GEOGRAFI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Geografi
Dosen Pengampu :
Drs. Sugiyanto, M.Si., M.Si
Dikerjakan Oleh :
Agung Sulismiyanto
K5412004
K5412011
Arif Setyawan
K5412014
Eka Ernawati
K5412027
PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
JAWAB
k.
l.
m.
n.
o.
dan reliabilitas,
revisi instrumen,
melakukan uji coba final,
menghasilkan instrumen,
melakukan analisis validitas dan reliabilitas tambahan, dan
menyiapkan manual tes
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas / Semester
: XI IPS / II
Waktu
: 45 menit
K.D
Tulislah dengan lengkap Nama, No urut, kelas pada lembar jawaban yang telah tersedia !
Periksalah soal soal sebelum anda menjawabnya !
Jumlah butir soal 60 ( enam puluh ) butir !
Bacalah dengan cermat pertanyaan pertanyaan yang ada !
Jawablah setiap pertanyaan, jangan ada yang terlewatkan !
Jawaban ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan dengan memberikan tanda silang
8. Kerjakan dengan jujur, jangan berbuat curang, tunjukkan bahwa anda memiliki Karakter
Kuat dan Cerdas
9. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas tes ! soal dan lembar
jawaban diserahkan kembali kepada pengawas
SELAMAT MENGERJAKAN !
1. Salah satu perilaku pengendalian lingkungan terhadap keterbatasan daerah yang rawan
banjir adalah
a.
Pembangunan sistem drainase, tanggul, sungai, dan penghijauan
b.
Pengerukan pasir sungai dan pelurusan sungai
c.
Pembangunan sistem drainase pada daerah rawan banjir
d.
Penghijauan di tepi sungai dan pendalaman sungai
e.
Pemanfaatan sungai untuk perikanan
2. (1 ) melakukan daur ulang terhadap limbah industri
( 2 ) mewajibkan adanya program AMDAL setiap akan mendirikan industri
(3) menjauhkan lokasi industri dari kawasan padat penduduk
( 4) mendekatkan lokasi industri ke sungai
Usaha usaha pemerintah dalam menanggulangi pencemaran lingkungan akibat limbah
industri di antaranya adalah ... .
a. ( 1), (2), dan (3)
b. (1),(2), dan (4)
e. Pemupukan
8. Kemampuan makhluk hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lain merupakan definisi dari ... .
a. Daya tampung lingkungan hidup
b. Daya dukung lingkungan hidup
c. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
d. Keseimbangan ekosistem
e. Kekuatan alamiah
9. Melestarikan lingkungan hidup berarti ... .
a. Kelestarian unsur unsur lingkungan hidup yang berupa sumberdaya hayati dan
sumberdaya non hayati
b. Mengembangkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat sehinggga tumbuh
menjadi kesadaran berbuat
c. Melestarikan unsur unsur dari lingkungan yang berupa sumberdaya hayati dan
sumberdaya non hayati
d. Upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,
dan pemulihan lingkungan hidup
e. Menyesuaikan kebutuhan dengan kemampuan sumberdaya alam dalam menghasilkan
barang dan jasa
10. Di desa Tawangmangu terdapat penggunaan lahan permukiman yang mampu menampung
sedikitnya 100 orang. Pada tahun 2014, di areal permukiman tersebut didiami 200 orang
akibat kebutuhan lahan permukiman yang semakin meningkat. Akibatnya permukiman
tersebut mengalami kepadatan akibat kebutuhan lahan permukiman yang semakin
meningkat. Pada ilustrasi tersebut, areal permukiman merupakan bagian dari ... .
