Anda di halaman 1dari 24

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

GEOGRAFI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Geografi
Dosen Pengampu :
Drs. Sugiyanto, M.Si., M.Si

Dikerjakan Oleh :
Agung Sulismiyanto

K5412004

Annisa Nur Fadhilah

K5412011

Arif Setyawan

K5412014

Eka Ernawati

K5412027

PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

TUGAS METODE PENELITIAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


SOAL :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jelaskan prosedur penyusunan instrument soal tes!


Buat contoh soal tes sebagai instrument penelitian!
Jelaskan prosedur penyusunan angket dan bautlan contoh instrument angket!
Buatlah contoh pedoman wawancara dan observasi!
Buatlah contoh lembar observasi!
Jelaskan prosedur melakukan wawancara!
Jelaskan teknik pengambilan sampel dan contohnya!
Jelaskan desain penelitian kuantitatif!

JAWAB

1. Prosedur penyusunan instrument soal tes adalah sebagai berikut :


a. Mengembangkan definisi konseptual (standar kompetensi)
b. Mengembangkan definisi operasional (kompetensi dasar)
c. Memilih topik pemberian skala
d. Melakukan review justifikasi butir, yang berkaitan dengan teknik pemberian skala
e.
f.
g.
h.
i.
j.

yang telah ditetapkan


memilih format respons atau ukuran sampel,
penyusunan petunjuk untuk respons,
menyiapkan draf instrumen,
menyiapkan instrumen akhir,
pengumpulan data uji coba awal,
analisis data uji coba dengan menggunakan teknik analisis faktor,analisis butir

k.
l.
m.
n.
o.

dan reliabilitas,
revisi instrumen,
melakukan uji coba final,
menghasilkan instrumen,
melakukan analisis validitas dan reliabilitas tambahan, dan
menyiapkan manual tes

2. Contoh soal tes sebagai instrument penelitian :


Lampiran 4: Instrumen Soal Tryout
INSTRUMEN KOGNITIF
SOAL TRYOUT
LEMBAR SOAL

Mata Pelajaran

: Geografi

Kelas / Semester

: XI IPS / II

Waktu

: 45 menit

K.D

:Mendeskripsikan Pelestarian Lingkungan Dalam Kaitannya


Dengan Pembangunan Berkelanjutan

PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tulislah dengan lengkap Nama, No urut, kelas pada lembar jawaban yang telah tersedia !
Periksalah soal soal sebelum anda menjawabnya !
Jumlah butir soal 60 ( enam puluh ) butir !
Bacalah dengan cermat pertanyaan pertanyaan yang ada !
Jawablah setiap pertanyaan, jangan ada yang terlewatkan !
Jawaban ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan dengan memberikan tanda silang

( X ) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling benar !


7. Bila anda salah menyilang dan akan membetulkan, coretlah dengan dua garis sejajar
memotong !
Contoh : Pilihan semula
Dibetulkan menjadi

8. Kerjakan dengan jujur, jangan berbuat curang, tunjukkan bahwa anda memiliki Karakter
Kuat dan Cerdas
9. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas tes ! soal dan lembar
jawaban diserahkan kembali kepada pengawas
SELAMAT MENGERJAKAN !

1. Salah satu perilaku pengendalian lingkungan terhadap keterbatasan daerah yang rawan
banjir adalah
a.
Pembangunan sistem drainase, tanggul, sungai, dan penghijauan
b.
Pengerukan pasir sungai dan pelurusan sungai
c.
Pembangunan sistem drainase pada daerah rawan banjir
d.
Penghijauan di tepi sungai dan pendalaman sungai
e.
Pemanfaatan sungai untuk perikanan
2. (1 ) melakukan daur ulang terhadap limbah industri
( 2 ) mewajibkan adanya program AMDAL setiap akan mendirikan industri
(3) menjauhkan lokasi industri dari kawasan padat penduduk
( 4) mendekatkan lokasi industri ke sungai
Usaha usaha pemerintah dalam menanggulangi pencemaran lingkungan akibat limbah
industri di antaranya adalah ... .
a. ( 1), (2), dan (3)
b. (1),(2), dan (4)

