Anda di halaman 1dari 29

DUNIA MEMBACA RISALAH NUR

Pengarang Risalah Nur


Badiuzzaman Said Nursi
Selayang pandang Riwayat Hidup dan Karya-karyanya
Apa itu Risalah Nur?
Risalah Nur adalah argumen yang luar biasa dan tafsir
yang sangat berharga terhadap Al-Quran al-Karim. Ia juga
merupakan sebuah kilatan yang memukau dari
kemukjizatan maknawi Al-Quran, setetes dari samudera AlQuran, secercah cahaya dari surya Al-Quran, sebuah
hakikat yang terilhami dari khazanah ilmu hakikat. Risalah
Nur juga merupakan terjemahan maknawi yang bersumber
dari limpahan makna Al-Qur'an.

Pengantar
Badiuzzaman Said Nursi hidup sezaman dengan Sultan
Abdul Hamid II di penghujung masa kesultanan Turki
Usmani yang tak lama kemudian runtuh. Beliau juga
menyaksikan musuh-musuh Islam bersatu untuk
menumbangkan Khilafah Usmaniyyah. Setelah berhasil
menurunkan Sultan Abdul Hamid dari kesultanannya, para
politisi dari ttihat ve Terakki Cemiyeti (Komite Persatuan
dan Kemajuan) mengukuhkan Muhammad Rasyad sebagai
sultan dan selanjutnya menyeret Turki Usmani ke dalam
Perang Dunia I tanpa alasan yang jelas. Hal inilah yang
pada akhirnya memecah belah dan menghancurkan
Khilafah Usmaniyyah. Para pemimpin ttihat ve Terakki
Cemiyeti kemudian hengkang ke luar negeri meninggalkan
umat merasakan pahit-getirnya akibat perang yang
membuat negara-negara Islam berada di bawah tekanan
kekuatan tentara asing. Sultan Muhammad Wahiduddin
kemudian datang di saat negara sedang menderita kalah
perang. Inggris, Yunani, Italia dan Armenia telah
menguasai beberapa wilayah Turki, bahkan Istambul
sendiri berada di bawah pendudukan Inggris. Sejatinya,
Sultan telah menjadi tawanan Inggris. Bangsa Turki tak
lagi memiliki sesuatu kecuali keimanan mendalam yang
mampu menantang angin taufan serta untuk menghindari
serangan para musuh dan penjajah.

Akhirnya Bangsa Turki kembali bangkit menghimpun


kekuatan yang masih tersisa dan akhirnya memutuskan
perang pembebasan melawan para penjajah yang
kemudian dikenal dengan "Perang Kemerdekaan".
Namun, ketika situasi menjadi stabil dan para penjajah
berhasil diusir, muncullah sikap permusuhan yang frontal
terhadap Islam serta usaha-usaha serius untuk menghapus
keimanan yang telah kokoh dari jantung umat.
Di sinilah, dalam titik balik sejarah yang genting dalam
perjalanan kehidupan umat dan di tengah angin taufan
yang mampu mengguncang kehidupan sosial secara
menyeluruh, tampillah Badiuzzaman untuk memikul obsesi
umat dan mengemban misi penyelamatan iman umat Islam
di mana ia telah nazarkan diri untuk tujuan itu, jauh dari
gegap gempita kehidupan politik. Ia kemudian
menghabiskan waktu dengan menuliskan karya Risalah
Nur-nya dan menyebarkannya dalam kondisi yang serba
sulit demi menyiapkan sebuah masyarakat islami yang
utuh dan sarat vitalitas dan keimanan.
Kelahirannya
Di awal abad hijriyah yang lalu, 1293 H/1877 M di
kampung Nurs yang terletak di Tenggara Turki sekarang
ini, seorang anak terlahir dari orangtua yang terkenal
wara' dan sangat ideal di kampung tersebut, yang diberi
nama Said.
Masa Menuntut Ilmu
Said kemudian memasuki sejumlah madrasah dan
lembaga-lembaga pendidikan yang tersebar di seputar
kampungnya, Nurs. Ia pun segera menguasai semua ilmu
pengetahuan yang berkembang saat itu. Hingga akhirnya,
ia tidak menemukan guru yang dianggap memenuhi hasrat
pencarian ilmunya di madrasah yang ditujunya. Oleh
karena itu, ia hanya tinggal sementara di setiap madrasah
yang didatanginya. Sebab ia senantiasa tergugah untuk
menggali ilmu pengetahuan yang benar. Dia berpindahpindah dari satu madarasah ke madrasah yang lain, dan
dari seorang alim ke alim yang lain. Ketika ia tidak bisa
lagi menemukan sesuatu yang dapat menambah wawasan
keilmuannya dari para guru tersebut, ia pun menggali ilmu
pengetahuan itu dengan usahanya sendiri. Ia melahap

kandungan kitab-kitab yang tersedia di zamannya semisal


tafsir, hadits, nahwu, ilmu kalam, fiqh maupun mantiq. Di
sisi lain, daya hafalnya sungguh luar biasa. Ia sengaja
menghafal di luar kepala semua ilmu pengetahuan yang
dibacanya. Hingga ia berhasil menghafal hampir 90 judul
buku referensial. Setelah itu, ia telah memiliki kesiapan
-berkat berbagai ilmu pengetahuan yang dikuasainya sejak
awal- untuk memulai munzarah (adu argumentasi dan
debat) dengan para ulama. Beberapa forum munzarah
telah dibuka, dimana ia telah berdebat dengan banyak
tokoh pembesar dan ulama di beberapa kawasan, di mana
ia selalu tampil menang. Hal itu membuat popularitasnya
semakin melejit.
Pada tahun 1314 H/1897 M dia mengunjungi kota Van.
Di sana ia mempelajari dengan tekun berbagai ilmu seperti
matematika, falak, kimia fisika, geologi, filsafat dan
sejarah. Ia mendalaminya hingga mampu untuk mengarang
buku dalam beberapa disiplin itu. Akhirnya dia digelari
Badiuzzaman (Keajaiban Zaman) sebagai bentuk
pengakuan para ulama terhadap kejeniusan, ilmu dan
bacaannya yang sangat kaya dan luas.
Berita Yang Membuatnya Tidak Bisa Tidur
Dalam situasi itu, tersebar di beberapa koran lokal
bahwa Menteri Koloni Inggris menyatakan di depan para
anggota Dewan Parlemen Inggris: "Selama Al-Quran
masih berada di tangan kaum muslimin, maka kita tidak
bakal mampu menguasai mereka. Tidak ada pilihan lain
bagi kita kecuali menghapusnya dari wujud atau
memutuskan hubungan antara Al-Quran dan umat Islam."
Berita ini benar-benar menguncang jiwa Said dan
membuatnya tak bisa tidur. Nursi pun mengatakan pada
orang disekelilingnya: "Akan kubuktikan pada dunia bahwa
Al-Quran adalah matahari maknawi yang sinarnya tak
pernah redup bahkan mustahil dipadamkan".
Ia pun segera menuju Istambul pada tahun 1325
H/1907 M dan mengajukan kepada Sultan Abdul Hamid II
sebuah proyek pembangunan Universitas Islam di Anatolia
Timur yang dinamainya dengan Madrasah Al-Zahr
(Medresetuz Zehra) mengikuti sistem pendidikan
Universitas al-Azhar, Kairo yang mengemban misi
penyebaran hakikat-hakikat Islam yang memadukan