a. Daya dukung lingungan hidup
b. Daya tampung lingkungan hidup
: __________________
: __________________
10
sederhana. Butir-butir soal atau pertanyaan yang dirumuskan harus sesuai dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda. Sehingga, peneliti akan mendapat jawaban yang
akurat dan sesuai dengan variabelnya. Setelah merumuskan tujuan, selanjutnya
peneliti merumuskan variabel yang akan digunakan dalam menyusun pertanyaan
dalam kuesioner atau angket tersebut. Tujuannya adalah agar peneliti dapat lebih
focus menyusun pertanyaan yang sesuai dengan variabelnya. Perlu diperhatikan
bahwa variabel tidak boleh secara eksplisit dimunculkan dalam pertanyaan. Peneliti
harus mampu menyajikan soal atau pertanyaan yang tidak monoton namun tetap
mengandung variabel yang diteliti. Setelah itu, peneliti dapat menyusun sub-variabel
yang lebih spesifik dan menjabarkannya kembai dalam pertanyaan-pertanyaan.
Setelah itu, instrumen dapat disusun dan berikut ini adalah contoh pertanyaan dalam
instrument angket :
1.
2.
3.
4.
Nama Responden
Jenis Kelamin
Usia
Kelas
: __________________________
: L/W
: __________________________
: __________________________
B. TIDAK
Pendidikan
Geografi
UNS.
Oleh
karena
itu,
kepada
yang sebenarnya. Atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan, kami
ucapkan terima kasih.
A. PERTANYAAN TERSTRUKTUR
Nama surveyor
Hari/Tanggal
Lokasi/Stopsite
:
:
:
Data Responden
1. Nama
:
2. Alamat :
3. Usia
:
4. Jenis kelamin : L / P
Penilaian Kerentanan Sosial
A. Kondisi Sosial
1. Jumlah anggota keluarga
Laki - laki :
Perempuan :
2. Usia
0 - 10 tahun :
10 - 54 tahun :
> 54 tahun :
3. Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah
:
SD
:
SMP
:
SMA / SMK :
Diploma / PT :
B. Kondisi Ekonomi
4. Mata Pencarian
a. Pertanian :
b. Industri :
c. Perdagangan
:
d. Jasa
:
e. Lainnya :
5. Pendapatan per bulan :
Penilaian Aset Penghidupan
1. Modal Alam (Natural Capital)
a. Kepemilikan lahan : rumah / kios / kebun / lainnya
Seluas :
b. Sumber air ( PDAM / Sumur )
Catatan :
2. Modal Keuangan (Financial Capital)
a. Modal usaha
:
b. Keikutsertaan dalam asuransi :
c. Kepemilikan tabungan dan sejenisnya :
Catatan :
3. Modal Sosial (Social Capital)
a. Keberadaan saudara disekitar rumah :
b. Keikutsertaan dalam organisasi / paguyuban :
Catatan :
4. Modal Fisik (Physical Capital)
a. Kepemilikan Kendaraan :
b. Kondisi bangunan / rumah
c. Kondisi Sanitasi :
d. Komunikasi
:
Catatan :
B. Daftar Pertanyaan :
Pewawancara
: Sudah berapa lama anda menjadi guru geografi ?
Responden
: Sudah 5 tahun
Pewawancara
: Kendala apa yang anda alami dalam mengajar ?
Responden
: Banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajatran ini.
b. Pedoman wawancara tidak terstruktur :
Menurut Arikunto (2010), pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman
wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja
kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
pedoman ini lebih banyak bergantung pada pewawancara. Artinya adalah bahwa
dalam hal ini peran pewawancara sangat penting untuk memperoleh data yang
valid. Berikut ini adalah contoh pedoman wawancara tidak terstruktur :
a) Apakah obyek wisata ini memberikan dampak positif terhadap pendidikan
anak?
Jawab :
Seperti yang telah dijelaskan bahwa wawancara merupakan cara perolehan data
yang cukup valid karena pewawancara/peneliti dapat memperoleh hasil atau
jawaban langsung dari sumbernya. Namun, perlu diperhatikan pula bahwa etika
dan tata karma sangat berlaku dalam pengambilan data dengan wawancara.