c. (2) dan (4)


d. ( 1 ) dan (3)
e. Hanya 4
3. Kerusakan lingkungan hidup menyebabkan ... .
a. Terjadi regenerasi
b. Kepunahan manusia
c. Perbaikan secara alami
d. Terbentuk lingkungan baru
e. Penurunan fungsi lingkungan
4. Berbagai aktifitas manusia dalam pelestarian sumberdaya tanah oleh masyarakat dapat
dilakukan dengan cara ... .
a. Membuat lubang biopori
b. Menimbun sampah anorganik
c. Menggunakan pupuk kompos
d. Menanaman pohon di pekarangan
e. Mendaur ulang sampah domestik
5. Pencemaran air laut dari limbah industri dapat dicegah dengan cara ... .
a. Membuat instalasi pemurnian kembali sebelum ke sungai
b. Membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah
c. Membuat sarana penampungan limbah sementara
d. Mengandalkan proses alami bekerja sendiri
e. Membuat saluran langsung ke laut
6. Peristiwa kerusakan alam sebagai berikut :
1) Lahan pertanian rusak akibat penanaman tanpa jeda
2) Polusi udara akibat asap hasil pembakaran hutan
3) Erosi tebing oleh penggerusan aliran sungai
4) Tanah longsor akibat curah hujan yang tinggi
5) Lahan pertanian rusak akibat pemupukan berlebihan
Peristiwa kerusakan lingkungan yang terjadi akibat tindakan manusia ditunjukkan oleh
nomor ... .
a. 1), 2), dan 5)
b. 1), 3), dan 4)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2), 4), dan 5)
e. 3), 4 ) dan 5 )
7. Daerah tererosi menjadi daerah lahan kritis dan tidak produktif. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya dengan cara ... .
a. Penggemburan
b. terasering
c. Pengairan
d. Reboisasi

e. Pemupukan
8. Kemampuan makhluk hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lain merupakan definisi dari ... .
a. Daya tampung lingkungan hidup
b. Daya dukung lingkungan hidup
c. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
d. Keseimbangan ekosistem
e. Kekuatan alamiah
9. Melestarikan lingkungan hidup berarti ... .
a. Kelestarian unsur unsur lingkungan hidup yang berupa sumberdaya hayati dan
sumberdaya non hayati
b. Mengembangkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat sehinggga tumbuh
menjadi kesadaran berbuat
c. Melestarikan unsur unsur dari lingkungan yang berupa sumberdaya hayati dan
sumberdaya non hayati
d. Upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,
dan pemulihan lingkungan hidup
e. Menyesuaikan kebutuhan dengan kemampuan sumberdaya alam dalam menghasilkan
barang dan jasa
10. Di desa Tawangmangu terdapat penggunaan lahan permukiman yang mampu menampung
sedikitnya 100 orang. Pada tahun 2014, di areal permukiman tersebut didiami 200 orang
akibat kebutuhan lahan permukiman yang semakin meningkat. Akibatnya permukiman
tersebut mengalami kepadatan akibat kebutuhan lahan permukiman yang semakin
meningkat. Pada ilustrasi tersebut, areal permukiman merupakan bagian dari ... .
a. Daya dukung lingungan hidup
b. Daya tampung lingkungan hidup