pendidikan agama dan ilmu-ilmu modern. Beliau


mengatakan: "Ilmu-ilmu agama adalah lentera hati,
sementara ilmu-ilmu modern adalah cahaya akal. Ketika
dipadukan, kebenaran akan tersingkap jelas hingga obsesi
seorang pelajar akan tergugah dan melambung tinggi
dengan kedua sayap itu, namun ketika terpisah, maka akan
lahir fanatisme pada yang pertama dan timbul keraguan
pada yang kedua."
Pada tahun 1329 H/1911 M, Nursi melakukan
perjalanan ke negeri Syam. Beliau mengadakan pertemuan
dengan para tokoh dan ulamanya. Ketika mengetahui
tingkatan pengetahuan dan ketokohannya, para warga
Syam menyimak pidatonya dengan penuh perhatian yang
telah direkam oleh zaman di Jami al-Umawi yang masyhur
itu di tengah ribuan jemaah. Pidato tersebut dikenal
diantara karya peninggalannya dengan al-Khutbah alSymiyyah (Khutbah Damaskus). Pidato tersebut berisi
penyakit-penyakit yang melanda umat Islam dan sebuah
rancangan strategi politik dan sosial yang komprehensif
untuk mengatasi permasalahan umat Islam.
Pembelaan Yang Sangat Berani Di Depan
Pengadilan Militer
Badiuzzaman Said Nursi merupakan salah satu diantara
mereka yang digiring ke tiang gantungan pasca insiden 31
Maret. Padahal dalam peristiwa itu, ia hanya berperan
sebagai peredam suasana. Ia justru menasehati para
tentara untuk kembali patuh dan menghargai komando
para perwira atasan mereka. Bahkan Nursi telah
menyampaikan beberapa pidatonya berkenaan dengan hal
itu. Beliau mengatakan di Pengadilan Militer Umum saat
insiden 31 Maret terjadi:
"Saya adalah pelajar ilmu syariah. Oleh karena itu, saya
menimbang segalanya berdasarkan syariah. Islam adalah
satu-satunya agamaku. Dengan demikian, saya menilai dan
memandang segalanya lewat kacamata Islam. Ketika
berdiri menyambut alam barzah yang kalian sebut sebagai
penjara sambil menunggu di halte eksekusi, kereta yang
akan mengantarku ke alam akhirat, saya menyampaikan
kritikan-kritikan terhadap apa yang terjadi dalam
masyarakat sosial berkenaan dengan beberapa kondisi
kesewenang-wenangan. Pernyataanku itu tidak ditujukan
kepada kalian saja, namun aku tujukan kepada seluruh
umat manusia di era sekarang ini. Kebenaran telah

tersingkap dari balik kuburan hati, dengan jelas tanpa


sehelai benang yang menutupinya, berdasarkan ayat mulia:

"Hari ketika rahasia-rahasia tersingkap".( QS. Al-Thariq: 9)
Sementara orang asing tidak diperbolehkan untuk
melihatnya. Dengan penuh kerinduan saya telah siap untuk
melakukan perjalanan menuju akhirat, saya telah siap
untuk pergi ke akhirat bersama mereka yang mati di tiang
gantungan. Sebelumnya pemerintah memusuhi akal
manusia di masa tirani, namun sekarang ini pemerintah
memusuhi kehidupan. Jika pemerintah memiliki logika
seperti itu, maka hiduplah kegilaan, hiduplah kematian dan
hiduplah neraka tempat tinggalnya para tiran.
Sejak dulu saya bercita-cita diberi kesempatan untuk
menjelaskan pemikiranku, tapi ternyata pengadilan umum
ini telah menjadi tempat terbaik untuk menyebarkannya.
Pada hari-hari pertama investigasi, mereka bertanya
kepadaku sebagaimana mereka bertanya kepada yang lain:
"Bukankah engkau juga menuntut diterapkannya syariah?"
Saya berkata: "Andai saya memiliki seribu nyawa, maka
tentu saja saya siap mengorbankannya demi satu hakikat
kebenaran syariah, karena syariah adalah kunci
kebahagiaan. Ia adalah keadilan sejati dan kemuliaan. Yang
saya adopsi adalah syariah yang benar bukan seperti yang
dituntut oleh para pemberontak."

Selanjutnya jatuhlah vonis bebas untuk Badiuzzaman


Said Nursi dari pengadilan menakutkan yang telah
mengeksekusi puluhan nyawa di tiang gantungan.
Nursi; Seorang Komandan Milisi Sekaligus
Mufassir
Dengan meletusnya Perang Dunia I, Badiuzzaman
segera bangkit di garis terdepan para mujahidin. Beliau
menyusun beberapa regu milisi sukarelawan dari beberapa
muridnya. Bersama mereka, Nursi membela mati-matian
bangsa dan negaranya di front Kaukasia. Beliau akhirnya
terluka pada beberapa pertempuran melawan Rusia,
kemudian tertawan dan digiring dalam keadaan setengah
mati ke Kosturma di barat daya Rusia, dimana beliau
menghabiskan waktu dua tahun empat bulan, hingga Allah
SWT mentakdirkannya lolos ketika Revolusi Bolshevik
pecah. Nursi kemudian kembali ke Istambul dan disambut
hangat oleh Khalifah, Syaikh al-Islam, Panglima Perang
dan para pelajar agama. Beliau kemudian dianugerahi
medali militer. Turki Usmani kemudian memberikannya

beberapa jabatan yang semuanya ditolak, kecuali yang


diberikan oleh Dinas Militer dalam keanggotaan Darul
Hikmah al-Islamiyah yang memang tidak diberikan, kecuali
untuk pemuka alim ulama. Pada masa inilah beliau
menerbitkan karangan-karangannya yang ditulis dalam
bahasa Arab, diantaranya: tafsirnya yang sangat berharga,
Isyrtul I'jz f Madhn al-jz yang ditulisnya di tengah
berkecamuknya perang, dan al-Matsnaw al-Nr.
Tikaman Yang Mematikan
Setelah masuknya penjajah di Istambul, Nursi merasa
bahwa sebuah tikaman tajam telah diarahkan ke jantung
dunia Islam. Sudah tentu beliau termasuk orang yang
berdiri di garis terdepan menantang penindasan dan
kekalahan. Beliau segera menerbitkan bukunya alKhuthuwt al-Sitt (Enam Langkah), dimana beliau
membakar semangat para warga Turki dan menyusun
strategi untuk menghapus kehinaan dan keputusasaan
yang diakibatkan oleh kekalahan Turki Usmani dan umat
Islam secara umum.
Pada titik balik sejarah yang sangat penting ini (sejak
tahun 1922 M) berbagai undang-undang dan keputusan
telah dirancang dan disetujui untuk mencerabut Islam dari
akar-akarnya dan untuk memadamkan kobaran api
keimanan dalam jiwa umat yang telah menancapkan panji
Islam sepanjang enam abad lamanya. Akhirnya, Kesultanan
Turki Usmani dihapus pada tanggal 1 November 1922,
kemudian diikuti dengan penghapusan sistem khilafah
pada tanggal 3 Maret 1924.
Selanjutnya, pendidikan di seluruh madrasah dilarang,
aksara Arab diganti dengan aksara latin, azan dan iqamat
dilarang dalam bahasa Arab. Berbagai usaha yang
menggantikan Al-Quran dengan terjemahan dalam ibadahibadah ritual. Segala bentuk aktifitas dan kegiatan untuk
kepentingan Islam dilarang. Penerbitan buku-buku islami
juga dilarang. Disamping itu, masyarakat dipaksa untuk
menggunakan pakaian ala Eropa. Kaum pria harus
memakai topi ala Eropa dan wanita harus berpakaian
terbuka ala Barat. Pengadilan-pengadilan sengaja didirikan
untuk menebar perasaan takut dan teror di seantero Turki.
Tiang-tiang gantungan dipatok untuk para ulama dan
orang-orang yang ingin memprotes rezim pemerintahan

yang berkuasa. Akhirnya, suasana yang mencekam dan


teror mewarnai atmosfer seluruh penjuru negeri. Sampaisampai orang muslim menyembunyikan Al-Quran dari
para pejabat dan aparat negara. Sementara pers sangat
aktif menghembuskan amarah dan penghinaan terhadap
agama, hingga tersebarlah buku-buku ateisme.
Jadikan Kiblat Itu Satu Yaitu Al-Quran
Said Nursi menggambarkan kondisi spiritual dan
perubahan pemikiran yang terjadi pada dirinya sejak 30
tahun lalu sebagai berikut:
"Pukulan keras telah menghantam kepala Said lama yang
sedang alpa. Ia kemudian berfikir bahwa kematian adalah
sebuah kebenaran. Nursi menemukan dirinya tenggelam
dalam rawa-rawa, ia berteriak meminta pertolongan,
mencari jalan dan penolong yang akan menuntunnya. Ia
berdiri di persimpangan jalan dengan penuh
kebimbangan. Lalu dia mengambil Kitab Futh al-Ghab
karangan Abdul Qadir Jailani dan dibukanya dengan
penuh harapan. Kemudian beliau menemukan ungkapan
berikut ini di hadapannya, "Engkau di Darul Hikmah alIslamiyah, maka carilah dokter yang akan menyembuhkan
penyakit spiritualmu. Maha Suci Allah! sungguh
menakjubkan, ketika itu saya adalah anggota Darul
Hikmah al-Islamiyah, saya datang seperti seorang dokter
yang ingin mengobati luka umat Islam, padahal
penyakitku jauh lebih parah dan lebih membutuhkan
pengobatan ketimbang yang lain. Seorang penderita
terlebih dahulu harus mengobati dirinya sebelum
mengobati yang lain.
Ya, demikianlah Syekh mengatakan kepadaku, "Engkau
lagi sakit, carilah dokter yang dapat mengobatimu." Maka
aku berkata, " Jadilah dokter saya, wahai Syeikh.
Saya pun mulai membaca buku tersebut dan seakan buku
itu ditulis khusus untukku. Ia sangat keras
menghancurkan rasa kebanggaan dalam diri saya. Ia telah
melakukan operasi yang sangat dalam pada jiwaku. Saya
tidak sanggup, karena menganggap kata-kata itu
dialamatkan kepadaku.Ya, demikianlah saya membacanya
hingga separuh, dan tidak mampu untuk
menyelesaikannya. Lalu saya letakkan kembali buku itu di
rak. Setelah beberapa waktu berlalu, saya merasakan
bahwa rasa sakit itu sudah reda, sebaliknya kenikmatan
menggantikannya. Kemudian saya kembali membaca buku
tersebut yang merupakan milik ustad pertamaku. Saya
menimba banyak pelajaran darinya. Saya telah
mendengarkan wirid-wirid dan munajatnya, sehingga
mendapatkan kelimpahan.