Satuan Pendidikan/Kelas
Mata Pelajaran
Pokok Bahasan
Hari/Tanggal Pengamatan :
Jam Pelajaran ke
Jumlah Siswa
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Komponen
1
2
3
4
5
6
Ya
Tidak
Kota, ..--20.
Pengamat
Cek Pengamatan/Penelitian
N
O
Sudah
1.
2.
V
V
V
Belum
3.
Waktu/periode banjir
Wilayah banjir
- Luas wilayah banjir
- Jumlah penduduk terkena banjir
- Luas wilayah terkena banjir
V
V
V
V
menarik.
g) Sangggup menjadi pendengar yang baik
Terjalinnya hubungan baik, tanpa ada rasa curiga, rasa takut dan malu antara peneliti
dengan responden dapat terjalin dengan memberi ucapan selamat, memperkenalkan
diri, menunjukkan kartu pengenal, menjelaskan maksud dan tujuan peneliti, serta
memuji-muji keberhasilan responden. Hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti
dalam melakukan wawancara yakni agar materi wawancara jangan terlepas dari
tujuan penelitian dan pembuktian hipotesis. Wawancara hendaknya mengarah kepada
pencapaian tujuan penelitian tujuan penelitian serta kepada pembuktian hipotesis.
Agar wawancara dapat berjalan lancar, tanpa terputus-putus, peneliti/pewawancara
harus menguasai materi wawancara, menunjukkan penghargaan terhadap jawaban
responden, dan jangan mengeluarkan perkataan yang bisa menyinggung responden.
Setiap pembicaraan yang dianggap penting antara pewawancara dan responden perlu
dicatat. Setelah dilakukan wawancara dan pencatatan hasil wawancara, peneliti perlu
mengakhirinya dengan mengucapkan terimakasih kepada responden, atas pemberian
informasi yang sangat berguna bagi peneliti. Terakhir, Antara peneliti dan responden
perlu berjabat tangan sebagai tanda terjalinnya komunikasi yang baik dan rasa
persaudaraan selama wawancara.
7. Teknik Pengambilan Sampel dan Contohnya
Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila jumlah populasi
besar peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu.
Oleh sebab itu peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari
populasi
tesebut.
Apa
yang
dipelajari
dari
sampel
sampel
yang
diambil
harus
betul-betul
representatif
yang
harus
diambil
dan
tahu
persis
kepada
siapa
Probability Sampling
Sampling sistematis
Sampling kuota
Sampling insidental
Purposive sampling
Sampling jenuh
Snowball sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi
kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih sebagai
anggota sampel.
a. Simple Random Sampling
Dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dan
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota populasi
dianggap homogen (Sugiyono, 2014).
Misalnya jumlah siswa di kelas dipilih secara acak untuk menjadi
sampel dalam penelitian PTK dan eksperimen.
b. Propotional Random Sampling
Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Misalnya siswa memiliki nilai bervariasi. Kemudian distratifikasi untuk
menentukan tindakan bagi mereka.
c. Dispropotionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi
berstrata namun kurang proporsional.
Misalnya stratifikasi nilai pada populasi siswa dengan ada dua rang
yang mendapatkan nilai kategori tinggi dan satu orang kategori
rendah.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik cluster samling digunakan untuk menentukan jumlah sampel
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
Misalnya jumlah sekolah yang rusak di kabupaten Ngawi.
2. Non Probabillity Sampling
a. Sampling sistematis
Sampling Sistematis ini berdasarkan urutan anggota populasi yang
telah diberi nomor urut. Misalnya sejumlah 100 populasi, yang diambil
sebagai sampel yang bernomor ganjil atau genap saja.
b. Sampling Kuota
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang ditetapkan.
c. Sampling Insidental
Teknik ini berdasarkan kejadian kebetulan, yaitu siapa saja yang
ditemui yang dianggap cocok sebagai sumber data akan dijadikan
sebagai sampel.