Lembar Jawaban Tryout


Nama
Kelas / No

: __________________
: __________________

10

3. Prosedur penyusunan angket


Sebagian besar orang menyebutkan bahwa angket memiliki pengertian yang sama
dengan kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan salah
satu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relative mudah
digunakan (Azwar, 2012:101). Data yang dikumpukan melalui angket cenderung data
yang factual dan hasil reliabilitasnya sangat bergantung kepada responden. Sebelum
seorang peneliti melakukan penelitian di lapangan, terlebih dahulu seorang peneliti
haruslah melakukan kegiatan pra survey untuk memperoleh data apa saja yang
sebaiknya ditanyakan dalam kuesioner. Oleh karenanya, sebelum kuesioner disusun,
hendaklah memperhatikan beberapa prosedur dibawah ini:
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner
b. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner
c. Menjabarkan setiap variabel yang menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan
tunggal
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya. (Arikunto, 2010:268)
Seorang peneliti harus mengetahui secara persis apa yang menjadi tujuan dalam
penelitiannya. Tujuan tersebut akan membantu peneliti mengarahkan proses
pencarian data sekaligus pembatas dalam pengumpulan data. Kuesioner dapat
menjadi salah satu alternative instrument pengumpulan data yang mudah dan

sederhana. Butir-butir soal atau pertanyaan yang dirumuskan harus sesuai dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda. Sehingga, peneliti akan mendapat jawaban yang
akurat dan sesuai dengan variabelnya. Setelah merumuskan tujuan, selanjutnya
peneliti merumuskan variabel yang akan digunakan dalam menyusun pertanyaan
dalam kuesioner atau angket tersebut. Tujuannya adalah agar peneliti dapat lebih
focus menyusun pertanyaan yang sesuai dengan variabelnya. Perlu diperhatikan
bahwa variabel tidak boleh secara eksplisit dimunculkan dalam pertanyaan. Peneliti
harus mampu menyajikan soal atau pertanyaan yang tidak monoton namun tetap
mengandung variabel yang diteliti. Setelah itu, peneliti dapat menyusun sub-variabel
yang lebih spesifik dan menjabarkannya kembai dalam pertanyaan-pertanyaan.
Setelah itu, instrumen dapat disusun dan berikut ini adalah contoh pertanyaan dalam
instrument angket :
1.
2.
3.
4.

Nama Responden
Jenis Kelamin
Usia
Kelas

: __________________________
: L/W
: __________________________
: __________________________

a. Apakah anda menyukai pelajaran geografi? A. YA


b. Jika YA, apa alasan anda?

B. TIDAK

c. Jika TIDAK, apa alasan anda?


d. Berapa nilai rata-rata mata pelajaran geografi anda?
e. Berapa banyak waktu yang ada gunakan untuk hal berikut ini?
1) Membaca buku
________jam
2) Menonton film
_________jam
3) Mengerjakan tugas
_________jam
Selain contoh instrument tersebut, ada pula contoh instrument sebagai berikut :
Pengantar
Kuisioner ini ditujukan untuk mendapat data penelitian Kuliah Kerja
Lapangan

Pendidikan

Geografi

UNS.

Oleh

karena

itu,

kepada

Bapak/Ibu/Saudara (Responden) dapat memberikan jawaban dan keterangan

yang sebenarnya. Atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan, kami
ucapkan terima kasih.
A. PERTANYAAN TERSTRUKTUR
Nama surveyor
Hari/Tanggal
Lokasi/Stopsite

:
:
:

Data Responden
1. Nama
:
2. Alamat :
3. Usia
:
4. Jenis kelamin : L / P
Penilaian Kerentanan Sosial
A. Kondisi Sosial
1. Jumlah anggota keluarga
Laki - laki :
Perempuan :
2. Usia
0 - 10 tahun :
10 - 54 tahun :
> 54 tahun :
3. Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah
:
SD
:
SMP
:
SMA / SMK :
Diploma / PT :
B. Kondisi Ekonomi
4. Mata Pencarian
a. Pertanian :
b. Industri :
c. Perdagangan
:
d. Jasa
:
e. Lainnya :
5. Pendapatan per bulan :
Penilaian Aset Penghidupan
1. Modal Alam (Natural Capital)
a. Kepemilikan lahan : rumah / kios / kebun / lainnya