Setelah itu, saya menemukan kitab " Maktubat" karya


Imam Rabbani Ahmad al Faruqi al- Sirhindi, pembaru
milenium II. Kubuka dan kudapatkan sebuah keanehan.
Dalam dua risalah yang terdapat pada kitab itu,
tercantum kata Mirza Badiuzzaman, saya pun merasa
risalah itu ditujukan kepadaku, karena nama ayahku
adalah Mirza, sementara kedua surat itu ditujukan kepada
Mirza Badiuzzaman. Maka saya katakan, "Maha Suci
Allah! surat-surat ini ditujukan kepadaku, karena gelar
Said Lama adalah Badiuzzaman. Padahal saya tidak
mengetahui seorang ulama terkenal dengan gelar ini
kecuali al Hamadani yang hidup pada abad ke-4 Hijriah.
Maka, pasti ada orang lain yang sezaman dengan Imam
Rabbani al Sirhindi yang bergelar seperti ini. Sudah pasti
kondisinya mirip dengan kondisiku, sehingga aku
menemukan obatku dalam dua surat tersebut.
Imam Rabbani menegaskan dalam dua surat tersebut dan
di beberapa risalah lainnya yaitu: 'Jadikan kiblat itu satu,
artinya pilih satu imam dan jangan sibuk dengan yang
lain.'
Ketika itu nasehat tersebut tidak sesuai dengan kesiapan
dan kondisi spiritualku. Saya mulai berpikir dengan
mendalam: 'Siapa yang akan saya ikuti? Saya ikut dengan
yang ini atau yang itu. Saya benar-benar bingung, sebab
keduanya memiliki keistimewaan dan daya tarik. Olehnya
saya tidak sanggup dengan hanya memilih salah satunya.'
Ketika saya dilanda kebingungan ini, tiba-tiba sebuah
ilham dari Allah SWT yang Maha Penyayang terlintas
dalam hati dan membisikku:
'Sungguh awal dari beragam jalan ini dan sumber dari
semua aliran ini serta matahari bagi planet-planet ini
adalah Al-Quran al-Hakim. Maka satu-satunya kiblat yang
sejati adalah Al-Quran. Al-Quran adalah pembimbing
(mursyid) yang agung dan guru yang paling suci. Maka
saya berpegang teguh pada Al-Quran.'
Pada dasarnya kemampuanku yang serba kekurangan ini
tidak mampu mereguk limpahan dari sang pembimbing
sejati yang merupakan sumber mata air yang
membangkitkan semangat hidup, namun berkat limpahan
itu sendiri, kami sanggup menjelaskan limpahan air
kehidupan itu kepada pemilik hati yang bersih (ahli qalb)
dan pemilik kondisi kondisi maknawi yang baik (sahib ul
hal) yang sesuai dengan tingkatannya.Jadi, Risalah Nur
yang bersumber dari Al-Quran tidak hanya masalah
rasional dan ilmiah semata, tapi juga masalah keimanan
yang bersifat qalbi, rohani dan hal . Ia adalah ilmu teologi
(ketuhanan) yang murni dan agung.

Kemudian, berbagai pemberontakan dan

ketidakstabilan terjadi di dalam negeri. Semuanya dapat


dibungkam oleh pihak rezim berkuasa. Meskipun
Badiuzzaman tidak terlibat dalam pemberontakan, beliau
dibuang dan diasingkan bersama banyak orang ke Anatolia
Barat pada musim dingin 1926. Kemudian, beliau dibuang
lagi seorang diri ke sebuah daerah terpencil yaitu Barla.
Lahirnya Risalah Nur
Nursi menjelaskan proses lahirnya Risalah Nur sebagai
berikut:
"Saya mencurahkan dan mengarahkan semua obsesi dan
waktu untuk men-tadabburi makna Al-Quran al-Karim.
Kehidupan Said Baru telah saya awali. Takdir telah
menarik saya dari satu kota ke kota yang lain. Dalam
keadaan seperti itu, lahirlah dari hati yang paling dalam,
makna-makna yang bersumber dari limpahan-limpahan AlQuran saya mendiktekannya kepada orang-orang yang
ada di sekelilingku. Risalah-risalah itulah yang disebut
dengan Risalah Nur. Ia benar-benar bersumber dari nur
(cahaya) Al-Quran . Oleh karena itu, nama ini terlahir
dari lubuk hati yang paling dalam. Saya sangat yakin dan
percaya bahwa risalah-risalah ini bukanlah hasil dari
pikiranku. Ia adalah ilham ilahi yang dilimpahkan Allah
SWT ke dalam kalbu dari cahaya Al-Quran al-Karim.
Maka saya telah memohon berkah untuk semua orang
yang menyalin, karena saya yakin bahwa tidak ada cara
lain untuk menjaga keimanan kecuali dengan cara ini.
Demikianlah Risalah Nurl telah disambut oleh tangantangan terpercaya untuk menyalin dan menyebarkannya.
Maka dengan penuh keyakinan dan kesadaran, bahwa hal
ini merupakan campur tangan Tuhan untuk menjaga iman
orang-orang muslim. Olehnya, saya merasakan adanya
kemestian untuk memberi semangat kepada semua orang
yang bekerja di jalan ini demi menjalankan apa yang telah
diperintahkan oleh agamaku."

Demikianlah Nursi menulis Risalah Nur hingga tahun 1950


M, saat dipindahkan dari satu penjara ke penjara yang lain
dan dari satu pengadilan ke pengadilan yang lain
Demikianlah sepanjang seperempat abad. Selama rentang
waktu ini, beliau tidak berhenti menulis dan
menyampaikannya hingga terkumpul 130 risalah yang
diberi judul Koleksi Risalah Nur (Kulliyyt Rasil al-Nr)
yang belum berhasil dicetak hingga tahun 1954 M.
Kepergian Sang Mujaddid

Badiuzzaman Said Nursi menjawab panggilan


Tuhannya pada tanggal 25 Ramadhan 1379 H, bertepatan
degan tanggal 23 Maret 1960. Beliau dimakamkan di kota
Urfa. Namun, rezim militer yang memerintah ketika itu,
tidak membiarkannya beristirahat tenang di dalam
kuburnya. Setelah empat bulan dari wafatnya, mereka
membongkar kuburannya kemudian memindahkan
jenazahnya dengan pesawat ke suatu tempat yang tidak
diketahui. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmatNya untuk beliau dan mengaruniakan surgaNya.
Apa Itu Risalah Nur?
Ustadz Nursi memperkenalkan Risalah Nur sebagai
berikut:
"Risalah Nur adalah argumen yang luar biasa dan tafsir
yang sangat berharga terhadap Al-Quran al-Karim. Ia juga
merupakan sebuah kilatan yang memukau dari
kemukjizatan maknawi Al-Quran, setetes dari samudera AlQuran, secercah cahaya dari surya Al-Quran, sebuah
hakikat yang terilhami dari khazanah ilmu hakikat. Risalah
Nur juga merupakan terjemahan maknawi yang bersumber
dari limpahan makna Al-Qur'an. "
"Risalah Nur bukanlah tariqat kesufian, melainkan
sebuah hakikat. Dia adalah cahaya Al-Quran al-Karim. Ia
tidak bersumber dari ilmu-ilmu dari Timur dan
pengetahuan dari Barat. Tapi sesungguhnya ia adalah
mukjizat maknawi dari Al-Quran al-Karim yang
dikhususkan untuk zaman ini."

