persimpangan dan lalu menempuh jalan yang sama hingga merenta dan menutup usia. Aku di saat ini belum tahu seperti apa rupamu, apakah kau mancung atau pesek. Tapi yang jelas, ketika kau membaca ini, sungguh aku tak peduli. Hidungmu, nafas yang keluar dari situ sudah menjadi bagian dari nyawaku. Aku di saat ini mungkin belum tahu jelas bagaimana suaramu, tapi aku yakin saat kau baca surat ini. Suaramu adalah nada terindah yang kuingin selalu tertiup di telingaku. Aku di saat ini mungkin belum tahu bagaimana bentuk matamu, tapi aku yakin saat kau baca ini. Matamu adalah pnacaran sinar, yang menerangkan setiap langkahku. Oh, kekasih hati sampai mati. Saat aku menulis ini, aku memang masih sendiri, tapi tak mengapa. Aku menikmati rasa ini, karena akan ada ribuan hari yang akan kujalani dengan tak sendiri nanti. Ya, bersamamu tentunya. Sedetik kutunggu, selangkah kau mendatangiku. Bersamaan itu, kusiapkan hati agar kau tahu. Aku selalu menjaganya hatihati. Untukmu. Saat kau membaca ini. Kau, satu-satunya yang kutunggu. Terima kasih atas segala waktu yang terlewati. Aku mencintaimu, dari dulu, kini, dan nanti. Salam sayang, dariku kini. Senyawamu, bertahun-tahun lalu. NB: Selesai kau baca ini, ciumlah aku :-)

Life's a problem. Selama kita hidup, selama itu juga kita akan menghadapi masalah. Hanya orang mati yang tidak punya masalah.

Disadari atau tidak, hidup kita di dunia sebenarnya adalah akumulasi dari jutaan masalah. Kita hidup untuk memecahkan berbagai masalah dan dalam proses pemecahan masalah-masalah itu, terkadang kita pun menciptakan masalah-masalah baru. Selalu ada kekhawatiran dalam hidup. Seiring bertambahnya usia, bertambahnya kedewasaan, berubahnya pola pikir, sudut pandang kita dalam menghadapi masalah pun berubah. Semakin dewasa, semakin banyak masalah yang harus kita selesaikan. Semakin bertambah pula kekhawatiran yang kita punya.

Hakuna Matata. It means "No worries, for the rest of your days".

Seperti layaknya manusia lainnya, aku pun hidup dengan banyak masalah hidup. Kekhawatiran sudah seperti santapan hidup sehari-hari. I spend most time of my time worrying about my study, money, n relationships. Padahal seharusnya, kita tidak perlu khawatir terhadap masalah yang muncul di dalam hidup kita. Walaupun masalah yang kita hadapi itu kadang membuat kita ingin berteriak, tapi apakah harus kita sesali, cemaskan, atau bahkan takuti? Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, dan bila tak ada jalan keluar maka tidak ada masalah. Kok begitu? Karena jika tak ada jalan keluar maka, kita harus belajar hidup dengan masalah itu. Menerapkan hakuna matata dalam kehidupan sehari-hari mungkin tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tapi tidak mudah bukan berarti tidak mungkin, kan? Hakuna Matata.

Anda mungkin juga menyukai