Seluas :
b. Sumber air ( PDAM / Sumur )
Catatan :
2. Modal Keuangan (Financial Capital)
a. Modal usaha
:
b. Keikutsertaan dalam asuransi :
c. Kepemilikan tabungan dan sejenisnya :
Catatan :
3. Modal Sosial (Social Capital)
a. Keberadaan saudara disekitar rumah :
b. Keikutsertaan dalam organisasi / paguyuban :
Catatan :
4. Modal Fisik (Physical Capital)
a. Kepemilikan Kendaraan :
b. Kondisi bangunan / rumah
c. Kondisi Sanitasi :
d. Komunikasi
:
Catatan :

5. Modal Manusia (Human Capital)


a. Kesehatan :
b. Ketrampilan
:
Catatan :
4. Contoh Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan sifatnya lebih mendalam serta
dikenakan pada responden yang sedikit jumlahnya. Pada dasarnya wawancara dibagi
menjadi dua yakni wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. (Arikunto,
2010 : 270). Berikut ini akan disajikan contoh instrumen atau pedoman wawancara :
a. Pedoman wawancara terstruktr :
Menurut Arikunto (2010), pedoman wawancara terstruktur yaitu pedoman
wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.
Contoh pedoman wawancara terstruktur :
A. Identitas Responden :
Mohon sebutkan nama, usia, kelas, dan tempat tinggal saudara.

B. Daftar Pertanyaan :
Pewawancara
: Sudah berapa lama anda menjadi guru geografi ?
Responden
: Sudah 5 tahun
Pewawancara
: Kendala apa yang anda alami dalam mengajar ?
Responden
: Banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajatran ini.
b. Pedoman wawancara tidak terstruktur :
Menurut Arikunto (2010), pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman
wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja
kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
pedoman ini lebih banyak bergantung pada pewawancara. Artinya adalah bahwa
dalam hal ini peran pewawancara sangat penting untuk memperoleh data yang
valid. Berikut ini adalah contoh pedoman wawancara tidak terstruktur :
a) Apakah obyek wisata ini memberikan dampak positif terhadap pendidikan
anak?
Jawab :

b) Bagaimana sekolah sekitar memanfaatkah lokasi obyek wisata ini? Apakah


mengajak anak belajar di sini?
Jawab :
c) Bagaimana menurut pendapat responden terhadap adanya lokasi obyek wisata
ini? Apakah menunjang pembelajaran anak?
Jawab :
d) Apakah banyak siswa sekolah yang mengunjungi obyek wisata ini?
Jawab :
e) Apakah responden pernah melihat adanya penelitian/study tour/pembelajaran
di kawasan tersebut?
Jawab :

Seperti yang telah dijelaskan bahwa wawancara merupakan cara perolehan data
yang cukup valid karena pewawancara/peneliti dapat memperoleh hasil atau

jawaban langsung dari sumbernya. Namun, perlu diperhatikan pula bahwa etika
dan tata karma sangat berlaku dalam pengambilan data dengan wawancara.

Contoh Pedoman Observasi


PEDOMAN OBSERVASI
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CERAMAH
TANYA JAWAB (CTJ) TERHADAP TINGKAT KEAKTIFAN SISWA
KELAS XI SMA

Satuan Pendidikan/Kelas

Mata Pelajaran

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Hari/Tanggal Pengamatan :
Jam Pelajaran ke