Dapat disimpulkan dari paparan tadi bahwa Risalah


Nur adalah penafsiran terhadap makna-makna Al-Quran
yang membahas masalah-masalah mendasar dalam
kehidupan individual. Risalah Nur dapat membangun
keyakinan-keyakinan keimanan dengan menepis
pemahaman-pemahaman keliru dan sikap-sikap yang
lemah. Risalah Nur membahas seputar makna-makna
"tauhid" dengan berbagai argumen, "hakikat akhirat",
"kebenaran kenabian" dan "keadilan syariah" dan maknamakna lain yang menjadi tema utama Al-Quran, disamping
membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan dakwah,
kecintaan kepada Rasul, kerinduan pada akhirat dan
berbagai problem sosial dan politik.
Oleh karena itu, Nursi berkata berkenaan dengan
Risalah Nur,

"Risalah Nur telah memecahkan dan menjelaskan serta


menyingkap lebih dari seratus rahasia keagamaan,
syariah dan Al-Quran, dan telah membungkam orangorang ateis serta membuktikan dengan terang seterang
matahari hakikat-hakikat Al-Quran yang dianggap jauh
dari sentuhan akal seperti peristiwa Isra' dan Mi'raj dan
kebangkitan jasmani. Ia telah membuktikan kepada para
filosof dan ateis paling pembangkang sekalipun hingga
sebagian diantara mereka meyakini Islam. Oleh
karenanya, risalah seperti ini mestilah memiliki hubungan
dengan dunia dan sekitarnya. Sudah tentu ia adalah
hakikat Al-Quran yang akan menyibukkan masa sekarang
dan akan datang serta mengambil sebagian besar
perhatiannya. Ia adalah pedang berlian yang sangat tajam
dalam genggaman orang-orang beriman."

Terilhami Metode Al-Quran


Untuk menjelaskan perbedaan antara gaya Risalah Nur
dengan karya-karya lain dalam menjelaskan hal
makrifatullah dan iman tahqiqi (teruji), kami kutip
pernyataan Nursi sebagai berikut,
"Makrifatullah yang digali dari argumen-argumen ilmu
kalam sejatinya bukanlah makrifat yang sempurna. Ia
tidak memberikan ketentraman hati. Sementara makrifat
jika digali dari metode Al-Quran yang penuh keajaiban,
maka ia akan menjadi makrifat yang sempurna, ia akan
mencurahkan ketentraman utuh dalam jiwa. Insya Allah
setiap bagian dari Risalah Nur berfungsi seperti lentera di
jalan Al-Quran yang sarat dengan cahaya. Sebagaimana
halnya, makrifat yang lahir dari ilmu kalam nampak
kurang dan terbatas, maka makrifat yang lahir lewat jalan
tasawwuf juga kurang dan terbatas jika dibandingkan
dengan makrifat yang bersumber langsung dari Al-Quran
dengan rahasia pewarisan kenabian.
Adapun metode Al-Quran al-Hakim adalah ia akan
mendapatkan air dan memancarkannya dimana saja
dengan sangat mudah, sebab setiap ayat dari Al-Quran
dapat memancarkan air dimanapun ia dipukulkan -laksana
tongkat Nabi Musa a.s- dan mengajak kita membaca:

'Dalam setiap sesuatu terdapat tanda yang membuktikan
bahwa dia adalah Esa.'
Kemudian, keimanan itu tidak didapatkan lewat ilmu saja,
sebab manusia memiliki lathaif (indra lahir maupun batin)
yang semuanya memiliki bagian dalam keimanan.
Sebagaimana halnya makanan ketika memasuki lambung
akan segera terbagi dan tersalur ke berbagai urat sesuai
kebutuhan setiap anggota badan. Demikian pula ketika
masalah-masalah keimanan yang diperoleh lewat ilmu

memasuki lambung 'akal dan pemahaman', maka setiap


lathifah seperti: ruh, hati, sirr, jiwa dan semisalnya juga
turut mengambil bagiannya dan segera menyerapnya
sesuai tingkat kebutuhannya. Olehnya, jika sebuah
lathifah kekurangan dan kehabisan asupan gizi, maka
makrifat itu kurang dan tidak sempurna. Dan senantiasa
lathifah tersebut akan terus merasakan kekurangan."

Jalan Untuk Penyebaran Risalah Nur


Aksara Arab telah diganti dengan huruf Latin. Semua
yang menyangkut percetakan dan penerbitan aksara Arab
telah dilarang. Ketika itulah cara 'salinan tangan secara
sembunyi-sembunyi' telah menjadi satu-satunya jalan
pintas untuk menyebarkan tulisan seorang yang berada
dalam pengasingan yang senantiasa diawasi, dimana
semua jalan untuk mengarang dan menerbitkan buku telah
tertutup untuknya.
Ketika lingkaran Thullabun Nur -begitu murid-murid
Nursi sering disebut- semakin meluas, risalah-risalah itu
telah mencapai semua penjuru kampung dan wilayah yang
dekat dengan Barla dan disambut secara sembunyisembunyi untuk selanjutnya diselundupkan ke kota-kota
yang jauh, dimana Risalah telah merangkul hati dan jiwa
orang-orang yang dahaga terhadap hidayah dan cahaya di
tengah padang sahara yang panas, gersang dan gelap.
Penerjemahan Risalah Nur
Allah SWT telah memberikan taufiqNya kepada Ustadz
Ihsan Qasim al-Shalihi hingga berhasil menerjemahkan
Risalah Nur ke dalam bahasa Arab dalam 9 jilid.
Sementara jilid ke-10 adalah daftar isi Risalah Nur. Versi
Arab ini telah diterbitkan di Istambul dan Kairo.
Demikian juga halnya dengan Ustadzah Syukran
Wahidah (Mary Weild) telah menerjemahkan Kalimt,
Maktbt, Lamaat dan Syut serta Isyarat al-Ijaz. Beliau
juga telah mengarang dalam sebuah volume tentang
biografi Ustadz Nursi disamping telah menerjemahkan
sejumlah besar risalah-risalah singkat.
Demikianlah, terjemahan-terjemahan itu mulai tersebar
dimana-mana. Sejumlah risalah-risalah itu telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, Perancis, Rusia,
Spanyol, Persia, Kurdi, Melayu, Cina, Bosnia dan berbagai
bahasa di negeri Asia Tengah serta berbagai bahasa

lainnya.
Dengan tersebarnya terjemahan-terjemahan ini,
serangkaian simposium dan muktamar ilmiah diadakan di
lembaga-lembaga perguruan tinggi dan budaya di berbagai
penjuru dunia; dunia Islam maupun dunia Arab,
diantaranya adalah: Jordan, Mesir, Aljazair, Maroko, Chad,
Yaman, Malaysia, Indonesia, Bosnia, Australia, Inggris,
Jerman dan Amerika.
Pengenalan Singkat Tentang Isi Koleksi Risalah
Nur
Karangan Badiuzzaman Said Nursi yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab oleh Ihsan Qasim as-Shalihi
Koleksi Risalah Nur yang dikarang oleh Badiuzzaman
Said Nursi terdiri dari 9 jilid. Rasail mencatat maknamakna keimanan yang terilham dari cahaya Al-Qur'an alKarim. Nursi mendiktekannya kepada murid-muridnya
dalam situasi dan kondisi yang serba sulit dengan tujuan
untuk menyelamatkan keimanan umat manusia di masa
sulit seperti sekarang ini dengan menghidupkan makna
dan nilai-nilai Al-Quran dari jiwa, akal, dan ruh umat
manusia. Atas karunia Allah SWT, beliau telah berhasil
membangun sebuah mata air Qur'ani yang sangat jernih
dan segar untuk menjaga agama dan keimanan umat
manusia, membersihkan hati dan akal mereka dari
kebatilan yang telah melekat.
Al-Kalimt
Jilid pertama ini mencakup 33 risalah. Sembilan
"Kalimat" pertama, meringkas makna-makna ibadah,
akidah, pandangan seorang mukmin kepada dunia, tugas
manusia di dunia dan pandangan yang bermanfaat dan
menguntungkan adalah dengan menjual diri dan hartanya
kepada Allah SWT dan iman kepadaNya dan hari akhirat
memecahkan teka-teki alam semesta serta uraian tentang
hikmah waktu-waktu shalat. Kemudian risalah khusus
tentang pembuktian al-Hasyr (Hari Kebangkitan) dalam
kerangka tajalliyyat (manifestasi) asma Allah SWT alHusna diikuti dengan misi manusia dalam kehidupan,
perbandingan antara hikmah Al-Quran dan filsafat dan
menguraikan perumpamaan hakikat-hakikat Al-Quran di
alam semesta kemudian menjelaskan makna