d. Sampling Purposive
Teknik ini digunakan dengan pertimbangan tertentu terhadap anggota
populasi yang dianggap ahli. Teknik ini digunakan dalam penelitian
yang tidak bersifat menggeneralisasi (kualitatif)
e. Sampling Jenuh
sampel
sedikit
lama-lama
Misalnya
kesehatan.
d. bila peneliti
penelitian
asosiatif.
pengaruh
bermaksud
dapat
jamu
menguji
berbentuk
tertentu
hipotesis
hipotesis
terhadap
penelitian.
deskriptif,
derajat
Hipotesis
komparatif
dan
kualitatif
masih
bersifat
sementara
dan akan
teori
untuk
menjawabnya
jadi
teori
dalam
penelitian
Jawaban
terhadap
rumusan
masalah
yang
baru
diartikan
masalah
sebagai
penelitian.
jawaban
Hipotesis
sementara
yang
masih
terhadap
rumusan
merupakan
jawaban
dapat
dipercaya,
maka
harus
diuji
validitas
dan
relibilitasnya.
Setelah instrumen teruji maka dapat digunakan untuk mengukur
variabel
yang
telah
ditetapkan
untuk
diteliti.
Instrumen
untuk
pengumpulan data dapat berbentuk tes dan non tes. Untuk instrumen
yang berbentuk non tes dapat digunakan sebagai kuesioner, pedoman
observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik pengumpulan data
selain berupa tes dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner,
observasi dan wawancara.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan
untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam
penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik
yang
digunakan
inferensial/induktif.
parametris
dan
dapat
berupa
Statistik
non
statistik
inferensial
parametris.
dapat
Peneliti
deskriptif
berupa
dan
statitistik
menggunakan
statistik
garis,
piktogram.
grafik
batang,
Pembahasan
pie
chart
terhadap
(diagram lingkaran)
hasil
penelitian
dan
merupakan
peneliti
berkewajiban
untuk
memberikan
saran-saran.
1. Pre-Experimental Design
Desain ini belum merupakan desain eksperimen yang sungguhsungguh sebab masih ada variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap
terbentuknya
variabel
terikat
(dependent).
Jadi
hasil
eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan sematamata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi
karena tidak adanya variabel kontrl dan sampel yang tidak dipilih
secara random.
a. One-shot Case Study
Paradigma dalam penelitian
eksperimen
modle
ini
dapat
diberi
treatment/perlakuan
dan
selanjutnya
di
observasi hasilnya.
Contoh: Pengaruh model pembelajaran STAD terhadap prestasi
belajar materi geografi siswa SMA
b. One Group Pretest-Posttest Design
Pada desain ini dilakukan pretest sebelum diberi perlakuan dan
posttest setelahnya. Dengan demikian dapat dibandingkan
keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat suatu kelompok yang digunakan untuk
penelitian tetapi terbagi dua yaitu setengah kelompok untuk
eksperimen dan setengah untuk kelompok kontrol.
O1 = Hasil pengukuran setengah kelompok
O1
O2
jalannya
eksperimen.
Dengan
demikian
validitas
kemungkinan
adanya
variabel
moderator
yang
DAFTAR PUSTAKA
Aedi, Nur.2010. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data. Bahan Belajar Mandiri Metode
Penelitian Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Azwar, Saifuddin.2012.Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Narbuko, Cholid. Achmadi, Abu. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pabundu Tika, Moh. 1996. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Matondang,
Zulkifli.-.Penyusun
Instrumen
Test
Standart.diunduh
dalam
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB8QFjAA&url=http
%3A%2F%2Fdigilib.unimed.ac.id%2Fpublic%2FUNIMED-Course-28298-4.%2520Ev
INSTRUMEN
%2520Standar.pdf&ei=LekQVfSxCcOhmQWQiILYDg&usg=AFQjCNHA84CWz8aUeG7jqYR
FbD2EA294lg&bvm=bv.89184060,d.dGY pada tanggal 24 Maret 2015