Jumlah Siswa

KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Komponen
1
2
3
4
5
6

Aspek yang diamati

Ya

Tidak

Kota, ..--20.
Pengamat

5. Contoh Lembar Observasi


Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan observasi yaitu: catatan
anekdot, catatan berkala, checklist, dan peralatan mekanis. Salah satu contoh lembar
observasi adalah daftar cek (checklist), yang merupakan daftar berisi nama objek
atau fenomena-fenomena yang akan diamati atau diteliti. Penelitian dalam bidang
Geografi Sosial maupun Geografi Fisik perlu membuat daftar cek terhadap objek
maupun fenomena-fenomena yang akan diobservasi. Daftar cek dari objek atau
fenomena yang diobservasi terdapat disesuaikan dengan tujuan penelitian maupun
hipotesis yang telah dibuat. Pembuatan daftar cek tersebut sangat membantu peneliti
untuk mengetahui atau mengingat hal-hal yang perlu diamati di lapangan. Bentuk
formulir daftar cek sangat tergantung pada jenis data yang akan diambil, tujuan
penelitian dan hipotesis yang telah dibuat.
Contoh : untuk pengamatan keadaan banjir pada suatu wilyah sungai, dapat dibuat
daftar cek yang akan diamati sebagai berikut:

Cek Pengamatan/Penelitian
N
O

Jenis yang perlu diamati atau diteliti

Sudah

1.

Data curah hujan

2.

Debit air banjir


- Ketinggian air
- Kecapatan aliran
- Penampang melintang sungai
- Wilayah aliran sungai

V
V
V

Belum

3.

Waktu/periode banjir

Wilayah banjir
- Luas wilayah banjir
- Jumlah penduduk terkena banjir
- Luas wilayah terkena banjir

V
V
V
V

6. Prosedur Melakukan Wawancara


Wawancara merupakan proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap
muka untuk pengumpulan data dalam suatu penelitian dengan menggunakan alat
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Langkah pertama dalam melakukan wawancara ialah membina hubungan akrab
dengan responden dan menjadikan rsponden bersifat kooperatif. Mendekati dan
membina hubungan baik dengan responden untuk melaksanakan wawancara tidaklah
mudah. Berkomunikasi dengan orang lain itu tidak semudah yang dibayangkan.
Komunikasi pada saat wawancara tergolong rumit, karena harus mampu
menghubungkan dua kepribadian yang berbeda yaitu pewawancara dan responden.
Kesan pertama dari penampilan wawancara, yang pertama-tama diucapkan dan
dilakukan oleh pewawancara sangatlah penting untuk menciptakan kerjasama atau
hubungan baik dari pihak responden.
Berikut adalah pedoman atau prosedur untuk mencapai tujuan wawancara dengan
baik, ialah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Berpakaian sederhana dan rapi


Sikap rendah hati
Sikap hormat kepada responden
Ramah dalam berkata-kata dan disertai raut muka yang cerah, tidak murah.
Sikap yang penuh pengertian terhadap responden dan netral
Bersikap seolah-olah tiap responden yang kita hadapi selalu ramah dan

menarik.
g) Sangggup menjadi pendengar yang baik

Terjalinnya hubungan baik, tanpa ada rasa curiga, rasa takut dan malu antara peneliti
dengan responden dapat terjalin dengan memberi ucapan selamat, memperkenalkan
diri, menunjukkan kartu pengenal, menjelaskan maksud dan tujuan peneliti, serta
memuji-muji keberhasilan responden. Hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti
dalam melakukan wawancara yakni agar materi wawancara jangan terlepas dari
tujuan penelitian dan pembuktian hipotesis. Wawancara hendaknya mengarah kepada
pencapaian tujuan penelitian tujuan penelitian serta kepada pembuktian hipotesis.
Agar wawancara dapat berjalan lancar, tanpa terputus-putus, peneliti/pewawancara
harus menguasai materi wawancara, menunjukkan penghargaan terhadap jawaban
responden, dan jangan mengeluarkan perkataan yang bisa menyinggung responden.
Setiap pembicaraan yang dianggap penting antara pewawancara dan responden perlu
dicatat. Setelah dilakukan wawancara dan pencatatan hasil wawancara, peneliti perlu
mengakhirinya dengan mengucapkan terimakasih kepada responden, atas pemberian
informasi yang sangat berguna bagi peneliti. Terakhir, Antara peneliti dan responden
perlu berjabat tangan sebagai tanda terjalinnya komunikasi yang baik dan rasa
persaudaraan selama wawancara.
7. Teknik Pengambilan Sampel dan Contohnya
Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila jumlah populasi
besar peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu.
Oleh sebab itu peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari

populasi

tesebut.