"merajam/mengusir" setan.
Juga uraian yang detail tentang sifat Ahadiyyah
(keEsaan) Allah SWT dalam semua af'l (perbuatan) ilahi,
penciptaan segala sesuatu sekaligus dan penciptaan yang
berproses, dekat dan jauhnya Allah SWT kepada kita,
penjelasan akan keharmonisan dan keserasian yang
sempurna antara manifestasi asma Allah SWT "Al-Qahhr"
(Maha Perkasa) dengan asma Allah SWT "al-Rahmn"
(Maha Pengasih), menjelaskan bahwa segala sesuatu
adalah indah, baik secara langsung maupun tidak,
pembuktian kenabian Muhammad SAW secara mendetail,
uraian tentang pentingnya mukjizat-mukjizat para Nabi
dalam mendorong manusia untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, mengingatkan jiwa yang malas untuk shalat,
berikut penjelasan tentang jenis was-was dan cara
mengatasinya, uraian tentang tauhid hakiki dengan contohcontoh yang jelas, uraian tentang kesempurnaan manusia
lewat keimanan, penyaksian terhadap tajalliyyt
(manifestasi) asma al-husna di berbagai belahan dunia,
penjelasan tentang kunci untuk membuka berbagai rahasia
dalam wujud, pemaparan 12 prinsip dasar dalam
memahami hadis Nabi, keragaman bentuk ibadah semua
makhluk, risalah khusus tentang hakikat-hakikat
kemukjizatan Al-Quran. Takdir Tuhan dan kemampuan
manusia (al juz' al ikhtiyr) diikuti dengan beberapa
lathif surga, kekekalan ruh, tentang malaikat dan
beberapa argumen Hari Kebangkitan. Juga tentang hakikat
manusia "aku" (an), rahasia gerak dan fungsi atom,
tentang berbagai hikmah dan buah mikraj Nabi, beberapa
masalah ilmiah yang sangat mendalam tentang rahasia
tauhid, proses dalam pengenalan asma al-husna dan
risalah terakhir 33 jendela yang mengantar kepada
ketauhidan. Di akhir kitab ini, disertakan sebuah risalah
"al-Lawmi", yang merupakan kumpulan kata-kata puitis
keimanan para Thullabun Nur.
Al-Maktbt
Jilid kedua ini mencakup 33 risalah, diawali dengan
beberapa pertanyaan seputar kehidupan Nabi Khidir a.s,
hikmah kematian dan penciptaannya, tempat neraka
jahanam, kemudian paparan beberapa sisi tentang
kehidupan pengarang dan perenungan (kontemplasi)

keimanannya di alam semesta, juga perhatian terhadap


masalah-masalah keimanan merupakan sebuah kemestian,
penjelasan tentang hikmah pernikahan Rasulullah SAW
dengan Zainab, perbedaan antara karmah, ikrm dan
istidrj, bagaimana mengarahkan sifat-sifat manusia, apa
perbedaan antara Iman dan Islam?, penjelasan tentang
keadilan syariah dalam warisan, hikmah keluarnya Adam
a.s dari surga, hikmah penciptaan syetan, sikap Nursi
terhadap politik dan sebab menjauhnya dari politik,
hikmah di balik fitnah yang terjadi di zaman sahabat r.a,
turunnya Nabi Isa a.s, penjelasan bahwa mazhab sahabat
lebih tinggi dan lebih aman dari wahdatul wujud. Risalah
khusus tentang mukjizat-mukjizat Nabi yang mencakup
lebih dari 300 mukjizat yang didasarkan pada hadits-hadits
shahih, uraian tentang pentingnya keimanan, makrifat dan
kecintaan kepada Allah SWT, beberapa cara menjaga hakhak orang tua dan lansia. Risalah khusus tentang
ukhuwwah (persaudaraan) antara umat Islam dan cara
mengatasi pertikaian, paparan tentang kematian dan
musibah yang terjadi di alam semesta, tuntutan asma-asma
Allah SWT; al-Rahm, al-Hakm dan al-Wadd, penjelasan
tentang rahasia dan macam-macam doa, risalah yang
membantah kesalahpahaman seputar Al-Quran, penjelasan
tentang bahaya seruan rasisme, penjelasan tentang metode
moderat dalam memahami perbedaan antara aliran-aliran
para Nabi, tentang bagaimana Risalah Nur mengemban
misi pengarahan (irsyad), risalah tentang syukur yang
merupakan buah dari para makhluk, jawaban-jawaban
terhadap persoalan-persoalan seputar kemukjizatan AlQuran dan memahami kebenarannya, risalah tentang
hikmah puasa, peringatan untuk para pengemban AlQuran dari berbagai kesalahpahaman, tanggapan
terhadap ahli bid'ah yang sengaja mengubah syiar-syiar
agama.
Di akhir kitab, terdapat risalah tentang tasawwuf dan
penjelasan tentang sisi-sisi positif dan negatifnya. Sebuah
risalah Nuw al-Haqiq (Benih-Benih Kebenaran) ikut
terlampir. Ia merupakan kutipan-kutipan terhadap munjt
qalbiyyah ( renungan) dari karya-karya lama Ustadz Nursi.
Al-Lama'at
Jilid ketiga ini mencakup 30 risalah yang diawali

dengan pelajaran-pelajaran yang diambil dari munajat


Nabi Yunus a.s dan Ayyub a.s, kemudian penjelasan bahwa
sunnah Nabi SAW adalah sebuah tangga dan metode,
risalah tentang isti'zah (memohon perlindungan Allah
SWT) dari kejahatan syetan. Beberapa catatan tentang
menapaki makrifatullah, penjelasan tentang pentingnya
sikap hemat dan bahayanya hidup boros, dua risalah
tentang pedoman dalam bersikap ikhlas secara individu
dan jamah (kolektif), risalah tentang tanggapan terhadap
pengikut paham materialis, beberapa risalah untuk para
akhawt (wanita-wanita) akhirat, uraian tentang
pentingnya hijab, risalah untuk para penderita sakit,
orang-orang yang terkena musibah, juga kepada para
lansia dalam kenangan Nursi, risalah tentang tafakkur
keimanan, ditutup dengan risalah tentang Al-Ismul AlA'dzam (nama Allah yang agung)yaitu Al-Quddus, Al-Adl,
Al- Hakam, Al-Fard, Al-Hayy, Al-Qayyum."
Al-Syu''t
Jilid keempat ini mencakup 15 risalah yang diawali
dengan pembuktian bahwa keindahan alam semesta dan
keistimewaan manusia tidak nampak kecuali melalui
tauhid, risalah munajat dalam sebuah perjalanan di seluruh
penjuru alam semesta, meminta pertolongan Allah SWT
yang Maha Pengasih melalui beberapa tahapan (
), penjelasan tentang tanda-tanda hari kiamat dan sifatsifat Dajjal dan Sufyani, renungan tentang makna"
Attahiyytu lillhi", risalah mulia tentang penyaksian
seorang petualang yang berdialog dengan alam,
pembuktian bahwa keimanan terhadap akhirat merupakan
pondasi kehidupan individu dan kolektif, penjelasan
tentang hikmah takrr (pengulanganpengulangan ayat)
dalam Al-Quran berbagai buah keimanan kepada malaikat,
diikuti dengan pembelaan Nursi dan murid-muridnya di
pengadilan Denizli dan Afyon bersama beberapa risalah
yang ikut menghibur selama dalam tahanan. Di akhir kitab
ini dijelaskan pula argumen-argumen kuat untuk
membuktikan ketauhidan dan risalah kenabian.
Isyrtul I'jz F Mazhn Al-'jz
Ditulis oleh Nursi dalam bahasa Arab, ia merupakan

penafsiran terhadap surat Al-Fatihah dan 30 ayat surat AlBaqarah. Beliau menjelaskan kemukjizatan bahasa AlQuran dengan bahasa-bahasa yang lugas, dari sisi
munsabah (keserasian) antara ayat-ayat Al-Quran,
keselarasan antara kalimat-kalimat Al-Quran, dan
keharmonisan antara kalimat-kalimat dan huruf-huruf yang
digunakan dengan makna yang diinginkan dengan
menggunakan kaedah-kaedah ilmu balaghah, nahwu
sharaf, logika, teologi serta semua cabang ilmu yang
memiliki keterkaitan dengannya. Nursi mendiktekan tafsir
yang indah ini ketika peluru-peluru timah tentara Rusia
berhamburan ke arahnya dari segala penjuru saat
berkecamuknya PD I.
Situasi yang mencekam itu tidak membuatnya surut,
serta tidak mengacaukan pikirannya yang sangat tajam itu
untuk menyusuri seluruh sisi kemukjizatan Al-Quran. Ikut
dilampirkan di akhir buku ini, Ql 'Anil Qur'an (Mereka
Berkomentar tentang Al-Quran) karya Dr. Imaduddin
Khalil.
Al-Matsnaw Al-Nr
Jilid keenam ini mencakup 12 risalah dalam bahasa
Arab, yaitu:
1 . Lama't (Cahaya) ketauhidan sejati.
2 . Rasyaht (percikan-percikan) makrifat Nabi saw.
3 . L siyyam (terlebih lagi) tentang pembuktian hari
kebangkitan.
4 . Qathrah (setetes) dari samudra tauhid.
5 . Habb (buih) dari lautan Al-Quran.
6 . Habbah (sebiji) benih diantara buah surga Al-Quran
7 . Zahrah (sekuntum bunga) dari taman Al-Quran
8 . Zarrah (setitik atom) cahaya hidayah Al-Quran
9 . Syammah (sebuah aroma ) musim semi hidayah AlQuran
10. Syu'lah (seberkas cahaya) mentari Al-Quran
11. Nuqthah (setitik) cahaya makrifatullah
12. Nr (cahaya) bintang-bintang Al-Quran
Risalah-risalah ini secara umum menguraikan liku-liku
nafsu ammarah bissu', menyingkap jalan-jalannya dan
menyiapkan terapi bagi penyakit-penyakitnya. Kemudian ia
mengantar pembaca menuju sumber-sumber keimanan di
taman alam semesta untuk melepas dahaga hingga hati

dan akal merasa puas dan jiwa merasa tentram. Terlebih


lagi, dia akan mengantar kepada dasar pemikiran Nursi
lalu ia akan berkutat bersamanya dalam kedalaman
pengalamannya bersama jiwa, menemaninya untuk
melanglang buana ke seluruh penjuru dan mengasah
pemikirannya dalam timbangan-timbangan ilmiah
rasionalnya. Kitab yang berharga ini merupakan tempat
persemaian Risalah Nur yang merupakan ringkasan
pemikirannya, bahkan sebagian besar pemikiran Nursi
yang berbunga di Risalah Nur, benih-benihnya disemaikan
di dalam kitab ini. Karena ia menyodorkan kepada setiap
muslim bahkan kepada setiap insan cara baru dalam
membersihkan jiwa (tazkiah) yang jarang ditemukan di
buku lain. Karena, ia mampu memadukan timbangantimbangan rasional dengan sentuhan- sentuhan kerinduan
hati yang sangat luhur dan ledakan spiritual yang sangat
dahsyat lewat contoh-contoh konkrit yang jelas bagi semua
orang, menuntunnya dengan penuh kelembutan, berkelana
dalam jiwa manusia dan cakrawala jagat raya sambil
menjelaskan kesimpulan-kesimpulan pasti yang telah
dicapainya setelah melewati serangkaian pengalaman yang
dialaminya berkat petunjuk Al-Quran .
Malhiq F Fiqh Al-Dakwah Al-Nr
Jilid ketujuh ini merupakan sejumlah surat-menyurat
antara Nursi dan murid-murid pertamanya. Secara umum
berisi arahan dan petunjuk yang menjelaskan pentingnya
Risalah Nur dan metode dakwah di masa ini. Malhiq ini
berisikan surat-surat yang penuh persahabatan dimana
para Thullbu Nr menjelaskan sejauh mana mereka
memperoleh limpahan spiritual dan pemahaman ilmiah
dari Risalah Nur, juga bagaimana Risalah Nur telah
mengubah arah kehidupan mereka dan membuka
cakrawala keilmuan yang luas di hadapan mereka. Kitab
ini juga berisi arahan-arahan yang meluruskan sifat-sifat
negatif, cara berinteraksi dengan orang lain, dorongan
untuk memiliki iman yang mendalam, kerja keras yang
berkesinambungan, keterikatan erat dan berpegang teguh
pada Al-Quran dan sunah dengan menegaskan masalah
ibadah, mengokohkan hati dengan zikir, doa, tafakkur,
istighfar, dan mengakui kelemahan dan kefakiran di
hadapan Allah SWTdan berbagai persoalan yang penting

bagi setiap da'i bahkan setiap muslim. Malhiq terdiri dari


tiga buku yang terpisah yaitu:
1 . Mulhaq Barla
2 . Mulhaq Qastamn
3 . Mulhaq Amirdg
Setiap Mulhaq menjelaskan fase tertentu perjalanan
kehidupan Nursi di samping menjelaskan fase penting
dalam sejarah dakwah Risalah Nur di Turki. Olehnya
Malhiq mempunyai karakter dakwah yang ditujukan
kepada para pecinta agama bahkan juga kepada orang
yang antipati terhadap agama. Kitab ini mendorong
mereka untuk membela Islam, aqidah dan sejarahnya
ketika masyarakat Turki menghadapi kondisi politik yang
sangat sulit dalam fase kekosongan dakwah Islam yang
mengemban tanggung jawab memikul amanah dan
memberikan arahan terhadap umat islam.
Shaqal Al-Islm ( Karya-Karya Said Lama)
Jilid kedelapan ini berisikan:
1 . Muhkamt Aqliyyah tentang tafsir, balaghah dan
aqidah
2 . Qizil jz, hasyiah yang ditulis oleh Nursi sebagai
komentar terhadap Al- Sullam al-Munawraq karangan
Syekh Abdurrahman al-Akhdhari ( w. 983 H) dalam ilmu
mantiq dengan komentar Mulla Abdul Majid.
3 . Ta'lqt 'al Burhn al-Kalanbaw. Risalah dalam ilmu
mantiq juga berisi Ta'lqt (komentar) Nursi terhadap kitab
Al-Burhn karangan Syekh Ismail Mustafa al-Kalanbawi
( w. 1205 H). Kedua risalah ini ditulis oleh Nursi dalam
bahasa Arab.
4 . Al-Sniht
5 . Al-Munzart
Dua risalah berbahasa Turki yang menyoroti kondisi
sosial politik sebelum meletusnya PD I. Keduanya ditulis
ketika Turki Usmani sedang menderita di akhir masa
kekuasaannya. Berbagai penyakit telah menyerangnya.
Olehnya, keduanya berisi solusi dan terapi terhadap
penyakit-penyakit itu.
Dalam waktu yang sama, beliau mengobati luka parah
yang telah menimpa umat Islam dan mengoleskan balsem
penyembuh dengan cara yang paling aman.
6. Al-Mahkamah Al-'Askariyyah Al-Urfiyyah

Ia merupakan pembelaan Nursi di depan pengadilan


militer era pemerintahan ttihat ve Terakki Cemiyeti, yang
bertajuk "Ijazah sekolahku adalah sumber musibah". Ketika
Nursi menuntut reformasi bidang pendidikan dan
pembangunan universitas di Anatolia Timur yang diberi
nama Madrasah Zahra, ia dibawa ke RS Jiwa. Setelah itu
beliau digiring ke Pengadilan Militer dengan tuduhan
bahwa Nursi menuntut pemberlakuan kembali Syariat
Islam.
Petikan-Petikan Dari Risalah Nur
1. "Risalah Nur adalah argumen yang luar biasa dan tafsir
yang sangat berharga terhadap Al-Quran al-Karim. Ia juga
merupakan sebuah kilatan yang memukau dari
kemukjizatan maknawi Al-Quran, setetes dari samudera
Al-Quran, secercah cahaya dari surya Al-Quran, sebuah
hakikat yang terilhami dari khazanah ilmu hakikat. Risalah
Nur juga merupakan terjemahan maknawi yang bersumber
dari limpahan makna Al-Qur'an."
2. "Risalah Nur bukanlah sekedar cahaya yang
dipantulkan. Juga bukan barang yang diambil dari ilmu
pengetahuan Timur juga bukan dari filsafat Barat, tapi ia
digali dari singgasana Al-Qur'an Al-Karim yang agung dan
mulia yang mengungguli Timur dan Barat."
3. Benteng iman yang didasari oleh taqlid telah rapuh dan
keropos di tengah serangan-serangan masa sekarang yang
mencekam ini. Ia telah menjauh dari umat manusia dan
telah diselimuti oleh tabir yang tebal. Hal itu
mengharuskan setiap mukmin untuk memilki iman tahqiqi
(yang teruji) yang sangat kuat agar mampu melawan dan
bertahan di depan kesesatan yang menyerang secara
kolektif. Risalah Nur mengemban tugas ini dalam kondisi
yang paling kelam mencekam dan dalam waktu yang
paling kritis. Risalah Nur mengemban misi keimanan
dengan bahasa yang dipahami oleh seluruh lapisan
masyarakat. Ia mampu membuktikan hakikat Al-Qur'an dan
keimanan yang paling mendalam dengan argumenargumen yang kokoh.
4. Ilmu-ilmu agama adalah lentera hati sementara ilmu-

ilmu modern adalah cahaya akal. Ketika dipadukan,


kebenaran akan terungkap jelas hingga obsesi seorang
pelajar akan tergugah dan melambung tinggi dengan
kedua sayap itu, namun ketika terpisah, maka akan lahir
fanatisme pada yang pertama dan akan timbul keraguan
pada yang kedua.
5. Setiap mukmin diwajibkan untuk menegakkan
kalimatullah. Pada masa sekarang, cara yang paling luhur
untuk menegakkan kalimatullah adalah dengan kemajuan
materil. Orang-orang asing menundukkan kita dengan
senjata ilmu dan industria. Kita akan memerangi
kebodohan, kemiskinan dan pertikaian yang merupakan
musuh terbesar penegakan kalimatullah dengan senjata
ilmu dan teknologi.
6. Musuh kita adalah kebodohan, kemiskinan dan
pertikaian. Dan musuh-musuh itu kita akan memeranginya
dengan bersenjatakan pendidikan, industri, dan persatuan.
7. Untuk tampil di masyarakat lewat kacamata agama
harus dengan cara memberi keyakinan dan bukan
pemaksaan, dan menampilkan Islam sebagai sesuatu yang
dicintai dan mulia. Hal itu dengan mengerjakan perintahperintahnya yang indah dan menampakkan budi perkerti
yang luhur. Adapun pemaksaan dan permusuhan, keduanya
akan mengarah kepada sikap orang-orang brutal.
8. Keputusasaan merupakan penyakit kronis semua bangsa
yang menyerupakan penyakit kanker. Ia menjadi
penghalang untuk mencapai berbagai kesempurnaan dan
menyalahi semangat hadits qudsi yang mulia:


"Aku perlakukan hambaku sesuai prasangkanya
terhadapKu".
Keputusasaan adalah sikap para pengecut, orang-orang
hina dan lemah serta menjadi dalih mereka.
9. Perbedaan pemikiran telah mengguncang dasar etika
Islam dan memecah belah umat serta membuat kita
terpaut jauh dari perkembangan peradaban. Karena
mereka saling mengkafirkan dan menuduh sebagai orang
bodoh yang tidak bisa dipercaya.
Demikianlah, sikap berlebihan dan kelalaian menyebar
dalam masyarakat. Terapi untuk penyakit ini adalah
rekonsiliasi yang lahir dari penyatuan pemikiran dan
mengikat tali hubungan untuk mengantar kepada titik

moderat hingga semuanya saling merangkul, sekata dan


tidak menjadi penghalang bagi kemajuan.
10. Upaya positif yang membangun, yaitu upaya seseorang
yang didasari oleh kecintaaannya pada mazhabnya tanpa
terbetik dalam pikirannya sikap permusuhan terhadap
yang lain atau meremehkan mereka, artinya sama sekali
tidak menyibukkan diri dengan mereka.
11. Menjadikan sikap adil sebagai pemandu yaitu seorang
pengikut mazhab tertentu berhak berkata,"Mazhab saya
benar dan ia lebih baik dan lebih indah" tanpa mencampuri
mazhab orang lain. Tapi ia tidak boleh berkata: "Yang
benar hanyalah mazhabku saja" atau "kebaikan dan
keindahan hanya ada dalam mazhabku saja", yang berarti
menafikan dan menepis pola pikir, aliran dan mazhab
orang lain.
12. Masa depan adalah milik IslamHanya Islam. Yang
akan menjadi pemutus kata hanyalah hakikat-hakikat alQur'an dan keimanan. Oleh karena itu, kita harus ridha
terhadap takdir Tuhan dan apa yang Allah SWT berikan,
karena kita akan memiliki masa depan yang cerah dan
orang-orang asing memiliki masa lalu yang keruh.
13. Seandainya kita menampilkan -dalam sikap dan
perbuatan kita- budi pekerti Islam dan kesempurnaan
hakekat keimanan, niscaya pengikut agama lain akan
memeluk Islam secara berbondong-bondong bahkan boleh
jadi semua negara di dunia bahkan semua benua akan
tunduk di bawah Islam.
14. Sebagaimana iman adalah cahaya, ia juga merupakan
kekuatan, maka orang yang telah mencapai iman yang
hakiki mampu menantang alam semesta dan melepaskan
diri dari berbagai kesulitan yang menimpanya dengan
bersandar pada kekuatan imannya.
Keimanan menjadikan manusia insan sejati bahkan .15
menjadikanya sebagai raja. Oleh karena itu, tugas
utamanya adalah beriman kepada Allah dan berdoa
kepada-Nya. Sementara kekufuran menjadikan manusia
.laksana binatang buas yang sangat lemah

Beberapa Penggalan Komentar dari Ribuan Tanda


Penghargaan atas Risalah Nur, Karya Agung
Badiuzzaman Said Nursi
Prof. Jane I. Smith,
Hartford Seminary-USA
"Badiuzzaman Said Nursi telah menulis dengan hati dan
imajinasinya sebagaimana halnya beliau menulis dengan
akal dan kecerdasannya. Perbandingan alegoris ini sangat
memukau dan memikat perhatian dan juga membuat
kebenaran-kebenaran itu dapat dipahami dengan mudah,
yang mungkin saja sulit untuk dimengerti. Hal itu adalah
faktor-faktor penentu yang dapat menjelaskan
popularitasnya yang luas dan kejayaan Risalah Nur."
Prof. M Ramadan al-BUTI
Universitas Damaskus - Kepala Sejarah Agama
"Badiuzzaman Said Nursi telah melakukan suatu
perjalanan yang sangat panjang dan besar melalui luasnya
samudera Al-Qur'an dan karyanya yang dikenal dengan
nama Risalah Nur, terlahir dari cahaya dan kebenarankebenaran Al-Qur'an. Kebenaran-kebenaran yang dia ambil
dari Al-Qur'an sangat banyak dan berkaitan dengan
berbagai cabang ilmu pengetahuan, misalnya: ilmu fisika filsafat dan budaya - peradaban."
Ord. Prof. Anna Masala
Universitas Roma Italy
"Saya katakan, pada penghujung abad 20 makna dari katakata berikut ini sebaiknya dilupakan, yaitu: perang,
intoleransi beragama, rasisme, kelaparan dan kebodohan.
Benar, saya adalah seorang pengikut dari toleransi yang
dianut Bangsa Turki. Oleh karena itu, saya suka akan satu
kalimat, yang merupakan perintah dari Said Nursi, beliau
mengatakan:
"Musuh kami adalah kebodohan, kemiskinan dan konflik.
Kami harus melancarkan serangan lewat perang suci
untuk menyerang tiga musuh tersebut dengan senjata

industri, pendidikan dan persatuan."


Prof. Collin TURNER
Universitas Manchester Inggris
"Keyakinanku bahwa Risalah Nur ini adalah satu-satunya
karya Islam yang sangat lengkap dan menyeluruh, ia
memahami alam semesta dalam realitasnya, ia
menghadirkan realitas keimanan dengan apa adanya, ia
menafsirkan Al-Quran seperti apa yang dimaksudkan oleh
nabi kami, ia mendiagnosa penyakit yang sangat dan
benar-benar berbahaya yang menimpa manusia-manusia
modern serta menawarkan obat penawar yang ampuh.
Dengan demikian, saya yakin bahwa pengarang Risalah
Nur, Badiuzzaman Said Nursi pantas menyandang gelar
Mujaddid."
Prof. Ahmad Abdurrahim Al Sayih
Universitas Qatar Qatar
"Gaya Badiuzzaman adalah gaya pembuktian dan
pengokohan atas kebenaran iman. Beliau bukanlah gaya
yang menuai protes atau aksi yang memancing emosional.
Ia mengarah ke akal dan hati secara langsung dan ia
mampu menyentuh keduanya."
Prof. Abdul Wadud Syelebi
Universitas al Azhar - Mesir
"Menurut sejarah Islam, telah muncul tiga gerakan Islam
yang mirip satu dengan lainnya, dimana tiap-tiap gerakan
ini memainkan peranan penting dalam membangkitkan
kembali keimanan umat Islam, yaitu:
Gerakan Imam Rabbani, Syekh Ahmad Sirhindi di India,
gerakan Abdul Hamid Ibnu Badis di Aljazair dan gerakan
Badiuzzaman Said Nursi di Turki".

Recep Tayyip Erdoan


Perdana Menteri Turki
"Badiuzzaman Said Nursi hidup seperti apa yang
dipikirkan dan diyakininya. Dia tidak pernah tunduk pada

kezaliman, dan tidak pernah merasa takut. Beliau melewati


hidupnya di penjara dan pengasingan. Banyak kali beliau
lolos dari gerbang kematian namun beliau sama sekali tak
terkalahkan. Tanpa keraguan, Nursi adalah teladan bagi
setiap orang dalam hal ini. Said Nursi adalah harta karun
yang menunggu untuk ditemukan."

Asst. Prof. Huseyin Celik


Mantan Menteri Pendidikan - Turki
"Menurut pendapat saya, bahwa dalam rangka
menciptakan rasa persaudaraan di negeri ini demi
perdamaian dan keamanan serta demi Negara Turki untuk
mencapai posisi, material dan spiritual, dimana hal itu bisa
menuntun dunia Islam seperti apa yang telah dilakukannya
di masa lalu. Menjadi sebuah kemestian untuk kembali
kepada Said Nursi dewasa ini, dan mempertimbangkan
hasil-hasil diagnosanya terhadap berbagai problematika
dan obat penawar yang telah beliau sodorkan."
Prof. ener Dilek
Turki
"Badiuzzaman Said Nursi adalah seorang dokter abad ini,
yang memberikan obat penawar yang diambil dari apotik
Al-Quran untuk mengobati penyakit-penyakit abad
sekarang ini.
Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Said Nursi adalah tokoh yang mencerahkan di Millennium
ini, dan pikirannya yang tertuang dalam karya agungnya:
Risalah Nur amat tepat menjadi referensi resolusi konflik
internal maupun eksternal, horizontal maupun vertikal.
Karya ini dapat melembutkan urat-urat saraf yang tegang
karena diselimuti oleh berbagai permasalahan dunia saat
ini. Dalam buku ini tersenarai resep atas berbagai
penyakit-penyakit sosial dan hati yang timbul dalam
masyarakat modern.
Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA.
Rektor Universitas al-Washliyah Medan
Dunia masa depan membutuhkan keberagamaan yang

memiliki akses yang kuat pada spiritualitas dan memiliki


akses yang kuat pula pada modernitas. Hal itu dengan baik
diperankan oleh Badiuzzaman Said Nursi.
Prof. Dr. Ali Mufrodi, MA.
IAIN Sunan Ampel Surabaya
" Badiuzzaman Said Nursi memiliki pemikiran moderat
sesuai dengan zamannya, yang dapat dipakai untuk
memecahakan masalah dalam lingkup negara Turki
sendiri, maupun negeri-negeri Islam yang lain.
Pemikirannya tersebut masih relevan dengan zaman yang
sedang berubah dengan cepat seperti sekarang ini."
Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Said Nursi yang saya kenal dan baca sebagian karyanya
adalah tokoh spiritual dan pembaharu yang fenomenal. Ia
tidak hanya menjadi aset bagi bangsanya, Turki, melainkan
juga bagi dunia Islam dan dunia internasional. Pemikiran
Islamnya sangat mendalam, filosofis, inspiratif, dan
moderat. Karya master piece-nya, Risalah Nur, kini tidak
hanya menjadi buku referensi, melainkan mampu menjadi
magnet studi Islam bertaraf internasional yang patut
diapresiasi dan diteladani."
Koleksi Risalah Nur (Terjemahan Bahasa Indonesia)
Mengkokohkan Aqidah, Menggairahkan Ibadah,
Badiuzzaman Said Nursi, Penerbit Robbani Press, Jakarta
2004.
Biografi Intelektual Said Nursi, kran Vahide, Penerbit
Anatolia, Jakarta 2007
Risalah Bala Ila kulli mariid wa mubtala, Badiuzzaman
Said Nursi, Penerbit Anatolia, Jakarta 2007
Mursyid Ahlu Al-Quran, Badiuzzaman Said Nursi, Sozler
Publications, Kairo 2008
Al-Ayat al-Kubra, Badiuzzaman Said Nursi, Penerbit
Anatolia, Jakarta 2008
Tuntunan Bagi Perempuan, Badiuzzaman Said Nursi,
Penerbit Anatolia, Jakarta 2009
Al-Matsnawi an-Nuri: Menyibak Rahasia Ilahi,
Badiuzzaman Said Nursi, Penerbit Anatolia, Jakarta 2009
Al-Lamaat: Menikmati Hidangan Langit, Badiuzzaman

Said Nursi, Penerbit Robbani Press, Jakarta 2010


Koleksi Risalah Nur (Terjemahan Bahasa Arab)
Al-Kalimat
Al-Maktbt
Al-Lamat
Al-Syu't
Isyrt I'jz
Al-Matsnaw
Al-Malhiq
Shaqal
Srah Ztiyyah
Fihris Tahll 'm
Al-Mi'rj Al-Nabaw
Al Ism Al-A'zham
Al-Sunnah Al-Nabawiyyah (Mirqt wa Minhj)
Mursyid Al Syabb
Mursyid Akhawt Al Akhirah
Mursyid Ahl Al-Qur'an
Rislah Al-Syukr
Kalimt Shagrah (fi al-Aqdah wa al-Ibdah)
Haqqat al-Tauhd
Rislah Al-Hasyr
Al-mn wa Takmul Al-Insn
Rislah Al Mardh
Al-Khutbah Al-Symiyyah
Al-yat Al-Kubr
Al-Munjt
Al-Malikah wa Baq al-Rh
Al-Ikhls wal Ukhuwwah
Haqiq al-mn
Al-Tsamrah min Syajarat al-mn
Anwr al-Haqqah
Mifth Li 'lam Al-Nr
Nawfidzh
Rislah Al-Thab'ah
Ushl fi Fahmi al-Hadts
'Asyrth al-S'ah
Rislah Al-Syuykh
Al-Ijtihd fi Al-Ashr al-Hdhir
Al-Masail Daqiqah fi al-ushul wa al-Aqidah

Al-Hujjat Al-Zahr
An Zt al-Insn wa Harakt Al-Zarrah
Al-Mukjizt al-Ahmadiyyah
Al-Mukjizt al-Qur'aniyyah
Rislah Al-Tafakkur
'Ash Ms
Zul Fiqr
Asrr Qur'aniyyah
Al-Muwzant
Sirj Al-Nr

Beberapa Situs Internet:


www.risalahnur.com (Dalam Bahasa Indonesia)
www.malaysianur.com
www.nurglobal.com
www.sozlernesriyat.com.
www.nuronline.com
www.nursistudies.com
www.nurnetwork.org
www.questionsonislam.com
Kontak:
Indonesia:
006285814319975
e-mail: info@risalahnur.com
Mesir
SOZLER PUBLICATIONS
30 Gafar El Sadek St, Hay El Sabi'
Nasr City CAIRO / EGYPT
Phone : (00202) 22602938
Fax : (00202) 22602938
mob : 0020 10 522 3128
e-mail : darsozler@gmail.com

Saudi Arabia/Madinah Al Munawwarah


00966508678032
00966556141964
Mekkah Al Mukarammah
00966555523631
00966500351834

Yaman
00967733961037
00967733181857
Maroko
0021261325363
Aljazair
00213770543176
Suriah
00963944239031
00963988453380
00963933882356
Jordania
00962795304699
00962785402696

Anda mungkin juga menyukai