Apa

yang

dipelajari

dari

sampel

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu


maka

sampel

yang

diambil

harus

betul-betul

representatif

(mewakili). Bila sampel tidak representatif kesimpulan yang dibuat


tidak akan sesuai dengan keadaan populasi sebenarnya. Akibatnya
peneliti membuat kesimpulan yang salah dalam penelitiannya.

Menurut Azwar (2012) peneliti harus menentukan terlebih dahulu


karakteristik populasiya secara jelas sebelum menentukan cara
pengambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti akan mengetahui
heterogenitas populasinya, mengetahui siapa saja yang memenuhi
syarat sebagai anggota populasi, dapat memperkirakan besarnya
sampel

yang

harus

diambil

dan

tahu

persis

kepada

siapa

generalisasi kesimpulan penelitiannya nanti akan berlaku (Azwar,


2012).
Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam teknik pengambilan
sampel atau disebut teknik sampling. Berikut ini macam-macam
teknik sampling.
Teknik Sampling

Probability Sampling

Non Probability Sampling

Simple Random Sampling


Proportional statified random sampling
Dispropotional stratified randm sampling
Area (cluster) sampling
(sampling menurut daerah)

Sampling sistematis
Sampling kuota
Sampling insidental
Purposive sampling
Sampling jenuh
Snowball sampling

Gambar 1. Macam-macam teknik sampling (Sugiyono, 2014)

1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi
kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih sebagai
anggota sampel.
a. Simple Random Sampling
Dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dan
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota populasi
dianggap homogen (Sugiyono, 2014).
Misalnya jumlah siswa di kelas dipilih secara acak untuk menjadi
sampel dalam penelitian PTK dan eksperimen.
b. Propotional Random Sampling
Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Misalnya siswa memiliki nilai bervariasi. Kemudian distratifikasi untuk
menentukan tindakan bagi mereka.
c. Dispropotionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi
berstrata namun kurang proporsional.
Misalnya stratifikasi nilai pada populasi siswa dengan ada dua rang
yang mendapatkan nilai kategori tinggi dan satu orang kategori
rendah.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik cluster samling digunakan untuk menentukan jumlah sampel
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
Misalnya jumlah sekolah yang rusak di kabupaten Ngawi.
2. Non Probabillity Sampling
a. Sampling sistematis
Sampling Sistematis ini berdasarkan urutan anggota populasi yang
telah diberi nomor urut. Misalnya sejumlah 100 populasi, yang diambil
sebagai sampel yang bernomor ganjil atau genap saja.
b. Sampling Kuota
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang ditetapkan.
c. Sampling Insidental
Teknik ini berdasarkan kejadian kebetulan, yaitu siapa saja yang
ditemui yang dianggap cocok sebagai sumber data akan dijadikan
sebagai sampel.
d. Sampling Purposive
Teknik ini digunakan dengan pertimbangan tertentu terhadap anggota
populasi yang dianggap ahli. Teknik ini digunakan dalam penelitian
yang tidak bersifat menggeneralisasi (kualitatif)
e. Sampling Jenuh

Teknik ini digunakan apabila semua anggta populasi digunakan


sebagai sampel. Hal ini dilakukan apabila jumlahnya kecil, misalnya
kuang dari 30 orang atau penelitian ini ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil.
f. Snowball Sampling
Teknik ini dilakukan awalnya pada

sampel

sedikit

lama-lama

membesar. Awalnya dipilih satu-dua orang namun karena informasi


belum lengkap peneliti mencari narasumber baru.

8. Desain Penelitian Kuantitatif


Metode kuantitaif digunakan apabila:
a. bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas,
masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya
dengan yang sudah terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara
teori dengan paktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam
menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan
data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi misalnya
akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan
maka data orang miskin sebagai masalah harus ditunjukkan.
b. bila peneliti ingin mendapatkan informasi yyang luas dari suatu
populasi metode penelitian cocok digunakan untuk mendapatkan
informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas
maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
c. bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap
yang lain. untu kepentingan ini, metode eksperimen paling cocok
digunakan.

Misalnya

kesehatan.
d. bila peneliti
penelitian
asosiatif.

pengaruh

bermaksud

dapat

jamu

menguji

berbentuk

tertentu

hipotesis

hipotesis

terhadap

penelitian.

deskriptif,

derajat
Hipotesis

komparatif

dan

e. bila peneliti ingin mendapatkan data akurat, berdasarkan fenomena


empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari
masyarakat tertentu maka dilakukan pengukuran dengan tes IQ.
f. bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan, teori dan produk tertentu.

Berikut ini kerangka kerja dalam penelitian kuantitatif.

Gambar 2.1. Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif (Sugiyono, 2014).

Berdasarkan gambar 2 diberikan penjelasan sebagai berikut. Setiap


penelitian selalu berangkat dari masalah namun masalah yang dibawa
peneliti kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian kuantitatif masalah
yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, sedangkan masalah
dalam penelitian

kualitatif

masih

bersifat

sementara

berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.

dan akan

Setelah masalah diidentifikasikan dan dibatasi maka selanjutnya


masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya
dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka
akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka peneliti menggunakan
berbagai

teori

untuk

menjawabnya

jadi

teori

dalam

penelitian

kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian


tersebut.

Jawaban

terhadap

rumusan

masalah

yang

baru

menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka hipotesis


dapat

diartikan

masalah

sebagai

penelitian.

jawaban

Hipotesis

sementara

yang

masih

terhadap

rumusan

merupakan

jawaban

sementara tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara


empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan ada populasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti
memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Bila peneliti
bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang diambil harus
representatif, dengan teknik random sampling.
Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu peneliti perlu
menggunakan instrumen penelitian. Dalam ilmu-ilmu alam/teknik dan
empirik lainnya, instrumen penelitian seperti termometer untuk
mengukur suhu, timbangan ntuk mengukur berat semuanya sudah
ada. Sehingga tidak perlu membuat instrumen. Tetapi dalam penelitian
sosial, sering instrumen yang digunakan untuk meneliti belum ada
sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkan sendiri. Agar
instrumen

dapat

dipercaya,

maka

harus

diuji

validitas

dan

relibilitasnya.
Setelah instrumen teruji maka dapat digunakan untuk mengukur
variabel

yang

telah

ditetapkan

untuk

diteliti.

Instrumen

untuk

pengumpulan data dapat berbentuk tes dan non tes. Untuk instrumen
yang berbentuk non tes dapat digunakan sebagai kuesioner, pedoman
observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik pengumpulan data
selain berupa tes dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner,
observasi dan wawancara.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan
untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam
penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik
yang

digunakan

inferensial/induktif.
parametris

dan

dapat

berupa

Statistik

non

statistik

inferensial

parametris.

dapat

Peneliti

deskriptif
berupa

dan

statitistik

menggunakan

statistik

inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang diambil secara


random.
Data hasil analisis selanjutnya disajkan dan diberikan pembahasan.
Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi,
grafik

garis,

piktogram.

grafik

batang,

Pembahasan

pie

chart

terhadap

(diagram lingkaran)

hasil

penelitian

dan

merupakan

penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang


telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan maka selanjutnya dapat
disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap
rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi kalau
rumusan masalah ada lima maka kesimpulannya juga ada lima. Karena
peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah
maka

peneliti

berkewajiban

untuk

memberikan

saran-saran.

Diharapkan masalah dapat diselelesaikan. Saran yang diberikan harus


berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Jadi jangan membuat saran
yang tidak berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.

Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti maka perlu di


cek apakah ada yang salah dalam penggunaan teori, instrumen,
pengumulan, analisis data, atau rumusan masalah yang diajukan.
Berikut ini desain-desain dalam penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, metode penelitian yang dapat digunakan
adalah metode survey, expost facto, eksperimen, evaluasi, action
research dan policy research (selain metode naturalistik dan sejarah).
Terdapat beberapa desain yang digunakan dalam penelitian
eksperimen, yaitu: Pre-Experimental Design, True Experimental
Design, Factorial Design, dan Quasi Eksperimental Design.

Gambar 3. Macam-macam metode eksperimen (Sugiyono, 2014).

1. Pre-Experimental Design
Desain ini belum merupakan desain eksperimen yang sungguhsungguh sebab masih ada variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap

terbentuknya

variabel

terikat

(dependent).

Jadi

hasil

eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan sematamata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi

karena tidak adanya variabel kontrl dan sampel yang tidak dipilih
secara random.
a. One-shot Case Study
Paradigma dalam penelitian

eksperimen

modle

ini

dapat

digambarkan seperti berikut.


X = Treatment yang diberikan (variabel bebas)
O = Observasi (Variabel Terikat)
Paradigma
X O tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu
kelompok

diberi

treatment/perlakuan

dan

selanjutnya

di

observasi hasilnya.
Contoh: Pengaruh model pembelajaran STAD terhadap prestasi
belajar materi geografi siswa SMA
b. One Group Pretest-Posttest Design
Pada desain ini dilakukan pretest sebelum diberi perlakuan dan
posttest setelahnya. Dengan demikian dapat dibandingkan
keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat suatu kelompok yang digunakan untuk
penelitian tetapi terbagi dua yaitu setengah kelompok untuk
eksperimen dan setengah untuk kelompok kontrol.
O1 = Hasil pengukuran setengah kelompok

O1
O2

yang diberi perlakuan


O2 = Hasil pengukuran setengah kelompok
yang tidak diberi perlakuan.

2. True Experimental Design


Dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi

jalannya

eksperimen.

Dengan

demikian

validitas

internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi


tinggi. Ciri utamanya sampel yang digunakan diambil secara random
dan adanya kelomok kontrol.
a. Post-test Only Control Design
Dalam design ini tedapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan X dan

yang lain tidak. Dalam penelitian yang sesungguhnya pengaruh


treatment dianalisis dengan uji beda. Pakai statistik uji-t, diuji
taraf signifikansinya.
b. Pre-test-Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random, kemudian diberi pretest untk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
3. Faktorial Eksperimen
Desain ini adalah modifikasi dari True Eksperimen design yaitu dengan
memerhatikan

kemungkinan

adanya

variabel

moderator

yang

memengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel


dependen).
4. Quasi Eksperimen
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari True
Eksperimen Design yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki
kelompok kontrol tetapi tidak daat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel luar yang memengaruhi jalannya pelaksanaan
eksperimen. Quasi digunakan karena sulitnya mendapatkan kelompok
kontrol untuk penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Aedi, Nur.2010. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data. Bahan Belajar Mandiri Metode
Penelitian Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Azwar, Saifuddin.2012.Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Narbuko, Cholid. Achmadi, Abu. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pabundu Tika, Moh. 1996. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Matondang,
Zulkifli.-.Penyusun
Instrumen
Test
Standart.diunduh
dalam
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB8QFjAA&url=http
%3A%2F%2Fdigilib.unimed.ac.id%2Fpublic%2FUNIMED-Course-28298-4.%2520Ev
INSTRUMEN
%2520Standar.pdf&ei=LekQVfSxCcOhmQWQiILYDg&usg=AFQjCNHA84CWz8aUeG7jqYR
FbD2EA294lg&bvm=bv.89184060,d.dGY pada tanggal 24 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai